Laman

Jumat, 27 April 2012

G10-59 M. Haris Fahmi


MAKALAH
HIDUP DAMAI BERDAMPINGAN
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah               :  Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu       :  Muhammad Ghufron, M.S.I













Oleh :
M.Haris Fahmi
2021110323
Kelas G



JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2012

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita tidak akan lepas dari tetangga.  Sebagai bangsa yang multi etnis, kita perlu menjunjung tinggi prinsip perdamaian antar umat beragama, terlebih jika ia adalah tetangga kita. Bahkan Rasulullah sangat menganjurkan hal yang demikian.
Dalam kehidupan bertetangga, hendaknya kita memperhatikan keadaan kita, jangan sampai kita sedang hidup senang, namun tetangga kita dalam kesusahan. Berbagi adalah hal yang senantiasa kita lakukan. Karena walau bagaimanapun tetangga adalah orang yag terdekat dengan kita yang kedudukannya hampir seperti saudara, bahkan dalam beberapa hal lebih dekat daripada saudara yang ada ditempat jauh.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Hadits
عَن صفوان بن سليم اخبره عن عدة من ابناء اصحاب رسول الله صلي الله عليه و سلم عن ابائهم دينة عن رسول الله صلي الله عليه وسلم قال : الا من ظلم معاهدا او انتقضه او كلفه فوق طاقته او اخذ منه شيئا بغير طيب نفس فانا حجيجه يوم القيامة.
( رواه ابو داود ).

B.       Terjemah           
Artinya : Dari Shofwan bin sulaim dari sekelompok putera-putera sahabat Rasulullah SAW dari ayah mereka yang berdekatan nasab, dari Rasulullah SAW beliau bersabda : “ Barangsiapa menganiaya seorang kafir mu’ahid ( dalam perjuangan damai ) atau mengurangi haknya atau memberinya beban di atas kemampuannya , atau akulah lawan berhujjahnya kelak di hari kiamat.” ( HR. Abu Dawud ).[1]

C.      Mufrodat
       ظلم         : Menganiaya
       انتقضه     : Mengurangi haknya
       كلفه         : Memberinya beban

D.      Biografi Rowi
Perawi dari hadits di atas merupakan seorang dari kalangan tabi’in biasa. Beliau adalah Shafwan bin Sulaim. Beliau bertempat tinggal di Madinah, dan meninggal dunia pada tahun 132 H.
Menurut Ahmad bin Hambal, An-Nasa’i, dan Abu Hatim, beliau ialah seorang yang tsiqah. Beliau juga seorang yang shaleh menurut Al-’Ajli.
Banyak imam besar dan tokoh-tokoh ahli hadits yang meriwayatkan hadits dari beliau. Diantaranya ialah Imam Ahmad yang telah meriwayatkan hadits dari beliau sebanyak 16 hadits. Kemudian, Imam Bukhori sebanyak 10 hadits, Imam Muslim sebanyak 5 hadits, Imam Malik sebanyak 8 hadits, dan Imam At-Tirmidzi sebanyak 6 hadits. Selain itu, Abu Daud dan Ibnu Majah telah meriwayatkan hadits dari beliau sebanyak 7 hadits, Ad-Darimi 6 hadits, dan An-Nasa’i sebanyak 10 hadits.

E.       Keterangan Hadits
Dari hadits diatas, dijelaskan bahwa kita hendaknya hidup damai berdampingan dengan tetangga kita, sekalipun ia tidak seiman dengan kita. Bahkan Rasulullah SAW menegaskan bahwa beliau akan menjadi lawan berhujjah di hari kiamat. Hidup damai dalam islam memang ditekankan dengan prinsip tasamuh.

F.       Aspek Tarbawi
            Tetangga adalah orang yang mendiami rumah berdampingan dengan rumah kita, dan ada tetangga yang agak jauh yang tidak berdampingan dengan rumah kita.
            Hubungan tetangga yang terdekat , terutama yang berdampingan dengan rumah kita, mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kita, yang kedudukannya hampir seperti saudara. Bahkan dalam beberapa hal lebih dekat daripada saudara yang ada di tempat  jauh.
            Kalau ada kejadian di suatu rumah, seperti insiden, kepahitan seperti sakit, kematian, atau hal-hal yang manis, seperti mempunyai hajat atau ada suatu pekerjaan yang membutuhkan pertolongan orang, maka tetangga dekat yang berdampingan rumah mempunyai kewajiban moral yang dahulu menolongnya atau membantunya.
Bagaimana tanggung jawab seseorang terhadap tetangganya dalam hal kehidupan materi, hadits Rasulullah riwayat Al Bukhori dari Ibnu Zubair, Rasulullah SAW bersabda :
ليس المؤمن الذي يشبع وجاره جائع
Artinya : “ Bukanlah orang yang beriman yang dia itu kenyang, sedangkan tetangganya lapar.”
Hadits ini menunjukkan bagaimana kewajiban bertetangga harus memperhatikan kehidupannya jangan sampai tetangga dalam kelaparan sedangkan kita dalam kecukupan.
Berbuat baik dan menghormati tetangga merupakan kewajiban orang muslim sebagaimana firman Allah dalam surat 4, An-Nisa : 36
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ( Èûøït$Î!ºuqø9$$Î/ur $YZ»|¡ômÎ) ÉÎ/ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Í$pgø:$#ur ÏŒ 4n1öà)ø9$# Í$pgø:$#ur É=ãYàfø9$# É=Ïm$¢Á9$#ur É=/Zyfø9$$Î/ Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# $tBur ôMs3n=tB öNä3ãZ»yJ÷ƒr& 3 ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä `tB tb%Ÿ2 Zw$tFøƒèC #·qãsù ÇÌÏÈ  

“ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri ”.
Keharusan berbuat baik ini juga disebutkan dalam hadits Nabi riwayat Al-Bukhari dari Abi Syarikh Al-Khuza’i, bahwa Rasulullah bersabda :

من كان يؤمن بالله واليوم الاخر فلا يؤذي جاره ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن بالله واليوم الاخر فليقل خيرا او ليصمت.
Artinya :
“ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah menyakiti tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tetamunya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata yang baik atau diam.”
يؤذي             : Menyakiti
فليكرم               : Memuliakan
فليقل خيرا       : Hendaklah berkata yang baik
ليصمت                    : Diam
Dalam masalah pendidikan, sikap dan perbuatan baik itulah yang baik untuk diterapkan. Dengan sikap dan perbuatan yang baik, dengan menolong pada kesusahannya, dengan memberi mengantari makanan yang diperkirakan dia suka, dengan memberi oleh-oleh bepergian kalau ada, semuanya itu merupakan didikan kepada tetangga untuk berbuat sebagaimana diperbuat. Sekurang-kurangnya dengan sikap yang baik dan menghormati, maka tetnggapun akan bersikap baik dan menghormati.[2]
























BAB III
PENUTUP

Hidup berdampingan hendaknya menjadi prinsip hidup kita bersama. Toleransi perlu dijunjung tinggi dalam hal ini. Rasulullah SAW menjelaskan bagaimana kehidupan bertetangga yang baik.
Dalam berbagai aspek, tetangga menempeti kedudukan yang penting dalam kehidupan kita. Apabila kepada tetangga yang tidak seiman dengan kita, Rasulullah SAW memerintahkan untuk berbuat baik, apalagi dengan tetangga yang seiman dengan kita.
Wallahu a’lam bis showab.




















DAFTAR PUSTAKA

Bey Arifin, dkk. 1992. Terjemah Sunan Abi Daud. Semarang : CV. Asy-Syifa’.
Djatnika, Rachmat. 1992. Sistem Etika Islami. Jakarta : Pustaka Panjimas.



[1] Bey Arifin,dkk,Terjemah Sunan Abi Daud,(Semarang:Cv Asy-Syifa’,1992),hlm.676.
[2] Rachmat Djatnika,Sistem Etika Islami,(Jakarta:Pustaka Panjimas,1992),hlm.273-275.

32 komentar:

  1. muhammad sukron
    2021110328
    G

    bagaimana menurut anda dg aliran2 sesat/paham2 sesat yg justru menghancurkan islam dari dalam?
    apakah kita juga harus berdamai dg mereka?
    berikan analisis anda

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya, aliran-aliran tersebut merupakan golongan orang-orang munafiq, mereka menghancurkan islam dari dalam. mengenai orang yang munafiq Allah menjanjikan mereka surga yang paling bawah. mengenai bagaimana sikap kita terhadap mereka, hendaknya kita mencoba berbuat baik terhadap mereka, sehingga dengan kebaikan kita itu akan menyadarkan mereka tentang islam yang benar seperti apa. Islam adalah agama yang damai( washulhu khoir). semoga Allah membuka mata hati mereka.

      Hapus
  2. muhammad sukron
    2021110328
    G

    bagaimana menurut anda dg aliran2 sesat/paham2 sesat yg justru menghancurkan islam dari dalam?
    apakah kita juga harus berdamai dg mereka?
    berikan analisis anda

    BalasHapus
  3. M Teguh Bangun Setio
    2021110289

    bagaimana komentar anda jika ada orang yang tidak mengenal tetangganya padahal mereka sudah hidup berdampingan cukup lama,,,???

    BalasHapus
    Balasan
    1. hal ini sering terjadi terutama di perkotaan dan perumahan,, mereka sudah tinggal berdampingan cukup lama,, tetapi dengan tetanggany sendiri tidak kenal. Rasulullah mengatakan bahwa demi Allah tidak beriman bagi yang tidak memberi rasa aman kepada tetangganya. Padahal orang yang paling dekat dengan kita adalah tetangga.
      wallahu a'lam..

      Hapus
  4. M.Farid 2021110306
    bagaimana tata cara kita bertetangga terhadap tetangga kita baik terhadap sesama muslim maupun non muslim sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW...???jelaskan!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah sebaik-baik manusia kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya". (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi)
      Di antara kiat-kiat yang paling utama dan sangat dianjurkan oleh Islam adalah sebagai berikut:
      1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati.
      2. Memulai salam
      Menebarkan salam juga merupakan salah satu faktor masuk surga. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Wahai Manusia!! Tebarkanlah salam, berikanlah makan, bersilaturrahimlah, dan shalatlah di waktu malam, sedangkan manusia sedang tidur." (HR. at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh al-Albani).
      3.Bermuka berseri-seri (ceria)
      Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para shahabatnya adalah merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Tidak pernah Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam melihatku kecuali ia tersenyum padaku." (Hadits Muttafaq 'alaih).
      4.Menolong Saat dalam Kesulitan.
      Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." (Hadits Muttafaq 'alaih).

      Banyak di antara para tetangga yang tidak mau tau tahu dengan tetangganya sedikit pun. Padahal menolong tetangga saat ia membutuhkan adalah salah satu faktor untuk dapat meraih simpati dan cintanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Seutama-utama amal shalih adalah membahagiakan saudaramu yang mu'min, atau melunaskan hutangnya, atau memberinya roti." (HR. Ibnu Abi ad-Dunya, dan dihasankan oleh al-Albani).
      5.Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." (Hadits Muttafaq 'alaih).

      Banyak di antara para tetangga yang tidak mau tau tahu dengan tetangganya sedikit pun. Padahal menolong tetangga saat ia membutuhkan adalah salah satu faktor untuk dapat meraih simpati dan cintanya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Seutama-utama amal shalih adalah membahagiakan saudaramu yang mu'min, atau melunaskan hutangnya, atau memberinya roti." (HR. Ibnu Abi ad-Dunya, dan dihasankan oleh al-Albani).
      Di antara memelihara dan menjaga hak-hak bertetangga adalah dengan menolong tetangga saat dalam kesulitan/ saat ia membutuhkan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda, "Sesungguhnya asy'ariyyin (suku asy'ari) adalah jika perbekalannya habis, atau jika persediaan makanan untuk keluarganya di Madinah tinggal sedikit, mereka mengumpul kan apa yang mereka miliki dalam satu kain, lalu mereka membagikannya di antara mereka pada tempat mereka masing-masing dengan sama rata. Mereka adalah bagian dariku, dan aku adalah bagian dari mereka." (Hadits Muttafaq 'alaih).

      Banyak di antara para tetangga yang tidak mau tau tahu dengan tetangganya sedikit pun. Padahal menolong tetangga saat ia membutuhkan adalah salah satu faktor untuk dapat meraih simpati dan cintanya.

      Hapus
  5. Khoirul Fatikhin (2021110291)

    Jelaskan perbedaan antara kafir Mu'ahid dengan kafir Dzimmi !!!!

    Apakah hak-hak antara muslim dengan non-muslim sama dalam bertetangga ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. kafir Mu’ahid adalah orang kafir yang menjadi warga negara kafir yang mempunyai perjanjian (mu’ahidah) dengan negara Khilafah.
      Adapun ahlu dzimmah atau biasa dikenal juga dengan kafir dzimmi, adalah setiap orang yang tidak beragama Islam dan menjadi rakyat (warga negara) Daulah Khilafah Islamiyah. Dan biasanya Daulah Islamiyah mempunyai akad dzimmah (perjanjian) dengan mereka.
      diunduh Adapun ahlu dzimmah atau biasa dikenal juga dengan kafir dzimmi, adalah setiap orang yang tidak beragama Islam dan menjadi rakyat (warga negara) Daulah Khilafah Islamiyah. Dan biasanya Daulah Islamiyah mempunyai akad dzimmah (perjanjian) dengan mereka.Negaranya dinamakan dengan Daulah mu ’ahidah (negara yang memiliki perjanjian dengan negara Khilafah).
      Adapun ahlu dzimmah atau biasa dikenal juga dengan kafir dzimmi, adalah setiap orang yang tidak beragama Islam dan menjadi rakyat (warga negara) Daulah Khilafah Islamiyah. Dan biasanya Daulah Islamiyah mempunyai akad dzimmah (perjanjian) dengan mereka.
      mengenai hak-hak hendaknya kita mengedepankan prinsip toleransi dalam kehidupan kita,, bukaankah hal itu yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW..

      Hapus
  6. M.Lendra 2021110299 G
    Bagaimanakah dengan seorang Muslim, yang tidak ikut dalam proses sosial di lingkungan sekitarnya...
    Berikan tanggapan anda....

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya, orang yang demikian tidak mempunyai jiwa sosial. Orang yang seperti ini cenderung memikirkan dirinya sendiri. Padahal dengan adanya proses sosial yang terjadi di masyarakat, dapat memupuk adanya persatuan dan kesatuan.inilah yang harus kita lakukan sepenuhnya. mengenai orang yang tak mau ikut dalam proses sosial di lingkungannya, hendaknya kita sebagai tetangga menasehatinya agar ia sadar bahwa hal yang demikian salah..
      wallahu a'lam..

      Hapus
  7. 2021110312
    Bagaimana kita menyikapi tetangga yang ngeselin? (misalnya tiap hari kerjanya ngrumpi.... terus) Sebaiknya kita Cuek aja atau gimana... Kan males banget berdampingan sama tetangga yang kaya gitu!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya, kita harus melakukan tindakan preventiv yaitu menasehati mereka,, dengan demikian mereka akan sadar dengan kesalahan mereka. apabila tidak berhasil, cobalah kita menjauhi mereka agar tidak terpengaruh dengan tindakan mereka.
      semoga Allah membuka mata hati mereka..

      Hapus
  8. Atina Mauila Safitri
    2021110284

    Dalam keterangan hadits di sebutkan “ Bukanlah orang yang beriman yang dia itu kenyang, sedangkan tetangganya lapar.”, Bagaimana jika seorang itu tidak mengetahui kalau tetangganya dalam keadaan lapar?, mohon jelaskan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam hadits di atas memang disebutkan demikian. kita harus saling berbagi kepada siapapu, terutam tetangga yang palin dekat dengan kita.. mengenai apabila kita kenyang dan tetangga dalam keadaan lapar hendaknya kita memberi mereka makanan. jika kita tidak tahu tentang kelaparan tetangga kita, menurut pendapat saya tidak apa-apa,, karena segala sesuatu jika kita tidak tahu itu tidak dihukumi.

      Hapus
  9. khoirul furqon
    2021110327

    maksud dari hadis di atas apa??mohon jelaskan

    terus bagaimana pendapat anda bila tetangga kita tidak teplosliro terhadap kita/berbuat seenaknya saja tanpa memerhatikan di sekelilingnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. maksud dari hadits di atas adalah tentang pentingnya toleransi dalam kehidupan sehari-hari. kita dituntut untuk saling menghormati kepada sesama manusia, sekalipun mereka tidak seiman dengan kita.

      menurut pendapat saya jika ada tetangga kita yang teplosliro kita harus memberikan nasehat kepada mereka secara baik-baik,, kita harus tanamkan nilai-nilai sosial yang ada pada mereka untuk membuka mata hati mereka..
      wallahu a'lam....

      Hapus
  10. Faidatul Aula
    G
    2021110316

    menurut pendapat anda, bagaimanakah jika kita hidup di lingkungan non muslim, dan kita adalah satu-satunya orang yang muslim. bagaimanakah kita seharusnya bersikap..? dan apakah kita harus mengikuti kebiasaan yang mereka lakukan..?
    mhon penjelasannya.. thanks.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya jika kita berada pada posisi yang demikian, hendaknya kita bisa memberi contoh terhadap mereka mengenai akhlaq-akhlaq dalam islam sehingga mereka memandang baik tentang islam, lebih-lebih jika kita mampu melakukan prose islamisasi terhadap mereka itu lebih baik.
      dan menurut pendapat saya kita tidak boleh mengikuti kebiasaan mereka karen Rasulullah bersabda: Barangsiapa menyerupai sebuah kaum, maka mereka termasuk dalam golongan kaum itu..
      wallahu a'lam..

      Hapus
  11. Hakakekat berdamai dan berdampingan itu seperti apa... Jelaskan njih pak ustad........

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya,, hakikat berdamai dan berdampingan kita harus senantiasa menjaga kerukunan antar sesama manusia dan menjunjung tinggi persatuan. Dalam asas kehidupan bernegara tercermin dalam bhineka tunggal ika, yang mengandung arti walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. sungguh indah perdamaian itu ( united in the different)..

      Hapus
  12. Moh.Zuhrufi Sani
    2021110322
    G

    Bagaimana membangun sebuah keharmonisan bertetangga agar tidak terjadi konflik bertetangga dan apa hak bertetangga itu sendiri dan bagaimana haditsnya? terimaksih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya, kita harus senantiasa mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah SAW tentang kehidupan bertetangga yang baik.
      diantara cara bertetangga untuk membangun keharmonisan adalah :
      1. tidak menyakiti tetangga dan murah hati.
      2.memulai salam
      3. bermuka ceria ( tidak masam)
      4. menolong tetangga yang dalam kesusahan.
      5. selalu menghormati tetangga.
      dan masih banyak hal lain yang harus kita lakukan.
      Hak tetangga ialah bila dia sakit kamu kunjungi dan bila wafat kamu menghantar jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang kamu pinjami dan bila dia mengalami kemiskinan (kesukaran) kamu tutup-tutupi (rahasiakan). Bila dia memperoleh kebaikan kamu mengucapkan selamat kepadanya dan bila dia mengalami musibah kamu datangi untuk menyampaikan rasa duka. Janganlah meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya yang dapat menutupi kelancaran angin baginya dan jangan kamu mengganggunya dengan bau periuk masakan kecuali kamu menciduk sebagian untuk diberikan kepadanya. (HR. Athabrani)

      Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan. (HR. Ahmad dan Al Hakim)

      Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam dengan kenyang sementara tetangganya lapar padahal dia mengetahui hal itu. (HR. Al Bazaar)

      Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasulNya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya. (HR. Al Baihaqi)
      wallahu a'lam..

      Hapus
  13. Muhammad Romadhon
    2021110297

    bagaimana tanggapan anda mengenai larangan mengikuti kebiasaan orang-orang non muslim, bahkan ada sebuah hadits yang melarang untuk masuk rumah dan makan dari orang-orang non muslim??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya,, kita tidak boleh mengikuti kebiasaan orang-orang non muslim, sebab Rasulullah SAW bersabada : Barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum, maka ia termasuk dari golongan kaum itu.
      mengenai hadits yang anda maksud, kita dianjurkan untuk tidak melakukan hal itu karena dikhawatirkan jamuan yang disajikan oleh tuan rumah belum tentu halal, atau syubhat. untuk itu apalah salahnya kita berhati-hati untuk melakukan hal yang demikian.

      Hapus
  14. 202109004
    Ada suatu keluarga yang di mana dia tidak pernah baikan sama tetangganya, bahkan di hari raya idul fitri pun dia tidak mau saling maaf-memaafkan. Dikarenakan adanya kebencian yg sangat mendalam sama tetangganya. Jika ada orang yang berusaha menasehati justru orang tersebut ikut di benci olehnya…,bagaimana sikap anda jika rumah anda dekat dgn salah satu keluarga yg saling membenci tetangganya tersebut..??berilah solusinya.
    DAN Apa arti kata berhujjah…??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya,, hal ini kembali pada pribadi masing-masing. jika orang tersebut sudah dinasehati tetapi tetep tidak berubah, berarti watak dari keluarga itu memang keras. untuk menanggulangi hal ini, kembali pada hadits Rasulullah SAW : Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka ubahlah kemungkaran itu dengan tanganmu ( kekuasaan), apabila tidak mampu maka dengan lisan, apabila tidak mampu maka dengan hati, dan itulah selemah-lemahnya iman. Jadi kita harus bekerjasama dengan pemimpin setempat untuk menyadarkan hal itu, jika tidak mumpan kita menasehati, apabila tidak mumpan juga, maka dengan hati.
      berhujjah mengandung arti berargumen,, jadi berargumen disini adalah mengeluarkan alasan-alasan untuk menunjang pendapatnya.
      wallahu a'lam..

      Hapus
  15. Riskiyah (2021110304)

    Bagaimana menurut anda bila tetangga kita itu selalu iri ketika melihat keluarga kita/melihat orang lain bahagia misalnya kita membeli sepeda motor baru atau barang yang laennya padahal keluarga dia itu sudah sempurna menurut saya kenapa dia masih iri dengan yang laen.mohon dijelaskan ya......??????????
    Makasich...............

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya,, iri merupakan sifat buruk yang harus kita jauhi. iri terjadi karena tidak suka melihat orang lain bahagia. Oleh karena sifat seperti itu bisa terjadi dimana saja, termasuk pada tetangga kita. Padahal rasa iri dapat dihilangkan dengan senantiasa mensyukuri ni'mat Allah. menyikapi hal ini, kita hendaknya memberikan pengertian pada mereka, bahwa rezeki itu sudah ada yang mengatur,, dan kita beritahu tentang bahaya dari sifst iri.. semoga Allah membuka mata hati mereka..
      wallahu a'lam.,

      Hapus
  16. Anna irhamna
    2021110303

    Bagaimana dengan kehidupan yang ada dikota,bukankah dikota itu hidupnya saling individu bisakah itu dikatakan hidup damai berdampingan....?jelaskan?????
    Makasich................

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut pendapat saya, hal seperti itu tidaklah dapat dikatakan hidup damai berdampingan. karena ciri kehidupan seperti itu bersifat individualistik, mereka hanya mementingkan kehidupan mereka sendiri. Hal seperti ini sering terjadi, di perumahan, kota-kota besar dan sebagainya. Bahkan mereka terkadang tidak kenal dengan tetangganya sendiri. padahal hakikat tetangga adalah orang yang paling dekat dengan kita dari segi tempat tinggal.
      wallahu a'lam.

      Hapus
  17. wido murni 2021110302

    Bagaimana menurut makalah kalau hidup tanpa tetangga atau jarak rumahnya tidak dekat bisa dibilang jauh jaraknya...tolong jelaskan njeh...?

    BalasHapus