Laman

Sabtu, 15 September 2012

psikologi agama kelas A: kebutuhan agama

psikologi agama kelas A: kebutuhan agama - word

psikologi agama kelas A: kebutuhan agama - ppt






MAKALAH
KEBUTUHAN  AGAMA

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Psikologi Agama
Dosen pengampu : M. Ghufron Dimyaty, Msi



Disusun oleh :
1.      Dewi Refiyanti                 2022 111 017
2.      Nestiti Sunarti                  2022 111 018
3.      Abdus Syakur                 2022 111 021
4.      Khamid                            2022 111 024

Kelompok  II
PBA / A, SMT 3

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN ) PEKALONGAN
ANGKATAN 2012-2013
BAB 1
PENDAHULUAN
      Latar belakang masalah
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinyapada masa kecilnya dulu. Seorang yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. lain halnya dengan orang yang diwaktu kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama. Maka orang-orang tersebut akan dengan sendirinya mempunyai kecenderenungan kepada hidup dalam aturan-aturan agama terbiasa menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama. 
      Rumusan Masalah
1.         Mengetahui kebutuhan manusia akan agama
2.         Untuk mengetahui pendidikan agama bagi anak
3.         Untuk mengetahui agama pada masa remaja
4.         Untuk mengetahui perkembangan usia lanjut dan agama













BAB II
                                                         PEMBAHASAN
            A.1. Kebutuhan Manusia akan Agama
Manusia disebut sebagai makhluk yang  beragama (homo religious). Dalam ajaran agama islam, bahwa adanya kebutuhan terhadap agama disebabkan manusia selaku makhluk Tuhan dibekali dengan berbagai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir. Salah satu fitrah tersebut adalah kecenderungan terhadap agama.
Prof.Dr. hasan Langgulung mengatakan:
“salah satu cirri fitrah ini ialah bahwa manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan kata lain, manusia itu adalah dari asal mempunyai kecenderungan beragama, sebab agama itu sebagian dari fitrah-Nya”.
Dalam Munjid juga ditemukan bahwa fitrah juga mempunyai arti yaitu: ”sifat yang mensifati segala yang ada pada saat selesai diciptakan”. Arti-arti diatas masih bersifat umum untuk mengkhususkan arti fitrah hendaklah diperhatikan maksud firman Allah SWT sebagai berikut: Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah). Tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya. (QS Al-Rum 30:30) Mushthafa Al-Maraghi menafsirkan ayat diatas sebagai berikut: “tetaplah pada tabiat yang telah ditetapkan  Allah pada diri manusia, maka Allah menjadikan fitrah mereka itu cenderung kepada tauhid itu sendiri dengan petunjuk yang benar dan berasal dari akal”.
Menurut muzayyin Arifin, berdasarkan pandangan ulama yang telah memberikan makna terhadap istilah fitrah yang diangkat dari firman Allah dan sabda Nabi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa fitrah adalah suatu kemampuan dasar berkembang manusia yang dianugerahkan Allah kepadanya. Di dalamnya terkandung beberapa komponen psikologi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menyempurnakan bagi hidup manusia. Komponen itu terdiri atas:
1)        Kemampuan dasar untuk beragama secara umum, tidak hanya terbatas pada agama islam saja.
2)        Kemampuan dasar untuk beragama Islam (ad-dinul aayyimaah) dimana faktor iman merupakan intinya.
3)        Muwahib (bakat) dan Qabiliyyat (tendensi atau kecenderungan)  yang mengacu pada keimanan kepada Allah.
Karena adanya fitrah ini, maka manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama. Manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya Yang Maha Kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan.[1]
            A.2. Kebutuhan Ibadah (Agama)
       Bentuk kebutuhan agama dalam hal ini dirtikan sebagai kebutuhan beribadah sebagai salah satu tugas manusia. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia dan jin diciptakan bertugas untuk beribadah.
و ما خلقت الجن و الانس الا ليعبدون

“…. Tidak ku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku”. 
Tugas Beribadah ini beruhubungan erat dengan tugas sebagai khalifah, ibadah sebagai implementasi hubungan vertikal, sedangkan khalifah sebagai implementasi hubungan kebawah dengan alam. Ibadah merupakan implementasi ketundukan dan kepatuhan kepada atasan, sementara khalifah merupakan implementasi kekuasaan yang bertanggung jawab dan pengelolaan yang ramah lingkungan[2].
B. Pendidikan Agama Bagi Anak-anak
Perkembangan anak pada masa anak terjadi melalui pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, disekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama) akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.
Bagaimana cara memberikan pengalaman keagamaan kepada anak akan ikut membentuk pribadinya....? apa yang dapat dilakukan oleh guru agama...?
diantara masalah yang perlu di ketahui oleh guru agama dan akan di bicarakan dalam bidang ini adalah : pembinaan pribadi anak, perkembangan agama pada anak, pembiasaan pendidikan  pada masa anak, dan  beberapa hal yang prlu di ketahui dan di ingat oleh guru agama.

    C.  Perkembangan Agama pada Remaja
Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa berada dalam peralihan atau diatas peralihan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh keberuntungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri. Apabila seorang remaja telah merasa dapat bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, mampu mempertanggung jawabkan setiap tindakannya dan dapat menerima filsafat hidup yang terdapat dalam masyarakat dimana pun ia hidup, maka waktu itu dia telah dapat dikatakan dewasa.
Jika kita ingin meneliti dan mempelajari jalan perkembangan perasaan agama pada remaja, kiranya kita tidak dapat mengabaikan faktor-faktor terpenting dalam pertumbuhan remaja itu, antara lain:
1)        Pertumbuhan mental remaja
Ide-ide dan pokok ajaran-ajaran agama yang diterimanya waktu kecil itu akan berkembang dan bertambah subur, apabila anak atau remaja dalam menganut kepercayaan itu tidak mendapat kritikan-kritikan dalam hal agama itu. Dan apa yang bertumbuh dari kecil itulah yang menjadi keyakinan yang diperpeganginya melalui pengalaman-pengalaman yang dirasakannya.
2)        Masalah mati dan kekekalan
Pada masa remaja pengertian tentang mati telah lebih meluas dan mendalam, sehingga ia memandangnya sebagai suatu phenomena umum yang wajar, yang akan menimpa semua orang dan juga dirinya sendiri, bahkan akan terjadi atas seluruh makhluk. Yang berarti bahwa pemikirannya itu tidak berhubungan dengan manusia saja, tapi sebagai hukum alam  yang umum. Kendatipun pikiran tentang mati itu telah meningkat, namun mereka tidak dapat menghilangkan kegelisahan, yang mengambil bentuk sebagai berikut:

a)                  Takut berpisah dengan keluarga
b)                  Takut dirinya akan mati
3)        Emosi dan pengaruhnya terhadap agama
Diantara sebab-sebab atau sumber-sumber kegoncangan emosi pada masa remaja, adalah konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi pada remaja dalam kehidupan, baik yang terjadi pada dirinya sendiri, maupun yang terjadi dalam masyarakat umum atau disekolah. Diantara konflik yang membingungkan dan menggelisahkan remaja ialah jika mereka merasa atau mengetahui adanya pertentangan tentang antara ajaran agama dan ilmu pengetahuan.
4)        Perkembangan moral dan hubungannya dengan agama
Kita tidak dapat mengatakan seorang anak yang baru lahir bermoral atau tidak bermoral. Karena moral itu bertumbuh dan berkembang dari penglaman-pengalaman yang dilalui oleh anak-anak sejak lahir. Pertumbuhannya sudah dapat dikatakan mencapai kematangannya pada usia remaja, ketika kecerdasannya telah selesai bertumbuh. [3]
D.    Perkembangan usia lanjut dan agama
Perkembangan selanjutnya digambarkan oleh garis lurus sebagai gambarn terhadap kemntapan fisik yang sudah dicapai. Sejak mencapai usia kedewasaan hingga ke usia seiar 50 tahun, perkembangan fisik manusia boleh dikatakan tidak mengalami perubahan yang banyak. Barulah diatas usia 50 tahun mulai terjadi penurunan perkembangan yang drastis hingga mencapai usia lanjut. Oleh karena itu, umumnya garis perkembangan pada periode ini digambarkan oleh garis menurun. Periode ini disebut sebagai periode regresi (penurunan).
Mengenai kehidupan keagamaan pada lanjut ini William James menyatakan bahwa umur keagamaan yang sangat luar biasa tampaknya justru terdapat pada usia tua, ketika gejolak kehidupan seksual sudah berakhir (Robert H. Thouless, 1992: 107).


                                            BAB III
                                         PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari makalah tentang “Kebutuhan Agama” dapat disimpulkan bahwa ajaran agama itu sangat berpengaruh besar terhadap jiwa kita,  dan pendidikan agama sangat di butuhkan pendidikan sejak dini sehingga di usia lanjut dapat membentuk kepribadian yang baik.

B.     Penutup
Demikian makalah tentang “kebutuhan agama” yang telah kami paparkan. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran sangat kami harapkan guna menyempurnakan makalah ini.



















DAFTAR PUSTAKA


Jalaluddin. 2009. Psikologi Agama. Palembang: PT. Raja Gafindo Persada.
Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.
Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar



[1] Jalaluddin. 2009. Psikologi Agama. Palembang: PT. Raja Gafindo Persada.                
[2] Baharuddin. 2004. Paradigma Psikologi Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
[3] Daradjat, Zakiah. 1970. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang.

16 komentar:

  1. Nama : Abdul Hafiz
    Nim : 2022111038
    Kelas : PBA A
    Semester : III
    masa remaja adalah masa yang berapi-api penuh dengan keingin-tahuan keegoisan dan kenakalan. sebenarnya seberapa besarkah pengaruh agama terhadap remaja yang seperti itu serta seberapa besar kesadaran meraka terhadap agama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama:abdussyakur
      nim: 2022 111 021
      kelas:pba A
      semester:111
      sebenar nya agama memiliki kedudukan penting dan berpengaruh besar terutama di masa remaja,kita liuhat saja kepribadian remaja yg dibekali ilmu agama di masa kecil nya dengan remaja yg di masa kecil nya yangtidak di arahkan kepada agama sangat lah jauh,dengan demikian jelaslah bawa agama berpengaruh besarterhadap kepribadian remaja.namun kesadaran remaja sangat kurang, butuh perhatian penuh oranngtua serta lingkungan sekitar dan dunia penddikan.

      Hapus
  2. Nama :Muhammad aziz
    Nim :2022111037
    Kelas : PBA A
    Semester : III
    Pertanyaan : Seberapa besarkah peran Agama dalam kiehidupan kita dan darimanakah kita melihat kematangan Agama orang lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. peran Agama dalam kehidupan kita itu sangat besar dan sangat penting sekali mz karena apabila dalam kehidupan kita tidak ditanamkan/ tidak diberi pengetahuan tentang agama berarti kita tidak mempunyai pegangan hidup sehingga kita tidak akan mengetahui jalan (arah) yang baik/ buruk yang akan kita lewati nantinya dan apabila kita ingin melihat kematangan Agama orang lain berarti kita harus mengenalnya terlebih dahulu, serta pendidikan agama apa saja yang telah dipelajarinya tetapi itu saja belum cukup mz, apabila kita ingin melihat kematangan pada orang lain karena belum tentu kita sendiri dapat mengetahui seberapa besar kematangan Agama pada diri kita.

      Hapus
  3. Nama:Randi Faizal
    Nim:2022111019
    kelas: PBA A
    Pertanyaan :
    Mengapa di jaman sekarang ini orang cenderung lebih mementingkan pendidikan umum dari pada pendidikan agama?
    padahal dipandang scara psikologi Agama bahwa jaman sekarang ini sudah zaman akhir?

    BalasHapus
    Balasan
    1. DEWI REFIYANTI KELAS PBA'A' NIM: 2022 111 017 ( Maaf pak ghufron td itu saya yg jawab. saya lupa ngasih Nama, nim sama kelasnya pak)

      begini mz Randi, karena pada zaman sekarang itu orang tua jarang mengajarkan pendidikan agama pada anaknya dari usia dini/ sejak kanak-kanak sehingga mereka menganggap pendidikan agama tidak begitu penting dan belum ada manfaatnya jika dilihat secara nyata. Sedangkan pendidikan umum pada zaman sekarang itu berkembang secara pesat serta lebih diperlukan dalam kehidupan untuk mencapai kelansungan hidup yang sejahtera.
      nah apabila dilihat dari Psikologi Agama itu tanda-tandanya zaman akhir adalah pendidikan umum serta IPTEK berkembang sangat pesat sehingga pendidikan Agama tidak terlalu penting mz. Padahal menurut saya pendidika Umum dengan Pendidikan Agama itu sama pentingnya.

      Hapus
    2. Nama: Nur Nadhifah
      NIM: 2022111004
      Kelas:PBA.A
      maf mb dewi, saya sependapat dengan jawaban anda, tapi saya kurang sependapat dengan anda kalau orang tua jaman sekarang jarang mengajarkan pendidikan agama pada anaknya dari usia dini.
      karena dizaman sekarang juga masih sangat banyak orang tua yang mementingkan pendidikan agama dari pada pendidikan formal. toh dinegara" majupun banyak yang masih mengedepankan pendidikan agama, seperti diArab saudi dan di malaysia.
      seperti itu. terimakasih. ^_^

      Hapus
  4. Nama:Jaenal Abidin
    kelas: PBA A
    NIM:2022 111 020
    Di masa remaja pengertian tentang kematian sudah meluas bahkan menjadi fenomena yang wajar akan tetapi kita tetap saja merasa gelisah. yang saya tanyakan bagaimana cara mengatasi rasa takut dalam menghadapi kematian padahal sudah berusaha untuk mendekatkan diri kepada sang kholik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama:abdussyakur
      nim: 2022 111 021
      kelas :pba A
      semester : III
      jawab :Mungkin yangt dimaksud mendekatkan sang kholik yang anda maksud masih dilisan belum dirasakan sepenuh hati.padahal yang di maksud mendekatkan diri kepada sang kholik adalah kita merasa bahwa Allah selalu di samping kita dimanapun kita berada sehingga kita tidak akan merasa takut akan datangnya kematian.dan ketika hiduppun kita akan merasa malu kepada Allah untuk melakukan kemaksiatan.

      Hapus
  5. Nama : Failasufah
    Nim : 2022111008
    Kelas : PBA A
    Pertanyaan :
    Bagaimana bila seorang anak pada saat usia dini sudah diberi atau dipaksa menerima berbagai macam pelajaran baik itu umum atau agama tanpa diberi waktu lebih untuk bermain, apakah hal tersebut berpengaruh pada psikologi anak pada saat remajanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Abdus Syakur
      Kelas : PBA A
      NIM : 2022 111 021
      jawaban : ya,memang jika seorang anak terlalu di paksakan untuk belajar terus menerus tanpa di beri waktu untuk bermain sebagaimana anak-anak yang lain, akan berpengaruh terhadap psikologi ketika dewasa nanti. si anak akan cenderung hidup sendiri, berkepribadian pendiam, tertutup terhadap lingkungan karena sudah terbiasa nyaman pada diri sendiri dan biasanya anak tersebut di pandang teman-teman nya sebagai anak yang kuper(kurang pergaulan)

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. maf pak, lupa ngasi nama.
    tadi saya,
    Nama: Nur nadhifah
    Nim: 2022111004
    Kelas: PBA.A
    pada era sekarangkan banyak para remaja yang mengabaikan nasehat" orang tuanya, bahkan mengabaikan perintah ataupun larangan dari Allah.
    nha yang saya tanyakan, bagaimana cara kita untuk mengatasi para remaja yang seperti itu, agar remaja itu mempunyai rasa keagamaan yang kuat kepada Allah.

    BalasHapus
  8. M KHOLILURROHMAN PBA A 2022111034..........
    ikhwan wa ukhti ,,,,,
    sekarang di televisi maraknya perbedaan keyakinan antar kaum muslim sendiri, bagaimana jika ada seseorang yang tak yahu tentang kyakinan pada agama islam sendiri , akhirnya dia jenuh dan membenci islam sendiri....? apakah solusinya?
    kedua. bagaimana cara memberikan pesikologi trhadap pmuda yang tak seagama dengan kita ?

    BalasHapus
  9. Khoirun Nafi' Izzudin
    2022111032
    assalamu'alaikum
    kulo bade tangled niki.....
    di indonesia banyak ditemukan tradisi yang dihasilkan dari perpaduan agama islam dengan hindu atau budha seperti memeringati 7 hari kematian, unggah-unggahan, tinggep dan masih banyak lagi, yang mana talah melekat dalam jiwa orang yang sudah tua sudah melekat erat, meyakininya dan selalu melaksanakan ritual- ritual tersebut.
    yang saya mau tanyakan mengapa dalam jiwa orang yang sudah tua tradisi itu melekat?
    secara psikologi mengapa hal tersebut terjadi?
    dan apa pandangan agama terhadap tradisi yang telah umum di negara kita ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama: nurul hidayah
      nim:2022111003
      wa'alaikumsalamwr.wb ....
      "gugoh tuhon" artinya suatu kepercayaan orang terdahulu yang mana jika kita menyepelekan'y mungkin berakibat buruk bagi kita,selama tidak menyimpang dg aturan agama insyaAllah boleh mempercayai dan mengamalkan'y.

      Hapus