Laman

Sabtu, 08 September 2012

SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen

SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen - word

SBM H1 - hakikat, ciri dan komponen - ppt





“Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati





Disusun Oleh :

Rohiman          (2021110356)
Farah Dibha    (2021110357)
Suswati             (2021110359)

Kelas H

TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
Tahun 2012
PENDAHULUAN

                 Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma untuk ditanamkan ke dalam  ciri setiap pribadi anak didik. Dan juga kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan. Gurulah yang menciptakannya guna membelajarkan anak didik.
Sebagai seorang guru, sudah seharusnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan pengajaran. Sebagai kegiatan yang bernilai edukatif, maka belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri, dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui oleh seorang guru guna menunjang tugas di medan pengabdian. 
Mengingat pentingnya hakikat, ciri-ciri dan komponen belajar mengajar bagi guru, maka perlulah kami membahas di dalam  makalah ini mengenai hal tersebut dan hal-hal yang terkait dengannya. Dan  makalah ini kami beri judul “Hakikat, Ciri-Ciri Dan Komponen Belajar Mengajar.
















PEMBAHASAN

A.  Hakikat  Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dan sebagai obyek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.
Dua konsep tersebut menjadi terpadu menjadi suatu kegiatan manakala terjadi interaksi guru dan siswa pada saat pembelajaran itu berlangsung. Inilah hakikat belajar mengajar sebagai suatu proses. Interaksi tersebut dalam proses pembelajaran memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.[1] Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.[2]
Jadi di sini dapat dikatakan bahwa belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam  diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya perubahan fisik, mabuk, gila dan sebagainya.[3]
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Guru dituntut untuk mengatur strategi pengajarannya terhadap berbagai macam gaya-gaya anak didik. Akhirnya, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.[4]


B.  Ciri-ciri Belajar Mengajar
Sebagai interaksi yang bernilai normatif, maka interaksi edukatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Interaksi edukatif mempunyai tujuan
Tujuan dalam interaksi edukatif adalah untuk membantu anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian, sedangkan unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.
2. Mempunyai prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan
Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
3. Interaksi edukatif ditandai dengan penggarapan materi khusus
Dalam  hal ini materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini perlu memperhatikan komponen-komponen pengajaran yang lain. Materi harus sudah didesain dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi edukatif.
4. Ditandai dengan aktifitas anak didik
Sebagai konsekuensi, bahwa anak didik merupakan sentral, maka aktifitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya interaksi edukatif. Aktifitas anak didik dalam hal ini baik secara fisik maupun mental aktif.
5. Guru berperan sebagai pembimbing
Dalam peranannya sebagai pembimbing, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan motifasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses belajar mengajar, sehingga guru adalah merupakan tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didik.
6. Interaksi edukatif membutuhkan disiplin
Disiplin dalam interaksi edukatif dapat diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar oleh pihak guru maupun pihak anak didik. Mekanisme konkretdari ketaatan pada ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur.
7. Mempunyai batas waktu
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam  sistim berkelas (kelompok anak didik), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu kapan tujuan itu sudah harus tercapai.
8. Diakhiri dengan evaluasi
Dari seluruh kegiatan tersebut, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan setelah guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru lakukan untuk mengetahui tercapai atau tidak tujuan pengajaran yang telah ditentukan.[5]

C.  Komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem, tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber serta evaluasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut sebagai berikut:[6]
1. Tujuan
Kegiatan yang tidak pernah absen dari agenda kegiatan guru dalam memprogramkan kegiatan pembelajaran adalah pembuatan tujuan pembelajaran. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas dan pasti ke mana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Dengan berpedoman pada tujuan guru dapat menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan dan tindakan mana yang harus ditinggalkan.
2. Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran, proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu, guru yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikannya pada anak didik.[7]
Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam  pengajaran, sebab bahan adalah inti dalam  proses belajar mengajar yang akan disampaikan pada anak didik.[8]

3. Kegiatan Belajar Mengajar
Kegiatan belajar adalah inti kegiatan dalam  pendidikan. Segala proses yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam  proses belajar mengajar. Semua komponen pengajaran akan dilaksanakan dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran  sebagai mediumnya. Dalam interaksi tersebut, anak didiklah yang lebih aktif, bukan guru. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis. Hal tersebut dimaksudkan agar guru mudah dalam melakukan pendekatan mastery learning kepada setiap anak didik secara individual. Mastery learning adalah salah satu strategi belajar mengajar pendkatan individual yang meliputi 2 kegiatan, yaitu program pengayaan dan program perbaikan. Dalam kegiatan belajar mengajar guru akan menemui bahwa tidak semua anak didik akan dapat menguasai bahan pelajaran secara tuntas (mastery). Kenyataan tersebut merupakan persoalan yang harus diatasi dengan segera.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujua yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dalam mengajar hendaknya guru menggunakan metode yang bervariasi agar pembelajaran tidak membosankan tetapi menarik perhatian anak didik, penggunaan metode yang bervariasi juga hendaknya disesuaikan dengan kondisi psikologis anak didik, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pemilihan metode yang tepatdalam mengajar. Faktor yang mempengaruhi penggunaan metode dalam mengajar sebagai berikut:
·         Tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya
·         Anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya
·         Situasi yang bermacam-macam
·         Fasilitas yang bermacam-macam kualitas dan kuantitasnya
·         Pribadi guru serta kemampuan dan profesional yang berbeda-beda[9]
5. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi, yaitu alat sebagai perlengkapan, alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Alat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud dengan alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, batu tulis, batu kapur, gambar, diagram, slide, video, dan sebagainya. Ahli lain membagi alat pendidikan dan pengajaran menjadi alat material dan nonmaterial.[10]
6. Sumber Pengajaran
Sumber pengajaran merupakan materi/bahan untuk menambah ilmu pengetahuan dan hal-hal baru. Dalam mengemukakan sumber belajar ini para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Macam-macam sumber belajar:
·           Manusia (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat)
·           Buku atau perpustakaan
·           Mass media (peta, buku pelajaran, papan tulis, kapur, dan lain-lain)
·           Museum
·           Alam lingkungan
·           Aktivitas (karyawisata, simulasi)[11]
7. Evaluasi
            Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat instrumen penggali data seperti tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan.[12]
            Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai berikut:
·         Sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses belajar mengajar
·         Untuk memberikan angka yang tepat bagi kemajuan atau laporan hasil belajar bagi setiap siswa
·         Untuk menentukan situasi belajar mengajar siswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki siswa
·         Untuk mengetahui penyebab siswa yang mengalami kesulitan belajar yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mencari solusinya[13]







PENUTUP

Dari uraian makalah diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri, dan komponen. Ketiga aspek ini perlu diketahui oleh seorang guru guna menunjang tugas di medan pengabdian. 
Belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam  diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas belajar, sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Jadi, bila hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat belajar mengajar adalah proses “pengaturan” yang dilakukan oleh guru.
Kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa ciri, yaitu:
·         Memiliki tujuan
·         Adanya suatu prosedur
·         Ditandai dengan penggarapan materi khusus
·         Ditandai dengan aktifitas anak didik
·         Guru berperan sebagai pembimbing
·         Membutuhkan kedisiplinan
·         Mempunyai batas waktu
·         Diakhiri dengan evaluasi
Dan kegiatan belajar mengajar juga mengandung sejumlah komponen yang meliputi:
·      Tujuan
·       Bahan pelajaran
·       Kegiatan belajar mengajar
·       Metode
·       Alat
·       Sumber pengajaran
·       Evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zaenal. 2009.  Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Gama Media.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996.  Strategi Balajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri . 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.























[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Gama Media, 2009), h. 48
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.44
[5] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h.16-18
[6] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.48
[7] Op.cit, h. 17
[9] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Gama Media, 2009), h.52-53
[10] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Balajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1996), h.54
[11] Op.cit, h. 53-54
[12] Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h.20
[13] Op.cit, h.54-55

37 komentar:

  1. Nama : Krisna Ayu Diana
    NIM : 2021110348

    Bagaimana cara guru mengatasi perbedaan yang ada pada anak didik terkait dengan tingkat pemahaman terhadap bahan pelajaran yang berbeda?

    BalasHapus
  2. farah (2021110357)
    menurut saya, guru hendaknya melakukan pendekatan mastery learning, yaitu salah satu strategi belajar mengajar pendekatan individual. dg cara ini guru akan mengetahui kesulitan apa yg dialami siswa tsb sehingga guru tsb dpt mengatasi masalah tsb

    BalasHapus
  3. Siti Nurokhmah
    NIM: 2021110382
    Sifat apa sajakah yang harus ada pada seorang guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan terkendali..??

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya, agar PBM brjln dg lncar seorang guru harus memiliki sifat sabar, bertanggung jawab, bisa membuat suasana belajar mengajar tidak membosankan, tidak mudah putus asa, dan suka membaca, agar pengetahuan guru tidak trbatas.

      Hapus
  4. Nurul Khikmah
    2021110355
    jika seorang pendidik sudah melakukan proses belajar mengajar sesuai proseedural atau sesuai komponen diatas, mungkinkah masih ada hambatan-hambatan yang akan terjadi nantinya????

    BalasHapus
  5. Nama: Istighotsah
    kelas H
    NIM :2021110372

    di makalah diterangkan bahwa untuk menempuh tujuan pembelajaran ada batas waktu tertentu.
    nah, yang ingin saya tanyakan, dalam batas kurun waktu berapakah seorang siswa/murid harus menempuh waktu belajar?:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. suswati 2021110358

      seseorang menempuh wkt belajar itu tdk bisa ditentukan brp kurun wkt nya krn pada hakikatnya semua org itu dlm hidupnya tdk bisa lepas dari yg namanya belajar sebagaimana yg dituturkan dlm kitab ta'limul muta'alim bhw menuntut ilmu itu dari ayunan smp liang lahat

      Hapus
  6. apa yang mnebabkan munculnya hambatan" dalm belajar mengajar???
    2021110343

    BalasHapus
    Balasan
    1. farah 2021110357

      hambatan2 dlm belajar mengajar dpt muncul krn malas, bosan dsb.hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya perkembangan media elektronik, kesibukan di luar sekolah, dan perasalahan yg sangat kompleks saat ini adl masalah asmara.

      Hapus
    2. rohiman 2021110356
      munculnya hambatan2 itu disebabkan dg adanya:
      1) Hambatan keahlian dan akademik, 2) Hambatan fasilitas pendidikan, 3) Hambatan mutu buku pendidikan, dan 4) Hambatan administrasi dan manajemen.
      maka seorang guru harus pandai menyesuaikan diri dalam sebuah pembelajaran. dan memilih metode yang tepat.

      Hapus
  7. Nama : Ayu Hidayah
    NIM : 2021110342
    Kelas : H

    Pemerintah telah menetapkan standarisasi pendidikan, termasuk materi atau bahan ajar bagi tiap-tiap jenjang pendidikan. Materi atau bahan ajar tersebut tidak semuanya dapat diserap oleh para siswa. Salah satunya karena faktor lingkungan (misal jarak sekolah dengan rumah yang jauh, berbukit-bukit, dll). Pertanyaannya, bagaimana solusi terhadap permasalahan tersebut menurut para pemakalah?


    BalasHapus
    Balasan
    1. solusinya yaitu dari pihak pemerintah harus melakukan pemeratan pendidikan di setiap daerah, dengan cara membangun sekolah-sekolah baru agar yang warganya tidak kejauhan untuk pergi kesekolahnya..

      Hapus
  8. nama : Risnatul Khikmah
    NIM : 2021110374
    Kelas : H

    Selain dilihat dari absensi, bagaimana seorang guru menilai kedisiplinan para siswanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kedisiplinan siswa itu selain dilihat dari absensi juga bisa di laihat dari sikap siswa, cara berpakaian siswa.
      selain itu juga bisa di lihat kecepatan dan ketepatan dia melakukan sesuatu ha.

      Hapus
    2. farah 2021110357

      selain absensi, kedisiplinan dpt jg dilihat dari ketepatan masuk kelas,pakaian, pengumpulan tugas, dsb

      Hapus
  9. nama : M.Mastur Hilmi
    nim : 2021110368
    Tujuan pembelajaran yang efektif itu yang seperti apa?

    BalasHapus
    Balasan
    1. farah 2021110357

      tujuan pembelajaran yg efektif adl proses belajar mengajar yg tdk hny terfokus pd nilai yg dicapai oleh anak didik, melainkan juga mampu memberikan pemahaman yg baik, kecerdasan, ketekunan & perubahan perilaku (yg baik) serta dpt mengaplikasikannya dlm kehidupan mereka

      Hapus
    2. tujuan pembelajaran yang efektif adalah tujuannya tidak hanya dalam hal akademik, tapi peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kehidupa sehari-hari.

      Hapus
  10. nama: mei andri yanti
    nim:2021110384
    dalam suatu kelas yang jumlah siswanya sangat banyak bagaimana seorang pengajar menyampaikan informasi,agar dapat dengan mudah di terima dan juga di pahami oleh masing-masing peserta didik?

    BalasHapus
    Balasan
    1. farah 2021110357

      sebenarnya jumlah peserta didik yg terlalu banyak membuat kegiatan belajar mengajar tdk efektif sebab siswa sulit utk menangkap materi yg diberikan oleh guru. misalnya saja krn pengap atau kegerahan krn jumlah murid yg terlalu banyak di dlm kelas sehingga murid mjd tdk fokus dlm menerima materi.
      jadi, utk membuat murid2 tsb mudah dlm menerima materi, guru hendaknya menyediakan ruangan yg nyaman, memberikan materi dg keras sehingga semua murid dpt mendengarnya, dan menyampaikan materi scr perlahan sehingga semua murid dpt memahaminya

      Hapus
  11. adin refqi L
    2021110359
    di dalam proses belajar mengajar sering sekali terjadi hambatan-hambatang yang muncul entah itu dari faktor eksternal atau internal baik itu di pihak guru maupun peserta didik. bagaimana menurut pemakalah,seorang guru harus bertindak seperti apa untuk mengatasi hambatan-hambatan yang muncul?

    BalasHapus
    Balasan
    1. farah 2021110357

      utk mengatasi hambatan2 yg muncul dlm kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya mencari tahu terlebih dahulu apa penyebabnya. misalnya saja krn malas. maka guru hendaknya melakukan pendekakan mastery learning, yaitu pendekatan scr individual (spt yg sudah saya jelaskan pd pertanyaan mbak Krisna). dg begitu guru dpt memberikan solusi utk permasalahan tsb dg memotivasi murid tsb misalnya dsb.

      Hapus
  12. ANIS TIA M.A
    2021110367

    dalam komponen belajar poin ke 3 anda menyebutkan bahwa "Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hendaknya memperhatikan perbedaan individual anak didik, yaitu pada aspek biologis, INTELEKTUAL, dan psikologis"

    menurut anda,dalam pembagiam kelas lebih baik satu kelas diisi dengan anak2 yang mempunyai persamaan intelektual atau satu kelas diisi dengan anak2 yang mempunyai perbedaan dalam intelektual?

    BalasHapus
    Balasan
    1. suswati 2021110358

      sebaiknya dlm 1 kls itu ditempatkan siswa2 yg memiliki tingkat intelektual yg sama dg tujuan utk mempermudah guru dlm metode yg diajarkan. sebab apabila dlm 1 kls siswa2nya mempunyai tingkat intelektual yg berbeda, guru akan kesulitan dlm menggunakan metode yg akan dipakai dlm kegiatan belajar mengjar. selain itu jg menghindari adanya sikap minder pd anak yg mempunyai tingkat intelektual yg rendah

      Hapus
  13. Dalam satu kelas biasanya tingkat pemahaman siswa terhadap apa yg disampaikan guru itu berbeda-beda, ada yg cepat dan ada pula yg lambat. Kiat-kiat apa yg harus dilakukan oleh seorang guru agar proses belajar mengajar tetap efektif dan dapat mencapai tujuan pembelajaran?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama ; SUSWATI
      2021110358

      SEORANG GURU harus banyak berinteraksi dan berkomunikasi dengan para siswanya sehingga dia bisa menetukan metode mana yang harus diberikan pada para siswanya

      Hapus
  14. sokhiyah 2021110379
    apabila ada siswa yang daya tangkap trhadap suatu materi kurang baik, apa yang harus d lakukan seorang guru agar tujuan pembelajarannya tercapai.?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama : suswati
      2021110358

      Yang harus dilakukan seorang guru yaitu dia harus menggunakan metode yang berbeda antara menangani siswa yang daya tangkapnya baik dan kurang baik, untuk siswa yang daya tangkapnya kutrang baik seorang guru harus memberikan perhatian yang penuh ketelatenan, dan selalu memberikan dorongan kepada siswa tersebut

      Hapus
  15. Jika melihat,mengamati secara seksama banyak sekali hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran baik itu dari siswa maupun dari guru itu sendiri.
    Yang saya mau tanyakan bagaimana cara memenej waktu belajar mengajar agar lebih efektif?
    Pertanyaan selanjutnya jika melihat makalah ini secara seksama ternyata tidak sejalan dengan pandangan islam dimana dalam islam diperintahkan untuk belajar sampai akhir hayat.Bagaimana pemakalah menanggapi perbedaan itu?

    BalasHapus
  16. M. Nurul Amin
    202 111 0383

    Dalam suatu kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen. Apakah ada faktor-faktor yang mempengaruhi belajar mengajar dalam komponen diatas ?

    Class H

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama : suswati
      2021110358

      Ada faktor-faktor yang mempengaruhi komponen diatas, yaitu faktor dalam dan luar lingkungan. misalnya pada kom[pnen media itu ada faktor luar dn dalam lingkungan.

      Hapus
  17. Nama : Nur Faizah
    NIM :2021110347

    Bagaimana seorang guru menghadapi siswa yang melakukan perilaku yang mencontek dan mengantisipasinya???

    BalasHapus
  18. Nama : Tri Suparni
    NIM : 202109365

    belajar merupakan sebuah proses yang berkesinambungan dan semua komponen belajar harus ada untuk menunjang keberhasilan hasil dari proses belajar tersebut. sementara di zaman skarang muncul sistem dimana KBM hanya menggunakan alat sebagai pengganti guru sedangkan guru tidak hadir di tempat. pertanyaanya bagaimana sistem yang semacam ini ktka kita sandingkan dengan hakikat belajar mengajar pada umumnya?

    untuk selanjutnya yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana relevansi adab murid terhadap guru yang terdapat dalam kitab ta'lim wa muta'alim karya syeh zarnuji dalam pendidikan berkarakter di zaman sekarang ini?

    BalasHapus