Laman

Senin, 17 September 2012

SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar

SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar - word


SBM H2 : Pengajar vs Pembelajar - ppt





“ANTARA PENGAJAR DAN PEMBELAJAR

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas: Strategi Belajat Mengajar
Dosen Pengampu : M. Ghufron Dimyati



Disusun Oleh :
Adin Refqi L                         2021110359
Kharimatul Khasanah          2021110361
Mar’atus Solehah                  2021110362
Dikromah                               2021110363
Aminah Zuhriyah                 2021110264
Uyunul Fauziyah                   2021110365


Kelas H

TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
Tahun 2012

PENDAHULUAN

            Dunia pendidikan adalah dunia guru, rumah rehabilitasi peserta didik. Dengan sengaja guru berupaya mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mengeluarkan peserta didik dari terali kebodohan. Sekolah sebagai tempat pengabdian adalah bingkai perjuangan dalam keluhuran akal budi untuk mewariskan nilai-nilai ilahiyah dan mentrasformasikan multi norma kesalamatan duniawi dan ukhrowi kepada peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia, cerdas, kreatif, dan mandiri berguna bagi pembangunan bangsa dan negara di masa mendatang.
            Oleh karena itu makalah ini akan membahas mengenai cara mengajar dan mendidik yang baik agar tercapainya tujuan pendidikan yang di inginkan.





























PEMBAHASAN

A.    Persamaan dan Perbedaan Istilah  Mengajar dan Mendidik
            Tugas guru dalam mendidik dan mengajar murid-muridnya adalah membimbing memberikan petunjuk, teladan, bantuan, latihan, penerangan, pengetahuan, pengertian, kecakapan, keterampilan, nilai-nilai, norma-norma  kesusilaan, kebenaran, kejujuran, sikap dan sifat-sifat yang baik dan terpuji dan sebagainya. Secara teoritis mengajar lebih bersifat menyampaikan pengetahian dan  mendidik lebih beraksentuasi pada penanaman nilai.
            Pakar penelitian, Sikun Pribadi, berpendapat bahwa mengajar adalah kegiatan pembinaan yang terkait dengan ranah kognitif dan psikomotorik. Ranah kognitif dengan tujuan agar siswa lebih cerdas, banyak pengetahuan, berfikir kritis, sistematis, dan obyektif. Untuk ranah psikomotorik dengan tujuan terampil melaksanakan sesuatu, seperti membaca, menulis, menyanyi, berhitung, lari cepat berenang dan lain-lain. Makna pengajaran ini diperkuat dengan adanya istilah instructional effect yang biasanya berbentuk pengetahuan dan keterampilan.

B.     Makna dan Hakikat Guru
1.      Makna Guru
            Makna guru (pendidik) sebagaimana dalam UUSPN No.20 tahun 2003 Bab I, pasal I,ayat I, adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaismara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
            Sedangkan pengertian yang sederhana. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, yang dapat diartikan bahwa guru tersebut tidak hanya yang mempunyai kualifikasi keguruan secara formal diperoleh dari bangku sekolah atau perguruan tinggi, melainkan yang terpenting adalah mereka yang mempunyai kompetensi keilmuan dan dapat menjadikan orang lain pandai dalam matra kognitif, afektif dan psikomotorik.[1]

      Syarat-syarat untuk menjadi guru menurut  Zakiyah yaitu sebagai berikut :
a.       Takwa Kepada Allah SWT
      Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan, tidak mungkin mendidik peserta didik agar bertakwa kepada Allah swt, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi peserta didiknya.

b.      Berilmu
      Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi sesuatu bukti bahwa pemiliknya  telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar, karena makin tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat.
c.       Sehat Jasmani
      Kesehatan jasmani kerap kali dijadikan salah satu syarat bagi merekan yang melamar untuk menjadi guru. Karena ketika guru itu memiliki penyakit maka ia tidak akan bergairah dalam mengajar
d.      Berkelakukan Baik
      Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak peserta didik. Guru harus enjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Diantara tujuan  pendidikan adalah membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi peserta didik dan ini akan bisa tercapai jika pribadi guru berakhlak mulia.

                 Syarat yang telah tertera di atas merupakan tahap menuju guru yang profesional dimana guru bisa memahami karakteristik (ciri khas) kepribadian dirinya., yang diperlukan sebagai panutan bagi peserta didik, dan secara konstitusional, guru hendaknya berkepribadian pancasila, dan UUD 1945 yang beriman kepada Tuhan disamping itu ia juga harus memiliki kualifikasi (keahlian yang diperlukan) sebagai tenaga pengajar (pasal 28 ayat 2 UUSPN/1982)[2].

2.      Hakikat guru
      Hakikat guru, yang harus ada pada kepribadian seseorang guru yaitu :
a.       Orang yang memiliki minat, tidak pernah lelah dan bosan mencari atau menambah ilmu dan menyampaikannya kepada orang lain (siswa) kapan saja.
b.      Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan.
c.       Orang yang bertanggung jawab, mampu merubah pengetahuan, sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didiknya lebih baik.
d.      Orang yang mempunyai panggilan jiwa, mau berkorban demi kemajuan peserta didiknya.
e.       Orang yang mempunyai idealisme, mau mendengar keluh kesah peserta didiknya dan mampu memberikan solusinya.

C.     Tugas dan Fungsi Guru
1.   Tugas Guru
           Guru adalah figure seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak peserta didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian peserta didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.
           Guru sangat berperan dalam membantu perkembngan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal, keyakinan ini muncul karena manusia  adalah makhluk yang lemah. Demikian halnya peserta didik, ketika orang tuanya mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu juga ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal[3].
           Seorang guru yang benar-benar sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tersebut, tentulah akan selalu mawas diri, mengadakan intropeksi, berusaha selalu ingin berkembang maju, agar bisa menunaikan tugasnya lebih baik, dengan selalu menambah pengetahuan, memperkaya pengalaman, mengikuti “up grade” dirinya melalui membaca buku-buku perpustakaan, mengikuti seminar, lokakarya, kursus-kursus penataran dan sebagainya agar selalu bisa mengikuti gejolak perubahan-perubahan sosia-kultural dalam masyarakat serta kemajuan ilmu dan teknologi modern saat ini.
            Menurut Roestiyah N.K, bahwa guru dalam mendidik peserta didik baertugas untuk :
a.       Menyerahkan kebudayaan kepada peserta didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman
b.      Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila
c.       Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang-Undang Pendidikan yang merupakan Keputusan MPR No. II Tahun 1983.
d.      Sebagai perantara dalam belajar
2.   Fungsi Guru
a.       Guru Sebagai Pendidik
b.      Guru sebagai pengajar
c.       Guru sebagai pembimbing
d.      Guru Sebagai Pelatih
e.       Guru sebagai penasehat
f.       Guru Sebagai Pembaharu
g.      Guru sebagai model dan teladan
h.      Guru sebagai pribadi
i.        Guru sebagai peneliti
j.        Guru sebagai pendorong kreativitas
k.      Guru sebagai pembangkit pandangan
l.        Guru sebagai pekerja rutin
m.    Guru sebagai pemindah kemah
n.      Guru sebagai emansipator
o.      Guru sebagai evaluator
p.      Guru sebagai pengawet
q.      Guru sebgai pembawa cerita
r.        Guru sebagai actor
s.       Guru sebagai kulminator
D.    Gaya-Gaya Mengajar Guru
1.      Makna gaya mengajar
a.       Menurut Abu Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran
b.      Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar di muka kelas
c.       Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.

            Guru sebagai manusia pun mempunyai gaya yang berbeda satu dengan lainnya pada saat mengajar di kelas, walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu menyampaikan pengetahuan membentuk sikap anak dan menjadikan siswa terampil dalam berkarya. Dan gaya mengajar guru di kelas mencerminkan kepribadian guru itu sendiri. Gaya mengajar guru tersebut pada prinsipnya sulit dirubah karena sudah menjadi pembawaan sejak lahir. Dengan demikian gaya mengajar guru menjadi faktor penting dalam penentuan keberhasilan peserta didik. Guru yang baik adalah guru yang inisitor, yaitu guru yang banyak ide, wawasan, gagasan baru dalam rangka mengeliminir kejenuhan siswa. Guru itu selalu membuat variasi gaya mengajarnya, karena yang terpenting dalam mengajar bukan doktrinisasi  suatu falsafah pengajar yang kaku, melainkan adanya falsafah pengajaran yang fleksibel dan yang terpenting lagi adalah siswa memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

2.      Macam-Macam Gaya Mengajar
a.       Gaya Mengajar Klasik
      Gaya mengajar guru akan berpengaruh pada gaya siswa, baik gaya berpikir, gaya bersikap, maupun gaya bertindak. Dengan gaya mengajar ini, guru masih menerapkan konsepsi sebagai satu-satunya sumber belajar dengan berbagai konsekuensi yang diterimanya. Guru mendominasi kelas dengan tanpa memberi kesempatan siswa untuk kreatif. Dan gaya guru mengajar seperti ini tidak dapat disalahkan sepenuhnya menakala kondisi kelas yang mengharuskan ia berbuat demikian, yaitu kondisi kelas dimana siswa mayoritas pasif.
b.      Gaya Mengajar Teknologis
      Gaya mengajar guru menjadi bahan perbincangan yang tidak pernah habis. Argumentasinya adalah setiap guru mempunyai watak yang berbeda-beda, ada yang kaku, keras, moderat dan fleksibel. Gaya mengajar teknologis ini mengisyaratkan guru untuk berpegang pada media yang tersedia. Guru mengajar dengan memperhatikan kesiapan siswa dan selalu memberi rangsangan pada peserta didiknya untuk mampu menjawab persoalan. Guru memberi kesempatan kepada peserta didiknya untuk mempelajari pengetahuan yang sesuai dengan minatnya sehingga memberi manfaat pada diri siswa itu sendiri.
c.       Gaya Mengajar Personalisasi
      Gaya mengajar guru menjadi salah satu kunci keberhasilan siswa. Pada dasarnya guru mengajar bukan untuk memandaikan siswa semata, akan tetapi juga memandaikan dirinya sendiri. Guru yang mempunyai prinsip seperti ini, ia akan selalu meningkatkan belajarnya dan juga senantiasa memandang peserta didiknya untuk menjadi sama dengan gurunya, karena ia mempunyai minat, bakat dan kecenderungan masing-masing.
d.      Gaya Mengajar Interaksional
      Dalam gaya pembelajaran ini siswa diberi kesempatan luas untuk memiliki program studi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat kekinian. Siswa juga dilibatkan dalam pembentukan interaksional yang mengharuskan ia mampu belajar secara mandiri.

3.      Pendekatan Gaya Mengajar
a.       Pendekatan filosofis
      Dalam pendekatan ini, gaya mengajar guru hendaknya didasarkan pada nilai-nilai kebenaran, yaitu memandang siswa sebagai makhluk rasional yang mampu berpikir dan perlu dikembangkan. Dalam proses pengajaran, pendekatan filosofis dapat diaplikasikan ketika guru mengajar dengan berbagai gaya untuk mencari hakikat pengajaran yang dapat diterima siswa.
b.      Pendekatan Induksi
      Merupakan pendekatan gaya mengajar dalam bentuk penganalisaan secara ilmiah, yaitu berasal dari hal-hal atau peristiwa umum khusus untuk menentukan hukum atau kaidah yang bersifat umum.
c.       Pendekatan deduksi
      Adalah pendekatan gaya mengajar dalam bentuk ilmiah yang bergerak dari hal-hal umum ke hal yang khusus
d.      Pendekatan sosia kultural
Merupakan pendekatan gaya mengajar yang berpandangan bahwa siswa adalah makhluk bermasyarakat dan berkebudayaan sehingga dipandang sebagai homo socium dan sapiens dalam kehidupan bermasyarakat dan berkebudayaan.
e.       Pendekatan fungsional
Adalah pendekatan gaya mengajar guru dengan penekanan pada pemanfaatan materi ajar bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Maksudnya, materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa adalah materi yang sesuai dengan kebutuhannya dalam kehidupan sehari-hari.
f.       Pendekatan emosional
Adalah pendekatan gaya mengajar untuk menyentuh perasaan yang mengharuskan dengan tujuan menggugah perasaan dan emosi siswa agar mampu mengetahui, memahami dan menerapkan materi pelajaran yang diperolehnya

E.     Prinsip-Prinsip Mengajar
           Agar lalu lintas pengajaran bisa berjalan lancer, teratur, terhindar dari beberapa hambatan yang berakibat pada stagnasi pengajaran, maka guru harus mengerti, memahami, menghayati berbagai prinsip pengajaran sekaligus mengaplikasikan pada waktu dia melaksanakan tugasnya.
Prinsip-prinsip pengajaran meliputi:
1)      Prinsip aktivitas
Thomas M.Risk dalam bukunya “Principles and practies of teaching” mengatakan:  “Teaching is evidence of learning experience” (mengajar adalah proses membimbing pengalaman belajar). Pengalaman itu sendiri hanya mungkin diperoleh jika peserta didik dengan keaktifannya sendiri beraksi terhadap lingkungan. Dengan demikian belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
2)      Prinsip motivasi
Walker (1967) dalam bukunya “conditioning and instrumental learning” mengatakan perubahan-perubahan yang dipelajari memberi hasil yang baik bilamana orang mempunyai motivasi untuk melakukannya.


3)      Prinsip individualitas
Individual sebagai manusia merupakan orang-orang yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri. Kekhususan jiwa itu menyebabkan individu yang satu berbeda dengan individu yang lainnya. Perkembangan individualitas merupakan suatu proses yang kreatif. Dalam proses individu harus memainkan peranan yang aktif, selalu mengadakan aksi dan reaksi yang bertujuan terhadap lingkungannya. Dengan demikian tumbuh berkembangnya individu sangat didukung oleh lingkungan (kelas)
4)      Prinsip lingkungan
Pembawaan yang potensial dari individu itu tidak spesifik melainkan bersifat umum dan dapat berkembang menjadi bermacam-macam kenyataan hasil interaksi dengan lingkungannya. Pembawaan menentukan batas-batas kemungkinan yang dapat dicapai oleh individu, tetapi lingkungan menentukan menjadi individu dalam kenyataan.
5)      Prinsip konsentrasi
Secara psikologis, jika memusatkan perhatian pada sesuatu maka segala stimulus lainnya yang tidak diperlukan tidak masuk dalam alam sadarnya. Akibatnya dari keadaan in adalah pengamatan menjadi sangat cermat dan berjalan dengan baik.
6)      prinsip kebebasan
pengertian kebebasan menurut Rosella Linskie adalah mengandung tiga dimensi:
a.       seft directedness
b.      self discipline
c.       self control
kemudian menurut Fulton Shean memberkan batasan kebebasan kedalam
a.       there is the freedom to do only what you went to do
b.      there is the freedom to do only what you must to do
c.       there is the freedom to do only what you ought to do
kebebasan menurut kategori pertama disebut anarki, yang kedua disebut totalitas dan yang ketiga disebut demokrasi, dapat disamakan dengan self direction, self discipline dan self control.
7)      Prinsip peragaan
Peragaan meliputi semua pekerjaan pancaindra yang bertujuan untuk mencapai pemberian pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dengan menggunakan alat-alat indra.
8)      Peinsip kerjasama dan persaingan
Jean D.Grambs berpendapat bahwa pengajaran disekolah yang demokratis, kerjasama maupun persaingan sama pentingnya, hanya persaingan yang dimaksud bukan bertujuan untuk memperoleh hadiah atau kenaikan pangkat tetapi untuk mencapai hasil yang lebih tinggi atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi kelompok.
9)      Prinsip apersepsi
Apersepsi adalah suatu penafsiran buah pemikiran yaitu menyatu padukan dan mengasimilasi sesuatu pengamatan dan pengalaman yang telah dimiliki
Apersepsi dimulai dengan menghubungkan lebih dahulu pelajaran sebelumnya sebelum menyajikan pelajaran baru, bisa disajikan melalui pertanyaan ada 4 langkah pelajaran:
a.       kejelasan pengertian
b.      asosiasi
c.       sistem
d.      metode

Sedangkan pendapat lain menyarankan lima langkah
a.       preparasi
b.      presentasi
c.       asosiasi
d.      generalisasi
e.       aplikasi
10)  prinsip korelasi
korelasi (saling berkaitan) pengajaran dengan masalah. Masalah keseharian individu maupun bidang lain akan menjadikan sesuatu yang baru dan berguna bagi peserta didik serta melatih supaya pemecahannya dengan berdasarkan pada skill atau pengetahuan dari pengajar tersebut.
11)  Prinsip efisiensi dan efektifitas
Pengajaran yang baik ialah proses pengajaran dengan waktu yang cukup serta dapat membuahkan hasil (pencapaian tujuan instruksional) secara tepat, cermat dan optional. Semua komponen pengajaran hendaknya di manfaatkan sebaik mungkin untuk mendukung efisiensi dan efektifitas.
12)  Prinsip globalitas
Menurut prinsip globalitas (integritas) bahwa keseluruhan adalah menjadi titik awal pengajaran. Peserta didik selalu mengamati keseluruhan lebih dahulu kemudian bagian-bagiannya, yaitu mengenalkan pelajaran kepada peserta didik dari pengertian yang umum ke kaidah-kaidah yang khusus.
13)  Permainan dan hiburan
Al Ghazali menyarankan agar anak-anak di ijinkan bermain dengan permainan ringan dan tidak yang verat-berat sesudah jam pelajaran, dengan syarat tidak meletihkan mereka. Jika anak-anak dilarang bermain dipaksa saja belajar, hatinya akan mati dan kepintarannya akan tumpul dan merekan akan merasakan kepahitan dengan kehidupan ini.[4]



































PENUTUP


           Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Dengan melalui macam macam gaya belajar, seperti gaya mengajar klasik, gaya mengajar teknologis, gaya mengajar personalisasi, dan gaya mengajar interaksional. Bervariasinya gaya mengajar ini dimaksudkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Dimana terjadi perubahan yang signifikan pada peserta didik baik dalam aspek kognisi afeksi dan psikomotorik































DAFTAR PUSTAKA

Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi dan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Gama Media Yogyakarta
Syah, Muhibah. 1999. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. E. 2005. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Rosdakarya.



[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, Buku I (Yogyakarta: Gama Media, 2009) hal. 5
[2] Muhibbin syah, Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru ( Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,1999)hal. 226
[3] E. Mulyasa, menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (bandung: Remaja Rosdakarya,2005) hal 35
[4] Op.cit. hal 12-44




33 komentar:

  1. ROHIMAN
    2021110356
    mengapa pemakalah tidak mencantumkan kesehatan rohani ke dalam syarat-syarat untuk menjadi guru?
    jelaskan alasannya.!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. cb lebih teliti lagi.

      1.Takwa Kepada Allah SWT
      2.Berkelakukan Baik

      dua point itu sama saja dengan kesehatan rohani. jadi tidak perlu untuk di jelaskan lagi.

      Hapus
    2. lah kalo guru itu mempunyai dua sisi kepribadian (psykopat) menurut pemakalah bagaimana,??
      tolong jelaskan!

      Hapus
    3. 2021110359

      seorang psycopat atau guru yang mengalami ganguan mental dalam hal ini seorang psycopat sangatlah tidak di anjurkan ia masuk ke dalam ranah pendidikan, karena nantinya akan sangat mengganggu dalam proses pendidikan itu sendiri. Pemerintah pun telah mengantisipasi hal tersebut dengan mengadakat test penerimaan guru,Materi yang digunakan untuk seleksi meliputi tes bakat guru, wawasan kependidikan, psikologi perkembangan dan motivasi menjadi guru. meskipun secara teoritis sangat lah bagus apa lagi sekrang di adakanya sertifikasi guru, namun dalam pelaksanaanya sangat sulit. namun setidaknya ada langkah pencegahan, yang semoga ke depannya lebih baik lagi.

      Hapus
  2. SOKHIYAH
    2021110379
    bagaimana pendapat pemakalah apabila ada guru yang otoriter?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nama:dhikromah
      nim :2021110363
      Menurut saya guru yang seperti itu pastinya tidak akan disukai murid-muridnya. Juga akan mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar, karena biasanya jika tidak menyukai gurunya pasti juga tidak suka pada apa yang diajarkannya. Mereka cenderung malas dan tidak bersemangat dalam menerima materi pelajaran. Bahkan tugas pun bisa juga tidak mau dikerjakan, mereka tidak peduli pada nilai yang didapatnya. Peserta didik itu sukanya pada guru yang mau mengerti dan memahami kondisi mereka. Tidak memaksakan kehendak peserta didiknya yang kurang mampu dalam menghadapi materi pembelajaran.

      Hapus
    2. 2021110359

      masalah otoriter atau demokratis ada tempatnya tersendiri, guru memang adakalanya harus bersikap otoriter jika memang diperlukan, misalnya saja dalam menghadapi keterlambatan siswa dan ketidak seriusan siswa mengerjakan tugas(menegakan kedisiplinan), akan tetapi jika dalam menyampaikan materi hendaknya guru bersikap demokratis yaitu melibatkan siswa dalam pembelajaran jangan menjadikan siswa sebagai robot yang hanya datang, duduk, dengar, diam dan pulang.

      Hapus
  3. Nama : Tri Suparni
    Kelas : H
    Nim : 202109365

    ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan, antara lain :
    1. menurut pemakalah apakah perbedaan antara istilah pendidikan, pengajaran dan pembelajaran?
    2. Bagaimanakah ciri-ciri guru yang ideal?
    3. pendidikan sekarang ini hanya bisa menstransver ilmu pengetahuan dan belum bs mentransver nilai, nah bagaimana caranya agar pendidikan sekarang tidak hanya bs mentransver ilmu tp jg dpt mentransver nilai?
    4. menurut anda gelar "Pahlawan tanpa tanda jasa" itu pantas diberikan kepada semua guru atau tidak? berikan alasannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cirri-ciri guru ideal adalah guru yang pintar, berwawasan luas, disiplin, berwibawa dalam perannya sebagai guru, mampu menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, artinya tidak monoton sehingga peserta didiknya tidak merasa jenuh atau bosan, pengertian kepada peserta didiknya, sabar dalam mengajar peserta didiknya, serta menjalin hubungan baik pada semua peserta didiknya, tidak pilih kasih atau membeda-bedakan, serta selalu mengamati peserta didiknya agar kita sebagai guru tahu bagaimana perkembangan peserta didiknya dan mampu memahami kondisi setiap peserta didiknya.

      Hapus
    2. Seperti yang dijelaskan pada cirri-ciri guru ideal, intinya adalah guru ideal itu adalah guru yang baik. Itulah guru yang pantas dikatakan sebagai ‘pahalawan tanpa tanda jasa’. Guru yang baik senantiasa ikhlas dalam menyampaikan ilmunya kepada peserta didik. Selalu mengerti apa yang diinginkan peserta didik, selalu memahami kondisi peserta didik. Dengan lemah lembut dan senang hati menghadapi perbedaan-perbedaan pada setiap peserta didik.

      Hapus
    3. 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

      Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa.
      Pembelajaran adalah usaha membantu siswa atau anak didik mencapai perubahan struktur kognitif melalui pemahaman. Psikologi humanistik, pembelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan untuk belajar (enjoy learning), yang membuat siswa dipanggil untuk belajar

      Hapus
    4. 3.guru jangan hanya berfungsi sebagai pengajar ( transfer of knowledge), tapi juga harus mampu berfungsi sebagai pendidik (transfer of values). Jadi guru harus sadar bahwa tugasnya itu buka mencetak robot-robot manusia yang hanya berintelektual semata, tapi manusia yang bermoral.

      Hapus
  4. Ainun Najib
    2021110343

    ada istilah yang mengatakan bahwa guru tidak hanya sebagai pengajar,tapi juga pelajar,,,
    bgaimana pndapat anda ttg itu?????????????

    BalasHapus
    Balasan
    1. emm,,,seperti pepatah jawa bahwa Guru adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya. Sebenarnya di era perkembangan dan kemajuan jaman seperti ini Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mau selalu belajar hal - hal yang baru untuk menambah ilmunya. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.Oleh karenanya bisa saya bilang salah satu Peran guru adalah sebagai pelajar (leamer) jadi selain dia mendidik muridnya dia juga belajar akan perkembangan ilmu yang tidak pernah ada habis dan matinya. Seorang guru dituntut untuk
      selalu menambah pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan,,,

      Hapus
    2. nim:2021110364

      Ketika proses belajar mengajar berlangsung, kadangkala ada guru yang mengatakan. Anggaplah tidak ada istilah antara guru dan murid dalam kelas, biasanya siswa itu akan cenderung minder ketika berhadapan dengan seorang guru. Dimaksudkan karena guru bukan hanya sebagai pengajar yang memberikan materi yang ada. Selain memberikan materi disamping itu guru juga belajar, dan pada dasarnya guru itu pasti selalu belajar untuk menambah pengetahuannya. Intinya dalam pembelajaran antara guru dan murid itu belajar bareng, saling mengingatkan jika argument gurunya keliru atau materi yang disampaikan kurang tepat. Guru akan selalu ingin tahu, dan menambah wawasan ilmunya. Apalagi di era yang selalu berkembang ini ilmu pengetahuan itu cakupannya sangat luas, jadi guru harus selalu menemukan hal baru, baik dalam belajar ataupun mengajar.

      Hapus
  5. ISTIGHOTSAH
    202111372

    Dalam makalah disebutkan bahwa jika anak selalu dipaksa untuk terus belajar maka hatinya akan mati dan kepintarannya akan tumpul,hati mati dan kepintaran yang tumpul seperti apa?
    kemudian jika itu memang satu-satnya cara agar anak mau belajar,bagaimana tanggapan pemakalah?

    BalasHapus
  6. Nama :Risnatul Khikmah
    NIM : 2021110374
    Kelas :H

    Setelah membaca makalah anda, ada hal-hal yang kurang saya pahami. Diantaranya: Fungsi guru sebagai pengawet, kulminator, emansipator, bisa dijelaskan lebih lanjut?
    Dalam prinsip-prinsip mengajar, prinsip kebebasan itu arahnya ke kebebasan yang seperti apa?

    BalasHapus
  7. Muhzidin
    Nim 202109134

    mengapa dalam makalah diatas guru seakan-akan sebagai sumber ilmu padahal guru hanyalah sebagai penyampai ilmu?????
    bagaimana pendapat anda mengenai hal tersebut?????

    BalasHapus
  8. 202 111 0366

    Guru ...
    kauLah inspirasi ku dalam menatap masa depan ...
    kauLah penumbuh kuat sayapku agar bisa terbang jauh menuju luasnya dunia...


    tapi apakah setiap guru kita "WAJIB" musLim ???

    BalasHapus
  9. Nama : Krisna Ayu Diana
    NIM : 2021110348

    1. Jika Anda menjadi seorang guru, gaya mengajar mana yang akan Anda pakai dalam proses pembelajaran? Apa alasannya?
    2. Pada pembahasan hakikat guru ada kalimat yang berbunyi "Orang yang berbakat, mempunyai kelebihan dan hasilnya sesuai dengan harapan", maksudnya bagaimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. nim : 2021110363
      1. kalau saya pribadi memilih gaya mengajar interaksional, karena ranah pendidikan itu tidak hanya dalam kelas saja, melainkan juga di luar kelas terutama masyarakat dan lingkungan sekitar.dalam melaksanakan pendidikan peran masyarakat dan lingkungan sangatlah penting, oleh karena itu, sebagai pendidik kita juga harus memberikan kesempatan kepada peserta didiknya untuk berkecimpung di lingkungan sosial.hal itu juga dapat melatih peserta didik untuk berani tampil di depan, bukan hanya di depan kelas saja, syukur-syukur jika mereka mampu menjadi pemimpin di masyarakat.

      Hapus
  10. 2021110333

    Tugas seorang guru adalah sebagai pengajar dan pendidik,
    yang saya tnyakan,apakah seorang guru dalam mendidik dan mengajar harus mengikuti perkembangan jaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2021110359

      ya, seorang guru harus fleksibel dalam menanggapi perkembangan jaman, agar tidak di anggap ketinggalan jaman. apa lagi perkembangan tehnologi yang berkembang sangat pesat. Namun seorang guru jangan sampai meninggalkan kebudayaan leluhur dan nilai-nilai tatanan kehidupan yang ada., karena itu harus tetap di lestarikan dan di kenalkan kepada anak didik atau penerus bangsa, karena kebudayaan leluhur merupakan ciri khas bangsa dan negara ini.

      Hapus
  11. 202 111 0 340
    "Selamat pagi!", berkata guru ku....
    "Ini hari aku rasa kopi nikmat sekali!"
    Tas hitam dari kulit buaya
    Mari kita pergi, memberi pelajaran ilmu pasti
    Itu murid bengalmu mungkin sudah menunggu...


    jikalau alam dan lingkungan maupun dunia maya itu yang menjadi inspirasi saya apakah mereka juga bisa dikatakn sebagai "GURU"..??

    BalasHapus
  12. Nama : Fajarwati Yulia Rahman (*_^)
    NIM : 2021110375
    Kelas: H

    Yang ingin saya tanyakan jika melihat saat-saat ini terkadang masihterdapat guru yang hanya "absen,memberi tugas,trus pulang"/ tidak mengajar sebagai mana mestinya, lha yang ingin saya tanyakan bagaimnakah cara mengevaluasi kualitas seorang guru agar bisa menjadi guru yang profesional???

    TRIMAKASIH ;)

    BalasHapus
  13. Anis Tia M.A
    2021110367

    1. mengapa pada point A, pemakalah hanya menjelaskan definisi mengajar?
    mengapa definisi mendidik tidak dicantumkan?
    2. apakah yang akan terjadi apabila seorang guru hanya mengajar kepada anak didiknya (tidak disertai dengan mendidik)?

    BalasHapus
  14. nama : linda puspitasari
    nim : 2021110344
    kelas: H

    fungsi guru sebagai pengawet dan sebagai kulminator itu, bagaimana penjelasannya.? dan lebih efektif mana gaya mengajar seorang guru dan pengaruhnya terhadap tingkat pemahaman anak didik khususnya pada anak SMP.? jelaskan.!!!!

    BalasHapus
  15. Nama : Siti Mutoharoh
    Nim : 2021110346
    Kelas: H

    1. Biasanya seorang murid ada yang bosan atau yang tertarik dengan gaya mengajar salah satu gurunnya, bagaimana seorang guru merubah gaya mengajarnya sendiri yang pada hakikatnya diatas telah dijelaskan bahwa gaya mengajar seorang guru adalah sudah menjadi pembawaan dari lahir yang sulit untuk dirubah... tolong jelaskan solusinnya,..!!!
    2. Apa kekurangan dan kelebihan pada setiap gaya mengajar seorang guru yang ada pada poin ke-2 tersebut.???

    BalasHapus
  16. M. Nurul Amin
    202 111 0383

    Bagaimana desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang banyak memadai saat ini. Apakah dengan keadaaanya dan perkembangnya yang selalu berganti kita bisa mencapai target? peranan apa yang harus kita pegang agar mencapai pembelajaran yang berkualitas.



    Class "H"

    BalasHapus
  17. irfaqiyah
    2021110354
    dalam konteks pembelajaran di kelas kehadiran guru sangat berpengaruh terhadap interest siswa kepada guru dan materi yang di sajiakn. menurut anda apakah ketidak hadiran guru di kelas bisa di gantikan dengan pemberian tugas-tugas? bagaimana caranya agar anda tetap di pandang sebagai guru yang bertanggung jawab dan tidak dianggap makan gaji buta?

    BalasHapus
  18. muhammad rizqon 202 111 0369

    sikap pengajar dalam pembelajaran sangat mempengaruhi minat belajar siswa.sikapyang bagaimana seharusnya dilakukan seorang pengajar?

    Class "H"

    BalasHapus
  19. farah dibha (2021110357)
    landasan pend. itu ialah diskusi & dialog. namun pd praktiknya pend. saat ini menggunakan gaya mengajar klasik (berlandaskan intimidasi) dmn guru adl pihak yg maha tau & murid menerima apa yg disampaikan oleh guru tanpa banyak protes apalagi bertindak kritis terhadap apa yg disampaikan oleh guru (guru lebih dominan)
    bgmn menurut para pemakalah mengenai cara pembelajaran spt ini?

    BalasHapus
  20. Nurul Hidayah
    202 111 0339
    Kelas H

    Gaya mengajar yang sesuai kondisi anak itu yang bagaimana?

    BalasHapus