sbm F11 : variasi - word
sbm F11 : variasi - ppt
sbm F11 : variasi - ppt
MAKALAH
VARIASI MENGAJAR
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Stategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I
Disusun Oleh :
1.
Lilis Handayani (2021110246)
2. Yani Nadia (2021110247)
3. Fahmi Amrullah (2021110248)
4. Beni Siswanto (2021110249)
5. Saiful Islam (2021110250)
Kelas: F
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu
yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Merasakan makanan yang sama terus menerus akan
menimbulkan kebosanan, melihat film yang sama dua kali saja orang sudah tidak
mau, juga karena bosan. Orang akan lebih suka bila hidup itu diisi dengan penuh
variasi dalam arti yang positif. Rekreasi pada dasarnya juga mengurangi
kebosanan pandangan di tempat asalnya. Demikian juga dalam proses belajar
mengajar, bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi,
maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan
akibatnya tujuan belajar tidak tercapai. Dalam hal ini guru memerlukan adanya
variasi dalam mengajar siswa.
Makalah
ini akan memaparkan pengertian variasi mengajar, prinsip penggunaan,
komponen-komponen variasi mengajar, tujuan dan manfaat variasi mengajar.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi pemakalah juga pembaca dan memberikan ilmu baru yang semoga bermanfaat
untuk bekal mengajar nanti…
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Variasi Mengajar
Pengertian “variasi”
menurut kamus ilmiah popular adalah ‘selingan’,’selang-seling’, atau
‘pergantian’. Udin S. Winataputra mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yang
membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau
perbedaan-perbadaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang
unik. Adapun variasi mengajar merupakan keanekaragaman dalam penyajian kegiatan
mengajar.[1]
Definisi variasi mengajar menurut beberapa tokoh
antara lain:
- Menurut Uzer Usman variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme serta penuh partisipasi.
- Menurut Abu Ahmadi gaya mengajar adalah tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran.
- Menurut Syahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak-tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.
Dari
definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi mengajar adalah
pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar
yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat
belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.[2]
B.
Prinsip
Penggunaan
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa
untuk aktif dan kreatif belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang
kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa
prinsip penggunaan variasi dalam mengajar yaitu sebagai berikut:
1.
Dalam
menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan,
selain juga harus ada variasi penggunaaan komponen untuk tiap jenis variasi.
Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan
variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment proses
belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan prose belajar
tidak terganggu.
3.
Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur, terencana dan sistematik..
4.
Penggunaan
variasi mengajar harus luwes (tidak kaku) sehingga kehadiran variasi itu
semakin mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar. Disamping itu penggunaannya
bersifat spontan dan merupakan umpan balik.
Bentuk
umpan balik ada dua, yaitu:
a.
Umpan balik
tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
b.
Umpan balik
informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.
C.
Komponen-komponen
Variasi Mengajar
1. Variasi
Gaya Mengajar
Variasi ini pada
dasarnya meliputi variasi suara variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Variasi dalam gaya mengajar ini adalah
sebagai berikut:
a. Variasi
suara
Suara
guru dapat bervariasi dalam intonasi , nada, volume dan kecepatan. Guru dapat
mendramatisir suatu peristiwa, menunjukkan hal-hal yang dianggap penting,
berbicara secara pelan dengan seorang anak didik , atau berbicara secara tajam dengan
anak didik yang kurang perhatian.
b. Penekanan
(focusing)
Berfungsi
untuk menfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang penting atau aspek
kunci, digunakan penekanan verbal. Penekanan
tersebut biasanya dikombinasikan dengan gerakan anggota badan yang dapat
menunjukkan dengan jari atau memberi
tanda pada papan tulis.
c. Pemberian
waktu (pausing)
Untuk
mendapatkan perhatian anak didik , dapat dilakukan dengan mengubah suara
menjadi sepi , dari suatu kegiatan menjadi tanpa kegiatan atau diam, dari akhir
bagian pelajaran ke bagian berikutnya. Dalam keterampilan bertanya , pemberian waktu dapat
diberikan setelah guru mengajukan beberapa pertanyaan , untuk mengubahnya
menjadi pertanyaan yang lebih tinggi tingkatannya . Bagi anak didik , pemberian
waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar menjadi lengkap.
d. Kontak
pandang
Bila
guru berbicara atau berinteraksi dengan anak didik, sebaiknya mengarahkan
pandangan ke seluruh kelas, menatap mata setiap anak didik untuk dapat
membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian.
e. Gerakan
anggota badan (gesturing)
Variasi
dalam mimik, gerakan kepala atau badan merupakan bagian yang penting dalam
komunikasi. Tidak hanya untuk menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan
arti pembicaraan.
f. Pindah
posisi
Perpindahan posisi guru dalam ruang
kelas dapat membantu menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan
kepribadian guru. Gerakan tersebut misalnya dari depan ke belakang, dari sisi
kiri ke sisi kanan atau dari posisi duduk kemudian berubah menjadi posisi berdiri. Yang penting setiap
perubahan ada tujuannya dan tidak menjemukan.[3]
T. Gilarso mengemukakan bahwa
variasi dalam gaya mengajar guru dapat dilakukan antara lain dalam bantuk:
Pertama, verbal
(dengan menggunakan suara dan kata-kata yang diucapkan guru) seperti: (1) nada
suara dan intonasi (voice variation), (2) mengarahkan perhatian peserta
didik (verbal focusssimg), (3) mengadakan diam sebentar (pausing/silence),
(4) isyarat-isyarat lisan lainnya (extra verbal cues).
Kedua, non-verbal
(dengan isyarat/bahasa badan) mencakup: (1) kontak pandangan mata (eye
contact), (2) ekspresi roman muka (facial expressions), (3) gerak
gerik tangan, kepala, badan (gesture), (4) posisi (tempat berdiri).[4]
2. Variasi
Media dan Bahan Ajar
Setiap anak
mempunyai kemampuan indra yang tidak sama baik pendengaran maupun penglihatan,
juga kemampuan berbicara. Ada anak yang suka membaca, ada yang suka
mendengarkan dulu baru mambaca atau sebaliknya.
Ada tiga
komponen dalam variasi penggunan media yaitu, media pandang, media dengar dan
media taktil.
a.
Variasi Media
Pandang (Visual )
Pengunaan media
visual dapat diartikan sebagai penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk
komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta , film , slide, TV, Radio ,
grafik, model , demontrasi dan lianlainnya. Penggunaan media tersebut mempunyai
keuntungan :
1)
Membantu
pemahaman konsep yang abstrak kepada penjelasan yang konkret
2)
Anak didik
memiliki perhatian yang optimal terhadap materi pelajaran
3)
Membantu
penumbuhan watak kreatif dan mandiri siswa
4)
Mengembangkan
cara berpikir siswa yang konsisten berkesinambungan, seperti halnya dalam film
5)
Memberikan
pengalaman baru dan unik
6)
Menambah
frekuensi kerja lebih dalam dan variasi belajar
b. Variasi Media Dengar ( Audio)
Pada umumnya
dalam proses belajar di kelas suara guru adalah alat utama dalam komunikasi.
Variasi dalam pengunaan media dengan memerlukan sekali saling bergantian atau
kombinasi dengan media pandangan dan media taktil.
c. Variasi Media Taktil
Pengunaan media
yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi
benda atau bahan ajaran. Dalam hal ini akan melibatkan anak didik dalam
kegiatan penyusunan atau pembuatan model, yang hasilnya dapat disebutkan
sebagai media taktil. Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara individu ataupun
kelompok kecil.
3.
Variasi
Interaksi
Dalam pola
interaksi antara guru dan anak didik memiliki rentangan yang bergerak dari dua
kutub yaitu :
a. Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur
tangan dari guru
b. Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi
oleh guru , dimana guru berbicara kepada anak didik.
D.
Tujuan
dan Manfaat Variasi Mengajar
Tujuan mengadakan
variasi mengajar adalah :
1.
Meningkatkan
dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevansi Proses Belajar Mengajar
Perhatian siswa
dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses pembelajaran amat
penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar mengajar yang
ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa. Indikator
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan di dalam
diri siswa.
2.
Memberikan
kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi
Siswa tidak
akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat yang
menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut Motivasi. Oleh sebab itu
motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda
terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin memberikan
motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap materi
pelajaran yang diberikan. Masalah akan muncul apabila ada siswa yang
tidak ada motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang
merupakan dorongan dari luar dirinya sangat diperlukan, dan peranan guru pada
saat seperti ini sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat dan
sebagai arah yang menentukan arah perbuatan dan alat unttuk menyeleksi
perbuatan.
3.
Membentuk sikap positif terhadap
guru dan sekolah
Tanggap siswa
kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada siswa
tertentu yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang
pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi. Ketidaksukaan
siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena
Ø guru tersebut kurang bervariasi dalam mengajar atau
Ø gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar
siswa
Ø guru kurang dapat menguasai keadaan kelas
Ø guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan
kreatifitas dan kegairahan belajar siswa
Hal ini kurang
menguntungkan guru. Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana adalah guru yang
pandai menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai
gaya mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela
pelajaran selalu diselingi humor dengan pendekatan edukatif.
4.
Memberikan
Kemungkian Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual
Seorang guru
dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung dalam proses
beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada guru tidak
hanya satu atau dua metode, tetapi lebih banyak lagi.
5.
Mendorong Anak
Didik untuk Belajar
Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar,
kewajiban siswa adalah belajaar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah
interaksi pengajaran yang disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran
yang kondusif adalah lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk
selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.[5]
Sedangkan manfaat keterampilan variasi dalam proses
pembelajaran adalah:
1.
Menumbuhkan
perhatian peserta didik
2.
Melibatkan
peserta didik berpartisipasi dalam berbagai kegiatan proses pembelajaran
3.
Dengan
bervariasinya cara guru menyampaikan pembelajaran, maka akan membentuk sikap
positif bagi peserta didik terhadap guru
4.
Dapat
menanggapi rasa ingin tahu dan ingin menyelidiki peserta didik
5.
Melayani
keinginan dan pola belajar para peserta didik yang berbeda-beda.[6]
BAB
III
PENUTUP
Kejenuhan atau kebosanan yang
dialami dalam kegiatan proses pembelajaran sering terjadi dan sulit dihindari.
Ditambah lagi kondisi ruangan tidak nyaman, performance guru kurang menyejukkan
hati peserta didik, materi yang disjarkan kurang menarik. Dengan memperbaiki
gaya mengajar saja pasti lah belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi.
Namun, dengan harapan bervariasinya proses interakasi pembelajaran yang
diberikan akan membawa cakrawala kecerahan para peserta didik di lapangan.
Variasi
mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponen-komponen
variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan ajaran
serta variasi interaksi , mutlak dikuasai oleh guru untuk menggairahkan belajar
anak didik dalam waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas…
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah,
Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT.RINEKA CIPTA.
Asril, Zainal. Micro
Teaching. 2011. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Fathurrohman, Pupuh dan
Sobry Sutikno. 2009. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: PT Refika
Aditama.
Sutikno, Sobry. Strategi
Belajar Mengajar. 2007. Bandung: PT Refika Aditama.
[1]
M. Sobry Sutikno, M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT Refika Aditama,
2007) hlm, 91
[3]
Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.RINEKA CIPTA, 2002),
hlm.187-190
[5]
Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.RINEKA CIPTA, 2002),
hlm. 190-192
[6]
Zainal Asril, Micro
Teaching, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 86
Tidak ada komentar:
Posting Komentar