Laman

Rabu, 07 November 2012

sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru

sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - word

sbm H9 : Model Pembelajaran Pusat Guru - ppt






MAKALAH
MODEL PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliyah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu : Muhammad Ghufron, M.S.I


Disusun Oleh :
Wafiudin Komarudin  2021110336
Zaelatul MAghfiroh    2021110337
Nurul Hidayah           2021110339
Muhajir Azhari          2021110340




SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
Jurusan Tarbiyah PAI
2012

BAB I
PENDAHULUAN
Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu siswa. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman belajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru. Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami suatu yang ada disekitar siswa. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku guru adalah membelajarkan, sedangkan perilaku siswa adalah belajar.
Ketika ilmu pengetahuan masih terbatas, ketika hasil-hasil teknologi belum berkembang hebat seperti sekarang ini, maka peran utama guru di sekolah adalah menyampaikan ilmu pengetahuan sebagai warisan kebudayaan masa lalu yang berguna sehingga harus dilestarikan. Dalam kondisi demikian guru berperan sebagai sumber belajar (learning resources) bagi siswa. Siswa akan belajar apa yang keluar dari mulut guru. Guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Pada Guru
Pada zaman dahulu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran dengan cara seperti ini memungkinkan penunggalan media pembelajaran. Penunggalan media pembelajaran terjadi apabila di dalam sebuah proses pembelajaran hanya terdapat satu sumber belajar, yaitu guru.
Guru akan dianggap oleh siswa sebagai orang yang selalu benar dalam berpendapat dan siswa hanya bisa menjadi curahan pendapatnya. Tingkat keaktifan guru dikelas pun sangat tinggi karena penunggalan sumber tersebut, dalam sistem pembelajaran ini guru lebih banyak ceramah atau memberikan materi dan pengetahuan hanya dianggap sebagai sebuah nilai transfer yang harus sampai ke siswa.[1]
B.     Model-model Pembelajaran Berpusat Pada Guru
Adapun model-model pembelajaran interaktif yang berpusat pada guru ada tiga, diantaranya:
1.      Model Presentasi dan Pengajaran
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi (ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang cukup lama.
·         Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru sebelum mempresentasikan informasi kepada siswa-siswanya :
1.      Memastikan bahwa isinya dimengerti sepenuhnya.
2.      Melatih dan menghafalkan ide-ide kunci dalam ingatan sebelum memberikan presentasi.
3.      Mengikuti dengan seksama catatan tertulis yang telah disiapkan.
·         Empat tugas perencanaan penting yang harus dilakukan oleh guru sebelum mempresentasikan dan menjelaskan pada siswa :
1.      Memilih isi dan tujuan presentasi.
2.      Mendiagnosis pengetahuan yang sebelumnya sudah dimiliki siswa.
3.      Memilih Advance organizer (kerangka pendukung bagi info baru) yang tepat dan kuat.
4.      Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.[2]
·         Cara melaksanakan model pembelajaran dengan presentasi :
1.      Dalam sebuah pelajaran presentasi, guru menstrukturisasikan lingkungan belajar dengan cukup ketat dan memastikan bahwa siswa memerhatikan.
2.      Yang terpenting, pelajaran presentasi membutuhkan aturan yang jelas tentang kapan siswa boleh berbicara.[3]
·         Cara mengimplementasikan lingkungan belajar yang kondusif untuk pengajaran dengan presentasi :
1.      Memulai pelajaran (ketertiban)
Salah satu elemen yang jelas tetapi sering diabaikan dalam manajemen adalah memulai pelajaran tepat waktu. Disini guru harus mampu menanamkan sikap kedisiplinan yang baik untuk siswa.
2.      Penataan tempat duduk yang tepat
Salah satu prinsip umum adalah bahwa murid seharusnya memiliki ruang yang cukup untuk belajar dengan nyaman. Guru harus mampu memanaj penataan tempat duduk yang efektif buat siswanya.
3.      Mengatasi disrupsi dari luar
Faktor disrupsi  atau gangguan dari luar ini juga dapat menyita waktu mengajar. Jadi guru harus bisa mengatasi gangguan dari luar ini.
4.      Menetapkan aturan dan prosedur yang jelas
Salah satu faktor utama untuk memastikan pelajaran berjalan lancar adalah dengan menetapkan aturan dan prosedur yang jelas sejak awal.
5.      Memberikan pekerjaan rumah
Memberikan pekerjaan rumah (PR) dapat menjadi salah satu bagian yang lebih sulit dari sebuah pelajaran, karena tidak semua murid mau mengerjakannya dengan ringan hati.[4]
2.      Model Pengajaran Langsung
Pengajaran lngsung yaitu gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isu pelajaran kepada seluruh kelas.
Model pengajaran langsung dimaksudkan untuk membantu siswa mempelajari berbagai keterampilan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan langsung secara bertahap.[5]
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan (pengetahuan procedural) dan pengetahuan factual yang dapat diajarkan secara bertahap.
·         Elemen-elemen utama pengajaran langsung yang efektif, diantaranya :
1.      Pelajaran yang diinstruksikan dengan jelas.
2.        Presentasi yang terstruktur dan jelas.
3.      Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung.
4.      Modeling.
5.      Penguna pemetaan konseptual.
6.      Tanya jawab interaktif.[6]
·         Cara mengimplementasikan lingkungan belajar yang kondusif untuk menggunakan pengajaran langsung :
1.      Pengajaran ddengan model pengajaran langsung membutuhkan keterampilan manajemen kelas yang unik.
2.      Urusan manajemen kelas untuk metode ini termasuk mengorganisasikan setting kelas agar biasa mendapatkan efek maksimum, mempertahankan kecepatan, aliran dan momentum pembelajaran yang tepat.[7]
3.      Model Pengajaran Konsep
Konsep dalam subyek apapun adalah pemikiran balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi individu untuk menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan prinsip tentang konsep.
Belajar konsep dan berpikir logis adalah tujuan kritis untuk hampir semua hal yang diajarkan di sekolah. Hal ini menjadi perancah penting untuk membangun pemahaman siswa tentang berbagai subjek yang diajarkan di sekolah.[8]
Dengan pengajaran konsep, guru dapat membantu siswa untuk memperoleh dan mengembangkan konsep-konsep dasar yang dibutukan untuk pembelajaran lebih lanjut dan pemikiran tingkat tinggi.
Model-model pengajaran konsep talah dikembangkan untuk mengajarkan konsep-konsep kunci yang berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan tingkat lebih tinggi lagi dan menjadi dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
·         Sebuah konsep pengajaran pada dasarnya terdiri dari empat fase, yaitu:
1)      Mempresentasikan tujuan.
2)      Memberikan masukan baik examples atau non-examples.
3)      Menguji pencapaian konsep.
4)      Menganalisis proses berpikir siswa.
·         Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran Konsep
Ø  Cara merencanakan pengajarn konsep:
a.       Memilih konsep.
b.      Memutuskan pendekatan yang dipakai.
c.       Mendefinisikan konsep.
d.      Menganalisis konsep.
e.       Memilih dan mengurutkan berbagai contoh dan bukan contoh.
Ø  Cara melaksanakan pengajaran konsep:
a.       Mengklasifikasikan maksud dan establishing.
b.      Memberikan masukan dan contoh serta menguji pencapaian.
c.       Menganalisa pikiran dan mengintegrasikan pembelajaran.
C.    Kelebihan dan Kekurangan Centered Learning
1.      Kelebihan
Dalam beberapa tahun terakhir, telah ada banyak diskusi tentang "kerugian" dari guru-centered learning. Para peneliti telah cepat untuk meremehkan tradisi dicoba dan diuji pengajaran dan pembelajaran yang mendukung percobaan student-centered learning.. Namun demikian, sejumlah manfaat yang melekat dalam metode ini seperti basis pengetahuan ahli perencanaan, dan pelaksanaan kursus, mengajar disiplin dan belajar dan evaluasi diatur dan penilaian.
2.      Kekurangan
§  Pembelajaran lebih bersifat pasif
§  Murid tidak diberi kesempatan untuk mengkonstruk pengetahuan dan pemahaman
§  Kelas sangat terstruktur, ketat & kaku
§  Kurang memerhatikan perkembangan sosioemosional murid
§  Hanya membangun motivasi ekstrinsik ketimbang menumbuhkan motivasi intrinsik
§  Pembelajaran lebih banyak teoretis, hanya sedikit pembelajaran secara aplikatif
§  Kurang terdapat ruang pembelajaran kolaborasi dalam kelompok





BAB III
PENUTUP

Pada zaman dahulu, guru merupakan satu-satunya sumber belajar.
Seorang guru memilih model-model pembelajaran interaktif dengan tiga alasan:
1.        Sebagai warisan kebudayaan masa lalul yang berguna sehingga harus dilestarikan
2.         Konsep model pengajara berfungsi sebagai alat komunikasi yang pening bagi guru.
3.         Mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam mendapatkan pengetahuan, ketrampilan serta belajar tentang konsep yang telah ditentukan sebelumnya.
Model-model pembelajaran interakti yang berpusat pada guru antara lain:
1.         Presentasi dan penjelasan
2.         Pengajaran langsung
3.         Pengajaran konsep












DAFTAR PUSTAKA
Mustakim, Zaenal. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2. Pekalongan : STAIN Press. 2009.

Muijs, Daniel dan Reynolds, David.  Effective Teaching Teori dan Aplikas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2008.

Arends, Richard I. Learning to Teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 2008.
http://peng-modelpembelajaran-berbasisguru.html.





[1] http://peng-modelpembelajaran-berbasisguru.html.
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 2, (Pekalongan: STAIN Press, 2009), hlm 104.
[3] Richard I. Arends, Learning toTeach, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm 290.
[4] Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2008), hlm 117-125.
[5] Zaenal Mustakim Op. Cit., hlm 106.
[6] Ibid. hlm 106-108.
[7] Richard I. Arends, Op. Cit., 318.
[8] Ibid. hlm 346.

6 komentar:

  1. Kekurangan Centered Learning
    Hanya membangun motivasi ekstrinsik ketimbang menumbuhkan motivasi intrinsik.
    Bagaimana cara menumbuhkannya?dan motivasi intinsik dan ekstrinsik dijelaskan kembali sesuai bahasa pemakalah. Terimakasih
    Muhammad rizqon
    202 111 0369
    Kelas H

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nurul Hidayah
      2021110339
      Pada dasarnya motivasi intrinsik itu timbul dan tumbuh dengan sendirinya dari tiap-tiap individu, seperti contoh : kalau anak merasa kurang faham dalam pelajaran dia pasti belajar, kalau lapar pasti timbul keinginan untuk makan dll.
      Selanjutnya untuk pengertian,
      -Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya seorang yang senang membaca tidak perlu lagi didorong untuk membaca, ia dengan sendirinya akan mencari buku-buku untuk dibacanya.
      -Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai yang baik. Jadi faktor pendorongnya bukan karena ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik, atau mendapat pujian atau hadiah.

      Hapus
  2. M. Nurul Amin
    202 111 0383

    Siapa pencetus "MODEL PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA GURU"? Dan sejarah penemuannya seperti apa?


    Class H

    BalasHapus
    Balasan
    1. seperti yang telah bapak dosen jelaskan tadi, pertanyaan anda tidak perlu saya jawab...
      maaf yaaa :)

      Hapus
  3. menurut pemakalah, dalam tahapannya,,,apakah setiap tingkatan sekolah dapat di terapkan model yang memusatkan pada guru?terus apabila ingin di lakukan model seperti itu sebaiknya apa yang kita harus lakukan/perhatikan agar setiap ucapan yang di sampaikan pada siswa dapat di terima dengan baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. semua tingkatan sekolah bisa saja diterapkan model yang berpusat pada guru, contonya metode ceramah tapi hal ini juga tidak serta merta diterapkan pada semua mata pelajaran. Guru harus pandai2 memilih mata pelajaran apa yg cocok dengan metode itu, disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sesuai tema yang dibahas juga.
      Tentunya seorang guru sudah mempunyai bekal tersendiri dalam proses pembelajaran, dan penguasaaan materi juga penting, selain itu juga guru harus pandai memilih gaya mengajar atau cara penyampaian agar mudah diterima dan dimengerti oleh siswanya.

      Hapus