Laman

Sabtu, 19 Mei 2012

AZIMATUN NI’MAH : "Makna Ujian Bagi Seorang Muslim"



Yang saya dapat dari majelis ta’lim yang saya hadiri tersebut adalah Dalam perjalanan hidup manusia, ujian selalu menyertainya. Dari manusia pertama hingga hari ini dan tentu saja bagi generasi yang akan datang, ujian akan terus dihadapi oleh manusia. Oleh karena itu, bagi kita yang mengaku muslim, ujian itu memang kita pahami sebagai suatu kepastian yang harus siap dihadapi dan sekaligus sebagai upaya pembuktian keimanan kita kepada Allah SWT.
            Namun, setiap muslim harus menyadari bahwa ujian dari Allah itu tidak selalu dalam bentuk hal-hal yang tidak menyenangkan bila ditinjau dari sisi duniawi, karena menyenangkan dan tidak menyenangkan keduanya merupakan ujian dari Allah SWT. Karena itu, bagi orang-orang yang betul-betul beriman, hal-hal yang tidak menyenangkan tidak membuat dirinya putus asa. Oleh karena itu nabi mengajarkan pada manusia untuk senantiasa sabar dalam mengahadapi ujian yang dialami dalam hidupnya, seperti sabda nabi SAW :

اَلصّبْرُ مِنَ الْاِيْمَانِ

Sabar sebagian dari iman
           

Analisa
Dari isi pengajian diatas dapat kami analisa, bahwa ujian harus dihadapi dengan kesungguhan menjalankan ajaran Islam. Kenikmatan duniawi boleh saja dicapai oleh manusia, tapi hal itu tidak boleh membuat dirinya lupa dari mengingat Allah SWT. Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa ujian dari Allah itu suatu kepastian bagi orang-orang yang beriman, baik ujian dalam bentuk hal-hal yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan. Dan bila sudah lulus menghadapi ujian itu, tentu saja surga telah menantinya.
Akan tetapi amat disayangkan, dalam kehidupan di dunia ini begitu banyak orang yang mengaku beriman, namun ketika senang dia lupa diri dan ketika susah justru dia putus asa yang membuat dirinya mengahalalkan segala cara guna mendapatkan apa yang diinginkannya. Banyak manusia yang tidak bisa menangkap makna dari ujian tersebut yang sebenarnya banyak manfaatnya. Di dalam Al-Qur’an maupun hadits, disebutkan tidak kurang dari enam manfaat atau makna dari ujian itu.
            Pertama, ujian itu bermanfaat bagi usaha meninggikan derajat orang-orang yang teruji. Sebagi contoh yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW yaitu mewabahnya suatu penyakit di suatu daerah membuat orang tidak dibolehkan pergi ke daerah lain, maka hal itu menjadi peluang bagi mereka untuk mendapat rahmat Allah. Dan kalau seorang mukmin mati karena itu maka dia mendapat gelar mati syahid.
            Kedua, ujian tersebut bermanfaat sebagai penebus dosa-dosa. Hal ini apabila dia sadar bahwa dalam menghadapi berbagai penderitaan dan dapat mengambil hikmah di balik itu semua. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمُ مِنْ نَصَبِ وَلَا هَمّ وَلاَ حَزَنٍ وَلاَ اَذًى وَلاَ غَم حَتّى الشّوْ كَة ِيُشَا كُهاَ اِلّا كَفَرُ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَا يَاهُ
“Tiada seorang muslim yang menderita kelelahan, penyakit, dan kesusahan hati, bahkan gangguan yang berupa duri, melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya” (H.R Bukhari dan Muslim)
            Ketiga, sebagai pembersih bagi jiwa manusia sehingga tidak ada lagi sifat-sifat tercela yang dimilikinya krena bila dia lulus dalam ujian sudah jelas bagi Allah dan orang-orang yang beriman bahwa orang itu memang orang yang betul-betul beriman.
            Keempat, dengan adanya ujian maka seseorang menjadi yakin akan adanya pertolongan dari Allah SWT kepada dirinya. Kelima, dari adanya ujian maka dihilangkannya barisan orang-orang munafik dari barisan kaum muslimin. Hal ini karena pada barisan perjuangan kaum muslimin sering kali terdapat orang-orang munafik yang membedakannya, tapi sering kali melemahkan barisan kaum muslimin. Maka dari ujian inilah menjadi jelas mana pejuang yang benar dan mana pejuang yang palsu. Dan yang keenam, dari ujian inilah menyadarkan manusia itu sendiri akan hakikat hidup yang penuh dengan tantangan.

AZIMATUN NI’MAH
2021110140
KELAS C

1.      Nama Majelis Ta’lim      : Baiturrahman
2.      Pengasuh/Pembicara      : Ustadz Anwar Musadat
3.      Hari/Tanggal                   : Minggu, 22 April 2012
4.      Waktu                              : 08.00 WIB - selesai
5.      Alamat                              : Galang Pengampon Wonopringgo
6.      Tema Pengajian              : Makna Ujian Bagi Seorang Muslim

Kelompok pengajian :
1.   Nur Asiah                           (2021110090)                          1.
2.   Risda Hikmawati                (2021110091)                                                              2.
3.   Tumakninah                        (2021110132)                          3.
4.   Roikhatul Miskiyah            (2021110141)                                                              4.

LIA IFANA : “ Menanamkan nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Hadits dalam persepektif kehidupan sehari-hari”



Sabda Rasulullah dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Jurair bahwa Rasulullah bersabda:
اعملوا بطاعة الله واتقوا معاصي الله ومروا اولادكم بامثال الاوامر واجتناب النواهي فذلك وقاية لهم ولكم من النار
Artinya: “Taatilah perintah Allah dan jauhilah larangan Allah, dan perintahkanlah anak-anakmu untuk menaati perintah Allah dan untuk menjauhi larangan-larangan Allah, dan dengan demikian engkau telah melindungi dirimu dan anak-anakmu dari siksa api neraka” (HR. Ibnu Jurair).
Dalam konteks pendidikan anak usia dini dalam persfektif al-Qur`an, ada banyak isyarat di dalam Al-Qur'an yang harus diperhatikan oleh setiap muslim. Satu dari sekian banyak isyarat itu adalah tentang pokok-pokok pendidikan anak yang dilakukan oleh seorang ahli hikmah yang bernama Luqman. Allah Swt mengabadikan keberhasilan Luqman dalam mendidik anak-anaknya di dalam surat Luqman.
1.      Pengenalan Ajaran Tauhid
pengenalan ajaran tauhid adalah pondasi dasar di dalam pendidikan sebelum anak dikenalkan dengan ajaran agama lainnya dan ajaran perilaku baik atau akhlak.
Dengan cara sebagai berikut:
·         Menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis (bukan memanjakan) di antara orang tua dan anaknya
·         masih terkait dengan metode pendidikan akan pengenalan ketauhidan bagi anak adalah dengan cara menghadirkan sosok Allah melalui aktivitas rutin, seperti ketika kita bersin katakan alhamdulillah.
·         memberi kesan positif tentang Allah, untuk mengenalkan sifat-sifat baik Allah Jangan mengatakan “ nanti Allah marah kalau kamu berbohong”, perkataan ini akan menimbulkan kesan dibenak si anak bahwa seolah-olah Allah itu pemarah, tapi katakanlah “ anak yang jujur disayang Allah”.
·         hal yang paling penting dalam menyampaikan pendidikan utamanya pendidikan budi pekerti adalah dengan memberi keteladanan.
·         orang tua memberikan pendidikan kepada anak-anaknya adalah senantiasa disampaikan secara kreatif dan terus-menerus belajar dan berusaha sejalan dengan perkembangan anak.

2.      Pendidikan Akhlak
Pokok kedua yang perlu dilakukan oleh orang tua dalam hal pendidikan kepada anak usia dini adalah menanamkan kebiasaan berakhlak atau berbudi pekerti baik sejak dini.
Rasulullah bersabda diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud yang artinya:
Suruhlah anak-anak kamu melakukan shalat ketika mereka telah berumur tujuh tahun dan pukullah mereka kalau meninggalkan ketika mereka berumur sepuluh tahun, dan pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Daud)
hadits tersebut di atas dapatlah dipetik pelajaran mengenai tahapan memberikan pendidikan akhlak kepada putra-putri Islam yang diantaranya:
Ø  seorang muslim yang hendak menanamkan kebiasaan baik kepada putra-putrinya haruslah dimulai dengan kedekatan emosional terlebih dahulu antara orang tua dan anaknya.
Ø  setelah secara emosional dekat, barulah orang tua baru bisa menanamkan akhlak baik dengan cara memberi teladan kepada anaknya.
3.      Pendidikan intelektual
Pokok Ketiga dalam rangka pendidikan bagi anak usia dini adalah pendidikan intelektualnya. yaitu proses kognitif atau berpikir, atau kemampuan menilai dan mempertimbangkan. Pendidikan intelektual ini disesuaikan dengan kemampuan berpikir anak.
4.      Pendidikan fisik
Dengan memenuhi kebutuhan makanan yang seimbang, memberi waktu tidur dan aktivitas yang cukup agar pertumbuhan fisiknya baik dan mampu melakukan aktivitas.
5.      Pendidikan Psikis
Pendidikan psikis bisa dilakukan dengan memberikan kebutuhan emosi dengan cara memberikan kasih sayang, pengertian, berperilaku santun dan bijak, menumbuhkan rasa percaya diri, memberikan semangat dan tidak melemahkan.
8.      Analisis isi Pengajian:
Hadits ini menuntun kita agar ketika memberikan pendidikan, selayaknya pendidikan itu harus dimulai dari pengkondisian dimana orang tua (sebagai pendidik awal) bagi putra-putrinya memberikan keteladanan, agar apa yang diajarkan oleh orang tuanya bisa langsung dilihat oleh si anak. Artinya metode yang paling efektif dan aplikatif yang bisa langsung dirasakan dan dicontoh oleh sang anak adalah dengan metode keteladaan, adapun konten pendidikan yang akan diajarkan maka Islam memberikan tuntunan mengidentifikasi apa saja perintah Allah, dan mengidentifikasi apa saja larangannya. Sehingga ketika perintah dan larangan Allah ini sudah diketahui, maka langkah selanjutnya dilaksanakan dengan sekuat tenaga perintah-perintah tersebut, dan dijauhi dengan sekuat tenaga segala macam larangannya.
Yang menjadi catatan utama dari apa yang disampaikan oleh Rasulullah melalui hadits ini adalah bahwa pendidikan apapun yang diberikan kepada anak-anak harus senantiasa dimulai dari orang tua yang pertama dan utama untuk melaksanakan apa yang diajarkan. Hal lainnya adalah jika orang tua (melaksanakan yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan segala yang dilarangnya), maka ia bukan sekedar menunaikan tanggung jawab kepada putra-putrinya, akan tetapi perbuatan tersebut merupakan sebuah sumber pahala yang besar, yang dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan akhirat.[1]
Secara umum pendidikan luqman kepada anaknya menggambarkan penekanan  materi dan metode pendidikan anak.materi yang diajarakn meliputi pendidikan aqidah,syari’ah,dan ahlak. Adapun metode yang digunakan adalah dengan mau’idah(nasehat). Metode nasehat menunjukan pola interaksi pendidikan lebih fokus pada pendidikan yang senantiasa menasehati anak didik. [2]
Dalam buku pendidikan anak dalam Islam karya Abdullah Nashih
Menjelaskan bahwa tanggung jawab pendidika yang diemban oleh orangtua adalah tentang pendidikan iman,pendidikan moral,pendidikan fisik, pendidikan rasio ( akal ), pendidikan kejiwaan dan pendidkan sosial.[3]
Abdurrah-man An-Nahlawi mengemukakan tujuh kiat dalam mendidik anak yaitu:
1.Dengan Hiwar  (dialog).
 Mendidik anak dengan hiwar (dialog) merupakan suatu keharusan bagi orang tua. Oleh karena itu kemampuan berdialog mutlak harus ada pada setiap orang tua.
2. Dengan Kisah dan perumpamaan.
            3.Dengan keteladanan.
            4. Dengan Latihan dan Pengamalan.
5. Dengan ‘Ibrah dan Mauizhah.
Dari kisah-kisah sejarah, para orang tua bisa mengambil pelajaran untuk anak-anaknya.
6.Dengan Targhib dan Tarhib.
Targhib adalah janji-janji menyenangkan bila seseorang melakukan kebaikan, sedang tarhib adalah ancaman mengerikan bagi orang yang melakukan keburukan[4].


 Nama: LIA IFANA   
Nim: 2021110086
Kelas: B


1.      Nama majlis Taklim: Pertemuan Rutin Keputrian fatayat NU dan              IPPNU  Ranting curug, Tirto Pekalongan.        
2.      Pengasuh/pembicara: Ibu Nyai Anis Dzati Khikmah dari Tirto.
3.      Hari/Tanggal: Rabu / 04 April 2012
4.      Waktu: 13.00 s/d Selesai.
5.      Alamat: Desa Curug RT 02/01 kec. Tirto Pekalongan.
6.      Tema pengajian: “ Menanamkan nilai-nilai pendidikan Al-Qur’an dan Hadits dalam  persepektif kehidupan sehari-hari”


SAKSI LAPORAN PENGAJIAN


 Lia Ifana.                   Liya Ummal Khusna.              Fenni Listiawati.
                                                SAKSI I                      SAKSI II


[2] H.Miftakhul Huda, M.Ag, idealitas pendidikan anak (Malang: UIN Malang Press,2009) hlm.95
[3] Abdullah nashih Ulwan,pendidikan Anak dalam Islalm,( Jakarta: Pustaka Amani,1994) hlm. I96
[4] www.google.com ratih-nurafriani.blogspot.com/.../pendidikan-islam-bagi-anak-di.html

Naila Qonita : "KEHORMATAN SEORANG MUSLIM"


Hadits ini agung sekali karena ia mencakup berbagai masalah penting dari kaidah Agama  Islam, yaitu : syahadat yang disertai dengan keyakinan yang kokoh, bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat sesuai dengan yang diperintahkan dean mengeluarkan zakat kepada yang berhak menerimanya.

Seperti yang dijelaskan hadits dibawah ini, hadits Arbain ke 8 :

عن ابن عمر رضي الله عنهما ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال امرت ان اقاتل الناس حتى يشهدوا ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله ويقيموا الصلاة ويؤتوا الزكاة فإذا فعلوا ذلك عصموا مني دماءهم وأموالهم إلابحق الإسلام وحسابهم على الله                                       

            “Dari Ibnu Umar ra. Dia berkata : Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, : “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan mengeluarkan zakat. Jika mereka mengerjakan itu semua, maka terpeliharalah dariku darah dan harta mereka kecuali dengan hak Islam, sedangkan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.”

Dalam pengajian ini, dijelaskan bahwa mengucapkan kalimat syahadat sudah cukup untuk menjaga nyawa dan harta. Terdapat hadits sakhih bahwa Rasulullah menerima setiap yang datang untuk masuk Islam hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, yang dengan itu darahnya menjadi terpelihara dan diakui sebagai orang muslim.
Mengucapkan dua kalimat syahadat dapat mengubah seseorang menjadi seorang muslim sehingga dirinya menjadi terpelihara. Jika dia mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat setelah keislamannya, maka dia memiliki hak dan kewajiban sebagaimana hak dan kewajiban kaum muslimin. Jika dia meninggalkan salah satu rukun Islam dan tergabung dalam suatu jamaah yang memiliki kekuatan, maka harus diperangi.
Orang Islam yaitu yang selalu melakukan rukun Islam, yang mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, jika mereka mengerjakan itu semua maka terpeliharalah dariku darah dan hartanya. Maksud dari terpelihara harta dan darahnya yaitu karena mengerjakan rukun Islam atau segala sesuatu yang diperintahkan Allah dan mereka akan terbebas dari had (hukuman). Seperti contoh dalam negara yang masih berlandaskan hukum Islam itu boleh dibunuh apabila terbukti melakukan pembunuhan atau biasa disebut dengan qishas.
Hadits ini menunjukkan bahwa wajibnya memerangi orang-orang yang tidak masuk Islam sehingga mereka masuk Islam. Menurut keterangan dalam hadits ini jika ada seseorang yang belum masuk Islam maka wajib diperangi, karena nabi diperintahkan untuk memerangi manusia kecuali yang sudah masuk Islam. Namun kita sekarang tinggal di Negara Indonesia yang berazaskan pancasila, sedangkan pada zaman Nabi itu negara yang berlandasan hukum Islam. Jadi sangatlah berbeda jauh.
Selain untuk memerangi, dalam hadits itu juga diperintahkan bahwa kita sebagai kaum muslim seharusnya melaksanakan rukun Islam, mengerjakan shalat, mengeluarkan zakat, dan lain sebagainya yang segala sesuatunya diperintahkan oleh Allah.


Nama   : Naila Qonita
NIM     : 2021110076
Kelas    : B



KEHORMATAN SEORANG MUSLIM

Nama Majlis ta’lim                  : TPQ Al-Barokah
Pengasuh / pembicara              : KH. Ahmad Syafiq
Hari / Tanggal                         : Rabu, 04 April 2012
Waktu                                     : 20.00 - 21.00 WIB
Alamat                                    : Coprayan Kab. Pekalongan
Tema Pengajian                       : Hadits Arbain Nawawi


       Tertanda                                                                  Tertanda


Rohilatul Mukaromah                                                 Eka Noviyanti
2021110075                                                                2021110057


   Tertanda                                                                      Tertanda


Arina Rahmawati                                                        Nadia Ulfa
2021110055                                                                2021110073

DHAMIRA SEPTIANA VANDINI : "Manusia mencari ilmu"


Allah menciptakan makhluk dalam 3 jenis yaitu :
1.      Tumbuhan
Tidak dapat bergerak kemana-mana
2.      Hewan
Dan allah menciptakan manusia yang lebih sempurna dari tumbuhan , dimana hewan ini diberi kelebihan untuk ia bias bergerak kemana saja yang ia sukai.
3.      Manusia
Manusia ini adalah makhluk yang paling sempurna karena apa, dia diberikan oleh allah karunia untuk bisa bergerak , berfikir dan merasakan sesuatu yang ada dihatinya. Namun dalam diri manusia juga terdiri dari 2 macam derajat yaitu :
1.      Derajat rendah
Yang mana disini manusia disamakan dengan hewan karena berakhlak seperti binatang ,tanpa menggunakan naluri dan akalnya selayaknya manusia hanya memikirkan duniawinya saja.
2.      Derajat tinggi
Manusia dapat dikatakan derajatnya tinggi setelah ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk . antara akal dan naluri hatinya digunakan secara maksimal dengan niatan hanya untuk allah semata, bukan untuk kepentingan pribadinya saja didunia , namun dia juga memikirkan kepentingan diakhirat kelak nanti juga
Seperti dalam surat Qs.Al-Insan 2-3,
Artinya :
2.  Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan) , karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat.
3.  Sesungguhnya kami telah menunjukan kepadanya jalan yang lurus , ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur.

Dimana dalam firman Allah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa kita sebagai manusia itu tidaklah lebih diciptakan dari setetes air mani selain itu kita diberi kelebihan mendengar dan melihat agar menjalankan perintah dan larangan .
Untuk dijalan yang lurus yaitu dengan mencari ilmu maka dari itu manusia diwajibkan menuntut ilmu, dimana agar mereka itu memperoleh kesejahteraan dunia maupun diakhirat. Allah sangat menganjurkan manusia untuk mencari ilmu , karena ilmu akan menjadi takut kepadanya, firman Allah :š
            Artinya :
Manusia , serangga , dan binatang ternakbermacam-macam pula warnanya, ssungguhnya hanya hamba Allah yang berilmu yang takut kepadanya , sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (Qs. Al fathir ,35 : 28)
Sebab ilmu adakalanya dapat menjadikan manusia dekat dengan Allah , akan tetapi juga bisa menjadikannya jauh dariNya . Ilmu tanpa imam justru mendatangkan petaka baik bagi pemiliknya maupun bagi kemanusiaan , namun juga sebaliknya . Iman tanpa ilmu akan membawa kepada kejumudan. Orang yang bertambah ilmunya tetapi tidak mendapatkan petunjuk dari Allah maka ilmunya akan menambah jauh antara dirinya dengan Allah.
عن علّى رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: من ازداد علما ولم يزدد فى الدنيا رهدالم يزدد من الله الاّ بعد. (رواه الايلمى فى محمد الفردوس) وفى رواية: من داد علما ولم يزدد هدى لم يزدد من الله الاّبعدا
Dari anas r.a berkata : Rosulullah S.A.W bersabda : Barang siapa yang bertambah ilmunya dan tidak bertambah zuhudnya didunia maka ilmunya hanya akan menambah jauh dari Allah .(HR. dailani dalam musnad firdaus) dalam riwayat lain dikatakan : barang siapa bertambah ilmunya dan tidak bertambah petunjuknya maka ilmunya hanya akan menambah jauh dari Allah.
Dalam kewajibannya manusia mencari ilmu , hendaknya ilmu tersebut diperoleh nya dari seorang guru yang tidak asal-asalan dalam mengajar, namun sang guru tersebut dalam mengajar seharusnya merujuk pada sebuah hadits. Tidak menggunakan logika saja yang tidak berdasarkan dengan sunnah, maka yang akan terjadi bukan ilmu yang didapat namun malah kesesatan yang diperolehnya . Dan dapat menjauhkan dari Allah ,untuk itu kita harus berhati-hati dalam mencari ilmu dan seorang guru.
Dan setelah kita memperoleh ilmu tersebut , kewajiban kita yang selanjutnya adalah mengajarkan ilmu yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan . Karena dengan mengajar diibaratkan seperti menyalurkan air untuk kepentingan umum. Sebab ilmu yang bermanfaat itu apabila diajarkan kepada orang lain akan menjadi jariyah (pahala yang terus mengalir )sampai pelakunya meninggal dunia . Nabi bersabda :
عن أبي هريرةرضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: إذامات الانسان إنقطع عمله إلا من ثلاث: مدقذ جارية أوعلم ينتفع به أوولد مالح يد عوله (رواه الخمسة)
Artinya : Dari Abu hurairah berkata :Rosulullah S.A.W bersabda : Jika seorang manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara yaitu sedekah (yang masih mengalir manfaat ), ilmu yang bermanfaat , anak sholeh yang mendoakan kepadanya.

8)   Analisa  isi pengajian :
Berdasarkan analisa yang saya lakukan terhadap isi pengajian tersebut adalah bahwa kita sebagai manusia itu adalah makhluk yang paling sempurna di antara makhluk Allah lainnya. Namun dibalik sebagai makhluk yang sempurna, ternyata manusia memiliki sebuah kewajiban yang harus dilakukannya yaitu yang pertama bahwa manusia harus menuntut ilmu agar tetap berjalan lurus di jalan Allah, namun dalam mencari ilmu tersebut manusia harus memperhatikan hal penting:
Yaitu kepada siapa ia memperoleh ilmu tersebut apakah seorang guru tersebut benar-benar ahli dalam bidangnya yang merajuk pada sebuah kitab al hadtis dan as sunnah tidak ataukah hanya berdasarkan logikanya saja. Dengan hal seperti itu ditakutkan yang diperoleh dari proses belajar tersebut adalah bukan ilmu namun kemanfaatan yang didapat. Dan itu dapat mengakibatkan diri kita semakin jauh dari Allah. Untuk itu kita harus lebih berhati-hati dalam mencari ilmu dan guru.
Setelah kita mendapatkan ilmu dari proses belajar tersebut, kewajiban kita yang selanjutnya adalah menyalurkan ilmu kepada orang yang memiliki orang yang membutuhkan. Dua kewajiban tersebut harus dilakukan selama hidupnya.


DHAMIRA SEPTIANA VANDINI
NIM. 202 111 0127
Kelas C

1)   Nama Majlis Ta’lim         : Al-Ikhlas
2)   Pengasuh/Pembicara        : Ustadz Mas’ud
3)   Hari/Tanggal                    : Selasa, 1 Mei 2012
4)   Waktu                              : 14.00 – 16.30 WIB
5)   Alamat                             : Ds. Randumuktiwaren, Kec. Bojong, Kab. Pekalongan
6)   Tema Pengajian               : Manusia mencari ilmu