Laman

Rabu, 27 Maret 2013

d7-1 kiki fiya m. : alam raya & astronomi



PERINTAH UNTUK MENGAMATI ALAM RAYA DAN ASTRONOMI
MAKALAH
Disusun dan Disampaikan untuk Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah                : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Muhammad Hufron, M.Si





Oleh:
Kiki Fiya Mastriana
(2021 111 198)
Kelas D


TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN


Tafakur adalah kunci pembuka pintu-pintu makrifat dan  merupakan khazanah kekayaan pengetahuan dan keutamaan. Tafakur merupakan langkah pertama yang harus dilalui dalam perjalanan manusia menuju kesempurnaan sejatinya. Dalam suatu hadits lain diriwayatkan  bahwa satu jam bertafakur adalah lebih baik dari pada satu malam beribadah, dan  menurut sebuah hadits Nabi SAW, tafakur satu jam lebih baik dibandingkan dengan ibadah satu tahun. Dalam hadits lain, disebutkan bahwa satu jam bertafakur lebih baik dibandingkan dengan enam puluh tahun beribadah. Tafakur itu memiliki derajat dan tingkatan yang  berbeda-beda. Dalam setiap derajatnya, terdapat  hasil-hasil dan konsekuensi-konsekuensi tertentu.









BAB II
PEMBAHASAN

1.      Perintah Mengamati Alam Raya
عَنْ اَبِيْ دَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَفَكَّرُوْا فِى خَلْقِ اللهِ وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَتُهْلِكُوْا (رواه ابوا الشيخ فى العزمة باب الامر بالتفكر في ايات الله عز وجل)         [1]
A.    Terjemah:
“ Dari Abi Dzar ra. berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda: berpikirlah kamu pada ciptaan Allah SWT dan jangan berfikirlah pada dzat Allah SWT maka hancurlah.”

B.     Mufrodat
Berfikirlah
تَفَكَّرُوْا
Ciptaan
خَلْقِ
Hancur (rusak)
فَتُهْلِكُوْا

C.     Biografi Rawi
Nama lengkap Abu Dzar adalah Abu Dzar Al-Ghifari. Nama lainnya adalah Jundub bin Junadah (Menurut Qoul yang shahih). Masyhur atau makbur (menurut Qil Burair). Nama ayahnya masih diperselisihkan ada yang mengatakan Jundub, Asyarakah, Abdullah dan Sakan. Ibunya bernama Ramlan binti Rabi’ah, yang berasal dari bani Ghifar.[2]
Abu Dzar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lain-lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Al-Ahnaf bin Qais, Abdurrahman bin Ghanam dan ‘Atha’.[3]
Beliau adalah seorang sahabat dari golongan yang paling dahulu masuk Islam. Diriwayatkan darinya, bahwa beliau berkata: “saya adalah orang yang kelima dari orang yang masuk Islam”. Beliau dijadikan teladan dalam kejujuran. Haditsnya yang dimuat dalam kitab-kitab hadits sebanyak 281 hadits. Beliau meninggal pada tahun 32 H.[4]
Beliau termasuk ahl-As-Suffah yang  berasal dari Ghifar, sebuah perkampungan di antara Mekkah dan Yatsrib (Madinah). Sebelum masuk Islam beliau adalah pemimpin perampok di Ghifar. Namun, hasil rampokannya dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Beliau masuk Islam ketika saudaranya bernama Anis Al-Ghifari pulang dari Makkah yang menceritakan kepada Abu Dzar tentang Nabi Muhammad SAW.[5]

D.    Keterangan Hadits

(تَفَكَّرُوْا فِى خَلْقِ اللهِ ) “Berfikir kepada Allah”. Yang dimaksud makhluk disitu adalah makhluk Allah yang sudah diketahui oleh hambanya. Seperti beberapa langit dengan berbagai bintangnya, bergerak perputaran, munculnya dan terbenamnya. Kemudian bumi, apa-apa yang ada di dalam bumi dari gunung, sungai, laut, hayawah, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Yang kesemuanya itu tidak bisa bergerak atau berkembang kecuali Allah dan kebesaran-Nya.
Tafakur itu dikhususkan di dalam hati, dan tujuannya untuk tafakur kepada makhluk. Langit itu menunjukkan nikmat-Nya, kemudian perbintangan menunjukkan atas ciptaan-Nya yang bagus, angin menunjukkan rahmat-Nya, bumi menunjukkan kesempurnaan nikmat-Nya, dan pepohonan menunjukkan keindahan ciptaan-Nya.
(وَلاَ تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَتُهْلِكُوْا ) “janganlah kalian semua berfikir kepada Allah, karena jika engkau berfikir tentang Allah, dalam arti berfikir untuk mengukur atau menyelidiki tentang sifat-Nya dan Kuhn (Zat) maka engkau akan rusak. Karena sesungguhnya akal tidak mampu memikirkan zat-Nya Allah. Namun kita harus berfikir kepada Allah melalui makhluk Allah atau dari keagungan ciptaan-Nya. Dengan kita memikirkan lewat ciptaan-Nya, kita bukan hanya mendapatkan pengetahuan, namun juga menambah keimanan kita kepada Allah.[6]

E.     Aspek Tarbawi
Hadits tentang alam raya ini sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan diperintahkannya manusia untuk memperhatikan dan  mengamati segala ciptaan Allah SWT, maka manusia diharapkan dapat berfikir akan Kebesaran Allah SWT.  Manusia diberi kelebihan berupa akal. Namun disini manusia dilarang untuk memikirkan dzat Allah SWT, hal itu untuk menyadarkan manusia bahwa seberapapun hebat dan cerdasnya akal yang dimiliki manusia tetaplah terbatas. Sehingga tidak bisa digunakan untuk memikirkan dzat Allah karena itu akan membawa manusia pada kehancuran.



2.      Astronomi

عَنْ بْنِ أَبِى أَوْفَى قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ :  اِنَّ خِيَارَ عِبَادِ اللهِ الَّذِيْنَ يُرَاعُوْنَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ وَ النَّجُوْمَ وَالْاَظِلَّةِ لِذِكْرِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِى فِي السُنَن الكُبْرَى , بَابُ مُرَاعَاةٌ اَدِلَة المَوَقِيْتُ )[7]
A.    Terjemah
“ Diriwayatkan dari Ibnu Abi ‘Auf telah berkata: Rasulullah SAW bersabda, sesungguhnya  hamba Allah yang terpilih yaitu orang-orang yang memperhatikan matahari, bulan, bintang, dan kegelapan untuk mengingat Allah SWT.” (HR. Al-Baihaqi)

B.     Mufrodat

Terbaik
خِيَار
Hamba Allah
عِبَادَ الله
Orang-orang yang meneliti
يُرَاعُوْنَ
Matahari
الشَّمْسَ
Bulan
القَمَرُ
Bintang
النُّجُوْمُ
Awan
الاَظِلَّة
Untuk mengingat Allah
لِذِكْرِ اللهِ



C.     Biografi Rawi

a.       Ibnu ‘Auf
Nama lengkapnya adalah  Abdullah bin Abu Aufa Al-Islami, yang dijuluki dengan sebutan Abu Muawiyah. Beliau termasuk sahabat Rasulullah SAW yang ikut dalam perdamaian Hudaibiah dan peristiwa-peristiwa lainnya. Beliau berdomisili di kota Madinah sampai Rasulullah SAW wafat. Setelah itu, beliau pindah ke kota Kuffah. Dialah sahabat  yang terakhir meninggal disana pada tahun 86 H.[8]

b.      Imam Baihaqi
Nama lengkapnya adalah  Al-Imam Al-Hafidz Al-Mutaqin Abu Bakar Muhammad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Al-Khusrujardi Al-Baihaqi. Lahir pada tahun 384 H di bulan Sya’ban di Khusrujard. Beliau seorang ulama besar dari Khurasan ( desa kecil di pinggiran kota Baihaq).
As-Sabki menyatakan; Imam Baihaqi merupakan satu diantara sekian banyak imam terkemuka dan memberi petunjuk bagi umat Muslim. Dialah pula yang sering kita sebut sebagai “Tali Allah” dan memiliki pengetahuan luas mengenai ilmu agama, fikih, serta merupakan penghafal hadits. Karena kecintaan beliau terhadap hadits dan fikih, beliau populer sebagai pakar ilmu hadits dan fikih.
            Imam Baihaqi meniggal dunia di Nisabur, Iran. Pada tanggal 10 Jumadil Awal 458 H (9 April 1066).[9]





D.    Keterangan Hadist
Dari hadits diatas menerangkan bahwa sesungguhnya orang-orang  yang menjadi hamba pilihan Allah ialah orang-orang yang menanti datangnya adzan untuk menunaikan ibadah shalat, dalam menunggu waktu adzan, mereka menghabiskan waktu tersebut untuk berdzikir, karena pada waktu tersebut adalah waktu yang diutamakan oleh Allah SWT, dalam menunggu waktu-waktu tersebut terdapat hal-hal yang jelas dan hal-hal yang samar. Hal-hal tersebut misalnya terbitnya matahari, tergelincirnya matahari, terbenamnya matahari, sampai munculnya bulan dan bintang-bintang yang kasat oleh mata. Kemudian orang-orang yang merenung akan keindahan alam itu, maka ia akan berdzikir, bertasbih seraya mengucap puja-puji syukur atas keagungan Allah SWT. Lebih-lebih lagi apabila orang tersebut bisa melihat rahasia-rahasia alam yang terkadang tak terlihat secara kasat mata dan tidak masuk akal. Oranng yang mendapat kelebihan seperti itu maka ia akan lebih mengagungkan Allah SWT dan lebih mengesakan Allah SWT.[10]
Keberadaan benda-benda langit misalnya seperti matahari dan bulan  dalam Islam mempunyai banyak manfaat diantaranya yaitu sebagai penentu waktu, antara lain:
1.      Matahari sebagai penentu awal waktu shalat
Dalam waktu pelaksanaan shalat, perlu ada ketegasan lebih lanjut untuk memudahkan orang Muslim mengerjakan kewajiban shalat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pada saat awal waktu maghrib, matahari benar-benar sudah masuk di ufuk sebelah barat, dan mega merah mulai kelihatan, dan lain-lain.[11]
2.      Bulan sebagai penetap awal bulan Qomariyah ( Hisab)
Hisab adalah penetapan awal bulan Qomariyah yang didasarkan pada perhitungan peredaran bulan mengelilingi bumi. System ini dipergunakan untuk menetapkan awal bulan jauh sebelumnya, sebab tidak tergantung pada terlihatnya hilal pada saat matahari terbenam menjelang masuknya bulan baru.[12]

E.     Aspek Tarbawi
Nilai tarbawi dari hadits ini yaitu Allah memerintahkan kepada semua umat manusia untuk senantiasa mengingat AllahSWT dengan cara memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam semesta ini dan mengenai benda-benda angkasa seperti bulan dan bintang, karena semua yang ada di langit dan di bumi telah bertasbih kepada Allah SWT.[13]
Kemudian manfaat yang bisa diambil dalam mempelajari ilmu astronomi  adalah  kita dapat menentukan waktu shalat serta ibadah –ibadah lain sehingga ibadah tersebut memiliki alokasi waktu yang tepat dan jelas.[14]













BAB III
PENUTUP


Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa segala sesuatu yang Allah SWT ciptakan pasti ada manfaatnya. Dan sesungguhnya orang yang berakal itu adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan akalnya untuk memikirkan hasil ciptaan Allah SWT serta merenungi keajaiban alam raya  semesta ini, maka kita akan selalu ingat dan berdzikir kepada zat penciptanya yaitu Allah SWT, dan tentunya dengan demikian akan meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya. Karena hamba Allah yang terbaik adalah orang-orang yang senantiasa mentafakuri alam dan semesta-Nya.
















DAFTAR PUSTAKA

Al-Bughori, Mustafa dan Muhyiddin Mitsu. 2008. Al-Wafi Syarah Hadis Arbain Imam Nawawi. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Al-Manawi, Al-Alamah. 2003. Faidhlul Qadir Syarah Jami’us Soghir. Juz III. Mesir: Maktabah Mishri
Al-Musawi Al-Khomeini, Ayatullah Rahullah. 2004. 40 Hadis-Hadis Mistis dan Akhlak. Bandung: PT. Mizan Pustaka
Ash-Shalih, Subhi. 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Firdaus
Azra, Azyumardi. 2002. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi
 Faidul Qadir, Juz II. 2003. Maktabah Mesir
Muslih, M. Husein. 2008. Matahari, Ka’bah dan Bulan. Tanpa kota: Tanpa penerbit
Syihafuddin, Al-Khafid dan Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Atsqolani. 1995. Taqribut Tahdhib, Juz II. Tanpa kota: Darul Fikr
Thalbah, Hisyam. 2008. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits, jilid X. Jakarta: PT. Sapta
Tanpa nama pengarang. 1938. Al-Kitab Faidlul Qadir juz X no.2268. Tanpa kota: Muktabah Mashor
http://abihumaid.wordpress.com/Abdullah-bin-abu-aufa-wafat-86-h//
diakses pada hari sabtu, tanggal 16 Februari 2013 pukul 11.07 wib
http://maktabahonline.wordpress.com/2009/11/08/riwayat-hidup-imam-al-baihaqi-rahimahullah




[1] Al-Alamah Al-Manawi, Faidhul Qadir SyarahJami’us Soghir, Juz: III, (Mesir: Maktabah Mishri, 2003), hlm. 338.
[2] Al-Khafid Syihafuddin dan Ahmad bin Ali bin Hajar Al-Atsqolani, Taqribut Tahdhib, Juz II, (Darul Fikr, 1995), hlm. 718.
[3] Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Hadits, (Jakarta: Pustaka Firdaus,2009), hlm. 346.
[4] Mustafa Al-Bughori dan Muhyiddin Mitsu, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in Imam Nawawi, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2008), hlm. 468.
[5] Azyumardi Azra, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi, 2002), hlm. 13.
[6] Al-Alamah Al-Manawi,op.cit. hlm. 338
[7] Al kitab faidlul qadir juz II no.2.268,(Muktabah mashor,1938),hal.579
[8] http://abihumaid.wordpress.com//abdullah-bin-abu-aufa-wafat-86-h/
[9]  http://maktabahonline.wordpress.com/2009/11/08/riwayat-hidup-imam-al-baihaqi-rahimahullah  
[10] Faidul Qodir, juz II. Maktabah Mesir, 2003. Hlm. 579
[11] M.Muslih Husein,Matahari,Ka’bah dan Bulan,(2008),hal.1-3
[12] M.Muslih Husein,ibid.,hal.28
[13] Ayatullah Rahullah Al-Musawi Al-khomeini. 40 Hadis-Hadis Mistis dan Akhlak. (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004). Hlm.228
[14] Hisyam Thalbah, dkk. Ensiklopedia Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits, jilid X. (Jakarta: PT Sapta, 2008).hlm.100-101

56 komentar:

  1. nama : Imas Anggraeni Dewi
    nim : 2021 111 203
    kelas D

    bagaimana menurut pemakalah tentang orang-orang yang percaya pada ramalan berbintangan (zodiak) ?
    dan apakah menurut pemakalah ada mahluk lain yang seperti manusia hidup di galaksi-galaksi lainnya...
    mohon jelaskan..

    Gomawoo

    BalasHapus
    Balasan
    1. telah disebutkan dalam sebuah hadits, tapi maaf saya lupa bunyi haditsnya. menerangkan bahwa kita sebagai kaum muslim dilarang untuk percaya kepada ramalan atau sejenisnya. karena itu juga termasuk dalam perbuatan syirik. artinya percaya kepada selain Allah SWT.
      untuk ada atau tidaknya makhluk lain di luar angkasa, menurut saya ada. tapi tidak diketahui secara pasti wujud atau bentuknya. :)

      Hapus
  2. Suli Reviana
    2021 111 201
    D


    Apakah ada batasan2nya sejauh mana kita dapat memikirkan tentang ciptaan Allah SWT ? mohon di jelaskan..



    Terima kasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. batasan-batasan untuk berfikir tentang ciptaan Allah SWT itu tidak terukur secara pasti. yang jelas Allah telah menyebutkan dalam Firmannya, bahwa manusia itu tidak akan pernah bisa untuk sampai bisa memikirkan ciptaannya. manusia itu hanya di anjurkan untuk berfikir agar mengetahui ke-Esa-an Allah dan mempelajarinya serta mengamalkan dalam kehidupannya.

      Hapus
  3. Faroh Maulida
    2021 111 209
    D

    Sesungguhnya apa tujuan mempelajari ilmu astronomi menurut perspektif islam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tujuan dari mempelajari ilmu astronomi menurut perspektif Islam yaitu:
       Penentuan arah kiblat

       Penentuan waktu ibadah shalat

       Penanggalan

       Penentuan awal bulan hijriah

       Penentuan gerhana

      Hapus
  4. NAMA: BADIATUL LIZA
    NIM: 2021 111 146
    KELAS: D

    dalam makalah diterangkan,Tafakur itu dikhususkan di dalam hati, dan tujuannya untuk tafakur kepada makhluk. mohon jelaskan, kenapa tafakur ditujukan kepada makhluk??
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. gini mba Liza,,,,
      Tafakur itu kan artinya berfikir. dan kenapa tafakur itu di tujukan kpd makhluk terutama manusia? apa alasannya? karena pekerjaan berfikir itu kan manusia, manusia yg diberi akal.jadi manusia di anjurkan oleh Allah SWT untuk memikirkan tentang apa apa yg tlh Allah ciptakan di dunia ini. agar manusia itu mensyukurinya dan tidak bersifat sombong. karena Allah itu maha sejati. dan manusia itu semu (bayangan). seperti yg tlh dibahas kemarin oleh bapak ghufron ttg penciptaan dlm makalahnya mba sopatul. spt itu ya mba :)

      Hapus
  5. nama: naila syarifah
    nim : 2021 111 149
    kelas : dhe
    pertanyaanya.....
    pikiran logis dan mistis......pikiran logis dapat dengan mudah diterima oleh orang..tetapi pikiran mistis itu banyak orang yang meragukan..bagaimana dengan pendapat anda menurut hal tersebut,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. mengenai pikiran logis dan mistis, menurut saya seperti ini ya,,,, masa sekarang ini kan udah sangat modern, jadi pemikiran manusiapun juga udah tentu sangat berbeda. seseorang lebih tertarik untuk berfikir logis atau nyata dari pada yang mistis.
      misal saja, kita belajar matematika. 1+1 kan uda pasti jawabannya 2. di bandingkan dg pemikiran mistis, misal seperti ini. kata orang jawa kan kalo makan di depan pintu itu tidak boleh? dg alasan katanya nanti susah dpt jodoh. padahal kalo di logika kan itu karna dulu itu nasi sedikit, jadi kalo kalo tumpah nanti ga ada gantinya dan ga bisa makan lagi.
      mungkin seperti itu saja mba nela..... :)

      Hapus
  6. nama : mirza muhammad abda
    nim : 2021 111 153
    kelas: D

    pertanyaan saya
    1. matahari tertulis didalam makalah sebagai penentu awal waktu dalam sholat, tapi sedang dinegeri jepang malah matahari menjadi tuhan ? dari itu mohon jelaskan bagaimana tanggapan pemakalah menurut isi makalah.
    2. bolehkah kita memberi nama kepada anak kita dengan nama yang ada diasmaul husna? ,kn diatas tertulis kita tidak boleh memikirkan dzat2 Allah memikirkan bisa dimengerti menggunakan....apa tanggapan pemakalah
    3. terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. 1. dalam makalah ini membahas ttg astronomi tms matahari sbg penentuan waktu dlm sholat. Mengenai pertanyaan mas mirza kenapa di jepang matahari malah di jadikan Tuhan, itu karena mereka menggap matahari sbg penerang. Maksudnya mereka beranggapan Tuhan itu yg maha pemberi penerang yaitu matahari. Kita sbg umat muslim yg beragama hendaknya mempertebal keimanan kita agar tidak musyrik dan selalu tetap berada di jalan Allah SWT.
      2. Boleh atau tidak kita memberi nama dg nama2 yg ada di Asma’ul Husna? Saya jd keingat ustdz saya dulu pernah menasehati temen saya namanya Maliki, Malik itu kan tms dlm Asma’ul Husna? Dan ustadzku itu menyarankan agar namanya segera di ganti. Lah temenku itu anak yg bandel dan susah di atur. Jd kesimpulannya ada 2 kemungkinan boleh atau tidaknya tergantung :
       Boleh, memakai nama Asma’ul Husna dg catatan harus bener2 menjaga nama itu. Maksudnya si anak tsb berkelakuan baik dan sholeh.
       Tidak boleh, jika si anak memiliki sifat nakal shg tdk bisa menjaga namanya spt apa yg di harapkan oleh orang tuanya.
      Jadi begitu ya mas mirza.....:)

      Hapus
  7. Nama : Aisyah
    nim : 2021 111 158

    asalamualaikum..

    seberapa pentingkah kita mempelajari ilmu astronomi?? dan apa manfaatnya...

    BalasHapus
  8. mempelajari ilmu astronomi itu sangat penting. karena dalam hidup di dunia ini kita mempunyai banyak fenomena2 yg terjadi di alam raya ini. dan manfaat yg dapat kita ambil dari mempelajarinya itu antara lain:
    1. kita dapat menentukan waktu shalat serta ibadah –ibadah lain sehingga ibadah tersebut memiliki alokasi waktu yang tepat dan jelas.
    2. kita bisa mengetahui fenomena yg terjadi di luar angkasa, seperti adanya piring terbang, alien, bintang, dll.
    3. kita bisa menentukan keadaankondisi alam,misal memprediksi cuaca.

    BalasHapus
  9. Assalamu’alaikum,,
    Nama: Nahdiyah
    NIM: 2021 111 199
    Kelas: D
    Dalam makalah anda dijelaskan bahwa Tafakkur adalah langkah pertama yg harus dilalui dalam perjalanan manusia menuju kesempurnaan sejatinya,,mohon penjelasannya terimakasih,,:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya jadi untuk menuju kpd kesempurnaan sejati-Nya kita harus bertafakur, maksudnya yaitu kita harus memikirkan ttg dzat dan ciptaan Allah SWT agar kita selalu bersyukur atas segala nikmat yg telah diberikan Allah kpd hambanya. dengan berfikir tsb kita akan sadar ttg ke-Esaan Allah SWT

      Hapus
  10. NAMA : ARINUN ILMA
    NIM : 2021 111 045
    KELAS: D
    Pertanyaan'a, dalam penentuan hari raya idul fitri, biasanya banyak perbedaan pendapat ttg waktu pelaksanaan hari raya, padahal sudah ada beberapa yg dijadikan acuan dalam penentuan tersebut, mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kita berada di banyak aliran, jadi untuk penentuan hari raya juga sudah tentu banyak perbedaan,,, misalnya saja antara Muhammadiyah dengan NU, sudah pasti berbeda dalam penentuan Hilalnya. mungkin saperti itu ya mba Ilma

      Hapus
  11. nama : Nur Ulis Sa'adah Shofa
    NIM : 2021 111 205

    di dalam makalah disebutkan matahari sebagai penentu awal waktu shalat, jikalau ada fenomena alam seperti gerhana matahari, apakah masih menggunakan matahari sebagai penentu awal waktu sholat???

    terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya matahari merupakan penentu awal waktu shalat. tentang fenomena gerhana matahari tsb kan tidak setiap hari terjadi, jadi saat gerhana matahari terjadi kita tentunya sudah mengetahui waktu untuk melaksanakan sholat.

      Hapus
  12. Soraya Nailatul Izzah
    2021 111 097
    Kelas D
    Pada pendahuluan dijelaskan bahwa satu jam bertafakur lebih baik dibandingkan dengan enam puluh tahun beribadah. mengapa demikian?

    BalasHapus
    Balasan
    1. karena Tafakur adalah kunci pembuka pintu-pintu makrifat dan merupakan khazanah kekayaan pengetahuan dan keutamaan.
      Dengan kita tafakur terhadap makhluk ciptaan-Nya, ketelitian serta kemampuan sistem-Nya adalah termasuk pengetahuan yang bermanfaat. Ini merupakan salah satu aktifitas hati terbaik dan merupakan semulia-mulia hasil. Dan dengan kita tafakur terhadap hikmah yang berada dibalik proses itu, kita bisa mengetahui, memahami dan menghayati bahwa dibalik fenomena alan dan segala sesuatu yang ada di dalamnya menunjukkan adanya sang pencipta, Allah SWT.

      Hapus
  13. Nama: Nur Asfiyani
    NIM: 2021 111 200
    Kelas: D

    Alasan mengapa kita hanya diperbolehkan berfikir pada ciptaan-Nya saja melainkan bukan pada dzat-Nya...???? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya karna pada dasarnya manusia itu tidak akan pernah mampu untuk sampai berfikir ttg Allah SWT, manusia hanya di suruh untuk memikirkan dzat-Nya saja agar manusia itu bersyukur atas ke-Esaan Allah SWT. dan sesungguhnya manusia itu semu yang sejati hanyalah Allah SWT.

      Hapus
  14. nama: Musiyami Ulfa
    nim: 2021 111 157


    assalamu'alaikum

    dalam makalah disebutkan, apabila orang tersebut bisa melihat rahasia-rahasia alam yang terkadang tak terlihat secara kasat mata dan tidak masuk akal. Orang yang mendapat kelebihan seperti itu maka ia akan lebih mengagungkan Allah SWT dan lebih mengesakan Allah SWT.
    bisa dijelaskan, dan berilah contohnya, mengenai hal tersebut...


    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi maksudnya adalah tidak semua manusia itu diberikan kelebihan mengenai hal itu. tentunya Allah SWT tidak pernah salah dalam memberikan kenikmatannya tsb. sehingga orang yg mempunyai kelebihan tsb harus menggunakannya untuk hal yg positif.
      contoh: dalam penentuan hari raya idul fitri, tidak semua orang bisa mengetahui bagaimana cara melihat ru'yat hilal. dan masih banyak lagi kejadian2 yg tidak semua orang mengetahuinya.

      Hapus
  15. askum
    WILDAN FAZA
    2021 111 206
    KELAS D

    PERTAnYAAN;
    bagaimana caranya agar kita tidak berpikir tentang dzat Allah,, sedangkan kita mempunyai akal untuk berpikir...

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru manusia itu hanya boleh memikirkan ttg dzat Allah mas wildan,,,agar manusia itu selalu bersyukur atas nikmat dan ke-Esaan Allah SWT.

      Hapus
  16. Khomisah Ikasasih
    2021 111 171
    D

    menurut pemakalah bagaimana jika ada orang yang menentukan akhir zaman(kiamat) dengan memanfaatkan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan astronomi, apakah itu boleh?????
    mohon jelaskan. . .. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau untuk masalah kiamat sendiri itu merupakan takdir atau ketentuan Allah, namun manusia tidak bisa memprediksi kapan terjadinya hari kiamat tersebut, namun kita bisa melihat tanda-tanda akan datangnya hari kiamat tersebut melalui makhluk ciptaannya, denagn menggunakan tanda-tanda yang sekarang ini sudah nampak pada dunia sekarang ini, contoh banyak laki-laki yang menyerupai wanita, wanita menyerupai laki-laki, banyak terjadi bencana yang terjadi disekitar kita. Meskipun untuk kapan terjadinya hari tersebut kita tidak tahu, namun kita harus yakin bahwa kelak suatu saat akan terjadi kiamat, seperti yang ditegaskan dalam Qs. Al-Ankabut ayat 19-20, yang artinya “dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan ((manusia), dari permulaannya, kemudian mengulanginya (kembali). Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Katakanlah: “berjalanlah dimuka bumi, maka perhatikanlah bagaimana Allah mencipyakan manusia dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah maha kuasa atas segala sesuatu”.
      yang mana penegasan tersebut melalui hasil penciptaan Allah yang dapat mereka lihat pada diri mereka sendiri, setelah sebelumya mereka bukan apa-apa. Pandangan kepada hal-hal itu akan mengantar seseorang menggunakan pikirannya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa dibalik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan yang maha Besar lagi maha Esa yaitu Allah Swt. Pandangan kepada hal-hal itu akan mengantar seseorang menggunakan pikirannya untuk sampai kepada kesimpulan bahwa tidak ada yang kekal didunia ini. Dan bahwa dibalik peristiwa dan ciptaan itu, wujud satu kekuatan dan kekuasaan yang Maha Besar lagi Maha Esa yaitu Allah Swt.
      Muh. Nasib ar-Rifai, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm: 723
      M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah juz 10, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hlm: 467-468

      Hapus
  17. NAMA: KHOLIS ARIFAH
    NIM: 2021 111 293
    KELAS: D

    Assalamu'alaikum,
    kisah tentang ada orang yang masuk islam karena mendengar adzan di bulan, menurut anda seberapa istimewa bulan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang saya tahu Nil Amstrong itu ketika mendengar suara adzan di bulan, dan di teliti ternyata yg istimewa itu bukan berada di bulan, tetapi ada sebuah cahaya yg lurus memancar sampai ke bulan, dan cahaya itu yg menghantarkan suara adzan dari bumi(mekkah) sampai menembus ke bulan.

      Hapus
  18. Nama: Mushofakhah
    NIM: 2021 111 196
    Kelas: D

    Dalam makalah dijelaskan bahwa yang menjadi hamba pilihan Allah ialah orang-orang yang menanti datangnya adzan untuk menunaikan ibadah shalat. Yang saya tanyakan, dalam menunggunya itu lebih utama di masjid, di rumah, atau sama saja?
    Yang kedua, jika masa menunggunya itu digunakan untuk tidur atau lainnya selain untuk berdzikir apakah orang tersebut tetap menjadi hamba pilihan Allah?
    Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya menunggu dimana saja itu boleh asal dalam saat menuggu itu tidak berbuat hal-hal maksiat. cuman yg paling utama dan mulia yaitu menunggu adzan di dalam masjid dan dibarengi dengan berdzikir.

      Hapus
  19. nama :nur Akhadiyah
    kelas: D
    nim: 2021111151

    matahari sebagai penentu awal sholat,lalu bagaimana jika di kutub?
    sebab disana jarang sekali matahari muncul.apakah ada hal lain selain matahari yang digunakan sebagai penentu awal sholat?

    BalasHapus
  20. Terdapat perbedaan pendapat ulama menyikapi penentuan waktu salat di wilayah di sekitar atau berdekatan kutub. Berbagai pendapat tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:

    1. Sa’adoeddin Djambek mengqiyaskannya dengan kondisi seseorang tertidur atau pingsan. Seseorang tertidur atau pingsan di waktu Magrib setelah menunaikan salat Magrib dan terbangun atau siuman pada waktu Subuh. Sehingga waktu Isya tidak disadarinya. Dalam Fikih mazhab Syafi’i ketika ia terbangun atau siuman maka hendaklah melaksanakan salat Subuh lalu mengqadha salat Isya.
    2. TM Hasbi Ash-Shiddiqi menyatakan untuk menggunakan pedoman waktu salat daerah lain yang masih dapat ditentukan waktu-waktu salatnya atau keadaan waktu di Madinah.
    3. Syeikh As-Sobhi pada acara televisi dalam rubrik Fataawa al-Ulama (fatwa-fatwa ulama) itu berpendapat pula bahwa waktu untuk menjalankan ibadah salat lima waktu bagi warga Muslim yang berada di kawasan kutub utara atau kutub selatan yang lebih afdhal (lebih tepat) adalah mengikuti waktu di Makkah, sebagai titik pusat spiritual umat Islam sedunia .
    4. Muhyiddin Khazin, Sayid Sabiq dalam Fiqh as-Sunnahnya, dan MUI menyatakan bahwa jika kita berpedoman pada posisi matahari dalam penentuan awal waktu salat di daerah kutub (maupun di daerah sekitarnya) maka akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu penentuan awal waktu salatnya disamakan dengan daerah normal yang terdekat.
    5. T Djamaluddin menyatakan bahwa bagi mereka yang berada di sekitar wilayah kutub tetap merujuk kepada waktu setempat; yang dijadikan acuan adalah pada waktu normal terakhir ketika waktu-waktu salat itu masih normal dan bisa diedentifikasi atau ditentukan secara astronomi. Ketika TM Hasbi Ash-Shiddieqy dalam "Pedoman Puasa" berpendapat untuk melakukan perkiraan waktu atau hisab ini dilandaskan pada qiyas dengan hadis tentang Dajal yang diriwayatkan Muslim dari Yunus ibn Syam'an. Dalam hadis itu disebutkan bahwa pada saat itu satu hari sama dengan setahun. Kemudian ada sahabat yang bertanya,"Cukupkah bagi kami salat sehari?" Nabi menjawab,"Tidak, perkirakan waktu-waktu itu". Bila menggunakan qiyas itu, Hasbi Ash-Shiddieqy mendasarkan perkiraan waktunya pada daerah normal di sekitarnya. Sedang T Djamaluddin berpendapat lebih baik dan lebih pasti menggunakan waktu normal setempat, sebelum dan sesudah waktu ekstrim itu. Dengan perhitungan astronomi hal itu mudah dilakukan.

    BalasHapus
  21. Nama : Heri Rubi Antoni
    NIM : 2021 111 161
    Kelas: D

    yang ingin saya tanyakan Allah itu sebenarnya menciptakan alm yang pertama itu apa?jelaskan...

    BalasHapus
  22. makhluk pertama kali ciptaan Allah sebelum menciptakan makhluk lain. Makhluk ini bukan dari golongan malaikat atau Iblis yang bertahun-tahun menghuni surga. Tapi, ia adalah instrumen yang menjadi cikal bakal skesta alam semesta berserta isinya. Ia adalah goresan tinta yang menuliskan takdir seluruh makhluk.

    Dalam buku Al-Fawâid, penjelasan tersebut saya dapatkan. Bahwa makhluk pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah al-qalam (pena). Kemudian, Allah mengakhiri semua ciptaan-Nya dengan menciptakan ‘maha karya’ makhluk yang bernama Nabi Adam.

    “Makhluk pertama Allah adalah pena,” kata Ibu Qayyim Al-Jauziyah, penulis buku itu. “Pena itulah yang menuliskan semua takdir makhluk Allah sebelum mereka diciptakan. Adapun Nabi Adam adalah makhluk terakhir yang diciptakan Allah.”

    Ada sinergi antara yang pertama (pena) dan yang terakhir (Nabi Adam). Ketika Allah memulai ciptaan yang pertama berupa pena, sesungguhnya tepat apabila ciptaan yang terakhir adalah manusia. Sebab pena adalah alat ilmu pengetahuan, sedang Adam adalah simbol dari alam.

    Dengan kata lain, sinergi itu memantabkan status manusia yang bakal menjadi khalifah di muka bumi yang musti dibekali dengan ilmu pengetahuan. Karena itu, setelah selesai menciptakan Nabi Adam, Allah menyuruh malaikat sujud di hadapan Nabi Adam karena ilmu yang dimilikinya.

    Manusia dan ilmu pengetahuan adalah adalah dua hal yang menjadi keseimbangan tegaknya khalifah di muka bumi. Sebagai wakil Tuhan, manusia harus membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Tentu, kita tidak boleh berhenti menuntut ilmu. Sebab, ketika Allah memperlihatkan Adam di hadapan malaikat dan iblis, itu tidak lain karena ingin menunjukkan betapa manusia adalah makhluk yang sempurna. Adapun kesempurnaan itu ialah karena ilmu yang dimilikinya.

    Hubungan yang pertama dan yang terakhir itu menegaskan bahwa manusia yang berilmu tidak pernah sia-sia....

    BalasHapus
  23. Nama : Gilang Gintaka
    NIM : 2021 111 207
    Kelas : D

    Makalah Anda membahas tentang astronomi. Yang ingin saya tanyakan adalah apa benar setiap bintang itu mempunyai galaksi? Dan jika benar, berarti ada ratusan bahkan ribuan planet di alam semesta ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mas gilang,,, setiap bintang itu mempunyai galaksi.
      contohnya saja matahari hanyalah sebuah bintang diantara ratusan milyar bintang penghuni galaksi bima sakti, sedangkan bimasakti hanyalah sebuah galaksi diantara ratusan juta galaksi penghuni alam semesta..
      berarti ada jutaan trilyun bintang yang ada di alam semesta..
      dan jumlah tersebut juga baru perkiraan...
      karena teknologi manusia yang ada belum mampu menjangkau ataupun menentukan batas / tepi alam semesta..
      teleskop hubble baru sanggup menjangkau sekitar 20 milyar tahun cahaya, itu jarak yang tak terbayangkan oleh manusia, karena 1 thn cahaya setara 9.5 trilyun kilometer, sebagai perbandingan jarak bumi bulan hanya 1 detik cahaya, jarak bumi matahari sekitar 500 detik (7-8 menit) cahaya...
      luas alam semesta sungguh tak terbayangkan...
      tidak setiap bintang mempunyai planet..
      kalopun separuh bintang di alam semesta mempunyai planet.., maka hal tsbt setara triyunan planet yang ada di alam semesta..
      kalopun diantara trilyunan planet tersebut 10% mempunyai air dan oxygen itu sama saja ada ratusan milyar planet..
      kalo diantara ratusan milyar 10% mempunyai suhu yang mendukung kehidupan itu setara puluhan milyar planet...
      kalo puluhan milyar planet tersebut 10% mempunyai gravitasi yang sesuai maka itu setara milyaran planet..
      kalo diantara milyaran planet tsbt 10% mempunyai zat dan enzym2 pendukung kehiodupan itu setara ratusan juta planet.
      kalo bla bla bla bla bla.....
      jadi kemungkinan ada planet yang seperti bumi kita, tapi bisa terjadi di masa lampau, milyaran tahun yang lalu, atapun akan terjadi milyaran tahun yang akan datang.., dan gak mungkin kita saksikan..
      kalopun saat ini ada planet lain seperti bumi kita pasti terpisah dengan kita dengan jarak sampai bermilyar tahun cahaya..., siapa yang sanggup mencapainya...??
      rahasia alam semesta sungguh luar biasa.., otak manusia terlalu kecil untuk diisi rahasia alam semesta...
      Hanya Tuhan pencipta alam semesta yang dapat menandinginya...

      Hapus
  24. nama: sholihatun nisa
    nim:2021111144

    salam'alaik ya ukhti.....
    pertanyaannya adalah tolong jelaskan maksud dari kalimat
    Tafakur itu memiliki derajat dan tingkatan yang berbeda-beda. Dalam setiap derajatnya, terdapat hasil-hasil dan konsekuensi-konsekuensi tertentu.
    sblumnya terimakasih kawand....

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi maksudnya adalah, tafakur itu banyak sekali macamnya,misalnya antara tafakur dg berdzikir dan tafakur dg hanya berdiam diri memikirkan tentang Allah,pastinya tingkat pemahamannya berbeda dan lebih mulia orang yg tafakur dg berdzikir. disamping mendapat pahala tentunya juga tidak akan berfikir yg nsntinya malah akan menyalahi ketentuan hukum Allah.

      Hapus
  25. nama:nur hidayah
    nim;2021 111 145
    kelas;D


    assalamu'alaikum...menurut anda bagaimana cara mengetahui kebenaran dari ilmu astronomi,dan apakah ada landasan dalam penentuan tanggal antara masehi dan hijaiyyah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara mengetahui kebenaran ilmu astronomi yaitu tentunya dg penelitian langsung. seperti para astronot yg selalu memantau keadaan astronomi. untuk landasan penentuan tanggal itu pasti ada acuannya. yaitu dg melihat ru'yat hilal. misalnya waktu jatuhnya puasa dan hari raya.

      Hapus
  26. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  27. Bariroh
    2021111029
    Kelas : D

    tekait hadis yang pertama bagaimana mementapkan iman hanya dengan memeikirkan ciptaan Allah dan metode atau cara yang tepat dalam menjelaskan terhadap anak-anak terkait dengan mengimani penciptaan Allah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tentunya untuk memantapkan iman kita tidak boleh hanya dg memikirkan ciptaan Allah,karena pada dasarnya manusia itu tdk akan pernah sampai dlm pemikirannya thd Allah. jadi kitapun juga harus memperdalam lagi dg ibadah kpd Allah. untuk mengajarkan kpd anak, kita ambil contoh saja lagu Pelangi,,, nah dalam lagu itu kan di syair akhir dijelaskan kalo pelangi itu ciptaan Tuhan. jadi anak2 akan lebih mudah untuk memahaminya ttg apa2 yg tlh Allah ciptakan di alam semesta ini.

      Hapus
  28. NAMA: SHOFATUL JANNAH
    NIM: 2021 111 183
    KELAS: D

    bagaimana pendapat pemakalah tentang para filosof yang mencoba berfikir tentang eksistensi Allah SWT??
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya yg tlh di bahas di minggu kemarin,bahwa filosof itu sudah ada sebelum Islam itu datang. para Filosof dulu sblm Islam tentunya mereka tdk terbataskan dlm pemikirannya ttg Allah. tapi untuk para filosof Islam mereka sadar dan bahwasannya tdk akan pernah bisa berfikir untuk sampai kpd Allah. karena yg sejati itu Allah dan manusia itu semu (bayangan)

      Hapus
  29. FITRI NUR AFINA
    2021 111 197
    D

    Bagaimana menurut anda mengenai banyaknya ahli-ahli astronomi yang berasal dari kalangan non muslim? apakah mereka juga bisa dikatakan meneliti untuk mengetahui kekuasaan Allah SWT? Terimakasih...

    BalasHapus
  30. ttg astronot non muslim pastinya penelitian mereka bukan untuk mengetahui kekuasaan Allah SWT, tapi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia seperti penanggalan/pengkalenderan yang sangat bermanfaat bagi kita semua.
    Kemudian pada kenyataannya bahwa banyak orang2 non muslim yang lebih mendalami/ mempelajari ilmu astronomi itu karena ilmu astronomi itu tidak hanya membawa manfaat bagi umat muslim aja,, bahkan ilmu astronomi banyak dikembangkan oleh orang non muslim yang mngerti akan teknologi, sedangkan orang muslim jarang sekali yang mau mengupdate tentang teknologi dan tidak mau meneliti secara lebih dalam tentang ilmu astronomi..

    BalasHapus
  31. NIHLATUL MAZIYAH
    2021111130
    KELAS D

    tadi sudah dijelaskan bahwa kita dilarang untuk mimikirkan dZayNya,, bagaimana jika kita sampai kita memikirkan dzat Allah??? di perbolehkan atau tidak?? dan bagaimana caranya agar kita tidak memikirkan dzatnya??

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak boleh. dalam makalah kan sudah dijelaskan jika berfikir ttg itu akan mendapat kehancuran. Hancur dalam artian akan mengakibatkan lemahnya keimanan seseorang kepada Allah dan kebimbangan atau kekacauan fikiran kita karena telah berfikir melampaui batas kemampuan akal manusia untuk berfikir. Dalam hadits tersebut apabila kita ingin melihat keagungan Allah, seseorang itu harus menyimpulkannya dari keagungan ciptaannya, melalui sarana ciptaaan (makhluk) itu. Hadist tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelarangan itu adalah agar orang tidak melakukan pembicaraan yang bertujuan mengukur kedalaman zat Allah dan kualitas (kaifiyah) Zat-Nya dengan mencari-cari alasan keberadaan-Nya. Karena hal itu akan menyebabkan kebingungan pada diri seseorang. Seperti dalam hadits Al-kahfi dengan sanad melalui Abu Bashir diriwayatkan bahwa Abu Ja’far a.s telah berkata: “berbicaralah tentang ciptaan Allah, sebab berbicara tentang Allah tidak akan menambah sipembicaranya kecuali kebingungan”.
      Juga dalam hadits lain diriwayantkan: “barang siapa bertafakkur tentang Allah supaya mengetahui bagaimana Dia itu, maka binasalah ia”.
      Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomaini, 40 Hadts Telaah atas Hdits-hadits Mistis dan Akhlak, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm: 223

      Hapus

  32. nama : eka kurnia rizki
    nim : 2021 111 251
    kelas : d

    Dari Abi Dzar ra. berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda: berpikirlah kamu pada ciptaan Allah SWT dan jangan berfikirlah pada dzat Allah SWT maka hancurlah.”

    menurut pemakalah, gambaran seperti apakah yang terjadi tentang hadits tsb ?

    BalasHapus
  33. maksud dari hadits tersebut menjelaskan ttg kehancuran adalah Hancur dalam artian akan mengakibatkan lemahnya keimanan seseorang kepada Allah dan kebimbangan atau kekacauan fikiran kita karena telah berfikir melampaui batas kemampuan akal manusia untuk berfikir. Dalam hadits tersebut apabila kita ingin melihat keagungan Allah, seseorang itu harus menyimpulkannya dari keagungan ciptaannya, melalui sarana ciptaaan (makhluk) itu. Hadist tersebut menunjukkan bahwa tujuan pelarangan itu adalah agar orang tidak melakukan pembicaraan yang bertujuan mengukur kedalaman zat Allah dan kualitas (kaifiyah) Zat-Nya dengan mencari-cari alasan keberadaan-Nya. Karena hal itu akan menyebabkan kebingungan pada diri seseorang. Seperti dalam hadits Al-kahfi dengan sanad melalui Abu Bashir diriwayatkan bahwa Abu Ja’far a.s telah berkata: “berbicaralah tentang ciptaan Allah, sebab berbicara tentang Allah tidak akan menambah sipembicaranya kecuali kebingungan”.
    Juga dalam hadits lain diriwayantkan: “barang siapa bertafakkur tentang Allah supaya mengetahui bagaimana Dia itu, maka binasalah ia”.
    Ayatullah Ruhullah Al-Musawi Al-Khomaini, 40 Hadts Telaah atas Hdits-hadits Mistis dan Akhlak, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm: 223

    BalasHapus
  34. asssalamualaikum ...

    faisal fahmi
    2021 111 255
    D

    menurut pemakalah sendiri, bagaimana menanggapi fenomena pemikiran barat, tentang matahari merupakan pusat dari tata surya?

    wassalamualaikum wr wb...

    BalasHapus