Laman

Kamis, 04 April 2013

a8-1 siti surahmi MANUSIA ASPEK FISIK BIOLOGIS



(HADIST KE-38)
MANUSIA ASPEK FISIK BIOLOGIS
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas:
                                    Mata kuliah                 : HADIST TARBAWI  II
                                    Dosen Pengampu        : GHUFRON DIMYATI, M.S.I


Disusun oleh:

Siti Surahmi
2021 111 260
Kelas : A

TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2012/2013




PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan lainnya, karena manusia memiliki akal pikiran, akhlak, sifat, rizkinya, sengsara atau bahagia serta masih banyak lagi anugrah yang di berikan Allah SWT kepada manusia yang tidak di miliki oleh makhlik ciptaan Allah lainnya.
manusia dilahirkan kedunia ini dari rahim seorang Ibu dan manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, selain itu manusia di ciptakan dari segumpal darah kemudian menjadi daging.  Dan manusia di ciptakan untuk bisa merubah nasib hidupnya dan menata amal serta akhlaknya selama hidup didunia. Makalah ini akan membahas tentang penciptaan manusia semoga bisa bermanfaat bagi teman-teman dan bisa emberikan sedikit pengetahuan, amin.

















PEMBAHASAN

A.    Materi Hadist
Hadist 38: Manusia: Aspek Fisik-Biologis
عَنْ عَبْدُ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ قَالَ: حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ, قَال: إِنَّ اَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي  بَطْنِ أُمَّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا, ثُمَّ يَكُونُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ, ثُمَّ يَكُونُ مُضْغَةً مِثْل ذّلِكَ, ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ مَلَكًا فَيُؤْ مَرُ بِأَ رْبَعِ كَلِمَا تٍ, وَيُقَالُ لَهُ: اُكْتُبْ عَمَلَهُ, وَرِزْقُهُ, وَأَجَلَهُ, وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ, ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ الرُّوحُ, فَإِنَّ الرَّجُلَ مِنْكُمْ لَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ الجَنَّةِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ كِتَا بُهُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْل النَّارِ. وَيَعْمَلُ حَتَّى مَا يَكُونُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ النَّأرِ إِلاَّ ذِرَاعٌ, فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الكِتَابُ, فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الجَنَّةِ                                      
( رواه البخاري فى الصحيح,كتبا بدء الخلق,باب ذكر الملا ئكة )
B.     Tarjamah Hadist
“Dari zaid bin wahab, abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan, sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaannya diperut ibunya selama 40 hari. Kemudian ia menjadi segumpal darah kemudian menjadi daging sma seperti itu, kemudian Allah mengutus malaikat dan diperintahkan menulis empat kalimat. Dikatakan padanya: tulislah amalnya, rizkinya dia sengsara atau bahagia. Kemudian ditiupkan ruh kepadanya. Sesungguhnya salah seorang diantara kalian jengkal, namun kitabnya telah mendahuluinya lalu ia melakukan amalan penghuni neraka. Dan sesungguhnya seorang berbuat hingga tidak ada antara dirinya dan neraka kecuali satu jengkal. Namun kita telah mendahuluinya maka dia melakukan amalan penghuni surga.” (HR. Bukhori)
C.     Mufrodat
TERJEMAH
TEKS ARAB


Segumpal darah
عَلَقَةً
Segumpal daging
مُضْغَةً
Empat perkara
 بِأَ رْبَعِ كَلِمَا ت
Dia berfirmannya
وَيُقَالُ لَهُ
Tulislah perbuatan-perbuatanya (amal)
اُكْتُبْ عَمَلَهُ
rezekinya
وَرِزْقُهُ
Tanggal kematiannya(ajal)
وَأَجَلَهُ


Sejengkal saja
ذِرَاعٌ
Penghuni neraka
أَهْل النَّار[1]
Penghuni surga
أَهْلِ الجَنَّةِ

D.    Biografi Rawi
Abdullah bin Mas’ud
Nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly. Biasanya dipanggil Abu Abdurrahman. Ayahnya bernama abdur dengan sebutan “Habrul Ummah”(ilmuan umat Islam) seperti halnya Ibn ‘Abbas. Beliau juga termasuk orang yang ahli fiqh.[2]
Beliau adalah sahabat Rasulullah yang sangat lembut, sabar dan cerdik. Abdullah termasuk ulama pandai, sehingga dikatakan sebagai al-Imam al-Hibr (pemimpin yang alim, yang saleh). Faqihu al-Ummah (Fakihnya umat). Ia termasuk bangsawan mulia, termasuk sebaik-baik manusia dalam berpakaian putih.
Beliau adalah sahabat yang senang dengan ilmu, baik menimba ilmu atau mengamalkannya. Sehingga dinyatakan, bahwa di awal keislamannya, yang dinginkan adalah diajari Al-Quran. Sehingga dalam suatu pertemuan dengan Rasulullah berkat kecemerlangan akalnya lansung bisa menimba ilmu dari lisan Rasulullah sebanyak 70 ayat. Karena senangnya terhadap ilmu, bahwa orang yang pertama kali men-jahr-kan Al-Quran di Makkah setelah Rasulullah adalah Ibnu Mas’ud. Dan orang yang pertama kali membaca dari lubuk hatinya adalah Abdullah bin Mas’ud.[3]
Mengenai keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran Islam dimana para sahabat hadir di sana. Beliau termasuk enam orang yang masuk Islam pada awal-awal datangnya kambing milik ‘Uqbah bin Abu Mu’id di Mekkah. Maklum, orang tuanya bukan orang yang kaya yang mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.
Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 848 hadits. Selain itu, semasa hidupnya Abdullah selalu mengikuti Rasul. Beliau banyak mendengarkan  ayat–ayat alquran sejak  tahu tentang alquran sejak alquran diwahyukan pertama kali kepada Rasul.
yang akhirnya beliau meninggal dunia pada tahun 32 Hijriah. Sebelum wafatnya beliau sempat berpesan kepada Zubair bin Awwam untuk mensholatinya. Beliau dikuburkan di kuburan Baqi’ (samping masjid Nabawi, Madinah.
E.     Keterangan Hadist
Hadist di atas menerangkan tentang awal penciptaan manusia sejak di dalam kandungan ibunya selama 40 hari. Kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi segumpal daging kemudian seterusnya sampai dia di berikan empat kalimat oleh Allah Swt melalui malaikat. Kemudian seterusnya malaikat menyampaikan kepada Allah dari segumpal darah kemudian telah menjadi daging dan kemudian malaikat bertanya bagaimanakah amalnya? Ibadahnya? Dia bahagia atu sengsara? Dan bagaimana jenis kelaminnya laki-laki atau perempuan. Semua takdir tersebut sudah ditetapkan Allah Swt sebelum kita terlahir kedunia. [4]
Hadist di atas terdapat arti “sesungguhnya di antara kalian melakukan amalan hingga tidak ada lagi antara dirinya dengan surga kecuali satu jengkal, namun kitabnya telah mendahuluinya lalu ia melakukan amalan penghuni neraka” maksud dari kalimat tersebut bahwa apabila seseorang sudah melakukan suatu perbuatan yang di larang oleh Agama maka dia tidak bisa menjadi penghuni surga kecuali dia bersungguh-sungguh atau berusaha untuk merubahnya. Walaupun Allah Swt telah meniupkan empat kalimat kepada kita tentang Amal. Ibadah, Bahagia atau Sengsara tetapi kita di wajibkan untuk merubah semua itu karena Allah lebih menyukai orang-orang yang mau berusa dan tidak gampang menyerah terhadap apa yang telah ditakdirkan kepa dirinya.
F.      Aspek Tarbawi
a.       Proses penciptaan manusia berawal dari dalam kandungan seorang ibu, sejak usia kandungan 40 hari  yang di mulai dari segumpal darah kemudian segumpal daging dan seterusnya.
b.      Kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk beriman kepada Qada dan Qadar karena Allah swt telah mengutus malaikatnya untuk meniupkan empat kalimat kepada umat manusia yaitu amalnya, rizkinya, dia bahagia atau sengsara.
c.       Walupun taqdir kita sudah ditentukan oleh Allah Swt, tetapi kita sebagai umat manusia harus berusaha untuk merubah nasib tersebut. Baik nasib untuk kehidupan di duia juga nasib atau takdir kita di akhirat kelak.






KESIMPULAN
Hadist di atas menjelaskan tentang bagaimana awal penciptaan manusi di dunia, yang di mulai dari segumpal darah sejak usia 40 hari di dalam kandungan kemudian menjadi segumpal daging. Dan kemudia Allah swt mengutus malaikatnya untuk meniupkan empat kalimat yaitu amalnya, rizkinya, serta bahagia atau sengsara. Kita sebagai umat manusia ciptaan Allah Swt yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya kita harus bersyukur atas takdir yang telah diberikan Allah Swt kepada kita, walaupun deikian kita juga harus tetap berusaha untuk merubah semia itu agar kehidupan kita menjadi lebih baik di kemuadian hari baik di dunia maupun di akhirat.





















DAFTAR PUSTAKA
 Al As-qalani, Ibnu Hajar, Pustaka Azam 17, Fathul Ba-ari Jakarta 2008.
Lisanul Ar-Rab, juz 10






[1] Lisanul Ar-Rab, juz 10.  Hlm. 267
[3] Ibid,
[4] Ibnu Hajar, Al As-qalani,( Jakarta: Pustaka Azzam Fathul Baari 17). Hlm. 75-76

12 komentar:

  1. Assalamu'alaikum.. .
    Nama : Anita Kumala
    Nim: 2021111364
    Kelas: A

    Yg ingin saya tanyakan kepada pemakalah, apabila ada seseorang yg terlahir cacat mental ( Kondisi fisiknya tidak normal ), kemudian dalam kehidupan sehari-harinya, dia kurang ilmu, tdk tau akan ilmu agama, sedangkan Allah sudah menentukan amalnya, rizkinya, dia sengsara atau bahagia kelak, dlm kondisi ini org tersebut mempunyai keterbatasan mental maupun akal, menurut pemakalah, apakah dia kelak bisa dipastikan bahagia di sisi Allah swt karena serba kekurangannya tersebut? Bahagia di surga yg jaraknya satu jengkal ? Dan siapa yg patut disalahkan apabila si org yg cacat tersebut tidak bahagia di dunia maupun di akhirat ? Padahal Allah Maha Adil dan yg menentukan qada dan qadar itu semua hanya Allah semata. Bagaimana menurut pemakalah mensikapi masalah trsbt ?
    Terima kasih.. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam

      terimakasih atas pertanyaannya,
      orang yang terlahir cacat mental memang itu takdir dari Allah yang tidak bisa di rubah. lalu dalam kehidupan sehari-hari ia kurang ilmu agamanya, pertama yang harus kita lihat aadalah apakah orang tua sudah memberikan pendikan agama atau belum? dan apakah dari orang yang cacat tersebut sudah berusaha mencari ilmu agama atau belum, meskipun ia cacat namun dia mempunyai kewajiban untuk belajar ilmu agama tentunya dengan ruhshoh atau keringanan untuk dirinya yang dengan kemampuannya yang terbatas.
      dan masalah dia bahagia atau tidaknya disisi Allah itu wa'allahhu a'lam itu kehendak Allah. tetapi Allah tidak akan menempatkan posisi seorang hamba dalam tempat yang terhina sedangkan seorang hamba tersebut memuliakan Allah niscaya Allahpun akan menempatkan ditempat yang mulia pula.

      Hapus
  2. assalamualaikum wr wb.
    milzamah 20211111126

    saya mau tanya bisakah takdir dari Allah itu dirubah.....
    kalau bisa dijelaskan.
    kalau tidak bisa diberi alasan.terima kasih.........

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam
      Terimakasih atas pertanyaannya, sebelum saya menjawab pertanyaan dari anda akan saya paparkan terlebih dahulu pengertian dari takdir sendiri itu apa dan macam-macam takdir.
      a. Takdir adalah perkara yang telah diketahui dan ditentukan oleh Allah SWT dan telah dituliskan oleh al-qalam (pena) dari segala sesuatu yang akan terjadi hingga akhir zaman. Allah telah menentukan segala perkara untuk makhluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu (azali) dan ditentukan oleh hikmah-Nya. Tidak ada sesuatupun yang terjadi melainkan atas kehendak-Nya dan tidak ada sesuatupun yang keluar dari kehendak-Nya. Maka, semua yang terjadi dalam kehidupan seorang hamba adalah berasal dari ilmu, kekuasaan dan kehendak Allah, namun tidak terlepas dari kehendak dan usaha hamba-Nya.Allah SWT berfirman :

      إنا كل شىء خلقنه بقدر

      “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Qs. Al-Qamar:49)
      Dalam syarah kitab hadist Arbain Nawawi diterangkan bahwa takdir Allah swt itu ada empat macam yang dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni TAKDIR MUBROM dan TAKDIR MU’ALLAQ, sebagaimana penjelasan dibawah ini:
      I. TAKDIR MUBROM (TETAP)
      • Takdir Dalam Ilmu Allah.
      Takdir yang ada di ilmu Allah. Takdir ini tidak mungkin dapat berubah, sebagaimana Nabi Muhammad saw bersabda:

      لاَيَهْلِكُ اللهُ إلاَّ هَالِكًا

      “Tiada Allah mencelakakan kecuali orang celaka, (yaitu orang yang telah ditetapkan dalam ilmu Allah Taala bahwa dia adalah orang celaka.)”
      2.Takdir Dalam Kandungan.
      Takdir dalam kandungan, yaitu malaikat diperintahkan untuk mencatat rizki, umur, pekerjaan, kecelakaan, dan kebahagiaan dari bayi yang ada dalam kandungan tersebut.
      Maka takdir ini termasuk takdir yang tak dapat dirubah sesuai kelanjutan dari hadist tersebut. Takdir ini sebetulnya termasuk takdir dari Ilmu Alloh seperti yang telah digariskan dalam tubuh sang jabang bayi. (Dalam ilmu pengetahuan Genetika modern mungkin dapat digambarkan pada unsur DNA?)

      II.TAKDIR MU’ALLAQ (TAKDIR YANG TERGANTUNG)
      • Takdir Dalam Lauh Mahfudh.
      Takdir yang ada dalam Lauhul Mahfudh. Takdir ini mungkin dapat berubah, sebagaimana firman Allah dalam surat ar-Ra’du ayat 39 yang berbunyi:
      يَمْحُو اللهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الكِتَابِ
      “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dikehendaki, dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauhul Mahfudz).”
      Dan telah diriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa beliau mengucapkan dalam do’anya yaitu “Ya Allah jika engkau telah menetapkan aku sebagai orang yang celaka maka hapuslah kecelakaanku, dan tulislah aku sebagai orang yang bahagia”.
      2.Takdir Yang Diikuti Sebab Akibat
      Takdir yang berupa penggiringan hal-hal yang telah ditetapkan kepada waktu-waktu Dan hal-hal yang telah ditentukan. Gambarannya: “Seandainya hambaku berdo’a atau bersilaturrahmi dan berbakti kepada kedua orang tua, maka Aku jadikan dia begini, jika dia tak berdo’a dan tidak bersilaturrahmi serta durhaka kepada kedua orang tua, maka ia Aku jadikan seperti ini..”
      Dari penjelesan diatas, dapat kita simpulkan bahwa takdir itu merupakan suatu hal yang telah ditetapkan oleh Allah swt, namun hal itu dapat dirubah sesuai dengan keinginan dari diri kita sendiri dengan cara selalu berusaha dan berikhtiar serta berdoa kepada Allah swt.

      Hapus
  3. Siti Nur Fitriana 2021 111 257
    Assalammualaikum mi,,,,
    Dalam penjelasan hadist dijelaskan bahwa apabila seseorang sudah melakukan suatu perbuatan yang di larang oleh Agama maka dia tidak bisa menjadi penghuni surga kecuali dia bersungguh-sungguh atau berusaha untuk merubahnya. nah, yang mau saya tanyakan perbuatan-perbuatan apa saja yang dilarang Allah sehingga orang tersebut tidak dalam masuk surga??? dan dalam aspek tarbawi dijelaskan bahwa Walupun taqdir kita sudah ditentukan oleh Allah Swt, tetapi kita sebagai umat manusia harus berusaha untuk merubah nasib tersebut. Baik nasib untuk kehidupan di duia juga nasib atau takdir kita di akhirat kelak.maksudnya apa dan mengapa kita bisa mengubah takdir dalam akhirat???
    Wassalammualaikum....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam mba’fitri
      Terimakasih atas pertanyaan yang sangat-sangat mengesankan,
      Sudah Jelas bahwa orang yang melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah itu tidak akan masuk surga, karena Allah sangat membenci perbuatan yang tidak baik seperti, melakukan maksiat, berbohong, mencuri, musrik, dan lain sebagainya.
      Dan orang yang mau berusaha untuk bertobat kepada Allah dan menjalankan perintah Allah maka dia akan dimudahkan untuk mencapai surganya.
      Maksud dari aspek tarbawi tersebut bahwa apabila seseorang mau merubah nasibnya yaitu dari yang buruk menjadi yang baik ketika diidunia maka niscaya Allahpun akan merubah nasib orang tersebut diakhirat, karena apa yang telah kita tanam didunia maka akan kita tuai hasilnya di akhirat kelak.

      Hapus
  4. MOHAMAD SUKRON
    2021111011
    Asalamualaikum,,,,
    sering kita dengar bahwa menambah atau menyambung silaturokhmi itu menambah umur sedangkan kita tau bahwa umur itu sudah di tentukan oleh allah,,gimana tanggapan pemakalah tentang hal ini berkaitan dengan takdir itu?
    Wasalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa’alaikumsalam
      Terimakasih atas pertanyaannya, saya akan mencoba menjawab pertanyaan dari saudara
      menurut saya, pemahaman tentang silaturahmi dapat memperpanjang umur sebenarnya Memang terjadi salah kaprah mengenai istilah silaturahmi di tengah-tengah kita sebagaimana yang dimaksudkan dalam hadits-hadits . Yang tepat, menjalin tali silaturahmi adalah istilah khusus untuk berkunjung kepada orang tua, saudara atau kerabat. Jadi bukanlah istilah umum untuk mengunjungi orang sholeh, teman atau tetangga. Sehingga yang dimaksud silaturahmi akan memperpanjang umur adalah untuk maksud berkunjung kepada orang tua dan kerabat. Ibnu Hajar dalam Al Fath menjelaskan, "Silaturahmi dimaksudkan untuk kerabat, yaitu yang punya hubungan nasab, baik saling mewarisi ataukah tidak, begitu pula masih ada hubungan mahrom ataukah tidak." Itulah makna yang tepat. Jadi, maksud dari silaturahmi dapat memperpanjang umur itu adalah agar kita dapat lebih erat menjalin tali persaudaraan kepada kerabat dekat kita agar menghindari dari ketidaktahuan nasab apakah itu saudara kita atau bukan. Seperti hadist yang di jelaskan oleh
      Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma berkata,
      مَنِ اتَّقَى رَبَّهُ، وَوَصَلَ رَحِمَهُ، نُسّىءَ فِي أَجَلِه وَثَرَى مَالَهُ، وَأَحَبَّهُ أَهْلُهُ
      "Siapa yang bertakwa kepada Rabb-nya dan menyambung silaturrahmi niscaya umurnya akan diperpanjang dan hartanya akan diperbanyak serta keluarganya akan mencintainya."

      http://rumaysho.com/belajar-islam/akhlak/3510-keutamaan-silaturahmi.html

      Hapus
  5. FAESOL NAELAN B.
    2021111030

    assalamu alaikum wr.wb
    apakah sifat manusia itu timbul dari pengaruh saat ia masih dalam kandungan? tapi mengapa kadang justru anak yang terlahir dari seorang yang ahli ibadah justru malah menjadi anak yang nakal dan berkelakuan kurang baik? apakah karena kurangnya doa dari kedua orang tuanya? terimakasih..
    wassalamu alaikum wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa’alaikumsalam,
      terimakasih atas pertanyaannya, saya akan menjawab mengenai apakah sifat manusia itu timbul dari pengaruh saat ia masih dalam kandungan, menurut saya iya karena seorang anak yang di lahirkan akan mewarisi sebagian dari gen orang tuanya yaitu 60% dari ibunya dan 40% dari ayahnya. dan watak tersebut akan muncul juga karena factor yang mendukung seperti lingkungan tempat dimana ia tinggal. Watak juga termasuk proses pembentukan dari pribadi seseorang jadi bisa di katakan bahwa watak maupun sifat terbentuk setelah ia ada proses sosialisasi dengan lingkungan dimana ia tinggal namun juga tidak terlepas dari gen yang di bawanya sebagai warisan dari orang tuanya.
      Mengenai sifat anak yang terlahir dari seorang ahli ibadah justru malah berbuat kurang baik, sebelumnya kita lihat terlebih dahulu apakah orang tua sudah mengajarkan pendidikan agama terhadap anak tersebut atau belum. Bila sudah, kita lihat kembali apakah lingkungan pergaulan anak sudah baik karena terbentuknya sifat seorang anak itu dapat dipengaruhi oleh factor lingkungan, teman, dan sekolah. Jadi bukan karena kurangnya do’a dari orang tua, karena orang tua itu pasti akan mendo’akan anaknya agar menjadi anak yang baik.

      Hapus
  6. Arina R (2021 111 021)

    Assalamu’alaikum wr wb
    Saya pernah mendengar bahwa manusia diciptakan oleh Allah berpasang-pasangan, namun dalam realita terkadang ada yang belum mendapat jodoh hingga ajal menjemput. Bagaimana tanggapan anda mengenai hal tersebut !

    BalasHapus
  7. wa'alaikumsalam

    menurut saya, orang tersebut belum mendapatkan jodoh di dunia melainkan dia akan mendpatkan jodoh diakhirat.

    BalasHapus