Laman

Kamis, 04 April 2013

a8-2 dzikrotul khasanah BAHASA MANUSIA



MAKALAH
BAHASA MANUSIA

             Makalah ini disusun guna memenuhi tugas:
          Mata Kuliah                    : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu            : Muhammad Hufron, M.S.I 


Disusun Oleh :

Dzikrotul Khasanah
2021 111 262
Kelas A


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013


PENDAHULUAN

Sebagai makhluk sosial tentulah manusia perlu interaksi dengan orang lain, interaksi tersebut salah satunya dengan berkomunikasi, komunikasi bisa dilakukan dengan orang yang berada dalam satu negara yang sama ataupun antar negara.
Agar bisa berinteraksi (berkomunikasi) dengan baik dan lancar maka diperlukan sikap saling memahami satu sama lain. Diantaranya yaitu dengan belajar bahasa mereka (asing) terutama bagi yang berkomunikasi antar negara. Dengan belajar bahasa-bahasa asing tersebut diharapkan tidak akan ada lagi sikap curiga ataupun khawatir satu sama lain.
Seperti halnya perintah Rasulullah Saw dalam hadits yang akan dibahas dalam makalah ini.



















PEMBAHASAN

A.      Teks Hadits (Bahasa Manusia)
عَنْ زَيْدِبْنِ ثا بتٍ قَالَ : (اَمَرَنِيْ رَسُوْلُ الله ص.م. اَنْ اَتَعلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابٍ يَهُوْدَ قَالَ اِنَّي وَالله مَااَمَنْ يَهُوْدَ عَلَى كِتَابي قالَ فَمَا مَرَّبى نصْفُ شَهْرِ حَتَّى تَعْلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ اِذَا كَتَبَ اِلى يَهُوْدَ كَتَبْتُ اِلَيْهِمْ وَاِذَا كَتَبُوْا اِلَيْهِ قَرَأتُ لَهُ كِتَابَهُمْ) قَالَ اَبُوا عِيسَى هَدَاحَديْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَقَدْ رُوْي مِنْ غيْر هدا الوَجْهِ عَنْ زَيْدِبْن ثابت روَاهُ الأ عْمَشُ عَنْ ثَابَتِ بْنِ عُبيدٍ الأنصاري عَنْ زيدِبْنِ ثابتٍ قال اَمَرَنِى رَسُوْلُ الله ص.م. اَنْ اَتَعَلَّمَ السُرْيَانيَّة.
(رواه الترمذي فى الجامع, كتاب الاستئذان والأداب عن رَسُوْلُ الله ص.م. باب ماجاءفى تعلم السريانية)
B.       Terjemahan
“Dari Zaid bin Tsabit berkata: ‘Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku untuk mempelajari beberapa kalimat dari kitabnya orang yahudi, beliau bersabda: Sesungguhnya demi Allah aku tidak merasa aman kepada orang yahudi terhadap suratku, Zaid berkata maka tidak lebih dari setengah bulan aku belajar hingga aku selesai mempelajarinya untuk beliau. Zaid berkata maka setelah aku mempelajari kitabnya orang yahudi, apabila Rasulullah berkirim surat kepada orang yahudi, maka aku yang menuliskannya kepada mereka, dan apabila mereka berkirim surat kepada Rasulullah, maka aku yang membacakan untuk Rasulullah. Abu Isa berkata ini hadits Hasan Shahih dan hadits ini diriwayatkan pula (dengan sanad lain) dari Zaid bin Tsabit dan Al-A’masy meriwayatkannya dari Tsabit bin Ubaid Al-Ansori dari Zaid bin Tsabit berkata : “Rasulullah Saw memerintahkan aku agar belajar bahasa Suryani”.[1]



C.      Mufrodat
-                كِتَابٍ يَهُوْدَ          : tulisan mereka yang biasa berlaku di kalangan mereka
-                حَتَّى تَعْلَّمْتُهُ           : hingga aku dapat menguasai tulisan dan bahasa
mereka yaitu bahasa suryaniyah.[2]

D.      Biografi Perawi
1.      Zaid bin tsabit
Nama lengkapnya Zaid bin Tsabit ad-Dholak al-Anshory al-Khazrojy. Biasanya dipanggil Abu Khorojah. Digelari “Jami al-Qur’an al-Karim” (pengumpul al-Qur’an) dan Syeikh al-Muqiriin. Imam, Mufti di Madinah. Memberikan ilmu faroidh (pembagian harta warisan) ayahnya meninggal dunia ketika beliau berumur enam tahun.
Beliau termasuk diantara sahabat yang cerdas dan pintar. Pada waktu Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau masuk Islam sedangkan umurnya baru sebelas tahun. Rasulullah pernah menyuruh beliau untuk belajar bahasa Suryaniah, bahasa orang Yahudi untuk membaca isi kandungan kitab Yahudi dihadapan Rasulullah. Beliau mampu belajar bahasa itu dalam sembilan belas hari.
Ketika terjadi perang Badar, beliau ikut ayahnya pergi berperang bersama sahabat lainnya. Hanya saja Rasulullah tidak memberikan izin beliau ikut berperang karena umurnya masih kecil dan tubuhnya terlalu muda.
Beliau wafat pada tahun 45 Hijriah di Madinah. Setelah wafatnya Hasan bin Tsabit meratapinya. Abu Hurairah berkata, “hari ini orang yang paling alim di umat Islam telah wafat, semoga Allah memberikan ganti dari keluarga Ibn Abbas.”, Beliau meninggalkan seorang anak bernama Khorijah bin Zaid,  beliau seorang ahli fiqh tujuh yang terkenal di Madinah. Anaknya termasuk dari golongan tabi’in yang sangat berpengaruh.[3]
2.      Tirmidzi
Nama lengkapnya adalah abu isa muhammad bin isa bin at- tirmidzi . Beliau lahir pada tahun 200 H dan wafat di Turmudz pada malam senin tanggal 13 Rajab 279 H . Beliau adalah salah seorang ulama’ hafidz yang telah bertemu dengan para syekh generasi awal, seperti Qutaibah bin Sa’id, Muhammad bin Basysyar dan lainnya.
Karya imam Tirmidzi yang paling terkenal adalah kitab yang berjudul Ash- Shahih. Selain itu, kitab ini juga banyak sekali mengandung faidah dan tidak banyak mengalami proses pegulangan riwayat. Imam Tirmidzi berkata “Aku telah menyodorkan kitab ini kepada para ulama di kawasan Hijaz, Irak dan Khurasan”. Ternyata mereka bisa menerima kitab ini dan menganggapnya sebagai kitab yang baik barang siapa menyimpan ini di dalam rumahnya, maka seakan-akan ada Nabi bersabda di dalam rumahnya tersebut.  
E.       Keterangan Hadits
Hadits ini menjelaskan bahwa Rasulullah Saw memerintahkan kepada sahabat Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa orang-orang yahudi yaitu bahasa Siryaniyah, karena nabi Saw merasa khawatir akan kejahatan orang-orang yahudi dan hal ini dapat dilenyapkan bila kaum muslimin mengetahui bahasa mereka (bahasa siryaniyah). Kemudian Zaid bin Tsabit mempelajarinya dan hanya butuh waktu setengah bulan beliau sudah mampu menguasai bahasa orang-orang yahudi. Dan oleh Rasulullah beliau dijadikan perantara untuk berhubungan dengan orang-orang yahudi.
Di dalam hadits ini juga terkandung pengertian bahwa mempelajari bahasa bangsa lain merupakan hal yang dianjurkan selain agar mereasa aman dari kejahatan mereka, sekaligus untuk mengenal mereka, saling tukar kepentingan dan saling membantu. Terlebih lagi bila keadaan memerlukan untuk mengirim para ulama yang akan mengajarkan Islam kepada mereka, maka mempelajari bahasa mereka merupakan hal yang diwajibkan.[4]

F.       Aspek Tarbawi
1.      Kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing agar dapat saling berhubungan dan berkomunikasi dengan bangsa lain
2.      Diperbolehkannya kita menjalin hubungan (relasi) dengan orang-orang non muslim
3.      Kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa bangsa lain agar dapat mengetahui bahasa mereka supaya kita tidak was-was (khawatir) terhadap apa yang datang kepada kita.
4.      Kita juga dianjurkan untuk mempelajari kitab-kitab non Islam supaya bertambahlah ilmu pengetahuan kita dan wawasan kita.





















PENUTUP

Dari uraian hadits diatas jelas sekali bahwa belajar bahasa-bahasa asiong sangat dianjurkan, mengingat banyak manfaat yang dapat diambil dari itu semua, seperti tidak khawatir atas apapun yang terjadi, misalnya ketika mendapatkan surat dari pihak negara luar maka kita tidak khawatir karena sudah mengetahui maksud dari surat tersebut.
Untuk itu sudah sepatutnya kita mengikuti perintah Rasulullah Saw tersebut, seperti yang dilakukan oleh sahabat Zaid bin Tsabit.






















DAFTAR PUSTAKA

At-Tarmidzi, Muhammad Isa bin Surah. 1992. Sunan At-Tarmidzi Juz IV. Semarang: CV. Asy-Syifa’.
Ali Nashif, Syekh Mansur. 1996. Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW. Bandung: Sinar Baru Algasindo.
http://awir-doank-blogspot-com/2007/08/Zaid-bin-Tsabit-html







[1] Muhammad Isa bin Surah At-Tarmidzi, Sunan At-Tarmidzi Juz IV, (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992), hal. 337
[2] Syekh Mansur Ali Nashif, Mahkota Pokok-Pokok Hadits Rasulullah SAW, (Bandung: Sinar Baru Algasindo, 1996) jilid 5, hal. 748-749
[3] http://awir-doank-blogspot-com/2007/08/Zaid-bin-Tsabit-html
[4] Ibid, hal. 748-749

15 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. nama: nailatus sa'adah
    nim: 2021111027

    assalamu 'alaikum
    yg ingin saya tanyakan ,, adakah batasan-batasan dalam mempelajari kitab kaum non muslim?
    jika ada , apa saja batasan itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wassalamu'alaikum....wr....wb
      terimakasih atas pertanyaannya..
      menurut saya dalam mempelajari kitab-kitab non muslim tidak ada batasan dalam mempelajarinya, karena tidak ada batasan-batasan dalam mencari ilmu, sebagaimana dalam hadis "bahwa menuntut ilmu itu dari ayunan hingga liang lahat". selain itu, dalam suatu ilmu pengetahuan tidak ada pengklasifikasian ilmu (umum atau agama).OLeh karenanya tidak ada batasan dalam mempelajarinya. Yang ada hanyalah kemampuan kita dalam menyerap ilmu tersebut, apakah kita mampu memahaminya atau tidak. Hendaknya kita juga harus membekali diri dengan iman yang kuat, agar tidak terjerumus dalam kekeliruan (agama)tersebut.

      Hapus
  3. Naila Chusniyyati
    2021 111 264
    A
    Assalamu'alaikum dzikrotul khasanah
    Dalam aspek tarbawi dijelaskan bahwa Kita juga dianjurkan untuk mempelajari kitab-kitab non Islam supaya bertambahlah ilmu pengetahuan kita dan wawasan kita. yang ingin saya tanyakan maksud kitab-kitab non muslim disini itu seperti apa dan berikan contohnya serta jelaskan kembali maksud dari pernyataan tersebut?
    terimakasih . . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. wassalamu'alaikum naila cuss..
      sebelumnya maaf, mungkin dalam membuat aspek tarbawi sedikit membingungkan teman-teman semua. Sedikit ralat dari aspek tarbawi tersebut, bahwa Kita juga dianjurkan untuk mempelajari kitab-kitab berbahasa asing supaya bertambahlah ilmu pengetahuan kita dan wawasan kita. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa mempelajari kitab berbahas asing bukan kitab non muslim. kita diperintahkan untuk mempelajarinya agar bertambah ilmu pengetahuan kita. Tentu kita tahu jika ingin mempalajari suatu ilmu (kitab) kita harus memahami bahasa yang ada di dalamnya agar mampu memahaminya. contohnya yaitu kitab berbahasa arab. terimakasih....

      Hapus
  4. Assalamu'alaikum.. .
    Nama : Anita Kumala
    Nim: 2021111364
    Kelas: A

    Saya mohon kepada pemakalah untuk menjelaskan lebih detail aspek tarbawi yang tertera pada makalah di atas, agar tidak ada kesalahpahaman dalam memahami pernyataan yg pemakalah tulis:
    Baik point 1-4 ,
    Kemudian apakah bahasa yg dianjurkan untuk dipelajari itu lingkupnya global tanpa pengecualian,dan apakah bahasa apa saja itu dianjurkan ?
    Serta penegasan pada point ke 4 apabila seorang muslim tidak memiliki landasan iman yang kuat, yang ada bukan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bisa2 justru malah terjerumus ke agama non muslim , bagaimana menurut pemakalah ?
    Adakah ketentuan tertentu dalam mempelajari kitabnya org non muslim?
    Terima kasih.. .

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sebelumnya..
      Aspek tarbawi di atas menjelaskan mengenai
      1. Kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing agar dapat saling berhubungan dan berkomunikasi dengan bangsa lain. Maksudnya kita diperintahkan untuk belajar bahasa asing misalnya bahasa inggris, arab, agar kita mampu berkomunikasi dengan pihak-pihak luar tersebut.
      2. Diperbolehkannya kita menjalin hubungan (relasi) dengan orang-orang non muslim. Maksutnya kita diperbolehkan untuk berdiskusi, berdialog, bekerjasama dalam berbagai bidang, dengan catatan kerjasama tersebut untuk kebaikan. Selain itu, dalam beragama kita diperintahkan untuk bertoleransi.
      3. Kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa bangsa lain agar dapat mengetahui bahasa mereka supaya kita tidak was-was (khawatir) terhadap apa yang datang kepada kita. Maksutnya sesuai dengan apa yang terjadi pada Rasulullah ketika beliau mendapat surat, Beliau khawatir mengenai isi surat tersebut,apakah isi surat tersebut bertujuan untuk kejahatan atau kebaikan. sehinnga rasulullah memerintahkan zaid bin stabit untuk mempelajari bahasa tersebut (suryani). NHa, untuk itu kita diperintahkan untuk mempelajari bahasa-bahasa asing.
      4. Kita juga dianjurkan untuk mempelajari kitab-kitab non Islam supaya bertambahlah ilmu pengetahuan kita dan wawasan kita.bahwa Kita juga dianjurkan untuk mempelajari kitab-kitab berbahasa asing supaya bertambahlah ilmu pengetahuan kita dan wawasan kita. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa kita diperintahkan untuk senantiasa mempelajari kitab berbahas asing bukan kitab non muslim. kita diperintahkan untuk mempelajarinya agar bertambah ilmu pengetahuan kita. Tentu kita tahu jika ingin mempalajari suatu ilmu (kitab) kita harus memahami bahasa yang ada di dalamnya agar mampu memahaminya. contohnya yaitu kitab berbahasa arab.
      Dalam mempelajari suatu bahasa, tidak ada pengecualian dalam mempelajarinya, selama bahasa itu baik, berguna bagi kita. sebetulnya semua bahasa itu dianjurkan untuk dipelajari selama bahasa tersebut bertujuan baik, namun yang paling utama adalah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
      Mengenai mempelajari kitab non muslim kita harus mempunyai iman yang kuat agar tidak terjadi kekeliruan memahami agama.

      Hapus
  5. Siti Nur Fitriana 2021 111 257

    Assalammualaikum mb dzik....
    menurut pendapat Anda sendiri, apa sajakah dampak positif dan negatif untuk kita yang mempelajari bahasa Asing? dan mohon jelaskan kembali maksud keterangan hadist Anda dengan bahasa yang mudah dipahami......:)
    Terima Kasih...
    Wassalammualaikum......:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wasslamu'alaikum....
      Dampak positif:
      - Dapat mengikuti perkembangan di dunia
      Karena bahasa inggris adalah bahasa internasioanal, maka kita dapat lebih mudah mengikuti perkembangan di dunia dengan dapat menggunakan bahasa inggris.
      - Perkembangan bahasa Indonesia yang akan mengikuti saluran perdangan internasioanal menjadi lancar.
      Dampak negative
      - Menggeser bahasa Indonesia jika orang-orang lebih mengutamakan bahasa inggris
      - Saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan bahasa inggris, terlebih lagi para pelajar lebih banyak ikut kursus bahasa inggris inggris dari pada bahasa Indonesia, maka dengan demikian bahasa Indonesia lama-kelamaan akan tergeser oleh bahasa inggris.
      Sebagaimana sudah saya jelaskan di atas bahwa hadis ini berisi tentang perintah untuk mempelajari bahasa asing (suryani) agar kita tidak khawatir terhadap apa yang datang kepada kita misalnya saja surat, sebagaimana yang terjadi pada peristiwa Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam hadis di atas.

      Hapus
  6. FAESOL NAELAN B.
    2021111030

    Assalamualaikum wr.wb.
    saya ingin menanyakan tentang bagaimana cara menghilangkan bahasa-bahsa yang dipandang jelek misalnya dengan mengejek, mencemooh,"MEMISUHI" yang terkadang sudah menjadi kebiasaan dalam sehari-hari.. mungkin adakah doa dan solusi untuk kita agar tidak mengucapkan bahasa-bahasa yang kasar tersebut.
    terima kasih
    wassalamualaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaanya...
      Menurut saya cara menghilangkan sifat mengejek, mencemooh yaitu dengan : selalu mengingat Allah SWT kapanpun dimanapun, harus selalu ingat bahwa Allah mengetahui segala gerak gerik kita di dunia, harus menghargai orang lain, dan tanamkan sedari dini sifat-sifat akhlakul karimah pada diri kita agar selamat dunia dan akhirat.
      Doa agar terhindar dari akhlak tercela :
      اللَّهُمَّ أَحْسَنْتَ خَلْقِي فَأَحْسِنْ خُلُقِي
      "Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku." (HR. Ahmad IV/68, 155 dengan isnad shahih. Al-Haitsami berkata dalam Al-Majma', bahwa hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad dan perawi-perawinya adalah perawi-perawi yang shahih. Dinukil dari komentar Syaikh al-Albani dalam al-Irwa'.)
      Sedangkan doa kedua diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud yang berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdoa:
      Sementara doa kedua dengan tambahan di akhirnya, terdapat dalam riwayat Ibnu Mardawaih:
      اللَّهُمَّ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي وَحَرِّمْ وَجْهِي عَلَى النَّارِ"Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku dan Haramkan wajahku tersentuh neraka." (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa' al-Ghalil no. 74)
      Untuk solusinya sebagaimanaq telah dijelaskan di atas.

      Hapus
  7. Siti Surahmi
    2021 111 260

    Assalamualaikum wr.wb.

    saya ingin bertanya apakah bahasa itu bisa menunjukan sikap atau kepribadian seseorang, tolonng jelaskan seandainya iya apa alasannya dan seandainya tidak apa alasannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wassalamu'alaikum wr wb..
      Menurut saya bahasa merupakan cerminan sikap seseorang. Seorang yang bertutur kata baik bisa dipastikan ia mempunyai sikap yang baik pula, sebaliknya jika seseorang bertutur kata kasar bisa dipastikan ia mempunyai sikap yang kurang baik. Namun, semua itu kembali kepada diri masing-masing individu, serta faktor dimana ia tinggal. Misalnya seseorang yang berkata kasar karena memang lingkungannya seperti itu bukan karena kepribadian orang tersebut.

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Nila Naely R
    2021111271
    A
    mempelajari bahasa Arab bagi setiap muslim adalah wajib, untuk mepelajari dan mendalami kandungan Al-Qur'an dan Hadist namun jika melihat realitanya, orang-orang banyak yang tidak mengetahui bahasa Arab, akan tetapi justru mempelajari bahasa lain..bagaiman pendapat anda tentang hal tersebut??
    mohon jelaskan..trimsss....

    BalasHapus