Laman

Kamis, 18 April 2013

e10-1 yulia rizqi m. KESEJUKAN RELIGI DI PASAR



HADITS TENTANG KESEJUKAN RELIGI DI TENGAH PASAR
 ( hadits ke 48 dan 49)
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah  : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, M.S.I


Disusun oleh :
YULIA RIZQI MAR’ATI
2021 111 299


JURUSAN TARBIYAH PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
( STAIN ) PEKALONGAN
2013




BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang selain bersifat syumuliyah (sempurna) juga harakiyah (dinamis). Disebut sempurna karena Islam merupakan agama penyempurna dari agama-agama sebelumnya dan syari’atnya mengatur seluruh aspek kehidupan, baik yang bersifat aqidah maupun muamalah. Dalam kaidah tentang muamalah, Islam mengatur segala bentuk perilaku manusia dalam berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia. Termasuk di dalamnya adalah kaidah Islam yang mengatur tentang pasar.
Dalam pandangan Islam pasar merupakan wahana transaksi ekonomi yang ideal, tetapi memiliki berbagai kelemahan yang tidak cukup memadai pencapaian tujuan ekonomi yang Islami. Ajaran Islam berusaha untuk menciptakan suatu keadaan pasar yang dibingkai oleh nilai-nilai syariah, meskipun tetap dalam suasana yang bersaing.
Pasar mempunyai peranan penting dalam masyarakat, khususnya dalam hal ekonomi. Pasar disebut tempat yang paling dibenci oleh Allah SWT. Meskipun begitu, islam tidak melarang umatnya pergi ke pasar untuk jual beli. Dalam makalah ini akan dipaparkan tentang hiruk pikuk di pasar, yaitu seperti hari-hari yang ditentukan untk pergi ke pasar, serta menjelaskan tentang doa dan adab ketika kita berada di pasar.






BAB II
PEMBAHASAN
A.    HADITS I
1.    Hadits Tentang Kesejukan Religi Di Tengah Pasar
وَقَال ابْنُ عَبَّاسِ (وَاذْكُرُوا اسْمَ اللهَ فِي أَ يَّامٍ مَعْلُومَاتٍ) : اَيَامُ الْعَشْرِ وَاْلأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ, التَّشْرِيْقٍ . وَكَانَ ايْنُ عُمَرَ وَ أَبُوهُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِيِ أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبَّرَانِ وَ يُكَبَّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيْرِهمَا وَ كَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيَّ خَلْفَ النَافِلَة (رواه البخاري في الصحيح كتاب الجمعة باب فضل العمل في ايام التشريق)
2.    Terjemahan :
“Ibnu Abbas berkata, “firman Allah.” Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah diketahui (QS. Al-Hajj (22-28) yaitu hari-hari yang sepuluh dan hari-hari yang telah ditentukan yaitu hari tasriq (tanggal 11,12,13 dzulhijjah).  Ibnu Umar dan Abu Hurairah selalu pergi ke pasar pada hari-hari yang sepuluh, mereka melakukan takbir yang kemudian diikuti oleh orang-orang yang mendegarnya dan Muhammad bin Ali juga mengucapkan takbir setiap kali selesai melaksanakan sholat nafilah (sunah).”[1]

3.    Mufrodat
pergi
يَخْرُجَان
menyebut
وَاذْكُرُوا
hari tasriq
أَيَّامُ التَّشْرِيْقٍ
nama Allah
اسْمَ اللهَ
pasar
السُّوق
hari-hari yang telah diketahui
أَ يَّامٍ مَعْلُومَاتٍ
manusia
النَّاس
hari-hari yang sepuluh
اَيَامُ الْعَشْرِ
4.    Biografi Perawi
a.       Biografi ibnu Abbas
Abdullah bin Abbas adalah sahabat kelima yang banyak meriwayatkan hadist sesudah Sayyidah Aisyah, ia meriwayatkan 1.660 hadits. Dia adalah putera Abbas bin Abdul Mutthalib bin Hasyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah Ummul Fadl Lababah binti harits saudari ummul mukminin Maimunah.
Sahabat yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang ini dijuluki dengan Informan Umat Islam. Beliaulah asal silsilah khalifah Daulat Abbasiah. Dia dilahirkan di Mekah dan besar di saat munculnya Islam, di mana beliau terus mendampingi Rasulullah sehingga beliau mempunyai banyak riwayat hadis sahih dari Rasulullah . Beliau ikut di barisan Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan perang Shiffin. Beliau ini adalah pakar fikih, genetis Arab, peperangan dan sejarah. Di akhir hidupnya dia mengalami kebutaan, sehingga dia tinggal di Taif sampai akhir hayatnya.
Ibnu Abbas mengikuti Perang Hunain, Thaif, Penaklukan Makkah dan haji wada’. Ia menyaksikan penaklukan Afrika bersama Ibnu Abu as-Sarah. Perang Jamal dan Perang Shiffin bersama Ali bin Abi Thalib.
Ia wafat di Thaif pada tahun 68 H. Ibnu al-Hanafiyah ikut menshalatkanya.[2]

b.      Biografi Imam Al- Bukhori
Nama lengkap Imam Al-Bukhari adalah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al-Ju’fi Al-Bukhari. Imam Al-Bukhari dilahirkan pada hari jum’at malam tanggal 13 syawal 194 H. Ia mulai menghapal hadits ketika umurnya belum mencapai 10 tahun, ia mencatat dari seribu guru lebih, ia hapal 100.000 hadits shahih dan 200.000 hadits tidak shahih.
Kitab-litab shahih Al-Bukhari telah memperoleh penghargaan tinggi dari para ulama. Terhadap kitab tersebut, mereka telah memberikan pernyataan, bahwa shahih Al-Bukhari adalah satu-satunya kitab yang paling shahih setelah Al-Qur’an.
Imam Al-Bukhari meninggal dunia pada malam selasa tahun 255 H. dalam usia 62 kurang 13 hari dengan tidak meningalkan seorang anak.[3]

5.    Keterangan Hadits
Dalam hadits keutamaan amal (ibadah) pada hari tasyrik telah dijelaskan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah selalu pergi kepasar pada hari-hari yang sepuluh dan kemudian mereka melakukan takbir yang kemudian diikuti oleh orang-orang yang mendengarnya. Hal tersebut dilakukan selain untuk mempersiapkan apa saja yang dibutuhkan pada hari tasriq (hari raya idul adha) seperti memilih dan membeli hewan yang akan dikurbankan pada hari tasriq tersebut, hal tadi juga bertujuan untuk menghadirkan kesejukan yang religius ditengah hiruk-pikuk pasar dengan takbir atau diramaikan dengan menyebut nama Allah sehingga di dalam pasar tercipta nuansa Islami.[4]
Hadits tersebut menunjukkan sangat besarnya keutamaan dan pahala orang yang membaca zikir ini ketika masuk pasar. Dan barang siapa yang berdzikir kepada Allah ketika berada di pasar maka dia termasuk kedalam golongan orang-orang yang beriman. 

6.    Aspek Tarbawi
a.       Pasar adalah tempat berjual-beli dan tempat yang melalaikan orang dari mengingat Allah Ta’ala karena kesibukan mengurus perdagangan. Maka disanalah banyak setan yang berkumpul dan sehingga orang yang berdzikir ditempat seperti itu (pasar) maka ia akan memerangi setan tersebut.
b.      Seorang muslim yang datang ke pasar untuk mencari rezki yang halal, dengan selalu berzikir (ingat) kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan-Nya, maka ini adalah termasuk sebaik-baik usaha yang diberkahi oleh Allah Ta’ala.
c.       Setiap pelaku pasar harus menegakkan nilai-nilai moralitas Islam yang merupakan internal values atau refleksi dari keimanan seseorang kepada Allah, dimana setiap pelaku pasar tersebut sadar bahwa ada yang mengawasi kinerja mereka saat melakukan transaksi jual beli di pasar sehingga terciptalah pasar yang Islami dengan kejujuran.
d.      Adanya nilai moralitas atau norma-norma terpenting dalam pasar antaralain :
1)      Dengan adanya persaingan yang sehat
2)      Kejujuran
3)      Keterbukaan
4)      Keadilan[5]


B.     HADITS II
1.    Hadits Tentang Doa Masuk Pasar
حَدّثَنَا اَحْمَدُ بْنُ مَنِيْعٍ : حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَا رُوْنَ قَالَ : حَدَّثَنَا أَزْهَرُ بْنُ سِنَانٍ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَاسِعٍ قَالَ : قَدِمْتُ مَكَّةَ فَلَقِيَنِيْ أَخِيْ سَالِمُ بْنُ عَبْدِاللهِ بْنُ عُمَرَ فَحَدَّنِيْ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صلّى الله عليه و سلّم قَالَ : { مَنْ دَخَلَ السُّوْقَ فَقَالَ لَا اِلَهَ إِلّاالله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ حَيُّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ, كَتَبَ الله لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ وَ مَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ وَ رَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ}[قَالَ اَبُوْ عِيْسَى] : هَذَا حَدِيْثُ غَرِيْبٌ وَ قَدْ رَوَاهُ عَمْرُ و بْنُ دِيْنَارٍ, [وَهُوَ] قَهْرَمَانُ الِ الزُّبَيْرِ عَنْ سَالِم بْنِ عَبْدِاللهِ هَذَا الْحَدِيْثَ نَحْوَهُ. (رواه التّرمذى فىالجامع, كتاب الدعوات عن رسول الله صلّى الله عليه و سلم, باب ما يقول اذا دخل السوق)  
2.    Terjemahan
Ahmad bin mani’ menceritakan kepada kami, Yazid bin Harun menceritakan kepada kami, dia berkata: Azhar bin sinan menceritakan kepada kami, muhammad bin wasi’ berkata: saya datang ke mekkah  dan bertemu dengan saudaraku Salim bin Abdullah bin Umar menceritakan kepadaku dari ayahnya, dari kakeknya bahwasanya Rosulullah SAW bersabda :”Barangsiapa yang memasuki pasar kemudian dia mengucapkan, 'Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, milikNya kerajaan dan pujian, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, dan Dia Maha hidup tidak akan mati, di tanganNya-lah kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu,' niscaya Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan dan menghapuskan darinya sejuta kejelekan serta mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat'’.
Abu ‘Isa Berkata: Hadits ini Hadits yang ghorib(langka) dan Amar bin dinar(dia adalah kepala keluarga Zubair) meriwayatkan dari Salim bin Abdillah Seperti hadits ini. (HR.Tirmidzi di sunan tirmidzi dalam kitab adda’awat bab perkataan ketika masuk pasar).[6]

3.    Mufrodat
Barangsiapa yang memasuki pasar
مَنْ دَخَلَ السُّوْقَ
'Tiada Tuhan yang berhak disembah
لَا اِلَهَ إِلّاالله وَحْدَهُ
tidak ada sekutu bagiNya
لَا شَرِيْكَ لَهُ
Milik-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian,
لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ
Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan
يُحْيِي وَيُمِيتُ،
di tanganNya-lah kebaikan
بِيَدِهِ الْخَيْر
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ
Allah menuliskan baginya sejuta kebaikan
كَتَبَ الله لَهُ أَلْفَ أَلْفِ حَسَنَةٍ
menghapuskan darinya sejuta kejelekan
وَ مَحَا عَنْهُ أَلْفَ أَلْفِ سَيِّئَةٍ
mengangkat derajatnya hingga sejuta derajat'
وَ رَفَعَ لَهُ أَلْفَ أَلْفِ دَرَجَةٍ

4.   Biografi Perawi
a.    Biografi Yazid bin Harun
Pada tahun 118 Hijriyah, lahir seorang ulama yang bernama Yazid bin Harun bin Zadzi. Panggilan akrab ulama yang beretnis Bukhara, sebuah kawasan yang sekarang berada di Afghanistan, adalah Abu Khalid. Beliau lahir dan besar di daerah sekitar Baghdad, Irak.
Kuatnya hafalan Abu Khalid Yazid bin Harun sudah dikenal di seluruh penjuru negeri muslim saat itu. Bahkan, dari sisi itu, beliau mengalahkan salah seorang guru Imam Syafi’i, Waqi’ bin Al-Jarrah. Imam Ahmad bin Hambal menyatakan bahwa kuatnya periwayatan hadits dari Yazid bin Harun sampai pada peringkat mutqin yang melebihi dari sekadar hafizh. Yazid bin Harun meninggal dalam usia 89 tahun di masa pemerintahan Al-Makmun, pada tahun 206 Hijriyah.[7]

b.   Biografi Imam At-Turmudzi
Nama lengkap adalah Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa bin Al-Dhahak Al-Salami. Dia dilahirkan pada tahun 209 H dan meninggal pada malam selasa 13 Rajab tahun 279 H dinegri Turmudz. Dia seorang ulama yang alim dan hafidz yang keahliannya dalam disiplin ilmu fiqih sangat baik.
Kitab al-jami mengantarkan Al-Turmudzi menjadi seorang imam hadits. Kitab tersebut merupakan karya besarnya yang popular yang diberinya judul Jami’u Al Turmudzi.[8]

5.    Keterangan Hadits
Dalam Hadits di atas, Menerangkan Tentang apa yang harus kita Ucapkan ketika  masuk Pasar. Dalam hadits di sebutkan السّوق ( Pasar),  yang dimaksud dengan pasar adalah semua tempat yang didatangkan dan diperjual-belikan padanya berbagai macam barang dagangan. Pasar di sini mencakup pasar tradisional, pasar modern, super market, mall, toko-toko besar dan lain-lain. Pasar membuat manusia Lalai dari mengingat Allah Ta’ala karena kesibukan mengurus perdagangan. Maka di sanalah tempat berkumpulnya setan dan bala tentaranya, sehingga orang yang berzikir di tempat seperti itu berarti dia telah memerangi setan dan tentaranya. Orang yang berdzikir ketika di pasar akan mendapat keutamaan yang besar dan pahala bagi orang yang membaca dzikir tesebut.
Menurut Imam ath-Thiibi berkata,“Barangsiapa yang berzikir kepada Allah (ketika berada) di pasar maka dia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang Allah Ta’ala berfirman tentang keutamaan mereka,
رِجَالٌ لا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ        
“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingat Allah”.


6.    Aspek Tarbawi
a)      Tetap berdzikirlah ketika berada di pasar.
b)      Ketika seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah -seperti ketika di pasar-, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa.
c)      Seorang muslim yang datang ke pasar untuk mencari rezki yang halal, dengan selalu berzikir (ingat) kepada Allah Ta’ala dan meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan-Nya, maka ini adalah termasuk sebaik-baik usaha yang diberkahi oleh Allah Ta’ala.
d)     Dzikir ini lebih utama jika diucapkan dengan lisan disertai dengan penghayatan akan kandungan maknanya dalam hati. Karena dzikir yang dilakukan dengan lisan dan hati adalah lebih sempurna dan utama
e)      pasar merupakan tempat yang Allah benci, sejelek-jeleknya tempat yang dimana  terdapat berbagai macam kemungkaran, perbuatan dan perkataan sia-sia, belum lagi disanalah tempat syaithan berkumpul.











BAB III
PENUTUP
Islam sangat menghargai peranan pasar dan menempatkannya pada posisi yang proporsional. Pandangan islam mengenai konsep pasar Islam itu sendiri adalah tentang nilai kerja sama dan persaingan yang sehat, artinya tidak saling menjatuhkan/merugikan sebagaimana dalam persaingan bebas. Kriteria pasar yang Islam adalah
1.      Orang-orang harus bebas untuk keluar masuk pasar
2.      Tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan-kekuatan pasar dan barang-barang dagangan
3.       Unsur-unsur monopolitik harus dilenyapkan dari pasar
4.      Mengakui kenaikan dan penurunan permintaan pemerintah maupun penawaran disebabkan oleh harga-harga tersebut.
5.      Tidak ada sebuah penipuan, kecurangan akan penyimpangan dari kebebasan ekonomi pasar Islam.

            Pasar memang tempat yang rawan kemaksiatan, sehingga kita harus waspada agar itu tidak terjadi pada kita dengan selalu meminta perlindungan dari Allah yang maha kuasa, supaya terhindar dari godaan jin, setan dan bala tentaranya. dengan selalu berdzikir kepada Allah.







DAFTAR PUSAKA
Al Asqalani, Ibnu Hajar, Al Imam al-hafidz. 2008. Fathul Baasi Syarah Shahih Al-Bukhari Juz 5. Jakarta: Pustaka Azzam.
Al Maliki, Muhammad Alawi. 2006. Ilmu Ushul Hadits. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anto, Hendrie. 2003. Pengantar Ekonomika Mikro Islami. Yogyakarta: EKONISIA.
Surah At-Tirmidzi, Muhammad Isa. 1992. Sunan At-tirmidzi juz 5. Semarang: CV. Asy syifa.
http://www.eramuslim.com/peradaban/bercermin-salaf/yazid-bin-harun-ulama-yang-ditakuti-penguasa.htm#.USJjA_Kircc



[1] Al Imam Al-Hafidz, Ibnu Hajar As Asqalani, Fathul Bas-Syarah Shahih Al-Bukhah Juz 5, (Jakarta: Azzam, 2008), hlm.302.
[3] Muhammad Alawi Al-Maliki, Ilmu Ushul Hadits, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 256.
[4] Al Imam Al-Hafidz, Ibnu Hajar As Asqalani, ibid., hlm. 303.
[5]M.B. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, (Yogyakarta: EKONISIA, 2003), hlm.319.
[6] Muhammad Isa bin Surah At-Tirmidzi, Sunan At-Tirmidzi juz 5, (Semarang: CV. As-syifa’, 1992). Hlm. 353-354.
[7] http://www.eramuslim.com/peradaban/bercermin-salaf/yazid-bin-harun-ulama-yang-ditakuti-penguasa.htm#.USJjA_Kircc

[8] Muhammad Alawi Al-Maliki, ibid., hlm280.

44 komentar:

  1. Assalamu'alaikum
    Ika Nur Fitriana 2021 111 168

    Bagaimana dengan orang2 yang bertakbiran keliling pada malam hari raya idul adha, tapi mereka hanya ikut2an saja tidak ada niat khusus di hatinya, bahkan banyak yang malah menimbulkan kerusuhan. Bagaimana pendapat pemakalah mengenai hal tersebut, mohon jelaskan, terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumusalam mbak ika..

      sebenarnya, Bertakbir membesarkan nama Allah adalah ibadah sunnah yang telah disepakati oleh para ulama, baik salaf maupun khalaf. Dalilnya adalah firman Allah SWT sendiri:

      Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan, maka, sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu membesarkan namaAllah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al-Baqarah: 185)

      Pada bagian akhir ayat ini telah disebutkan "hendaklah kamu membesarkan nama Allah" merupakan dalil dari perintah untuk bertakbir di penghujung akhir bulan Ramadhan atau di awal bulan Syawwal. Tidak ada satu pihak pun yang mengingkari adanya perintah untuk membesarka nama Allah ini.


      sebenarnya semua kegiatan itu dilakukan atas dasar niatnya terlebih dahulu mbak, kalau misalkan ia ingin meramaikan dengan niat membesarkan Nama Allah, dan berbagi kebahagiaan dengan orang orang tanpa berbuat kerusuhan itu tidak apa-apa, namun ketika ia hanya ikut-ikutan bahkan sampai menimbulkan kerusuhan itu tidak boleh, karena hal itu sangat merugikan bagi orang-orang disekitarnya.

      mungkin sekiranya itu mbak .. hhhe

      Hapus
  2. 2021 111 127

    assalamu'alaikum,,
    menurut pemakalah,
    apakah nuansa pasar di zaman sekarang ini sudah mencerminkan kesejukan religi yang seperti yang diterangkan dalam hadits di atas,
    dan bagaimana kiat-kiat untuk menjadikan nuansa pasar yang seperti itu...
    mohon penjelasannya,,
    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumusalam mbak..
      menurut saya, dizaman sekarang ini belum mencerminkan kesejukan religi atau islami mbak, karena di lihat dari realitanya, banyak di temukan pedagang yang berbuat curang terhadap barang dagangannya, mereka para pedagang tidak berbuat jujur pada saat menjual barang dagangannya, baik mengenai harga barang, kualitas barang , maupun kuantitas barangnya yang di jual kepada pembeli, yang mungkin di sebabkan oleh salah satu faktor ekonomi yang mencekam yang membuat mereka terpaksa melakukannya ataupun karna kurangnya nilai moralitas mereka sendiri, selain itu para pedagang juga bersaing dengan tidak sehat , kadang antar pedagang saling menjatuhkan satu sama lain, sehingga dapat simpulkan bahwa masih banyak para pelaku pasar yang berbuat curang.

      kemudian kiat-kiat untuk menjadikan pasar yang religi atau islami yaitu :
      a. orang - orang bebas untuk keluar masuk pasar artinya disini bahwa antara penjual dan pembeli bisa melakukan kegiatan transaksi jual beli di dalam pasar dengan leluasa asal tidak melakukan perbuatan yang negatif dan dapat berpengaruh pada mekanisme pasar tersebut,
      b. tingkat informasi yang cukup mengenai kekuatan pasar dan barang dagangannya, artinya ada informasi yang jelas mengenai distribusi barang yang masuk dan kaluar sehingga tidak terjadi penimbunan barang.
      c. unsur monolistik harus di lenyapkan , hal ini untuk mengantisipasi adanya tindakan negatif (berbahaya)yang dapat di lakukan oleh pihak pihak tertentu yang melakukan kegiatan monopolistik atau penimbunan barang
      d.pedagang mengakui kenaikan dan penurunan permintaan maupun penawaran dalam pasar
      e. tidak ada penipuan , kecurangan atau penyimpangan dalam pasar tersebut.

      Hapus
  3. assalamu'alaikum,,,,
    nama : ratna wahyuningsih
    nim : 2021 111 212
    dalam makalah kan dijelaskan bahwa jika kita berdzikir di pasar berarti kita memerangi setan dan bala tentaranya.
    nha dzikir yang seperti apa yang dimaksud dalam hadits tersebut.???
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumusslam mbak ratna.. :)

      menurut saya, dzikir nya itu seperti yang ada dihadits kedua tentang doa masuk pasar , yaitu :
      لَا اِلَهَ إِلّاالله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَ لَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَ يُمِيْتُ وَهُوَ حَيُّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٍ

      atau, dzikir seperti biasanya mbak, seperti bacaan tasbih,tahmid,tahlil,takbir,dan istighfar..
      :)

      Hapus
  4. inayah 2021 111 165
    Assalamu'alaikum...
    mw tanya, Bagaimana hukum dagang secara Islam? Karena setahu saya bahwasannya tidak boleh mengambil profit lebih besar dari 50% atau juga tidak boleh menambahkan harga jual bila pembayarannya dicicil 2 kali atau 3 kali. selain mencari profit saya juga tidak ingin melanggar kaidah Islam, supaya usaha dagang saya diridhoi Allah swt.

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumussalam mbak..

      sebenarnya hukum dagang islam berdagang atau berniaga adalah suatu usaha yang bermanfaat untuk menghasilkan laba (profit). akan tetapi, mengenai soal laba, walaupun ada hadis yang memperbolehkan memeperoleh laba sampai 100%, kita harus melangkah dengan penuh pertimbangan. Kita memperhitungkan tenaga dan biaya yang telah kita keluarkan, dengan laba yang akan kita dapat: jangan terlalu besar melipatgandakan laba dari harga asli, sehingga merugikan pembeli. Dalam hal ini, yang terpenting harus kita pegang adalah prinsip umum: asas kerelaan antara penjual dan pembeli. Kalau memang pembelinya rela membeli dengan harga 2 kali lipat dari harga asli, ya boleh-boleh saja.

      Adapun mengenai penambahan harga jual bila pembeliannya dicicil itu begini: Mayoritas ulama berpendapat bahwa penjualan seperti itu hukumnya batal, tidak sah, jika dilaksanakan dalam satu rangkaian transaksi.
      contoh nya:
      seorang penjual bilang "Barang ini harganya Rp. 1000 kontan, dan Rp. 1500 secara cicilan". Seperti ini tidak boleh karena menurut ulama transaksi seperti itu masuk kategori yang dilarang Nabi yaitu "bai'ataini fii bai'atin" (penggabungan dua jenis transaksi dalam satu transaksi) [HR. Malik, Tirmidzi, al-Nasaa'i, Abu Dawud, Ahmad], yaitu satu barang dihargai dengan dua harga yang berbeda.

      Yang diperbolehkan adalah demikian: "Buku ini harganya Rp. 1000", pada orang yang mau membeli secara kontan. Dan pada saat yang lain kita katakan pada kreditor bahwa harga buku itu Rp. 1500. Seperti ini diperbolehkan karena tidak termasuk ke dalam jenis "bai'ataini fii bai'atin".

      Perbedaannya antara dua cara transaksi di atas, pada kasus pertama barangnya yang satu dipasangi dua harga. Dan yang kedua, barangnya berlainan (dengan jenis yang sama), atau barang yang itu juga tapi pada transaksi yang lain.

      seperti itu mbak..hhe

      Hapus
  5. 2021 111 167

    sekarang sangat jarang sekali, bahkan mungkin tidak ada, orang yang bertakbir di pasar,sekarang orang yang takbir di pasar justru di pndang aneh oleh sbagian orang lain,,,
    bagaimana dengan hal di atas???
    pasar kan tempat umum, tidak semua yang di pasar itu muslim? mungkin slah satu dari mereka merasa tidak nyaman? bagaimana menyikapi hal tersebut???
    terima kasih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih mbak titik atas pertanyaannya..

      benar sekali mbak, apabila kita bertakbir (berdzikir) dipasar dengan suara yang keras pasti kita akan dipandang aneh oleh sebagian orang-orang..
      jangankan dengan suara keras, kadang dengan suara yang kecil , dan sperti komat-kamit pun akan tetap dipandang aneh mbak..
      maka dari itu, alngkah baiknya saat kita ingin berdzikir, kita harus melihat disekliling kita, kalu misal pasarnya ramai, lebih baik y berdzikir dalam hati saja, tpi klo sepi, ya boleh menggunakan ucapan atau suara yang lirih mbak..

      tapi kalau ada orang yang tidak nyaman jika kita berdzikir dengan ucapan, ya alngkah baiknya kita berdzikir dalam hati saja mbak, biar tidak menggangu yang lain..

      mungkin itu mbak..hhe

      Hapus
  6. Assalamu,alaikum mbak rizki...
    saya mau bertanya menurut pendapat anda sendiri bagaimana :)
    dalam pembahasan hadits diatas menerangkan tentang apabila kita memasuki pasar, dianjurkan untuk membaca do,a. dan selalu berdzikir ketika berada dipasar, dan dzikir yang utama itu apabila diucapkan dengan hati dan dilakukan dengan lisan. kemudian kalau anda sedang berada dalam pasar, dan berdzikir, otomatis orang-orang akan melihat anda seperti sedang berbicara, (maaf) kadang mereka menganggap anda gila, karena berbica sendiri (komat-kamit) walaupun suaranya anda lirih mereka tetap saja berfikiran seperti itu.
    Bagaimana menurut anda, katanya dzikir dengan ucapan itu lebih sempurna, tetapi... kalau ada orang yang ngomong seperti itu bagaima perasaan anda

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumusalam mbak bib.. :)

      terimakasih atas pertanyaan nya mbak,,
      jadi gini mbak, sebelumnya saat kita akan berdzikir, kita harus melihat situasi, kondisi dan tempatnya terlebih dahulu,ketika kita berada di pasar memang disunahkan untuk berdzikir agar kita terhindar dari segala hal yang merugikan kita, namun, jikalau keadaannya ramai, alangkah baiknya kita berdzikir dalam hati saja, agar kita tidak dibilang seperti orang yang komat-kamit sendiri..hhehe
      namun, apabila saat dipasar dalam keadaan sepi, kita boleh berdzikir dengan lisan, tetapi dengan suara yang biasa-biasa saja , tidak terlalu keras dan lantang..

      saya juga pernah membaca artikel, yang disebutkan bahwa Berdzikirlah mengingat Allah dengan hatimu tanpa bersuara, tanpa diketahui oleh orang lain dan tanpa ada lafal dan ucapan yang dikeluarkan..
      jadi maksudnya, agar kita tidak dikenal sebagai orang yang pamer, atau sok alim..

      sekiranya itu mbak bib.. hhe

      Hapus
    2. oh.... jadi seperti itu, terimakasih atas jawabannya.. saya sudah sangat paham sekali :)

      Hapus
  7. Firda Amalia 2021 111 138

    Assalamu'alaikum...
    saya ingin bertanya adakah perspektif dalam al-qur'an tentang pasar?? mohon jelaskan!!
    dan bagaimana cara membuat/menjadikan pasar yang islami???
    terimakasih....

    wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walaikumslam mbak..

      pertanyaan pertama :
      Perspektif Al-Qur’an mengenai pasar tidak di jelaskan secara khusus mengenai pasar, namun lebih ke aktivitas ekonomi atau perdagangan. Seperti dalam surat A-baqarah juz 2 ayat 275 . “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS Al-Baqarah [2]: 275). Ayat-ayat inilah yang menunjukkan sebagian dari sekian banyak ayat Al-Qur’an yang merujuk pada aktivitas ekonomi. Kemudian sejumlah perintah melakukan perdagangan global (Qs.Al-Jum’ah : 10) “Apabila shalat sudah ditunaikan maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah serta banyak-banyaklah mengingat Allah agar kalian menjadi orang yang beruntung”.


      pertanyaan kedua :
      cara membuat/ menajadikan Pasar yang islami yaitu dengan cara memperhatikan karakteristik pasar islami dan setelah kita mengetahui karakteristik tersebut hendaknya kita bisa menerapkannya, sehingga akan tercipta sebuah Pasar yang islami.
      Karakteristik sendiri dari Pasar Islami yaitu :
      Pertama: pelaku bisnis selalu mengontrol dirinya untuk tetap berlaku takwa, menakarkan orientasi berbisnis kepada Allah sebelum kepada manusia. Hakekat berbisnis adalah tuntutan keseimbangan yang mutlak diciptakan di antara manusia, yang berupa hubungan timbal balik antara penjual dan pembeli dalam bingkai tolong menolong.

      Kedua: menghadirkan keluhuran etika dalam bermuamalat (transaksi), dengan mengedepankan sikap adil dan kebaikan (ihsan). Imam Ghazali mengatakan sikap adil dalam berdagang ibarat modal sedangkan ihsan ibarat keuntungan yang didapat. Seorang pedagang harus dapat menyeimbangkan perhitungan bisnisnya dengan mengkalkulasikan pendapatan yang diperoleh serta pengeluaran hasil keuntungan dalam bentuk kebajikan sosial.

      Ketiga: menjaga syiar Islam berupa ketepatan waktu menjalankan kewajiban-kewajiban agama, seperti sholat lima waktu, kewajiban zakat, tidak menyembunyikan cacat yang terdapat pada barang, tidak curang, tidak menjual barang-barang yang haram atau syubhat.

      Keempat: Menerapkan menagerial yang baik, seperti mencatat setiap transaksi yang dilakukan, kerapihan dalam administrasi dan pembukuan atas keluar masuknya uang berikut barang. Serta mencatat setiap perjanjian dan kesepakatan yang dibuat. Bukankah model persaksian dan pencatatan merupakan anjuran al-Qur’an dalam setiap muamalat yang seyogyanya dilakukan oleh setiap muslim (al-Baqarah: 282)

      sekiranya itu mbak..hhe

      Hapus
  8. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139

    dalam hadits di atas dijelaskan bahwa Pasar membuat manusia Lalai dari mengingat Allah Ta’ala karena kesibukan mengurus perdagangan. nah bagaimana menurut pemakalah cara agar orang-orang yang berada di pasar itu tetap ingat kepada Allah atau agar selalu berdzikir kepada Allah?
    mohon penjelasannya..
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas partisipasinya mbak..

      agar kita tetap ingat kepada Allah (dzikir) saat dipasar, yaitu kita terlebih dahulu telah mengetahui, bahwa pasar itu adalah tempat yang berpotensi terjadinya kemungkaran, kecurangan, penipuan atau bahkan kejahatan. nah, ketika kita sudah mengetaui hal tersebut, maka kita akan waspada dan kemudian kita akan mengawalinya dengan berdzikir atau membaca doa-doa agar kita tidak tertimpa musibah atau hal yang dapat merugikan kita.

      Hapus
  9. nanik dwi astutik
    2021111062
    asalamualaikum
    pembeli adalah raja , na bagaimana jika pada saat datangnya slolat fardhu pembali masih saja tetap ramai bagaimana kita menyikapi hal tersebut ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumslam mbak..

      memang benar pernyataan yang menyebukan bahwa pembeli adalah raja, jadi kita harus menhormatinya dan melayaninya dengan baik,

      untuk mengantisipasi kejadian tersebut, menurut saya gini mbak,
      kalau misalkan penjaga toko nya itu hanya 1 orang, ya lebih baik seorang penjaga toko tersbut menutup tokonya lebih awal dahulu untuk melaksankan sholat fardu nya, dan ketika sudah melaksnkan sholat ya bisa dibuka lagi tokonya..
      kemudian, kalau misal dalam keadaan ramai, dan penjaga toko nya lebih dari 1,, maka tetap boleh melayani pembeli, namun si penjaga tokonya bergantian untuk melkukan sholat fardunya..

      mungkin itu mbak,,

      Hapus
  10. 2021 111 142

    bagaimana caranya menghadirkan kesejukan religi di pasar sedangkan di pasar sangatlah ramai dan sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri dan agar kita dapat khusuk tetap berdzikir di dalam pasar karena dipasarkan otomatis konsentrasinya pada kegiatan jual beli.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya mbak..

      agar kita tetap khusuk ya mungkin dengan kita selalu mengingat rezeki Allah yang telah diberikan kepada kita, dengan cra speti itu insyaallah akan menimbulkan rasa syukur dan berterimakasih kpda Allah dengan cara berdzikir tersebut mbak..
      kemudian, dalam keadaan dan kondisi apapun, se2orang itu diharuskan untuk tetap berdzikir mbak, dan orang yang sudah terbiasa berdzikir dalam keadaan dan kondisi apapun, dengan sendirinya akan tetap khusuk berdzikir walaupun dalam keadaan ramai sekaligus..


      kemudian untuk menciptakan kesejukan religi ditengah suasana pasar yang ramai , antara lain :
      a.tidak lupa untuk melafalkan kalimah-kalimah takbir dan dzikir,termasuk didalamnya membaca tasbih,tahmid,tahlil,takbir,istighfar dan do'a, disela-sela kesibukan berdagang.
      b.tidak meninggalkan sholat wajib,sesibuk apapun kita.
      c.menyempatkan sholat sunah, seperti sholat dhuha.
      d.menerapkan jual beli yang disyariatkan oleh islam.
      e.tidak berselisih dalam jual beli,yang nantinya kan menimbulkan pertengkaran.
      d.berlaku jujur, terus terang dan mengatakan yang sebenarnya, tidak bersumpah dusta, sebab sumpah dusta menghilangkan barkah jual beli.
      e.Distelkan musik-musik religi di dalam Pasar dan diingatkan ketika tiba waktunya sholat.

      dan poin2 tersebut bisa kita terapkan agar bisa menghadirkan kesejukan religi ditengah hiruk pikuk pasar mbak..
      mungkin sekiranya itu mbak..

      Hapus
  11. dessy nur laily
    2021 111 140

    assalamu'alaikim...

    makalah diatas kan menjelaskan tentang keutamaan mengingat Allah ketika di pasar..
    nah..
    realitanya kemajemukan pasar dengan segala aktivitas itu, jangankan hanya mengingat Allah, bahkan sholatpun kadang ditinggalkan..
    misal pada hari jum'at seorang pedagang laki laki tetap di pasar dengan dagangannya.. dia tidak melaksanakansholat jum'at.. nah kita sebagai pembeli, tentunya ingin mengingatkan.. kalau seperti itu, menurut pemakalah, bagaimana seharusnya sikap kita ? membiarkan saja, atau mengingatkan ?
    kalau mengingatkan, bagaimana caranya agar tidak menyinggung orang tersebut,??

    mohon penjelasannya. terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumusslam mbak..

      alangkah baiknya jika kita mengingatkan mbak, karena kita mengingatkan dalam hal baik kan,, dan saat kita mengingatkannya, gunakan bahasa yang baik, lembut dan sopan mbak, agar org yang kita ingatkan agar tdak salah pengertian...
      kemudian, jika reaksi dari org tsb nya cuek2 sja atau tdk mau peduli dngan kita, ya kita biarkan sja, krna kita sudah mengingatkan tadi mbak..

      menurt saya si sperti itu mbak..

      Hapus
  12. askum
    tria novianti 2021 111 164
    saya mau tnya. misalkan kita lg berada di pasar, kemudian ada pedagang yg memaksa kita untuk membeli barang dagangany. tapi kita tidak mau membelinya. bgmna sikap kita & bagaimana jika nilai religius diterapkan dalam masalah tsb?
    mksih....

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumslam mbak...

      wajar aja y mbak klo misal ad seorg pedagang yg memaksa atau menarik pembelinya agar membeli brg dagangannya, (soalnya kn biar laris/laku)..namun ketika kita tidak mau membelinya , ya lebih baik kita bilang, maaf pak/bu, saya tidak mau membeli, hanya mau lihat2 dulu,, dan lain sbgainya mbak.. adapun nilai religius dlam msalah tersebut,, saat kita menolaknya, diusahakn dengan kata2 yg sopan,ramah, lembut, tidak dengan nada tinggi atau keras,,

      sekiranya itu mbak.. hehe

      Hapus
  13. 2021 111 137
    dalam aspek tarbawi yang Anda tulis diatas, menyebutkan bahwa pasar adalah tempat yang paling dibenci oleh Allah. padahal kan di pasar juga menyediakan bahan2 kebutuhan pokok masyarakat yang nantinya akan membantu penghidupan semua orang. kemudian didalam pasar kan juga terdapat mushola untuk mengingat Allah.
    Bagaimana menurut pandangan Anda, mohon dijelaskan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksi untuk pertanyaannya mbak..

      ya memang benar, bahwa pasar adalah tempat yang dibenci oleh Allah, karena disana seseorang bisa melalaikan kewajibannya sebagai seorang muslim, sperti meninggalkan sholat dan lebih memilih untuk bersenang2 di dalam pasar. kemudian, dipasar sendiri bisa disebut sejelek-jeleknya tempat yang dimana terdapat berbagai macam kemungkaran, perbuatan dan perkataan sia-sia, belum lagi disanalah tempat syaithan berkumpul.

      Hal ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Lokasi yang paling Allah cintai adalah masjid, dan Lokasi yang paling Allah benci adalah pasar." (Shahih Muslim, 1076).

      Pasar memang memiliki arti dan kedudukan yang penting dalam perekonomian islam karena didalamnya terjadi interaksi antara pedagang dan penjual didalam memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, baik kebutuhan primer, sekunder atau bahkan sekedar yang bersifat melengkapi kehidupan manusia.
      pasar juga ada dizaman nabi saw kog mbak, jadi kalau tidak ada pasar, kita akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan2 kita,,
      dan yang dimaksud dibenci itukan tempatnya mbak, bukan bahan2 kebutuhan pokoknya itu, jdi sebenarnya kalo kita mau pergi ke pasar ya tidak apa2 , asal dengn niat tidak untuk semata2 berhura2 dan mencari kemaksiatan.

      kemudian dengan adanya mushola dipasar, berati kita diingatkan untuk tetap selalu berdzikir dan tetap menunaikan kewajiban2 kita sebagai seorang muslim,,jadi, dalam keadaan apapun kita tetap dianjurkan untuk selalu menunaikan segala perintah Nya.

      mungkin sekiranya itu mbak, maaf ya kalau jawabannya kurg memuaskan..hehe

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
  14. sopi yudin
    2021 111 134
    alasan mengapa Allah SWT membenci pasar ? apkah ada dalil yang menjeskan tentang kebencian Allah SWT membenci pasar ?dan juga mengapa islam itu sendri malah mengutamakan pasar ? sedangkan Allah SWT membencinya ?

    bagaimana cara membangun pasar yang baik ? agar sesamanya baik yang memproduksi ataupun yang meng konsumsi hidup dengan damai ??

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya..

      mengapa islam mengutamakn pasar.?
      menurut saya begini, karena dipasar kn tersedia bhan2 untuk kebutuhan pokok atau pelengkap kita,, jadi kita sangat memerlukan pasar sebagai tempat transaksi jual beli tsb..

      alasan mengapa allah membenci pasar, ya karena di pasar banyak terjadi kemungkaran sperti penipuan, pencopetan, dan dipasar pula, org2 dpat melalaikan kewajiban mereka sebagai seorg muslim spti meninggalkan sholat, dan dipasar pula banyak setan2 berkumpul disana.

      Hal ini sejalan dengan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Lokasi yang paling Allah cintai adalah masjid, dan Lokasi yang paling Allah benci adalah pasar." (Shahih Muslim, 1076).

      cara membangun pasar yang baik sperti ini :
      a. Jual beli yang dilakukan dengan saling ridlo dan tidak ada paksaan,
      b. Tidak mempermainkan harga,
      c. Tidak menyembunyikan kelemahan atau cacat barang yang dijualnya
      d. Tidak menipu atau konspirasi mempermainkan pembeli
      e. Tidak mengandung Maisir (perjudian), Gharar (Spekulatif) dan Riba.

      mngkin sekiranya itu jawaban dari saya...

      Hapus
  15. assalamu'alaikum wr.wb.....
    dalam hadits diatas dijelaskan bahwa ketika dalampasar kita dianjurkan untuk selalu berdzikir...
    namun jika kita di pasar itu untuk berdagang, berarti kondisi tubuh kita tidak dalam keadaan suci begitu juga dengan tempatnya,,,,sedangkan dalam berdzikir sebaiknya kita dalam keadaan suci,,,, bagaimana dg permasalahan ini????
    terimakasih,,,,,,,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumslam mbak..

      ya memang benar mbak, bahwa dalam keadaan dan kondisi apapun kita dianjurkan untuk berdzkir. dan maksud berdzikir disini kan untuk mengingat Allah. kemudian dzikir mpyai 3 macam, yaitu dzikir dalam hati, lisan dan perbuatan.
      kalo misalnya kita berada di pasar (bertransaksi) akan lebih baik menggunakan dzikir dengan hati saja. karena dzkir disini kn beda dengan kita melakukan doa setelah sholat (wiridan), jadi, dzkirnya itu boleh dibaca walau dalam keadaan tidak suci spti haid, tempat nya kotor, yang penting hati kita tetap berdzikr ..

      Hapus
  16. adakah sebuah pasar yang mencerminkan keadaan pasar yang islami? tolong sebutkan dimana letaknya ? alamatnya? kenapa bisa islami ? (kalau ada)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas pertanyaannya ..

      menurut saya, psar2 khususnya di indonesia belum bisa dikatakan sebagai pasar yang islami, karena di lihat dari realitanya khususnya pada zaman sekarang ini , banyak di temukan pedagang yang berbuat curang terhadap barang dagangannya, mereka para pedagang tidak berbuat jujur pada saat menjual barang dagangannya, baik mengenai harga barang, kualitas barang , maupun kuantitas barangnya yang di jual kepada pembeli, yang mungkin di sebabkan oleh salah satu faktor ekonomi yang mencekam yang membuat mereka terpaksa melakukannya ataupun karna kurangnya nilai moralits mereka sendiri, selain itu para pedagang di indonesia juga bersaing dengan tidak sehat , kadang antar pedagang saling menjatuhkan satu sama lain sehingga menambah bobroknya kualitas pedang di indonesia, sehingga dapat simpulkan bahwa masih banyak para pelaku pasar di indonesia yang berbuat curang, dan pasar di indonesia sendiri belum bisa di katakan sebgai pasra islami .

      Hapus
  17. asslamu'alaikum,
    Memaparkan bahwa yang disebut pasar adalah tempat yang didatangkan dan diperjual-belikan padanya berbagai macam perdagangan, pasar itu mencakup pasar modern, super market, mall, toko-toko besar lainnya.
    Dalam aspek tarbawi terpapar jelas bahwa pasar adalah tempat orang lalai terhadap Allah SWT karena sibuknya mengurus dangangan. Fakta sekarang adalah supermarket atau toko-toko besar dimonopoli oleh satu orang pedangang yang mempunyai beberapa oarang karyawan, sehingga ia tanpa harus mengurus dagangannya secara langsung maka ia memiliki banyak waktu untuk berdzikir,
    menurut anda apakah hadits ini relevan dengan konteks pasar sejenis pasar perseorangan tersebut? Jika iya tolong berikan alasannya..
    terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. walaikumslam mbak,,,

      terimaksih ats pertanyaannya mbak,,
      dalam makalah saya kan menjelaskan bahwa kita dapat menciptakan kesejukan religi dipasar mbak, salah stunya yaitu spti dengan selalu membaca dzkir karena dengan berdzkir tsb kn kita dapat mengingat Allah selalu,,

      saya sdikit memahmi yg mbk tanyakan, namun yg saya maksud di makalah saya itu stiap org nya yg ada di pasar nya mbak, bukan pemilik pasar atau mall itu saja mbak,,
      jdi, orang2 yg datang, baik membeli atau menjual barang2, ataupun pemilik toko nya, harus menciptakan kesjukan religinya mbak..

      mungkin itu saja mbak..

      Hapus
  18. zahrul fitriyah
    2021 111 156

    jelaskan apa saja alasan kenapa Allah membenci pasar? apakah semua pasar di dunia ini mencerminkan hal yang tidak baik? bagaimana dengan pasar yang menjual peralatan2 shalat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas pertanyaannya mbak..

      seperti yang telah saya sebutkan diatas, bahwa Allah membenci pasar karena
      a. pasar mrp tempat penipuan, kebohongan, riba, sumpah palsu, ingkar janji, dan berpaling dari dzikrullah,
      b. di pasar, orang2 juga bisa melalaikan kewajibannya sbgai seorg muslim, spti meninggalkan sholat dan lebih menyia2kan waktunya di pasar
      c. dengan berkumpulnya orang di sana, sumber-sumber masalah dan maksiat pun dengan segera menghampiri, dari yang ngobrol ngalor ngidul, bertransaksi dengan kecurangan-kecurangan, dan interaksi yang sangat mengerikan, bebas sekali antara laki-laki dan perempuan.

      jgnkan peralatan sholat mbak... Al-qur'an pun digolongkan sbg barang dagangan ktika dipasar shingga diperbolehkn mnyentuh tnp wudhu trlbih dahulu...
      jadi tidak apa2 jiika kita mau menjual perlengkapan sholat di pasar..
      clo tidak dipasar, kita akan jual dmna?? hehhe

      sekiranya itu mbak..

      Hapus
    2. kemudian, apakah semua pasar di dunia ini mencerminkan hal yang tidak baik?
      menurut saya bukan tidak baik mbak, namun kurg baik, karena realitanya masih ada kecurangan2 baik kecil atau pun besar, kemudian kurangnya nilai moralits shg kadang ada pedagang yg sling menjatuhkan antara pedagang satu dengan yg lain,,
      maka dri itu, sebisa mungkin kita menciptakan dan menghadirkan kesejukan religi di pasar itu mbak agar bisa terbentuknya pasar yg baik ..

      Hapus
  19. sakinah
    NIM 2021 111 211

    asslmkm ukhti..
    slm smgat!! pertnyaannya: bgmnkah madharatnya bagi penjual dan pmbeli apbla tidak berdzikir atau berdo'a ketika didalam pasar? lalu, apkah setan-setan akn menemani kita ketika bertransaksi didlm pasar?

    wsslmkm ukhti...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wlaikumslam mbak sakiin.. :)

      bagi orang yang lalai dari berdzikir atau berdoa saat dipasar atau dimanapun, maka ia akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah. karena hanya dengan berdzikir akan mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri pada-Nya.

      kemudian, apakah setan2 akan mnemani kita saat bertransaksi,
      menurt sya bgni mbak, apabila kita terbiasa berdzikir , maka insyaallah setan pun tidak akan menemani kita saat brtransaksi atau melakukan hal yg lain,, karena kita akan dilindungi Allah dri setan2 yg terkutuk mbak.. :D
      namun, ktika kita tidak berdzikir, ada kemungkinan kita akan selalu di kelilingi dan didekati setan2 mbak..
      jadi, jangan lupa untuk selalu berdzikir ya mbak.. agar kita gax ditemenin setan2..

      sekiranya itu mbak sakinah.. :)

      Hapus
  20. 2021 111 352
    bu guru yuli maaf saya telat komen
    kesejukan seperti apa yang di harapkan islam dalam pasar itu? mengapa demikian, sebutkan dalilnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. uke mz.panji, tak apa..
      kesejukan yang dimaksud disini, bahwa setiap kita berada di pasar, hendak nya kita menciptakan suasana yang religi, agar kita terhindar dari penipuan, ataupun hal2 yng merugikan kita..
      nha, kesejukan tersebut bisa kita ciptakan seperti membaca dzikir dipasar, dengan seperti itu, kita akan selalu dilindungi ole Allah swt dri apapun..
      adapula kesejukna yng diciptakan spti dengan kejujuran, tidak mempermainkan harga, tidak menipu, dan lain sbgainya.

      untuk dalilnya,disini tidak di jelaskan secara khusus mengenai pasar, namun lebih ke aktivitas ekonomi atau perdagangan. Seperti dalam surat A-baqarah juz 2 ayat 275 . “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS Al-Baqarah [2]: 275). Ayat-ayat inilah yang menunjukkan sebagian dari sekian banyak ayat Al-Qur’an yang merujuk pada aktivitas ekonomi. Kemudian sejumlah perintah melakukan perdagangan global (Qs.Al-Jum’ah : 10) “Apabila shalat sudah ditunaikan maka bertebaranlah di muka bumi dan carilah karunia Allah serta banyak-banyaklah mengingat Allah agar kalian menjadi orang yang beruntung”.

      Hapus