Laman

Kamis, 04 April 2013

f8-2 rizqotul maula : BAHASA MANUSIA



BAHASA MANUSIA
MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah   : Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu       : Muhammad Ghufron, M.S.I


Disusun Oleh:
Rizqotul Maula
2021111265
F


JURUSAN TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
STAIN PEKALONGAN
2013

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena
dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan, selain itu kita
dapat menyampaikan ide dan gagasan kita melalui bahasa. Oleh sebab itu, kita
harus mampu menguasai bahasa dan elemen – elemennya, seperti kosa kata,
struktur dan lain sebagainya. Bahasa muncul dan berkembang karena interaksi
antar individu dalam suatu masyarakat.
Peranan penting bahasa bagi manusia selain sebagai media untuk mengekspresikan diri, perasaan, pikiran, keinginan serta kebutuhannya, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial, serta sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial antar manusia dalam mengembangkan peradabannya. Seseorang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam aktifitasnya di masyarakat. Sifat komunikasi yaitu komunikasi verbal atau komunikasi yang dijalin secara lisan maupun tulisan dan komunikasi non verbal yang dijalin dengan bahasa isyarat maupun simbol-simbol. Dalam melakukan komunikasi verbal, masyarakat sering menggunakan media, biasanya media yang sering digunakan ialah media tulis atau media massa, seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan buletin.










BAHASA MANUSIA

A.   Hadits

عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَا بِتٍ قَالَ: (اَمَرَنِيْ رَسُوْلُ الله ص.م. اَنْ اَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابٍ يَهُوْدَ قَالَ اِنِّي وَالله مَااَمَنُ يَهُوْدَ عَلَى كِتَابِيْ قَالَ فَمَا مَرَّبِى نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ اِذَا كَتَبَ اِلَى يَهُوْدَ كَتَبْتُ اِلَيْهِمْ وَاِذَا كَتَبُوْا اِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ) قَالَ اَبُوا عِيسَى هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَقَدْ رُوِي مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَوَاهُ الأَعْمَشُ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ الأَنْصَارِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ اَمَرَنِيْ رَسُوْلُ الله ص.م. اَنْ اَتَعَلَّمَ السُرْيَانِيَّةَ.
(رواه الترمذي فى الجامع, كتاب الاِستئذان والأداب عن رَسُوْلُ الله ص.م., باب ماجاءفى تعلم السريانية)


B.   Terjemahan
Zaid bin Tsabit berkata: Rasulullah memerintahkan aku agar belajar untuk beliau bahasa kitab orang Yahudi dan beliau bersabda: “Sesungguhnya aku demi Allah, aku tidak merasa aman kepada orang Yahudi terhadap suratku (baik dalam membacanya maupun menulisnya)”, dia berkata: maka tidak lewat setengah bulan aku belajar sehingga selesai aku mempelajarinya untuk beliau, dia berkata ketika aku selesai mempelajarinya, maka apabila beliau berkirim surat kepada golongan Yahudi, maka aku menulis kepada mereka dan apabila mereka berkirim surat kepada beliau, maka aku membaca surat mereka kepada beliau”.[1]

C.  Mufrodat
Memerintahkan
اَمَرَنِيْ
Belajar
اَتَعَلَّمَ
Kalimat (bahasa)
كَلِمَاتٍ
Kitab
كِتَابٍ
Orang Yahudi
يَهُوْدَ
Setengah bulan
نِصْفُ شَهْرٍ
Menulis
كَتَبَ
Membaca
قَرَأْتُ

D.  Biografi Rowi
1. Zaid bin Tsabit
Nama lengkap Zaid bin Tsabit bin Dhahhak bin Ludzani Al-Anshari. Panggilannya Abu Said dan terkadang dipanggil Abu Kharijah. Beliau adalah seorang sahabat yang mashur (terkenal), penulis wahyu. Imam Masruq berkata beliau adalah golongan orang yang kokoh atau mantap dalam keilmuan. Zaid adalah penghimpun/penghafal al-qur’an dan menguasai informasi yang akurat tentang al-qur’an. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi al-qur’an sangat banyak maka tiada yang mampu menandingi dalam menulis kalamullah. Zaid wafat pada tahun 45 H. Kepergiannya ditangisi seluruh penduduk Madinah.[2]
Zaid bin Tsabit Radiyallahu ‘Anhu adalah pemuda belasan tahun yang tugasnya sebagai sekretaris untuk menuliskan dan menghafal wahyu yang baru diterima Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Zaid pun mendapat assignment dari Rasulullah s.a.w. untuk mempelajari bahasa Ibrani dan Suryani, dua bahasa yang sering dipergunakan musuh Islam pada waktu itu. Kedua bahasa ini dapat dikuasai dalam waktu sangat singkat. Ia adalah sosok sahabat yang menjadi pemuka utama di Madinah dalam bidang fiqih, fatwa dan ilmu faraidh (waris).[3]

2. At-Tirmidzi
Nama lengkap Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah. Dilahirkan di Tirmidz, sebuah kota kecil di pinggir utara sungai Amudaria sebelah utara Iran. Beliau lahir di kota tersebut pada bulan Dzulhijjjah 200 H/824 M dan wafat pada malam senin tanggal 13 Rajab 279 H/892 M di Tirmidz setelah sakit mata pada akhir hayatnya. Beliau meninggalkan kampung halamannya untuk mencari ilmu ke Khurrasan, Irak, dan Hijaz. Al-Bukhari salah seorang gurunya baik dalam hadits dan fikih. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ulama hadits pada masanya, diantaranya Al-Bukhari, Muslim, Isma'il bin Musa As-Sudi.
Diantara karyanya adalah kitab Sunan atau yang disebut Jami' At-Tirmidzi. Didalam kitab ini ia mengklasifikasikan kualitas hadits menjadi shahih, hasan, dan dha'if. Setelah selesai menulis kitab ini beliau memperlihatkannya kepada para ulama Hijaz, Irak, dan Khurrasan. Mereka bersenang hati dan bangga melihatnya.
Buku-buku karya lainnya seperti Al-'Ilal, Asy-Syama'il, Asma' Ash-Shahabah, Al-Asma' Wa Al-Kuna, dll.[4]

E.        Keterangan Hadits
Dalam hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid Ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu Yunani telah diterjemahkan kedalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebut.[5]
Ucapan:  قَالَ اِنِّي وَالله مَااَمَنُ يَهُوْدَ عَلَى كِتَابِيْ 
Perkataan ini adalah awal penjelasan mengenai alasan diperbolehkannya mempelajari bahasa kitab Injil.
Nabi merasa tidak aman (khawatir) akan adanya penambahan atau pengurangan oleh kaum Yahudi di dalam surat yang dikirimnya.
-   Mudzohir berkata: Nabi khawatir apabila memerintah Yahudi untuk menulis surat untuk orang Yahudi lain akan ada yang ditambahi atau dikurangi kalimatnya.
-  Nabi pun juga khawatir jika datang surat dari kaum Yahudi dan yang membacakan orang Yahudinya sendiri akan ada yang dikurangi atau ditambahi kalimatnya. Oleh karena itu, Nabi memerintahkan sahabatnya dari golongan Arobi untuk mempelajari bahasa Suryaniyyah.
(قَالَ اِنِّي وَالله مَااَمَنُ يَهُوْدَ عَلَى كِتَابِيْ) Setelah perintah itu, Zaid dalam setengah bulan sudah sempurna mempelajari bahasa Suryaniyyah.
Kesimpulan:
-  Menurut Imam Al-Qari, di dalam hadits tersebut menunjukkan diperbolehkannya mempelajari perkara yang diharamkan oleh syar’i dengan tujuan/dasar untuk menghindari terjadinya bahaya atau suatu yang tidak diinginkan.
-  Pendapat lain dari Imam Thoyyibi, ia berpendapat tidak diketahui dalam syari’at mengenai diharamkannya mempelajari bahasa-bahasa seperti Suryaniyyah (Injil), Ibraniyyah (Taurat), bahasa Hindia, Turki atau Paris.
-   Sebagai dasar adalah firman Allah:
Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah menjadikan langit dan bumi dan bermacam-macamnya bahasa mereka. Maka mempelajari beraneka ragam bahasa termasuk perkara yang mubah (diperbolehkan).
(كَانَ اِذَا كَتَبَ اِلَى يَهُوْدَ كَتَبْتُ اِلَيْهِمْ وَاِذَا كَتَبُوْا اِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ)
Setelah sahabat Zaid bin Tsabit memahami bahasa Suryaniyyah, setiap kali Nabi mengharapkan mengirim surat kepada Yahudi maka sahabat Zaid penulisnya dan ketika Nabi menerima surat dari orang Yahudi, sahabat Zaid yang membacakannya.[6]

F.         Aspek Tarbawi
Dari penjelasan hadits di atas dapat diambil aspek tarbawinya sebagai berikut:
1.  Mempelajari bahasa adalah suatu yang mubah (diperbolehkan). Namun       dengan            satu alasan yang tepat yaitu mempelajari bahasa umat lain tersebut           menimbulkan   faidah maka disunnahkan sebagaimana dalam hadits         tersebut.
2.  Hadits ini dapat dijadikan dalil bahwa mempelajari ilmu-ilmu aqliah di        anjurkan dalamIslam.
3.  Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena
    dengan bahasa kita dapat mengetahui informasi yang kita butuhkan, selain             itu kita dapat menyampaikan ide dan gagasan kita melalui bahasa.










PENUTUP

Dari penjelasan hadits dalam makalah ini, dapat dipahami bahwa mempelajari bahasa asing atau misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran dan lain-lain merupakan anjuran Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat Islam. Bukan hanya Zaid bin Tsabit dan para sahabat yang lain.
Bahasa-bahasa itu merupakan alat komunikasi dengan dunia luar, sarana mempelajari kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, hikmah-hikmahnya yang bermanfaat dan juga merupakan faktor yang mendorong kerjasama antar bangsa.
Mempelajari bahasa adalah suatu yang mubah (diperbolehkan). Namun dengan satu alasan yang tepat yaitu mempelajari bahasa umat lain tersebut menimbulkan faidah maka disunnahkan sebagaimana dalam hadits tersebut.

















DAFTAR PUSTAKA

Al-Asqolani, Ibnu Hajar .Taqrib At Tahdib.
Khon, Abdul Majid . 2009. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah, 2009).
Muhammad Isa bin Surah, At-Tirmidzi . 1992. Sunan At-Tirmidzi juz 4. Semarang: Asy-Syifa.
Mohammad Utsman, Abdurrahman. 1283. Tukhfatul Ahwadzi Syarah Jami’ At Tirmidzi Jilid 7. Darul Fikri.
Mukti, Abd. 2008. Pembaharuan Lembaga Pendidikan Di Mesir Studi Tentang Sekolah- Sekolah Modern Muhammad Ali Pasya. Bandung:Cita Pustaka Media Perintis.
Mursi, Muhammad Sa'id . 2007. Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang sejarah..Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.




[1]At-Tirmidzi Muhammad Isa bin Surah, Sunan At-Tirmidzi juz 4, (Semarang: Asy-Syifa, 1992), hlm.337.
[2]Ibnu Hajar Al-Asqolani, Taqrib At Tahdib, hlm.189.
[3]Muhammad Sa'id Mursi, Tokoh-tokoh Besar Islam Sepanjang sejarah, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2007), hlm.119-120.
[4]Dr.H. Abdul Majid Khon, M.Ag, Ulumul Hadits, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm.262-263.
[5]Abd. Mukti, Pembaharuan Lembaga Pendidikan Di Mesir Studi Tentang Sekolah- Sekolah Modern Muhammad Ali Pasya, (Bandung:Cita Pustaka Media Perintis,2008), hlm. 91.
[6]Abdurrahman Mohammad Utsman, Tukhfatul Ahwadzi Syarah Jami’ At Tirmidzi Jilid 7(Darul Fikri, 1283), hlm. 497-498.

18 komentar:

  1. irma susanti
    2021 111 218
    assalamualaikum wr. wb
    menurut pemakalah, apabila seorang WNI akan menjadi seorang TKI diluar negeri,apakah mempelajari bahasa asing menjadi wajib hukumnya? mohon dijelaskan beserta dasarnya.terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam Wr.Wb..
      Terima kasih atas pertanyaannya :-)
      Menurut saya, Seorang TKI yang bekerja di luar negeri mau tidak mau dan suka ataupun tidak, harus mempelajari bahasa asing karena dengan begitu akan mempermudah berkomunikasi dengan orang lain yang bahasanya berbeda dengannya. Terkait hukum wajib atau tidaknya saya mohon ma'af tidak bisa menjelaskan secara detail karena saya bukan pakar hukum :-). Akan tetapi menurut saya pribadi, bahasa yang dipelajarinya tersebut merupakan suatu keharusan yang dimana hal tersebut akan membantunya dalam berkomunikasi dengan orang lain dan tentunya dalam mempelajarinya harus sesuai dengan kebutuhan, dalam arti mempelajari bahasa lain (asing) itu boleh-boleh saja asalkan kita mengetahui dan mempelajarinya sesuai dengan kebutuhan. Dan tentunya kita bisa mengetahui dan memilih sendiri mana yang baik dan mana yang benar dalam mempelajari bahasa lain agar tidak menjadikan bahasa lain yang lebih utama. Dari hadits tersebut juga dapat kita ambil pelajaran bahwa pentingnya mempelajari bahasa, karena bahasa merupakan anugerah Tuhan yang diberikan manusia untuk saling berkomunikasi. Dan dengan belajar bahasa asing juga dapat menambah wawasan atau pengetahuan kita. Mempelajari bahasa adalah suatu yang mubah (diperbolehkan). Namun dengan satu alasan yang tepat yaitu mempelajari bahasa umat lain tersebut menimbulkan faedah maka disunnahkan sebagaimana dalam hadits tersebut.
      Firman Allah SWT :
      وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
      “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Ar-Ruum: 22).
      Dan Allah SWT berfirman :
      يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
      “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat: 13).

      Hapus
  2. mustaqimah
    2021 111 252
    kelas F

    assalamualaikum,

    menurut pemakalah sampai mana batasan kita untuk mempelajari bahasa lain? karena terkadang seseorang justru lebih terbiasa dengan menggunakan bahasa lain darn cenderung melupakan bahasanya sendiri?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai mana batasan mempelajari bahasa lain? Menurut saya, tidak ada batasan dalam mempelajari bahasa lain. Karena kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa. Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks. Definisi lain dari bahasa adalah sebagai sebuah sistem komunikasi yang membuat manusia dapat bekerja sama. Definisi ini menekankan fungsi sosial dari bahasa dan fakta bahwa manusia menggunakannya untuk mengekspresikan dirinya sendiri dan untuk memanipulasi objek dalam lingkungannya.
      Tidak ada batasan dalam mempelajari bahasa lain, karena bahasa itu luas dan mencakup semua aspek dalam berkomunikasi. Hanya saja mungkin batasannya sejauh mana kita menggunakannya sesuai dengan kebutuhan dan sejauh mana kita mengetahuinya sebagai wawasan ilmu pengetahuan bukan untuk mencari kesenangan duniawi atau biar dikatakan gaul dan keren memakai bahasa lain. Mereka yang lebih terbiasa menggunakan bahasa lain itu bisa dikarenakan belum memahami apa fungsi dan pentingnya bahasa itu sendiri dan bisa dikatakan mereka hanya mendapatkan sebuah informasi umum tanpa dibarengi dengan ilmu agama. Dan tentunya itu semua kembali lagi kepada pribadi masing-masing dan tergantung dari mereka sendiri sejauh mana mereka mengaplikasikan sebuah bahasa agar tidak melupakan bahasa sendiri. Dan semestinya walaupun kita mempelajari bahasa lain, akan tetapi jangan melupakan bahasa sendiri dan bahasa sendiri harus tetap dilestarikan karena merupakan ciri dari pribadi masing-masing manusianya.
      Jadi intinya tidak ada batasan dalam mempelajari bahasa lain.
      Mungkin itu yang bisa saya jawab, kurang lebihnya mohon ma'af dan semoga bermanfaat.

      Hapus
  3. Nama : Miftakhul Janah
    NIM : 2021 111 244
    Kelas : F

    AssaLaamuaLaikum Mbak.....
    setiap Manusia pastinya khan memiliki bahasa tertentu yang mungkin antara yang satu dengan lainnya itu tidak sama. Dan di dalam Makalah anda menerangkan tentang bahasa Manusia. Dan yang ingin saya tanyakan, sebenarnya apa sich Fungsi bahasa tersebut bagi manusia dan peranannya dalam kehidupan sehari-hari...???
    terimakasih sebelumnya.... Maaf kalo pertanyaannya mebingungkan karena saya memang belum paham....
    WassalaaMuaLaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam...
      Terimakasih ats pertanyaannya.
      Fungsi bahasa tersebut untuk manusia yaitu untuk berkomunikasi, mempermudah berkomunikasi dengan orang lain karena dengan bahasalah kita berkomunikasi dengan orang lain. Bahasa-bahasa itu merupakan alat komunikasi dengan dunia luar, sarana mempelajari kebudayaan, ilmu-ilmu pengetahuan, hikmah-hikmahnya yang bermanfaat dan juga merupakan faktor yang mendorong kerjasama antar bangsa.
      Peranan penting bahasa bagi manusia adalah sebagai media untuk mengekspresikan diri, perasaan, pikiran, keinginan serta kebutuhannya, baik sebagai makhluk pribadi maupun sosial, serta sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial antar manusia dalam mengembangkan peradabannya. Seseorang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam aktifitasnya di masyarakat. Sifat komunikasi yaitu komunikasi verbal atau komunikasi yang dijalin secara lisan maupun tulisan, dan komunikasi non verbal yang dijalin dengan bahasa isyarat maupun simbol-simbol.

      Hapus
  4. nama; Nafrotul Izza
    nim: 2021 111 245

    Assalamu'alaikum...
    Dalam makalah dijelaskan bahwa Rasulullah telah menganjurkan kepada umatnya untuk mempelajari bahasa lain, agar umat islam dapat berkembang. tetapi pada realita sekarang ini banyak orang yang berpendidikan tinggi namun tidak bisa menjaga dengan baik tutur bahasanya, yang ingin saya tanyakan bagaimana menurut pemakalah tentang hal tersebut??
    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Menurut pendapat saya, Terkait dengan orang yang berpendidikan tinggi namun tidak menjaga dengan baik tutur bahasanya tergantung dari masing-masing orangnya. Karena diri sendiri lah yang mengetahui apakah kita sudah menggunakan atau bertutur bahasa dengan baik apakah belum dan tentunya dengan evaluasi terhadap diri sendiri. Dan orang yang berpendidikan tinggi namun tidak menjaga tutur bahasanya bisa dikatakan orang tersebut tidak mengetahui makna dari bahasa ataupun tutur katanya dan dia tidak menggunakan akal untuk berpikir secara logis bahwasannya tutur kata itu adalah yang dinilai oleh orang lain, dan bisa dikatakan orang tersebut egois dalam arti sekehendaknya sendiri dalam bertutur kata.
      Saya pribadi juga mengakui seperti itu, mungkin itu sudah terbiasa dari kecil, karena akhlak itu berasal dari kebiasaan-kebiasaan, jika kebiasaan dari kecil itu tidak baik maka kelak dewasa masih ada kebiasaan yang tidak baik tersebut. Solusinya bisa dengan teguran, seperti tolong bicaranya yang sopan anda ini orang berpendidikan atau dengan memberikan contoh yang baik dengan kita bertutur kata sopan terhadapnya.Semoga bermanfaat :-)

      Hapus
  5. Nama : Maghfiroh
    NIM : 2021 111 246
    Kelas : F

    Assalaamualaikum....
    mbak saya mau tanya.....
    ketika nanti manusia meninggal kan akan ditanya oleh malaikat Munkar dan Nangkir... Nah pertanyaannya khan memakai bahasa Arab. Kenapa kox harus bahasa arab...??? tidakkah memakai bahasa lainnya...??? tolong berikan pendapat anda...
    terimakasi....
    WassaLaamualaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Menurut saya, ketika manusia meninggal ditanyai dengan menggunakan bahasa arab karena bahasa arab merupakan bahasa Al-Qur'an, dan Al-Qur'an turun di Arab dimana Al-Qur'an adalah wahyu yang diberikan oleh Allah kepada Nabi-Nya melalui perantara malaikat Jibril sampai kepada umat manusia. Dan bahasa arab itu berarti kesempurnaan atau terbaik. Bahasa arab merupakan bahasa utama dari 22 negara, dan merupakan bahasa peribadatan dalam agama islam karna merupakan bahasa yang di pakai oleh Al-Qur’an.
        إِنَّا جَعَلْنَاهُ قُرأَنًا عَرَبِيًّا لَّعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
      “sesungguhnya kami telah menjadikan Al-Qur’an dalam bahasa arab, supaya kalian bisa memahaminya (QS. Az Zukhruf:3)”
      وإن كنا نرى كما هو واقع أن اللغة العربية أفضل اللغات وأشرفها؛ لأنها لغة القرآن الكريم ولغة سيد المرسلين عليه الصلاة والسلام، لكن هذه لغة عالمية مشهورة يتكلم بها المسلم والكافر، ثم هي مقررة عليك حتى وإن كانت لغة الكفار، فإنك ربما تحتاجها في يوم من الأيام، أنا أتمنى أني أعرف هذه اللغة؛ لأني وجدت فيها مصلحة كبيرة، يأتي رجل ليسلم بين يديك فلا تستطيع أن تتفاهم معه“Kami berpandangan--sebagaimana realitas yang ada--bahwa bahasa Arab tetap adalah bahasa yang paling mulia. Karena bahasa Arab adalah bahasa Al Qur’an Al Karim dan juga menjadi bahasa para Rasul ‘alaihish sholaatu was salaam. Akan tetapi bahasa Inggris adalah bahasa dunia yang begitu masyhur. Bahasa ini digunakan oleh muslim dan kafir (sehingga sekarang tidak bisa lagi disebut bahasa khas orang kafir). Di samping itu, bahasa Inggris itu menjadi bahasa yang wajib Anda pelajari (diberbagai jenjang pendidikan). Andai bahasa Inggris adalah bahasa khas orang kafir, boleh jadi pada suatu waktu Anda membutuhkannya.
      (Sumber: http://artikelassunnah.blogspot.com/2010/09/hukum-belajar-bahasa-inggris.html).

      Hapus
  6. Ning Yuliati
    2021 111 214
    Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Menurut pemakalah, apakah ada batasan-batasan dalam mempelajari bahasa lain??...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam Wr.Wb
      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Mohon ma'af, saya dapat menyimpulkan pertanyaan anda sama dengan mbak Mustaqimah.
      Menurut saya, tidak ada batasan dalam mempelajari bahasa lain. Karena kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa. Dan justru kita dianjurkan untuk mempelajari bahasa sebanyak-banyaknya sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk menambah wawasan ataupun ilmu pengetahuan.
      Bahasa adalah kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks.
      Tidak ada batasan dalam mempelajari bahasa lain, karena bahasa itu luas dan mencakup semua aspek dalam berkomunikasi.
      Belajar bahasa baru juga akan membantu untuk mempertajam kemampuan kognitif, meningkatkan kemampuan belajar secara keseluruhan, dan meningkatkan kapasitas untuk belajar dan berfungsi di beberapa daerah lainnya.
      Belajar bahasa sampai ke tingkat apapun merupakan prestasi yang berharga dalam dirinya sendiri. Mempelajari bahasa adalah multi-faceted pengalaman belajar, yang memperkaya manusia dalam banyak cara.

      Hapus
  7. Nur Latifah
    2021 111 215
    Assalamu'alaikum wr. Wb.
    Bagaimana pendapat pemakalah antara manusia yang mempunyai kekayaan bahasa ataukah manusia yang dapat menjaga bahasanya? mohon jelaskan !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam Wr.Wb
      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Antara manusia yang mempunyai kekayaan bahasa atau manusia yang dapat menjaga bahasanya?
      Menurut saya, manusia yang dapat menjaga bahasanya. Karena apabila kita sebagai manusia memiliki kekayaan bahasa namun tidak bisa menjaganya sama saja kita kurang dalam menguasai bahasa tersebut. Dan apabila kita memiliki kekayaan bahasa bisa saja memanfaatkannya untuk segala urusan dan mungkin bisa menyalahartikan pengaplikasian dari bahasa tersebut, sedangkan manusia yang menjaga bahasanya berarti dia memang benar-benar menjaga dan memahami serta memanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
      Dan dalam konteks berkomunikasi lebih baik yang mengetahui sedikit bahasa dan menjaganya dan mengaplikasikan bahasanya dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan sesuai dengan tata bahasa yang mereka ketahui, akan tetapi untuk konteks ilmu pengetahuan baik orang yang mengetahui bermacam-macam bahasa.

      Hapus
  8. NAMA : NUR AINI M
    NIM : 2021110273
    assalamualaikum mba,,, langsung saja yang ingin saya tanyakan , bagaimana pendapat pemakalah ,realita zaman sekarang,tentang orang yahudi /nasrani belajar bahas a AL Qur'an, dan bahkan mereka sempat hafal di luar kepala sedangkan orang islam sendiri belum tentu bisa mempelajarinya,,
    terimakasih..
    wassalamualaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaannya.
      Menurut saya, yaa itu suatu realita yang seharusnya menjadi perhatian kita sebagai orang Islam agar lebih memperdalam belajar bahasa Al-Qur'an sehingga apabila ada orang lain yang bertanya kepada kita, kita tidak kesulitan dalam menjelaskannya.
      Dan realita itu terjadi karna orang yahudi/nasrani di lahirkan sebagian besar di lingkungan orang berbahasa arab sedangkan orang muslim/Islam sendiri berasal dari berbagai seluruh negara-negara yg berbeda-beda dan berbeda bahasa juga, untuk itu rata-rata orang Islam harus lebih banyak belajar bahasa arab dibandingkan orang nasrani/yahudi.
      Dan realita tersebut harus dijadikan motivasi untuk umat Islam agar lebih mengetahui dan menjaga bahasanya sendiri.

      Hapus
  9. Najmul Karimah 2021111078 F
    Assalamualaikum Wr Wb
    Menurut pemakalah apa saja sih bahasa manusia, menurut bentuk dan penggunaannya? jelaskan disertai dalil alQur'an.
    teruzzzzzz bagaimana dengan manusia yang bisu , apakah gerak dengan tangannya merupakan bahasa manusia jg?
    Thanks
    Wassalamualaikum wr wb

    BalasHapus
  10. Waalaikumsalam Wr.Wb
    Terima kasih atas pertanyaanya.
    Menurut saya, bahasa manusia itu bermacam-macam yaitu bahasa biasa (lisan maupun tertulis), bahasa tubuh (ekspresi wajah, gerakan tangan, gerakan bahu, gerakan kepala, posisi badan, dan lain-lain).
    Pertanyaan yang terakhir menurut saya iya, karena manusia yang bisu cara berkomunikasi kepada orang lain dengan menggunakan gerakan tubuhnya yang biasanya menggunakan tangan, karena dia tidak bisa berbicara dan gerakan tersebut untuk menjelaskan kepada lawan bicaranya agar mengerti dan mudah dipahami.

    BalasHapus