Laman

Minggu, 17 November 2013

SBM-F-10: pembelajaran berpusat pada siswa - student center


MODEL PEMBELAJARAN  PUSAT  SISWA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas :
Mata kuliah           : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu   : Muh.  Ghufron M.S.I
Kelas                      : F

Disusun Oleh
Ilmi Fitriroyani             2021110241
 Zuhrotun Nisak            2021110242
      Durrotul Mustafida     2021110243
Nur Khasanah             2021110244


TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PEKALONGAN
2013



BAB I
Pendahuluan
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan model pmbelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan menyenangkan sehingga siswa dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal.
Untuk mengembangkan model pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep-konsep dan cara-cara pengimplementasian model-model tersebut dalam oroses pembelajaran. Model pembelajaran yang efektif memiliki keterkaitan dengan tingkat  pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa-siswa di kelas. Demikian juga pentngnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas dan beberapa faktor lain yang terkait dengan pembelajaran.tanpa pemahaman terhadap berbagai kondisi ini, model yang dikembangkan guru cenderung tidak dapat meningkatkan peranserta siswa secara optimal.
 Oleh karena itu,  dalam makalah ini akan dipaparkan  mengenai model-model pembelajaran pusat siswa yang mana model ini merupakan model pembelajaran efektif karena siswa dituntut untuk lebih aktif dalam pembelajaran.








BAB II
Pembahasan
Model-model pembelajaran interaktif yang berpusat pada siswa ( Student Center ) ada 2 yaitu :
1.      COOPERATIF LEARNING
A.    Ruang Lingkup Pembelajaran Cooperatif Learning
1)      Landasan Pemikiran
Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivitas adalah cooperatif learning. Cooperatif learning muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling memecahakan masalah-masalah yang kompleks.
Dalam kelas cooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras dan satu sama lain saling membantu.Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses belajar  berfikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok tugas anggota kelompok adalah mencpai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelomponya untuk mencapai ketuntasan belajar.[1]
Art dan Newman menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok tugas kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu tugas teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.[2]
2)      Tujuan Kooperatif Learning
Untuk meningkatkan partisipasi siswa, menfalisitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya.
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994).
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, antara lain (2000), yaitu:
1.      Hasil belajar akademik
2.      Penerimaan terhadap perbedaan individu
3.      Pengembangan keterampilan sosial.[3]
3)      Efek-efek Kooperatif Learning
a.       Efeknya pada perilaku koperatif
b.      Efeknya pada toleransi terhadap keanekaragaman
c.       Efeknya pada prestasi akademik
4)      Lingkungan Belajar dan Sistem Pengelolaan
Proses demokrasi dan peran aktif merupakan ciri yang khas dari lingkungan pembelajaran kooperatif. Dalam pembentukan kelompok guru menerapkan struktur tingkat tinggi dan guru juga mendefinisikan semua prosedur. Meskipun demikian guru tidak dibenarkan mengelola tingkah laku siswa dalam kelompok secara ketat, dan siswa memiliki ruang dan peluang untuk secara bebas mengendalikan aktifitas-aktifitas di dalam kelompoknya. Selain itu pembelajaran kooperatif menjadi sangat efekktif jika materi pembelajaran tersedia lengkap di kelas, perpustakaan, ataupun di pusat media.
5)      Langkah-langkah Penbelajaran Kooperatif
Terdapat 6 langkah utama di dalam pelajaran ynag menggunakan pembelajaran kooperatif :
a.       Fase pertama: menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
b.      Fase kedua : menyajikan informasi
c.       Fase ketiga : mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif
d.      Fase keempat : membimbing kelompok bekerja dan belajar
e.       Fase kelima : evaluasi
f.       Fase keenam : memberikan penghargaan

B.     Beberapa Variasi Model Cooperatif Learning
Terdapat 4 pendekatan yang merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan pembelajaran cooperatif learning yaitu :

STAD
Jigsaw
Investigasi kelomppok
Pendekatan struktural
Tujuan kognitif
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi dan ketrampilan inquiri
Informasi akademik sederhana
Tujuan sosial
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerja kelompok dan kerja sama
Kerjasama dalam kelompok yang kompleks
Ketrampilam kelompok dan ketrampilan sosial
Struktur tim
Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok “asal” dan kelompok “ahli”
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota homogen
Bervariasi, berdua kelompok dengan 4-5 orang anggota
Pemilihan topik
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya guru
Tugas utama
Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan dan saling membantu untuk memutuskan materi belajarnya
Siswa mempelajari materi dalam kelompok “ahli” kemudian membantu anggota kelompok “asal” mempelajari materi itu
Siswa menyelesaikan inquiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi, dapat berupa tes mingguan
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan dapat menggunakan tes essay
Bervariasi
Pengakuan
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Publikasi lain
Lembar pengakuan dan publikasi lain
bervariasi


C.   Implikasi Pembelajaran Cooperatif Learning
              Menurut Ibrahim, dkk.(2000),bahwa belajar kooperatif dapat mengembangkan tingkah laku kooperatif dan hubungan yang lebih baik antar siswa, dan dapat mengembangkan kemampuan akademis siswa. Siswa belajar lebih banyak dari teman mereka dalam belajar kooperatif pada guru. Ratumanan(2002) menyatakan bahwa interaksi yang terjadi dalam belajar kooperatif dapat memacu terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual siswa. Menurut Kardi dan Nur (2000) belajar kooperatif sangat efektif untuk memperbaiki hubungan antar suku dan etnis dalam kelas multibudaya dan memperbaiki hubungan antar siswa normal dan siswa penyandang cacat.
Davudson (1991) memberikan sejumlah implikasi positif dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi belajar kooperatif, yaitu sebagai berikut.
1)    Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar
2)        Kelompok kecil menawarkan kesempatan untuk sukses bagi semua siswa
3)        Suatu masalah idealnya cocok untuk didiskusikan secara kelompok, sebab memiliki solusi yang dapat didemonstrasikan secara objektif
4)        Siswa dalam kelompok membantu siswa lain untuk menguasai masalah-masalah dasar dan prosedur perhitungan yang perlu dalam konteks permainan, teka-teki, ayau pembahasan masalah-masalah yang bermanfaat.
5)        Ruang lingkup materi dipenuhi oleh ide-ide menarik dan menantang yang bermanfaat bila didiskusikan.
Belajar kooperatifdapat berbeda dalam banyak cara, tetapi dapat dikategorikan sesuai dengan kategori berikut, (1) tujuan kelompok. (2) tanggung jawab individual. (3) kesempatan yang sama untuk sukses. (4)kompetisi kelompok. (5)spesialisasi tugas. (6)adaptasi untuk kebutuhan individu.[4] C. karakteristik dan prisip-prinsip strategi Pembelajaran kooperatif
1.      Karakteristik SPK
Pembeljaran kooperatif bebrbeda dengan srategi pemelajaran yang lain . Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada prosees kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahn pelajaran,tetapi juga unsur kerjasama untuk penguasaan materi tersebut
2.      Prinsip-prinsip pembelajaran Kooperatif
·         Prinsip ketergantungan positif
·         Prinsip tanggung jawab perseorangan
·         Interaksi tatap muka
·         Partisipasi dan komunikasi
D. Prosedur Pembelajaran Cooperatif
1)      Penjelasan materi
2)      Belajar dalam kelompok
3)      Penilaian
4)      Pengakuan tim
E.. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
1)      Keunggulan Strategi Pembelajaran Kooperatif
a.      Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru.
b.      Anak menjadi respek pada orang lain,sadar akan keterbatasannya serta menerima segala perbedaan
c.       Dapat membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar
d.     Dapat meningkatkan prestasi akademik dan kemampuan sosial.
e.       Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguj i ide dan pemahamannya sendiri,menerima umpan balik.
2)      Kelemahan Strategi Pembelajaran kooperatif
a.       Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu
b.        Siswa saling membelajarkan, sehingga apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah dicapai oleh siswa
c.       Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok
d.      Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran  berkelompokmemerlukanwaktu yang cukup panjang.
2.PROBLEM BASED LEARNING
a.      Ruang lingkup Problem Based Learning
1.      Masalah Pembelajaran
            Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.[5]
Cara guru mengajar menekankan pada penguasaan informasi atau konsep. Penumpukkan informasi atau konsep kurang bermanfaat bahkan tidak bermnfaat sama sekali. karena hal tersebut hanya dikomuniksikan melalui satu arah. Pentingnya pemahaman konsep mempengaruhi sikap keputusan, dan cara-cara memecahkan masalah.
PBL tidak mungkin terjadi kecuali jika guru menciptakan lingkungan kelas tempat pertukaran ide-ide yang terbuka dan jujur dapat terjadi.
2.      Tujuan PBL
               Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
               Menurut Arends , Pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa mengerjakan permasalahan yang  otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri , mengembengkan kemandirian dan percaya diri.
3.      Fitur-fitur khusus PBL
a.       Pertanyaan atau masalah perangsang
b.      Fokus interdisipliner
c.       Investigasi autentik
d.      Produksi artefak dan exhibit
e.        Kolaborasi

4.      Manfaat PBL
Menurut Sudjana, Manfaat khusus yang diperoleh dari metode Dewey adalah metode pemecahan masalah.
5.      Melaksanakan PBL
PBL terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru mempperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diahkiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
·         Fase pertama   : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa
·         Fase kedua      : Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
·         Fase ketiga      : Membantu investigasi mandiri dan kelompok
·         Fase keempat  : Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit
·         Fase kelima     : Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah
b.      Beberapa variasi dalam model pelaksanaan PBL
1.      Tugas-tugas perencanaan
·         Penetapan tujuan
·         Merancang situasi masalah
·         Organisasi sumberdaya dan rencana logistik
2.      Tugas interaktif
·         Orientasi siswa pada masalah
·         Mengorganisasikan siswa untuk belajar
·         Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok
·         Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah
3.      Lingkungan belajar dan tugas-tugas manajemen
                Untuk efektifitas kerja guru harus memiliki aturan dan prosedur yang jelas dalam pengelolaan, penyimpanan, dan pendistribusian bahan. Guru juga haarus menyampaikan aturan , tatakrama, dan sopan santun yang jelas untuk mengendalikan tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyilidikan di luar kelas termasuk di dalamnya ketika melakukan investigasi di masyarakat.
4.      Assesment dan evaluasi
Digunakan untuk mengukur pekerjaan siswa
5.      Tahapan-tahapan PBL
a)      Merumuskan masalah
b)      Menganalisis masalah
c)      Merumuskan hipotesis
d)     Mengumpulkan data
e)      Pengujian hipotesis
f)       Perumusan rekomendasi pemecahan masalah

6.      Keunggulan dan kelemahan PBL
Keunggulannya :
·         Lebih memahami isi pelajaran
·         Memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa
·         Meningkatkan aktifitas pembelajaran siswa
·         Mendorong melakukan evaluasi sendiri
·         Lebih menyenangkan dan disukai siswa
·         Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis
·         Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang  mereka miliki dalam dunia yang nyata
·         Mengembangkan minat siswa untuk terus belajar

Kelemahannya :
·         Manakala siswa tidak berminat dan tertarik terhadap masalah yang sulit, mereka enggan mencoba
·         Membutuhkan cukup waktu.[6]







BAB III
Penutup
               model pembelajaran pusat siswa merupakan model pembelajaran yang menekankan siswa lebih berperan aktif dalam pembelajaran. Selain itu, dapat  meningkatkan partisipasi siswa, menfalisitasi siswa dalam pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi, belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakangnya, menyusun pengetahuan mereka sendiri , mengembengkan kemandirian dan percaya diri.
Tidak ada model pembelajaran yang sempurna, karena dari setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan.






















Daftar Pustaka
Asriel, Zainal. 2011. Micro Teaching. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
.Mustakim, Zaenal. 2011.Strategi dan pembelajaran.Pekalongan: STAIN Press.
Aunurrahman.2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.









[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2011) hal. 277-292
[2] Trianto, Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif (Jakarta: kencana,2010) hal. 55-56
[4] Triatno ,, hal. 62-63
[6]  Zaenal Mustakim, Strategi dan metode pembelajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2011) hal. 293-299

1 komentar:

  1. assalamualaikum,,,
    nama saya nur farida (2021111303)
    pemakalah yang budiman,,,
    yang ingin saya tanyakan,,, adakah model pembelajaran berpusat pada siswa selain yg pemakalah paparka??
    jika ada, bagaimana implikasinya dalam pembelajaran PAI di sekolah???

    BalasHapus