Laman

Minggu, 17 November 2013

SBM-I-11: variasi mengajar

VARIASI MENGAJAR

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah                              : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu                      : Ghufron Dimyati, M.S.I



 Oleh:

1.      Fina Ainul Muna          (2021 111 055)
2.      M. Handoyo                 (2021 111 057)
3.      Ulfatul Maula               (2021 111 089)

Kelas I


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013



BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan. Merasakan hal yang sama akan secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan. Orang akan lebih suka bila hidupnya diisi dnegan variasi dalam arti yang positif. Demikian juga dengan proses pembelajaran. Bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswapun berkuarang, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.
Dalam ketrampilan mengadakan variasi mengajar akan meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam guru mengajar, variasi dalam mengguanakan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya atau secara integritas, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keinginan dan kemauan belajar.









BAB II
PEMBAHASAN
A.    Makna dan Fungsi Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah populer adalah ‘selingan’, ‘selang-seling’, atau ‘pergantian’. Udin S. Winataputra (2004) mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yng membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Adapun variasi mengajar adalah keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.[1]
Menurut Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Adapun variasi mengajar adalah mengajar yang tidak mononton bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi dan juga interaksinya. Variasi mengajar sendiri memiliki fungsi yaitu sebagai penarik perhatian siswa dan juga sebagai motivasi ekstrinsik siswa dalam belajar.[2]

B.     Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi terutama ditunjukkan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar antara lain:
1.      Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses pembelajaran.
2.      Memberikan kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
3.      Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4.      Memberikan kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual.
5.      Mendorong anak didik untuk belajar.[3]
6.      Menjaga wibawa guru.
7.      Mendorong kelengkapan fasilitas mengajar.[4]

C.    Prinsip-Prinsip Variasi Mengajar
1.      Dalam penggunaan ketrampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.      Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga terbentuk proses belajar mengajar yang utuh dan tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar itu tidak terganggu.
3.      Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Oleh karena itu perlu penggunaan yang luwes, spontan, sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu :
a.       Umpan balik tingah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
b.      Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.[5]

D.    Manfaat Variasi Mengajar
Manfaat variasi mengajar menurut Uzer Usman adalah sebagai berikut :
1.      Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2.      Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat, ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3.      Untuk memupuk dan membentuk tingkah yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4.      Guna memberi kesmepatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
Adapun menurut JJ.Hasibuan, manfaat variasi mengajar adalah :
1.         Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek belajar.
2.         Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivais ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.
3.         Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4.         Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi keindahan belajar.
5.         Mendorong aktifitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau berpengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
Dari kedua pendapat tentang manfaat variasi mengajar diatas, pada intinya manfaat variasi mengajar adalah sebagai berikut :
a.       Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.
b.      Memberi kesempatan utuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivais belajar.
c.       Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.
d.      Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.[6]



E.     Aspek-Aspek Variasi Mengajar
1.      Variasi Gaya Mengajar
Seseorang mempunyai gaya yang berbeda-beda sesuai dengan karakter yang dimiliinya. Perbedaan gaya pada seseorang bisa jadi dipengaruhi oleh faktor keturunan, pendidikan dan lingkungan.
Gaya seseorangpun mungkin satu dengan yang lain dalam satu aspek bisa sama, seperti; gaya pakaiannya sama, gaya makannya sama, gaya bicaranya sama semua dalam seseorang tidak mungkin bisa. Disinilah profesi guru yang disandang seseorang mensyaratkan perbedaan dengan profesi lainnya. Artinya gaya guru dalam hidup ditengah-tengah masyarakat nya dituntut untuk lebih baik, apabila guru tersebut dalam kelas dihadapan siswanya.
a.       Pengertian Gaya Mengajar
Variasi mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaranyya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya dikelas.
b.      Macam-macam Gaya Mengajar
1)      Gaya Mengajar Klasik
2)      Gaya Mengajar Teknologi
3)      Gaya Mengajar Personalisasi
4)      Gaya mengajar interaksional
c.       Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar
1)      Variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.
2)      Pemusatan perhatian atau penekanan adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
3)      Pemberian waktu adalah keadaan dimana guru tiba-tiba diam, atau menjadikan suasana menjadi senyap. Pemberian waktu bagi siswa ini digunakan untuk mengorganisasikan jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya guru berikan agar menjadi lengkap.
4)      Kontak pandang adalah interaksi mata atau pandangan guru terhadap muridnya. Jangan sampai pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya menunduk saja atau hanya melakukan kontak mata dengan satu siswa saja.
5)      Gerakan anggota badan adalah aspek yang sangat penting pada saat mengajar bagi seorang guru. Aspek ini sangatlah penting untuk berkomunikasi, menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas penyampaian materi.
6)      Perpindahan posisi guru yaitu cara yang dilakukan guru dalam ruang kelas yang gunanya untuk membanu menarik perhatian anak didik. Perpindahan ini dapat dilakukan misalnya dengan cara mengubah posisi duduk menjadi berdiri, dll.[7]

2.      Variasi Media, Metode, dan Bahan Ajar
a.       Variasi bahan ajar, yaitu bahwa guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi penunjang.[8]
b.      Variasi media
Tiap anak didik memiliki kemampuan indra yang berbeda-beda, baik itu penglihatan maupun pendnegarannya, demikian pula kemampuan membaca. Dengan variasi  penggunaan media, kelemahan indra yang dimiliki anak didik dapat dikurangi.
Ada tiga variasi penggunaan media, diantaranya :
1)      Variasi media pandang
Penggunaan media pandang dapat diartika sebagai pengguanaan alat dan bahan ajar khusus untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, film strik, TV, radio, rekorder, dll.
2)      Variasi media dengar
Pada umumnya dalam proses interaksi edukatif dikelas, suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan kombinasi dengan media pandang dan media taktil.
3)      Variasi media taktil
Variasi media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.[9]

c.       Variasi metode, yaitu variasi dimana guru dalam proses belajar mengajar tidak terpaku dengan satu metode atau bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode dengan tujuan agar anak didik tidak merasa jenuh, sehingga proses pembelajaran bisa tetap berjalan lancar.[10]

3.      Variasi Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan murid memiliki rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu :
a.       Anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.      Anak didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru berbicara kepada anak didik.
Diantara dua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya, guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak didik dapat saling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi atau diskusi.
Adapun ciri-ciri variasi interaksi edukatif dalam proses belajar mengajar atara guru dengan murid adalah sebagai berikut :
a)      Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan.
b)      Ada suatu prosedur yang direncana.
c)      Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
d)     Ditandai dengan adanya aktifitas siswa.
e)      Dalam interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
f)       Didalam interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin.
g)      Ada batas waktu.[11]





BAB III
PENUTUP
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Adapun variasi mengajar adalah mengajar yang tidak mononton bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi dan juga interaksinya.
Penggunaan variasi terutama ditunjukkan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar siswa. Selain itu, di dalam menerapkan variasi mengajar juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada, agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar. Aspek-aspek yang terdapat dalam variasi mengajar, diantaranya yaitu: variasi gaya mengajar, variasi media, metode, dan bahan ajar, serta variasi interaksi.









DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful & Aswan Zain. 1997.  Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fatkhurrohman, Pupuh & M.Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Kurniawan.
Mustakim, Zainal. 2011. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
                                  



[1] Pupuh Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: Refika Kurniawan, 2007), Hal: 91
[2] Zainal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.2011 ), Hal : 220
[3] Ibid, Hal.220-224
[4] Pupuh Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Op. Cit., Hal: 93
[5] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta.Rineka Cipta : 1997), Hal :187
[6] Zainal Mustakim, Op.Cit., Hal: 277.
[7] Ibid. Hal: 240-246.
[8] Ibid. Hal: 247
[9] Syaiful Bahri & Aswan Zain, Op. Cit,. Hal.191-192
[10] Zainal Mustakim, Op.Cit., Hal: 249
[11] Ibid, Hal. 254-257

1 komentar: