VARIASI
MENGAJAR
Makalah Ini Disusun
Guna Memenuhi Tugas:
Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar
Dosen Pengampu :
Ghufron Dimyati, M.S.I
Oleh:
1. Fina Ainul Muna (2021 111 055)
2. M. Handoyo
(2021 111 057)
3. Ulfatul Maula (2021
111 089)
Kelas I
JURUSAN TARBIYAH
PRODI PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki adanya kebosanan dalam
hidupnya. Sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan.
Merasakan hal yang sama akan secara terus-menerus akan menimbulkan kebosanan.
Orang akan lebih suka bila hidupnya diisi dnegan variasi dalam arti yang
positif. Demikian juga dengan proses pembelajaran. Bila guru dalam proses
belajar mengajar tidak menggunakan variasi, maka akan membosankan siswa,
perhatian siswapun berkuarang, akibatnya tujuan belajar tidak tercapai.
Dalam ketrampilan mengadakan variasi mengajar akan meliputi tiga
aspek, yaitu variasi dalam guru mengajar, variasi dalam mengguanakan media dan
bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dan siswa.
Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya
atau secara integritas, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan
keinginan dan kemauan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Makna
dan Fungsi Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut kamus ilmiah populer adalah
‘selingan’, ‘selang-seling’, atau ‘pergantian’. Udin S. Winataputra (2004)
mengartikan “variasi” sebagai keanekaan yng membuat sesuatu tidak monoton.
Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang
sengaja diciptakan/dibuat untuk memberikan kesan yang unik. Adapun variasi
mengajar adalah keanekaragaman dalam penyajian kegiatan mengajar.[1]
Menurut Uzer Usman, variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek
proses interaksi belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan
murid, sehingga dalam situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan
ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi.
Adapun variasi mengajar adalah mengajar yang tidak mononton bisa
dari gaya mengajar, metode, media, materi dan juga interaksinya. Variasi
mengajar sendiri memiliki fungsi yaitu sebagai penarik perhatian siswa dan juga
sebagai motivasi ekstrinsik siswa dalam belajar.[2]
B.
Tujuan
Variasi Mengajar
Penggunaan
variasi terutama ditunjukkan terhadap perhatian siswa, motivasi, dan belajar
siswa. Tujuan mengadakan variasi mengajar antara lain:
1.
Meningkatkan
dan memelihara perhatian siswa terhadap relevansi proses pembelajaran.
2.
Memberikan
kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi.
3.
Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4.
Memberikan
kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individual.
5.
Mendorong
anak didik untuk belajar.[3]
6.
Menjaga
wibawa guru.
7.
Mendorong
kelengkapan fasilitas mengajar.[4]
C.
Prinsip-Prinsip
Variasi Mengajar
1.
Dalam
penggunaan ketrampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan, selain
itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap jenis variasi.
Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2.
Menggunakan
variasi secara lancar dan berkesinambungan sehingga terbentuk proses belajar
mengajar yang utuh dan tidak rusak, perhatian anak didik dan proses belajar itu
tidak terganggu.
3.
Penggunaan
komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncanakan oleh guru. Oleh
karena itu perlu penggunaan yang luwes, spontan, sesuai dengan umpan balik yang
diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu :
a.
Umpan
balik tingah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
b.
Umpan
balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.[5]
D.
Manfaat
Variasi Mengajar
Manfaat variasi
mengajar menurut Uzer Usman adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang
relevan.
2.
Untuk
memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat, ingin tahu dan ingin menyelidiki
siswa tentang hal-hal baru.
3.
Untuk
memupuk dan membentuk tingkah yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4.
Guna
memberi kesmepatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenanginya.
Adapun menurut JJ.Hasibuan, manfaat variasi mengajar adalah :
1.
Memelihara
dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek belajar.
2.
Meningkatkan
kemungkinan berfungsinya motivais ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan
eksploitasi.
3.
Membentuk
sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4.
Kemungkinan
dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi keindahan belajar.
5.
Mendorong
aktifitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau
berpengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
Dari kedua pendapat tentang manfaat variasi mengajar diatas, pada
intinya manfaat variasi mengajar adalah sebagai berikut :
a.
Meningkatkan,
menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang
relevan.
b.
Memberi
kesempatan utuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan
berfungsinya motivais belajar.
c.
Memupuk
dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya
mengajar yang lebih hidup.
d.
Memberi
pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran
agar mudah dan senang belajar.[6]
E.
Aspek-Aspek
Variasi Mengajar
1.
Variasi
Gaya Mengajar
Seseorang mempunyai gaya yang berbeda-beda sesuai dengan karakter
yang dimiliinya. Perbedaan gaya pada seseorang bisa jadi dipengaruhi oleh
faktor keturunan, pendidikan dan lingkungan.
Gaya seseorangpun mungkin satu dengan yang lain dalam satu aspek
bisa sama, seperti; gaya pakaiannya sama, gaya makannya sama, gaya bicaranya
sama semua dalam seseorang tidak mungkin bisa. Disinilah profesi guru yang
disandang seseorang mensyaratkan perbedaan dengan profesi lainnya. Artinya gaya
guru dalam hidup ditengah-tengah masyarakat nya dituntut untuk lebih baik,
apabila guru tersebut dalam kelas dihadapan siswanya.
a.
Pengertian
Gaya Mengajar
Variasi
mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks
belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa
memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajaranyya. Dan ini bisa
dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan
mengikuti pelajarannya dikelas.
b.
Macam-macam
Gaya Mengajar
1)
Gaya
Mengajar Klasik
2)
Gaya
Mengajar Teknologi
3)
Gaya
Mengajar Personalisasi
4)
Gaya
mengajar interaksional
c.
Komponen-Komponen
Variasi Gaya Mengajar
1)
Variasi
suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan dari tinggi menjadi
rendah, dari cepat menjadi lambat.
2)
Pemusatan
perhatian atau penekanan adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun
semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan obyek.
3)
Pemberian
waktu adalah keadaan dimana guru tiba-tiba diam, atau menjadikan suasana
menjadi senyap. Pemberian waktu bagi siswa ini digunakan untuk
mengorganisasikan jawaban atas pertanyaan yang sebelumnya guru berikan agar
menjadi lengkap.
4)
Kontak
pandang adalah interaksi mata atau pandangan guru terhadap muridnya. Jangan
sampai pada saat pembelajaran berlangsung guru hanya menunduk saja atau hanya
melakukan kontak mata dengan satu siswa saja.
5)
Gerakan
anggota badan adalah aspek yang sangat penting pada saat mengajar bagi seorang
guru. Aspek ini sangatlah penting untuk berkomunikasi, menarik perhatian dan
untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan untuk memperjelas
penyampaian materi.
6)
Perpindahan
posisi guru yaitu cara yang dilakukan guru dalam ruang kelas yang gunanya untuk
membanu menarik perhatian anak didik. Perpindahan ini dapat dilakukan misalnya
dengan cara mengubah posisi duduk menjadi berdiri, dll.[7]
2.
Variasi
Media, Metode, dan Bahan Ajar
a.
Variasi
bahan ajar, yaitu bahwa guru dalam proses belajar mengajar tidak hanya
mengajarkan materi-materi pokok saja tetapi juga harus diselingi dengan materi-materi
penunjang.[8]
b.
Variasi
media
Tiap
anak didik memiliki kemampuan indra yang berbeda-beda, baik itu penglihatan
maupun pendnegarannya, demikian pula kemampuan membaca. Dengan variasi penggunaan media, kelemahan indra yang
dimiliki anak didik dapat dikurangi.
Ada
tiga variasi penggunaan media, diantaranya :
1)
Variasi
media pandang
Penggunaan
media pandang dapat diartika sebagai pengguanaan alat dan bahan ajar khusus
untuk komunikasi, seperti buku, majalah, globe, peta, film strik, TV, radio,
rekorder, dll.
2)
Variasi
media dengar
Pada
umumnya dalam proses interaksi edukatif dikelas, suara guru adalah alat utama
dalam komunikasi. Variasi dalam penggunaan media dengar memerlukan kombinasi
dengan media pandang dan media taktil.
3)
Variasi
media taktil
Variasi
media taktil adalah penggunaan media yang memberi kesempatan kepada anak didik
untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran.[9]
c.
Variasi
metode, yaitu variasi dimana guru dalam proses belajar mengajar tidak terpaku
dengan satu metode atau bisa memvariasikan penggunaan berbagai metode dengan
tujuan agar anak didik tidak merasa jenuh, sehingga proses pembelajaran bisa
tetap berjalan lancar.[10]
3.
Variasi
Interaksi
Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan murid memiliki
rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu :
a.
Anak
didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru.
b.
Anak
didik mendengarkan dengan pasif. Situasi didominasi oleh guru, dimana guru
berbicara kepada anak didik.
Diantara dua kutub itu hanya memungkinkan dapat terjadi. Misalnya,
guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui mengajukan beberapa
pertanyaan atau guru berbincang dengan anak didik secara individual, atau guru
menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak didik dapat saling tukar
menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi atau diskusi.
Adapun ciri-ciri variasi interaksi edukatif dalam proses belajar
mengajar atara guru dengan murid adalah sebagai berikut :
a)
Interaksi
belajar mengajar memiliki tujuan.
b)
Ada
suatu prosedur yang direncana.
c)
Interaksi
belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus.
d)
Ditandai
dengan adanya aktifitas siswa.
e)
Dalam
interaksi belajar mengajar, guru berperan sebagai pembimbing.
f)
Didalam
interaksi belajar mengajar membutuhkan disiplin.
g)
Ada
batas waktu.[11]
BAB III
PENUTUP
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses interaksi
belajar mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme,
serta penuh partisipasi. Adapun variasi mengajar adalah mengajar yang tidak mononton
bisa dari gaya mengajar, metode, media, materi dan juga interaksinya.
Penggunaan variasi terutama ditunjukkan terhadap perhatian siswa,
motivasi, dan belajar siswa. Selain itu, di dalam menerapkan variasi mengajar
juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada, agar kegiatan belajar
mengajar berjalan dengan lancar. Aspek-aspek yang terdapat dalam variasi
mengajar, diantaranya yaitu: variasi gaya mengajar, variasi media, metode, dan
bahan ajar, serta variasi interaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahri, Syaiful & Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta.
Fatkhurrohman, Pupuh & M.Sobry Sutikno. 2007. Strategi
Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman
Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung: Refika Kurniawan.
Mustakim, Zainal. 2011. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press.
[1] Pupuh
Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar-Strategi
Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep
Islami, (Bandung: Refika Kurniawan, 2007), Hal: 91
[2] Zainal
Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN
Pekalongan Press.2011 ), Hal : 220
[3] Ibid, Hal.220-224
[4] Pupuh
Fatkhurrohman & M.Sobry Sutikno, Op. Cit., Hal: 93
[5] Syaiful Bahri
& Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta.Rineka Cipta :
1997), Hal :187
[6] Zainal
Mustakim, Op.Cit., Hal: 277.
[7] Ibid.
Hal: 240-246.
[8] Ibid.
Hal: 247
[9] Syaiful Bahri
& Aswan Zain, Op. Cit,. Hal.191-192
[10] Zainal
Mustakim, Op.Cit., Hal: 249
[11] Ibid, Hal.
254-257
Pak, kenapa belum di posting?
BalasHapus