Laman

Minggu, 15 Maret 2015

H - 5 - c: YUNI OCTAVIA



AL – QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
Mata Kuliah : Hadist Tarbwai II



  
Disusun Oleh :
Yuni Octavia              2021113178
 Kelas : H

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2015



BAB I
PENDAHULUAN

Al – qur’an adalah Kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui perantara malaikat Jibril. Al – qur’an juga merupakan kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan oleh Allah SWT, oleh karenannya Al- qur’an adalah petunjuk paling lengkap bagi umat manusia. Selain itu juga Al- qur’an merupakan pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia sampai nanti diakhirat.Berbagai macam petunjuk yang diperlukan tersebut ada yang tersurat dan juga ada yang tersirat.
Dari hasil pemikiran manusia memalui indra, akal dan syara’ tersebutlah akan menghasilkan sebuah ilmu. Dimana ilmu yang kita dapat berasal dari memahami petunjuk dari Al – qur’an. Kemudian muncullah rangsangan pada akal dan indra yang dimiliki manusia untuk terus mempelajari isi dari ayat – ayat al – qur’an yang meyangkut dengan ilmu pengetahuan. Sehingga Al- qur’an seringkali disebut sebagai sumber segala ilmu pengetahuan .
 


BAB II
Pembahasan
A.    Pengertian Al – Qur’an Sebagai Sumber Ilmu

Para ulama berbeda pendapat tentang asal dan makna kata Al – Qur’an. Sebagian membaca tanpa hamzah (Alquran). Seperti Asy Syafi’i, beliau berkata, bahwa kata Al- Quran adalah muarrof tidak musytaq, dan tidak berhamzah, dilettakkan sebagai nama bagi firman Allah yang diturunkan Nabi Muhammad S.A.W. Menurut belian Alquran berasal dari “Qoro’a” yang artinya membaca, sebab kalau demikian maka semua yang dibaca disebut Alquran.Menurut istilah Al- Qur’an adalah firman Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W , yang tertulis di dalam mushaf, dinukil dari padanya secara mutawatir dan dipandang beribadah dengan semata membacanya.[1]Selain itu juga Al- qur’an merupakan pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia sampai nanti diakhirat.Berbagai macam petunjuk yang diperlukan tersebut ada yang tersurat dan juga ada yang tersirat.
Al – Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat manusia yang menggunakan akal pikirannya dalam memahami penciptaan alam semesta ini. Manusia yang menggunakan akalnya atau sering disebut dengan kaum ulul albab adalah manusia yang selalu berdzikir (mengingat) kepada Allah SWT, selalu memikirkan dan merenungkan ciptaan Allah baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Dengan akal yang dimiliki manusia tersebut hendaklah manusia dapat menjelaskan petunjuk atau pedoman yang ada dalam Al – Qur’an yang tersirat maupun yang tersurat. Yang sebelumnya menjadi tugas Rasulullah SAW untuk menjelaskan Al –Qur’an dan ini sudah beliau laksanakan, tinggallah kita sebagai manusia yang harus memikirkan lebih jauh tentang isi Al- Qur’an demi untuk kepentingan manusia sendiri.[2]
Ilmu pengetahuan merupakan suatu hasil ciptaan sadar manusia, dengan sumber – sumber historis yang didokumentasikan secara baik. Dengan lingkup dan kandungan yang dapat ditentukan secara pasti dan dengan orang – orang yang profesionalterpecaya yang mempraktekkan serta menguraikannya.Ilmu pengetahuan jelas seperti agama, hukum filsafat dan sebagiannya, dalam bentuk yang lebih terpadu, terdiri dari rangkaian ide –ide. [3]
Di dalam Al –Qur’an banyak ayat yang menyatakan bahwa ilmu berarti pengetahuan yang sadar dan bersifat petunjuk bagi segala sesuatu. Secara umum ilmu adalah lawan dari bodoh dan jahil, bukan menguasai suatu ilmu tertentu dari ilmu – ilmu agama atau dunia. Makna inilah yang sebenarnya banyak terdapat didalam Al – Qur’an dengan redaksi تَعْلَمُوْ نَ dan يَعْلَمُوْنَ  baik dalam bentuk positif ataupun negatif.
Orang – orang yang dapat mengetahui penjelasan ayat –ayat Allah SWT, mereka adalah orang yang memiliki pengetahuan yang benar. Karena mereka dapat membedakan  antara pengetahuan baik melalui indra, akal, dan melalui jalan syara’.[4]
Dari hasil pemikiran manusia memalui indra, akal dan syara’ tersebutlah akan menghasilkan sebuah ilmu. Dimana ilmu yang kita dapat berasal dari memahami petunjuk dari Al – qur’an. Kemudian muncullah rangsangan pada akal dan indra yang dimiliki manusia untuk terus mempelajari isi dari ayat – ayat al – qur’an yang meyangkut dengan ilmu pengetahuan. Sehingga Al- qur’an seringkali disebut sebagai sumber segala ilmu pengetahuan .[5]

B.     Teori Pendukung
Didalam ayat Al – Qur’an banyak sekali membahas tentang ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu pengetahuan Alam yang pada umumnya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan benda – benda serta perkembangannya, sedangkan ilmu alam (fisika) menyelediki fenomena –fenomenanya terutama yang diamati dari benda –benda tak bernyawa. Dalam ilmu pengetahuan islam, hal – hal tersebut dibedakan  dan studi fisika merupakan bagian dari prinsip Filsafat ala yang banyak dibahas oleh para ilmuwan muslim.
Al – Qur’an juga berperan menjadi sumber dorongan penelitian para ilmuwan guna untuk mengembangkan ilmu – ilmu baik yang sudah ada atau pun yang belum ada yang pada akhirnya tujuannya hanya untuk menunjukkan ke – Agungan dan Kebesaran Allah SWT. Penggambaran  Al – Qur’an tentang alam fisik besar sekali pengaruhnya kepada Muslim pada permulaan Islam, yang mempelopori perumusan tentang prinsip filsafat Alam. Dalam Surat An – Nur ayat 35 memberikan sifat Allah SWT sebagai pencipta alam,
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya:
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan – akan bintang (yang bercahaya) dan tidak pula di sebelah baratnya(nya), yang minyaknya (Saja) hampir – hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis – lapis), Allah membimbing kepada cahaya – Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan – perumpamaan bagi manusia, dan Allah memperbuat perumpamaan – perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui (QS : An – Nur 35)
Ayat tersebut juga memberikan gambaran tentang sifat dan luasnya alam semesta dan Penciptanya. Hal ini menjadi sumber inspirasi bagi umat manusia dalam bidang filsafat alam serta dunia fisik, sehingga setiap generasi bertambah pengetahuannya serta memberikan landasan baru dalam ilmu pengetahuan. Bahkan kepada mereka yang sedang belajar diberikan informasi tentang fenomena alamiah sehari – hari seperti : cahaya lampu, kaca, bintang dan lain sebagainya dan mungkin meninggalkan makna yang bersifat mistis dan juga filofis.[6]
Selain itu pada QS. Ali – Imron ayat 189 yang berbunyi sebagai berikut:
وَلِلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

Artinya:
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.[7]

Tema dalam Ayat
Inspirasi Pengkajian (Ilmu)
Inspirasi Kajian Lanjutan
Inspirasi Kajian Teknologi
Langit Angkasa
Gejala alam lain di angkasa
Memilah gejala yang dapat diaplikasikan
·         Pengubahan ke energi Listrik
·         Teknologi di luar angkasa
Malam
Gejala alamiah waktu malam (ilmu malam)
Pengaruh gejala malam terhadap malam fisik, kimia, kejiwaan, sosiologi dan sebagainya
·         Teknologi malam
           
Banyak sekali ilmu – ilmu yang terdapat di dalam Al –Qur’an. Salah satunya adalah sains. Sains bisa berarti pencarian ilmu pengetahuan dan asal-usul kehidupan. sains adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sisi kehidupan alam semesta yang mengacu pada observasi, pengukuran dan percobaan. Sains memerlukan bukti, kebenaran dankenyatan yang sistimatis dan metodis. Sains dikelompokkan dalam dua golongan: ilmu murni (mempelajari benda-benda) dan ilmu terapan (untuk tujuan-tujuan praktis). berikut adalah cabang-cabang ilmu pengetahuan
Ilmu
Mempelajari Tentang
ILMU BUMI
Geologi
Batu-batuan, gempa bumi, gunung berapi dan fosil
Meteorologi
Atmosfir dan cuaca
Oceanograpi
Gelombang, air pasang, arus, muara dan kehidupan laut
Paleontologi
Fosil hewan dan tumbuhan
ILMU HAYAT
Anatomi
Struktur, bentuk dan susunan tubuh
Bakteriologi
Bakteri, perkembangan dan tingkah lakunya
Biologi
Hewan dan tumbuhan; asal mula, morfologi dan lingkungan
Botani
Dunia tumbuhan
Ekologi
Hubungan antara benda hidup dan lingkungan
Kedokteran
Pencegahan dan pengobatan penyakit
Farmakologi
Obat-obatan; pembuatannya, penggunaannya dan akibatnya
Fisiologi
Fungsi dari benda hidup
Psikologi
Tingkah laku manusia dan hewan yang berhubungan dengan otak
Zoologi
Dunia hewan
ILMU PASTI DAN ALAM
Matematika
Menerangkan tentang geometri, aljabar, dan aritmatika untuk data konkrit
Statistik
Keterangan berupa angka-angka dan analisisnya
Astronomi
Benda-benda langit dan peredarannya
Elektronika
Kegiatan elektron dalam ruang hampa, dalam gas dan dalam semi konduktor serta aplikasinya
Fiisika
Sifat dan kegiatan materi dan energi
Kimia
Sifat dan tingkah laku zat
Mekanika
Penemuan dan perancangan mesin,  pelaksanaanya dan perhitungan kekugaannya
Metalurgi
Sistem kerja logam; peleburan dan penyulingan
ILMU SOSIAL
Antropologi
Asal-usul, kebudayaan perkembangan dan penyebaran manusia
Arkeologi
Sisa dan monumen yang ditinggalkan oleh manusia pertama dan alam pada masanya.
Ekonomi
Pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber alamiah
Geografi
Lokasi wajah bumi dan hubungannya dengan manusia
Linguistik
Bahasa dan hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya
Politik
Fungsi negara dan pemerintahan
Sosiologi
Hubungan antara kelompok dan individu[8]
C.     Hadist tentang Al – Qur’an Sebagai Sumber Ilmu

عَنْ الْحَارِثِ قاَلَ مَرَرْتُ فِي الْمَسْجِدِ فَآِذَا النّاَسُ يَخُوضُونَ فِي الآَحَادِيثِ فَدَخَلْتُ عَلىَ عَلٍيِ فَقُلْتُ يَاآَمِيرُ الْمُؤمِنِيْنَ ألاَ تَرَى أَن النَّاَسَ قَدْ خَاضُوا فِي الْاحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ آَمَا إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللٌهِ صَلٌىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: آَلَا إنّهاَ سَتَكُونُ فِتْنَةُ فَقُلْتُ مَا المَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ اللَهِ قاَلَ كِتَابُ اللٌهِ فِيهِ نَبَأُ ماَ كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرَ مَا بَعْدَكُم وَ حُكَمَ مَا بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلٌ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ أضَلَّهُ اللهُ وَهُوَ حَبْلُ الله الْمَتِينُ وَهُوَ الٌدِّكْرُ اْلحَكِيْمُ وَهُوَ الِّصرَاطَ الْمُسْتَقِيْمُ هُوَ اَّدِلَاء تَزِيغُ بِهِ الآَهْوَاءُ وَلاَتَلْتَبِسُ بِهِ الألْسِنَةُ وَلاَ يَشْبَعُ مٍنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلاَ يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرٌّدِّوَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ هُوَ الَّذِي لَمْ تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْانَا عَجَبَا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَامَنَّأ بِهِ, مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ عَمِلَ بِهِ آُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى إلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمِ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا آَعْوَرُ.}  قَالَ آَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثِ غَرِيبُّ لا نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَا الوَجْهِ وَإِسْنَادُهُ مَجْهُولٌ وَفِي الحَارِثِ مَقَالٌ  (رواه الترمذي فى الجامع,كتاب فضائل القران عن رسول الله,باب ما جاء فى فضل القرآن)
Di riwayatkan dari Al Harits, Beliau Berkata “ Pada suatu waktu aku melewati masjid, di sana pada waktu itu aku melihat orang-orang sedang berbicara panjang lebar, lalu aku mendatangi Ali. Aku bertanya kepadanya, wahai Amirul Mu’minun tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah berbicara panjang lebar. Beliau bertanya ataukah mereka benar-benar meengerjakannya, aku menjawab Ya. Beliau berkata,”ingatlah sesungguhnya aku mendengar Rasulullah bersabda: “ Ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi fitnah. Lalu aku (Ali) bertanya : apa jalan keluar darinya wahai Rasulullah?. Beliau bersabda Kitabullah yang di dalamnya terdapat cerita cerita tentang umat sebelum kalian juga kabar tentang hal yang akan terjadi setelah kehidupan kalian dan hukum sesuatu yang terjadi diantara kalian. Dan Kitabullah adalah pemisah antara yang haq dan yang bathil bukan senda gurau. Barang siapa yang meninggalkannya dari orang-orang yang  angkuh atau sombong maka Allah akan membinasakannya dan barang siapa mencari petunjuk dengan selamanya maka Allah akan menyesatkannya. Kitabullah adalah kitab Allah yang kuat, juga dzikir yang bijaksana, serta jalan yang lurus. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat keinginan tidak menyeleweng, tidak membuat lidah sulut dalam melafalkan, tidak membuat para ulama merasa puas , tidak usang sebab banyak di ulang serta tidak akan habis keajaiban-keajaibannya. Kitabullah adalah sesuatu yang membuat jin tidak berhenti kala mendengarnya sehingga mereka berkata, “Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi petunjuk pada jalan kebenaran, lalu kami beriman kepadanya “. Barang siapa berbicara dengannya (Kitab Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang mengamalkannya maka akan diberikan pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka dia telah berbuat adil. Barang siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah diberi petunjuk pada jalan yang lurus. Ambillah kalimat-kalimat ini wahai orang yang bermata satu. Hadist ini adalah Hadist ghorib yang tidak kami ketahui kecuali dari hadistnya Hamzah Al Zayyat mata rantai hadistnya tidak diketahui dan dalam hadistnya Al-Hadist terdapat komentar. (HR. At-Tirmidzi)

D.    Refleksi Hadist dalam Kehidupan Sehari –hari
Dalam kehidupan sehari – hari manusia juga dapat menggunakan Al – Qur’an sebagai sumber dari ilmu. Baik yang manusia lihat, rasakan maupun yang manusia dengar itu semua akan menjadi ilmu apabila kita menerimanya dengan baik dan hal tersebut menjadikan rangsangan pada akal kita untuk memikirkannya lebih lanjut.
Antara lain adalah spektrum cahaya sehari – hari diamati oleh banyak orang. Ayat ke 35 surat An – Nur telah memberi dorongan penelitian tentang berbagai aspek cahaya, termasuk optik, spektrum, refleksi dan refraksinya. Didalam al – qur’an juga menyebutkan daya panas dan sumbernya dalam berbagai konteks yang menarik perhatian manusia kepada Kekuatan dan Kebesaraan Allah sehingga manusia memanfaatkan sumber tenaga itu bagi kepentingan hidupnya dan bersyukur kepada – Nya. Allah memperingatkan mereka agar tidak melupakan hakikat dan asal usul sumber tenaga itu. Sumber tenaga tersebut dapat berupa tenaga listrik yang terdapat pada lapisan – lapisan awan.
Selain hal diatas ilmuwan Muslim juga mencurahkan banyak perhatian kepada pengembangan timbangan sebagai aperalatan ilmiah untuk mengukur berat dari berbagai macam barang. Mereka mendpat dorongan besar dari Al – Qur’an untuk melakukan studi ilmiah, yang telah meletakkan dasar pokok pada perlnya ketetapan timbangan dan pengukuran. Orang – orang diberi peringatan dengan keras agar memperhatikan aturan ini dan dilarang bertindak tidak adil terhadap orang lain dalam situasi bagaimanapun. Hal ini disebabkan oleh karena seluruh sistem alam semesta berdasarkan keadilan, ketidak adilan akan merugikan dan mengganggu keseimbangan, yang pada dilirannya akan merusak seluruh sistem.Penekanan Al- Qur’an terhadap takaran dan timbangan yang adil akan mempengaruhi seluruh generasi umat islam untuk menegakkan dan menetapkan unit standar pengukuran dan timbangan yang benar terhadap segala sesuatu barang.
Selanjutnya para ilmuwan mendapat rujukan dari Al – Qur’an dan al – hadist tentang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang berada diatas ambang pendengaran manusia, dan karenanya, tidak dapat di dengar. Oleh karena Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta, maka dia dapat membuat orang mendengar dan dapat pula membuat orang menjadi tuli. Terdapat banyak sumber – sumber ilmu dalam Al – Qur’an yang memberitahukan berbagai jenis suara yang bervariasi dari suara manusia biasa sampai suara kilat dan diatasnya yaitu suara ultrasonik, suara jin, suara wahyu Allah dan bahkan suara orang yang telah meninggal dunia
dalam siksaan kubur, yang didengar oleh semua binatang kecuali manusia.[9]

E.     Aspek Tarbawi
Dari pembahasan yang sudah ada dapat kita garis besarkan tujuan dari mempejari semua ilmu berdasarkan Al – Qur’an adalah
a)      Agar manusia semakin meyakini bahwa sumber dari segala sumber ialah Al –Qur’an
b)      Agar manusia lebih giat mempelajari isi kandungan Al – Qur’an baik yang tersurat dan juga yang tersirat
c)      Agar manusia lebih bersyukur atas dilimpahkannya akal yang dimiliki untuk berfikir secara luas.
d)     Agar manusia setelah mempelajari Al – Qur’an dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari – hari.
e)      Agar manusia terdorong untuk mengembangkan ilmu bersadarkan al –Qur’an










BAB III
Kesimpulan

Al – Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat manusia yang menggunakan akal pikirannya dalam memahami penciptaan alam semesta ini. Manusia yang menggunakan akalnya atau sering disebut dengan kaum ulul albab adalah manusia yang selalu berdzikir (mengingat) kepada Allah SWT, selalu memikirkan dan merenungkan ciptaan Allah baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Dengan akal yang dimiliki manusia tersebut hendaklah manusia dapat menjelaskan petunjuk atau pedoman yang ada dalam Al – Qur’an yang tersirat maupun yang tersurat. Yang sebelumnya menjadi tugas Rasulullah SAW untuk menjelaskan Al –Qur’an dan ini sudah beliau laksanakan, tinggallah kita sebagai manusia yang harus memikirkan lebih jauh tentang isi Al- Qur’an demi untuk kepentingan manusia sendiri.
Didalam ayat Al – Qur’an banyak sekali membahas tentang ilmu pengetahuan salah satunya adalah ilmu pengetahuan Alam yang pada umumnya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan benda – benda serta perkembangannya, sedangkan ilmu alam (fisika) menyelediki fenomena –fenomenanya terutama yang diamati dari benda –benda tak bernyawa. Dalam ilmu pengetahuan islam, hal – hal tersebut dibedakan  dan studi fisika merupakan bagian dari prinsip Filsafat ala yang banyak dibahas oleh para ilmuwan muslim.




DAFTAR PUSTAKA

Arya Wadhana Wisnu. 2004 . Al – Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Qardhawi Yusuf. 1996.  Al – ‘Aqlu wal – ‘Ilmu fil – Qur’anil – Karim. Jakarta: Gema Insani Press
Rahman Afzalur. 1992.  Al –Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT.RINEKA CIPTA
Majid Abdul. 1997. Mukjizat Al – Qur’an dan As – Sunnah tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press
El Kmalali. 2006 . Pengantar Studi Al – Qur’an. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press












RIWAYAT PENULIS
     

Nama : Yuni Octavia
Tempat, Tanggal Lahir: Pekalongan, 8 Juni 1995
Alamat : Jl. Pelita 2 Buaran Gg 3 Pekalongan Selatan
Golongan Darah : A
Motto hidup : Tersenyumlah sebelum tersenyum di haramkan
Akun Sosial Media:
a.       Facebook (Yunie Octavia)
b.      Twitter (@Yunie_octavia)
c.       Instagram (@Yunieoctavia)
d.      Path (@Yuniewk)
e.       Whatsapp (085786668951)
f.       Pin BB (524907F2)
g.      Line (@Yuniewk)
Riwayat Pendidikan :
a.       SDN Kradenan 01 Pekalongan
b.      SMP Negeri 1 Pekalongan
c.       SMA Muhammadiyah 2 Pekalongan


[1].Sudaryo El Kamali. Pengantar Studi Al – Qur’an, (Pekalongan : STAIN Pekalongan Press,2006)hlm 1-3
[2] Wisnu Arya Wadhana, Al – Qur’an dan Energi Nuklir,( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR, 2004), hlm 46 - 53
[3] C.A. Qadir, Ilmu pengetahuan dan metodenya,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995) hlm 8-9
[4] Yusuf Qardhawi, Al – ‘Aqlu wal – ‘Ilmu fil – Qur’anil – Karim, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996) hlm 176 - 177
[5] Wisnu Arya Wadhana, op.cit ..hlm 56 - 59
[6]  Afzalur Rahman,  Al –Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan (Jakarta: PT.RINEKA CIPTA ,1992) hlm 71 – 73
[7]. Abdul Majid, Mukjizat Al – Qur’an dan As – Sunnah tentang IPTEK (Jakarta: Gema Insani Press, 1997) hlm 119
[9] Afzalur Rahman, Op. Cit .Hlm 73 - 91

Tidak ada komentar:

Posting Komentar