AL – QUR’AN SEBAGAI SUMBER ILMU
Mata Kuliah : Hadist Tarbwai II
Disusun Oleh :
Yuni Octavia 2021113178
Kelas : H
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
PEKALONGAN
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Al – qur’an adalah Kitab suci umat
Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Melalui
perantara malaikat Jibril. Al – qur’an juga merupakan kitab suci terakhir bagi
umat manusia dan sesudahnya tidak akan ada lagi Kitab Suci yang akan diturunkan
oleh Allah SWT, oleh karenannya Al- qur’an adalah petunjuk paling lengkap bagi
umat manusia. Selain itu juga Al- qur’an merupakan pedoman atau petunjuk yang
menjamin manusia menuju kearah kebaikan di dunia sampai nanti diakhirat.Berbagai
macam petunjuk yang diperlukan tersebut ada yang tersurat dan juga ada yang
tersirat.
Dari hasil pemikiran manusia memalui indra, akal dan syara’
tersebutlah akan menghasilkan sebuah ilmu. Dimana ilmu yang kita dapat berasal
dari memahami petunjuk dari Al – qur’an. Kemudian muncullah rangsangan pada
akal dan indra yang dimiliki manusia untuk terus mempelajari isi dari ayat –
ayat al – qur’an yang meyangkut dengan ilmu pengetahuan. Sehingga Al- qur’an
seringkali disebut sebagai sumber segala ilmu pengetahuan .
BAB II
Pembahasan
A.
Pengertian Al –
Qur’an Sebagai Sumber Ilmu
Para ulama berbeda pendapat tentang
asal dan makna kata Al – Qur’an. Sebagian membaca tanpa hamzah (Alquran).
Seperti Asy Syafi’i, beliau berkata, bahwa kata Al- Quran adalah muarrof tidak
musytaq, dan tidak berhamzah, dilettakkan sebagai nama bagi firman Allah yang
diturunkan Nabi Muhammad S.A.W. Menurut belian Alquran berasal dari “Qoro’a”
yang artinya membaca, sebab kalau demikian maka semua yang dibaca disebut
Alquran.Menurut istilah Al- Qur’an adalah firman Allah yang bersifat mukjizat
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W , yang tertulis di dalam mushaf,
dinukil dari padanya secara mutawatir dan dipandang beribadah dengan semata
membacanya.[1]Selain
itu juga Al- qur’an merupakan pedoman atau petunjuk yang menjamin manusia
menuju kearah kebaikan di dunia sampai nanti diakhirat.Berbagai macam petunjuk
yang diperlukan tersebut ada yang tersurat dan juga ada yang tersirat.
Al – Qur’an adalah kitab suci yang
diturunkan bagi seluruh umat manusia yang menggunakan akal pikirannya dalam
memahami penciptaan alam semesta ini. Manusia yang menggunakan akalnya atau
sering disebut dengan kaum ulul albab adalah manusia yang selalu
berdzikir (mengingat) kepada Allah SWT, selalu memikirkan dan merenungkan
ciptaan Allah baik yang ada di langit maupun yang ada di bumi. Dengan akal yang
dimiliki manusia tersebut hendaklah manusia dapat menjelaskan petunjuk atau
pedoman yang ada dalam Al – Qur’an yang tersirat maupun yang tersurat. Yang
sebelumnya menjadi tugas Rasulullah SAW untuk menjelaskan Al –Qur’an dan ini
sudah beliau laksanakan, tinggallah kita sebagai manusia yang harus memikirkan
lebih jauh tentang isi Al- Qur’an demi untuk kepentingan manusia sendiri.[2]
Ilmu pengetahuan merupakan suatu
hasil ciptaan sadar manusia, dengan sumber – sumber historis yang didokumentasikan
secara baik. Dengan lingkup dan kandungan yang dapat ditentukan secara pasti
dan dengan orang – orang yang profesionalterpecaya yang mempraktekkan serta
menguraikannya.Ilmu pengetahuan jelas seperti agama, hukum filsafat dan
sebagiannya, dalam bentuk yang lebih terpadu, terdiri dari rangkaian ide –ide. [3]
Di dalam Al –Qur’an banyak ayat yang
menyatakan bahwa ilmu berarti pengetahuan yang sadar dan bersifat petunjuk bagi
segala sesuatu. Secara umum ilmu adalah lawan dari bodoh dan jahil, bukan
menguasai suatu ilmu tertentu dari ilmu – ilmu agama atau dunia. Makna inilah
yang sebenarnya banyak terdapat didalam Al – Qur’an dengan redaksi تَعْلَمُوْ نَ dan يَعْلَمُوْنَ
baik dalam bentuk positif ataupun negatif.
Orang – orang yang dapat mengetahui
penjelasan ayat –ayat Allah SWT, mereka adalah orang yang memiliki pengetahuan
yang benar. Karena mereka dapat membedakan
antara pengetahuan baik melalui indra, akal, dan melalui jalan syara’.[4]
Dari hasil pemikiran manusia memalui
indra, akal dan syara’ tersebutlah akan menghasilkan sebuah ilmu. Dimana ilmu
yang kita dapat berasal dari memahami petunjuk dari Al – qur’an. Kemudian
muncullah rangsangan pada akal dan indra yang dimiliki manusia untuk terus
mempelajari isi dari ayat – ayat al – qur’an yang meyangkut dengan ilmu
pengetahuan. Sehingga Al- qur’an seringkali disebut sebagai sumber segala ilmu
pengetahuan .[5]
B.
Teori Pendukung
Didalam ayat Al
– Qur’an banyak sekali membahas tentang ilmu pengetahuan salah satunya adalah
ilmu pengetahuan Alam yang pada umumnya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang susunan benda – benda serta perkembangannya, sedangkan ilmu alam
(fisika) menyelediki fenomena –fenomenanya terutama yang diamati dari benda
–benda tak bernyawa. Dalam ilmu pengetahuan islam, hal – hal tersebut
dibedakan dan studi fisika merupakan
bagian dari prinsip Filsafat ala yang banyak dibahas oleh para ilmuwan muslim.
Al – Qur’an
juga berperan menjadi sumber dorongan penelitian para ilmuwan guna untuk
mengembangkan ilmu – ilmu baik yang sudah ada atau pun yang belum ada yang pada
akhirnya tujuannya hanya untuk menunjukkan ke – Agungan dan Kebesaran Allah
SWT. Penggambaran Al – Qur’an tentang
alam fisik besar sekali pengaruhnya kepada Muslim pada permulaan Islam, yang
mempelopori perumusan tentang prinsip filsafat Alam. Dalam Surat An – Nur ayat
35 memberikan sifat Allah SWT sebagai pencipta alam,
ٱللَّهُ
نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ
ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ
يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا
غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ
عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ
ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya:
Allah (Pemberi)
cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah adalah seperti sebuah
lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam
kaca (dan) kaca itu seakan – akan bintang (yang bercahaya) dan tidak pula di
sebelah baratnya(nya), yang minyaknya (Saja) hampir – hampir menerangi,
walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis – lapis), Allah
membimbing kepada cahaya – Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat
perumpamaan – perumpamaan bagi manusia, dan Allah memperbuat perumpamaan –
perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui (QS : An – Nur 35)
Ayat tersebut
juga memberikan gambaran tentang sifat dan luasnya alam semesta dan
Penciptanya. Hal ini menjadi sumber inspirasi bagi umat manusia dalam bidang
filsafat alam serta dunia fisik, sehingga setiap generasi bertambah
pengetahuannya serta memberikan landasan baru dalam ilmu pengetahuan. Bahkan
kepada mereka yang sedang belajar diberikan informasi tentang fenomena alamiah
sehari – hari seperti : cahaya lampu, kaca, bintang dan lain sebagainya dan mungkin
meninggalkan makna yang bersifat mistis dan juga filofis.[6]
Selain itu pada
QS. Ali – Imron ayat 189 yang berbunyi sebagai berikut:
وَلِلَّهِ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۗ وَٱللَّهُ
عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.[7]
Tema dalam Ayat
|
Inspirasi Pengkajian (Ilmu)
|
Inspirasi Kajian Lanjutan
|
Inspirasi Kajian Teknologi
|
Langit Angkasa
|
Gejala alam lain di angkasa
|
Memilah gejala yang dapat diaplikasikan
|
·
Pengubahan ke energi Listrik
·
Teknologi di luar angkasa
|
Malam
|
Gejala alamiah waktu malam (ilmu malam)
|
Pengaruh gejala malam terhadap malam fisik, kimia,
kejiwaan, sosiologi dan sebagainya
|
·
Teknologi malam
|
Banyak sekali ilmu – ilmu yang terdapat di dalam Al –Qur’an. Salah satunya
adalah sains. Sains bisa berarti pencarian ilmu
pengetahuan dan asal-usul
kehidupan. sains adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari sisi
kehidupan alam semesta yang mengacu pada observasi, pengukuran dan percobaan.
Sains memerlukan bukti, kebenaran dankenyatan yang sistimatis dan metodis.
Sains dikelompokkan dalam dua golongan: ilmu murni (mempelajari benda-benda)
dan ilmu terapan (untuk tujuan-tujuan praktis). berikut adalah cabang-cabang
ilmu pengetahuan
Ilmu
|
Mempelajari Tentang
|
ILMU BUMI
|
|
Geologi
|
Batu-batuan, gempa bumi, gunung berapi dan fosil
|
Meteorologi
|
Atmosfir dan cuaca
|
Oceanograpi
|
Gelombang, air pasang, arus, muara dan kehidupan laut
|
Paleontologi
|
Fosil hewan dan tumbuhan
|
ILMU HAYAT
|
|
Anatomi
|
Struktur, bentuk dan susunan tubuh
|
Bakteriologi
|
Bakteri, perkembangan dan tingkah lakunya
|
Biologi
|
Hewan dan tumbuhan; asal mula, morfologi dan lingkungan
|
Botani
|
Dunia tumbuhan
|
Ekologi
|
Hubungan antara benda hidup dan lingkungan
|
Kedokteran
|
Pencegahan dan pengobatan penyakit
|
Farmakologi
|
Obat-obatan; pembuatannya, penggunaannya dan akibatnya
|
Fisiologi
|
Fungsi dari benda hidup
|
Psikologi
|
Tingkah laku manusia dan hewan yang berhubungan dengan otak
|
Zoologi
|
Dunia hewan
|
ILMU PASTI
DAN ALAM
|
|
Matematika
|
Menerangkan tentang geometri, aljabar, dan aritmatika untuk data konkrit
|
Statistik
|
Keterangan berupa angka-angka dan analisisnya
|
Astronomi
|
Benda-benda langit dan peredarannya
|
Elektronika
|
Kegiatan elektron dalam ruang hampa, dalam gas dan dalam semi konduktor
serta aplikasinya
|
Fiisika
|
Sifat dan kegiatan materi dan energi
|
Kimia
|
Sifat dan tingkah laku zat
|
Mekanika
|
Penemuan dan perancangan mesin, pelaksanaanya dan perhitungan
kekugaannya
|
Metalurgi
|
Sistem kerja logam; peleburan dan penyulingan
|
ILMU
SOSIAL
|
|
Antropologi
|
Asal-usul, kebudayaan perkembangan dan penyebaran manusia
|
Arkeologi
|
Sisa dan monumen yang ditinggalkan oleh manusia pertama dan alam pada masanya.
|
Ekonomi
|
Pemanfaatan semaksimal mungkin sumber-sumber alamiah
|
Geografi
|
Lokasi wajah bumi dan hubungannya dengan manusia
|
Linguistik
|
Bahasa dan hubungannya antara yang satu dengan yang lainnya
|
Politik
|
Fungsi negara dan pemerintahan
|
Sosiologi
|
Hubungan antara kelompok dan individu[8]
|
C.
Hadist tentang
Al – Qur’an Sebagai Sumber Ilmu
عَنْ الْحَارِثِ قاَلَ
مَرَرْتُ فِي الْمَسْجِدِ فَآِذَا النّاَسُ يَخُوضُونَ فِي الآَحَادِيثِ
فَدَخَلْتُ عَلىَ عَلٍيِ فَقُلْتُ يَاآَمِيرُ الْمُؤمِنِيْنَ ألاَ تَرَى أَن النَّاَسَ
قَدْ خَاضُوا فِي الْاحَادِيثِ قَالَ وَقَدْ فَعَلُوهَا قُلْتُ نَعَمْ قَالَ آَمَا
إِنِّي قَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللٌهِ صَلٌىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
آَلَا إنّهاَ سَتَكُونُ فِتْنَةُ فَقُلْتُ مَا المَخْرَجُ مِنْهَا يَا رَسُولَ
اللَهِ قاَلَ كِتَابُ اللٌهِ فِيهِ نَبَأُ ماَ كَانَ قَبْلَكُمْ وَخَبَرَ مَا
بَعْدَكُم وَ حُكَمَ مَا بَيْنَكُمْ وَهُوَ الْفَصْلٌ لَيْسَ بِالْهَزْلِ مَنْ
تَرَكَهُ مِنْ جَبَّارٍ قَصَمَهُ اللهُ وَمَنْ ابْتَغَى الْهُدَى فِي غَيْرِهِ
أضَلَّهُ اللهُ وَهُوَ حَبْلُ الله الْمَتِينُ وَهُوَ الٌدِّكْرُ اْلحَكِيْمُ
وَهُوَ الِّصرَاطَ الْمُسْتَقِيْمُ هُوَ اَّدِلَاء تَزِيغُ بِهِ الآَهْوَاءُ
وَلاَتَلْتَبِسُ بِهِ الألْسِنَةُ وَلاَ يَشْبَعُ مٍنْهُ الْعُلَمَاءُ وَلاَ
يَخْلَقُ عَلَى كَثْرَةِ الرٌّدِّوَلَا تَنْقَضِي عَجَائِبُهُ هُوَ الَّذِي لَمْ
تَنْتَهِ الْجِنُّ إِذْ سَمِعَتْهُ حَتَّى قَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْانَا
عَجَبَا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَامَنَّأ بِهِ, مَنْ قَالَ بِهِ صَدَقَ وَمَنْ
عَمِلَ بِهِ آُجِرَ وَمَنْ حَكَمَ بِهِ عَدَلَ وَمَنْ دَعَا إِلَيْهِ هَدَى إلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمِ خُذْهَا إِلَيْكَ يَا آَعْوَرُ.} قَالَ آَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثِ غَرِيبُّ لا
نَعْرِفُهُ إلاَّ مِنْ هَذَا الوَجْهِ وَإِسْنَادُهُ مَجْهُولٌ وَفِي الحَارِثِ
مَقَالٌ (رواه الترمذي فى الجامع,كتاب
فضائل القران عن رسول الله,باب ما جاء فى فضل القرآن)
Di riwayatkan dari Al Harits, Beliau Berkata “ Pada suatu waktu aku
melewati masjid, di sana pada waktu itu aku melihat orang-orang sedang
berbicara panjang lebar, lalu aku mendatangi Ali. Aku bertanya kepadanya, wahai
Amirul Mu’minun tidakkah engkau melihat orang-orang yang telah berbicara
panjang lebar. Beliau bertanya ataukah mereka benar-benar meengerjakannya, aku
menjawab Ya. Beliau berkata,”ingatlah sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
bersabda: “ Ingatlah bahwa sesungguhnya akan terjadi fitnah. Lalu aku (Ali)
bertanya : apa jalan keluar darinya wahai Rasulullah?. Beliau bersabda
Kitabullah yang di dalamnya terdapat cerita cerita tentang umat sebelum kalian
juga kabar tentang hal yang akan terjadi setelah kehidupan kalian dan hukum
sesuatu yang terjadi diantara kalian. Dan Kitabullah adalah pemisah antara yang
haq dan yang bathil bukan senda gurau. Barang siapa yang meninggalkannya dari
orang-orang yang angkuh atau sombong
maka Allah akan membinasakannya dan barang siapa mencari petunjuk dengan selamanya
maka Allah akan menyesatkannya. Kitabullah adalah kitab Allah yang kuat, juga
dzikir yang bijaksana, serta jalan yang lurus. Kitabullah adalah sesuatu yang
membuat keinginan tidak menyeleweng, tidak membuat lidah sulut dalam
melafalkan, tidak membuat para ulama merasa puas , tidak usang sebab banyak di
ulang serta tidak akan habis keajaiban-keajaibannya. Kitabullah adalah sesuatu
yang membuat jin tidak berhenti kala mendengarnya sehingga mereka berkata,
“Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al-Qur’an yang menakjubkan, yang memberi
petunjuk pada jalan kebenaran, lalu kami beriman kepadanya “. Barang siapa
berbicara dengannya (Kitab Allah) maka dia telah berkata jujur. Barang
mengamalkannya maka akan diberikan pahala. Barang siapa menghukumi dengannya maka
dia telah berbuat adil. Barang siapa yang mengajak kepadanya maka dia telah
diberi petunjuk pada jalan yang lurus. Ambillah kalimat-kalimat ini wahai orang
yang bermata satu. Hadist ini adalah Hadist ghorib yang tidak kami ketahui
kecuali dari hadistnya Hamzah Al Zayyat mata rantai hadistnya tidak diketahui
dan dalam hadistnya Al-Hadist terdapat komentar. (HR. At-Tirmidzi)
D.
Refleksi Hadist
dalam Kehidupan Sehari –hari
Dalam kehidupan sehari – hari
manusia juga dapat menggunakan Al – Qur’an sebagai sumber dari ilmu. Baik yang
manusia lihat, rasakan maupun yang manusia dengar itu semua akan menjadi ilmu
apabila kita menerimanya dengan baik dan hal tersebut menjadikan rangsangan
pada akal kita untuk memikirkannya lebih lanjut.
Antara lain adalah spektrum cahaya
sehari – hari diamati oleh banyak orang. Ayat ke 35 surat An – Nur telah
memberi dorongan penelitian tentang berbagai aspek cahaya, termasuk optik,
spektrum, refleksi dan refraksinya. Didalam al – qur’an juga menyebutkan daya
panas dan sumbernya dalam berbagai konteks yang menarik perhatian manusia
kepada Kekuatan dan Kebesaraan Allah sehingga manusia memanfaatkan sumber
tenaga itu bagi kepentingan hidupnya dan bersyukur kepada – Nya. Allah
memperingatkan mereka agar tidak melupakan hakikat dan asal usul sumber tenaga
itu. Sumber tenaga tersebut dapat berupa tenaga listrik yang terdapat pada
lapisan – lapisan awan.
Selain hal diatas ilmuwan Muslim
juga mencurahkan banyak perhatian kepada pengembangan timbangan sebagai
aperalatan ilmiah untuk mengukur berat dari berbagai macam barang. Mereka
mendpat dorongan besar dari Al – Qur’an untuk melakukan studi ilmiah, yang
telah meletakkan dasar pokok pada perlnya ketetapan timbangan dan pengukuran.
Orang – orang diberi peringatan dengan keras agar memperhatikan aturan ini dan
dilarang bertindak tidak adil terhadap orang lain dalam situasi bagaimanapun.
Hal ini disebabkan oleh karena seluruh sistem alam semesta berdasarkan
keadilan, ketidak adilan akan merugikan dan mengganggu keseimbangan, yang pada
dilirannya akan merusak seluruh sistem.Penekanan Al- Qur’an terhadap takaran
dan timbangan yang adil akan mempengaruhi seluruh generasi umat islam untuk
menegakkan dan menetapkan unit standar pengukuran dan timbangan yang benar
terhadap segala sesuatu barang.
Selanjutnya para ilmuwan mendapat
rujukan dari Al – Qur’an dan al – hadist tentang ultrasonik, yaitu gelombang
suara yang berada diatas ambang pendengaran manusia, dan karenanya, tidak dapat
di dengar. Oleh karena Allah adalah Penguasa seluruh alam semesta, maka dia
dapat membuat orang mendengar dan dapat pula membuat orang menjadi tuli.
Terdapat banyak sumber – sumber ilmu dalam Al – Qur’an yang memberitahukan
berbagai jenis suara yang bervariasi dari suara manusia biasa sampai suara
kilat dan diatasnya yaitu suara ultrasonik, suara jin, suara wahyu Allah dan
bahkan suara orang yang telah meninggal dunia
dalam siksaan kubur, yang didengar oleh semua binatang kecuali
manusia.[9]
E.
Aspek Tarbawi
Dari pembahasan yang sudah ada dapat
kita garis besarkan tujuan dari mempejari semua ilmu berdasarkan Al – Qur’an
adalah
a)
Agar manusia
semakin meyakini bahwa sumber dari segala sumber ialah Al –Qur’an
b)
Agar manusia
lebih giat mempelajari isi kandungan Al – Qur’an baik yang tersurat dan juga
yang tersirat
c)
Agar manusia
lebih bersyukur atas dilimpahkannya akal yang dimiliki untuk berfikir secara
luas.
d)
Agar manusia
setelah mempelajari Al – Qur’an dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari –
hari.
e)
Agar manusia
terdorong untuk mengembangkan ilmu bersadarkan al –Qur’an
BAB III
Kesimpulan
Al – Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan bagi seluruh umat
manusia yang menggunakan akal pikirannya dalam memahami penciptaan alam semesta
ini. Manusia yang menggunakan akalnya atau sering disebut dengan kaum ulul
albab adalah manusia yang selalu berdzikir (mengingat) kepada Allah
SWT, selalu memikirkan dan merenungkan ciptaan Allah baik yang ada di langit
maupun yang ada di bumi. Dengan akal yang dimiliki manusia tersebut hendaklah
manusia dapat menjelaskan petunjuk atau pedoman yang ada dalam Al – Qur’an yang
tersirat maupun yang tersurat. Yang sebelumnya menjadi tugas Rasulullah SAW
untuk menjelaskan Al –Qur’an dan ini sudah beliau laksanakan, tinggallah kita
sebagai manusia yang harus memikirkan lebih jauh tentang isi Al- Qur’an demi
untuk kepentingan manusia sendiri.
Didalam ayat Al – Qur’an banyak sekali membahas tentang ilmu
pengetahuan salah satunya adalah ilmu pengetahuan Alam yang pada umumnya
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang susunan benda – benda serta
perkembangannya, sedangkan ilmu alam (fisika) menyelediki fenomena –fenomenanya
terutama yang diamati dari benda –benda tak bernyawa. Dalam ilmu pengetahuan
islam, hal – hal tersebut dibedakan dan
studi fisika merupakan bagian dari prinsip Filsafat ala yang banyak dibahas
oleh para ilmuwan muslim.
DAFTAR PUSTAKA
Arya Wadhana Wisnu. 2004 . Al –
Qur’an dan Energi Nuklir. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR
Qardhawi Yusuf. 1996. Al – ‘Aqlu wal – ‘Ilmu fil – Qur’anil –
Karim. Jakarta: Gema Insani Press
Rahman Afzalur. 1992. Al –Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan.
Jakarta: PT.RINEKA CIPTA
Majid Abdul. 1997. Mukjizat Al
– Qur’an dan As – Sunnah tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press
El Kmalali. 2006 . Pengantar Studi Al – Qur’an. Pekalongan:
STAIN Pekalongan Press
RIWAYAT PENULIS
Nama : Yuni Octavia
Tempat,
Tanggal Lahir: Pekalongan, 8 Juni 1995
Alamat
: Jl. Pelita 2 Buaran Gg 3 Pekalongan Selatan
Golongan
Darah : A
Motto
hidup : Tersenyumlah sebelum tersenyum di haramkan
Akun Sosial Media:
a.
Facebook (Yunie
Octavia)
b.
Twitter
(@Yunie_octavia)
c.
Instagram
(@Yunieoctavia)
d.
Path (@Yuniewk)
e.
Whatsapp
(085786668951)
f.
Pin BB
(524907F2)
g.
Line (@Yuniewk)
Riwayat Pendidikan :
a.
SDN Kradenan 01
Pekalongan
b.
SMP Negeri 1
Pekalongan
c.
SMA
Muhammadiyah 2 Pekalongan
[1].Sudaryo El
Kamali. Pengantar Studi Al – Qur’an, (Pekalongan : STAIN Pekalongan
Press,2006)hlm 1-3
[2] Wisnu Arya
Wadhana, Al – Qur’an dan Energi Nuklir,( Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,
2004), hlm 46 - 53
[3] C.A. Qadir, Ilmu
pengetahuan dan metodenya,(Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995) hlm 8-9
[4] Yusuf
Qardhawi, Al – ‘Aqlu wal – ‘Ilmu fil – Qur’anil – Karim, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1996) hlm 176 - 177
[5] Wisnu Arya
Wadhana, op.cit ..hlm 56 - 59
[6] Afzalur Rahman, Al –Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan
(Jakarta: PT.RINEKA CIPTA ,1992) hlm 71 – 73
[7]. Abdul Majid, Mukjizat
Al – Qur’an dan As – Sunnah tentang IPTEK (Jakarta: Gema Insani Press,
1997) hlm 119
[8]http://shinuta-mine.blogspot.com/2011/08/cabang-cabang-ilmu-pengetahuan-sains.html, Diakses pada Sabtu, 28 Februari 2015 pukul 19:24
[9]
Afzalur Rahman,
Op. Cit .Hlm 73 - 91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar