Laman

Minggu, 06 November 2016

tt1 B 9e “DIRI KETURUNAN TUNDUK PADA ALLAH” (Tafsir (Q.S AL Baqarah 2:128)

OBJEK PENDIDIKAN LANGSUNG
 “DIRI KETURUNAN TUNDUK PADA ALLAH”
(Tafsir (Q.S AL Baqarah, 2: 128)
  

 Listiyo Abadi (2021115323)
Kelas B

 FAKULTAS TARBIYAH/PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrohmanirrohim.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. segenap keluarga dan para sahabat beliau, terlimpah pula kepada segenap kaum muslimin dan muslimat selaku umat beliau.
Dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah tafsir tarbawi I semester ganjil tahun akademik 2016-2017 jurusan PAI IAIN PEKALONGAN, penulis telah berhasil menyusun. Makalah “diri keturunan tunduk pada allah”
Penulisan makalah ini didasari oleh pemikiran tentang pentingnya kualifikasi dan kompetensi guru dalam Pendidikan Agama Islam sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah.
            Kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis mengucapkan terimakasih terutama kepada :
1.      Bapak Muhammad hufron, M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah TAFSIR TARBAWI I IAIN Pekalongan
2.      Bapak/Ibu Dosen dan karyawan IAIN PEKALONGAN.
3.      Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam semester III Tahun Akademik 2016-2017 IAIN PEKALONGAN.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Waalaikumsalam wr.wb

pekalongan, 7 Oktober 2016

Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Dalam sebuah pendidikan tentunya terdapat sebuah subyek, obyek dan sarana-sarana lain yang sekiranya dapat membantu terselenggaranya sebuah pendidikan. Allah swt telah memerintahkan kepada Rasul-Nya yang mulia, di dalam ayat-ayat yang jelas ini, agar dia memberi peringatan kepada keluarga dan sanak kerabatnya kemudian kepada seluruh umat manusia agar tidak seorangpun yang berprasangka jelek kepada nabi, keluarga dan sanak kerabatnya.
Jika dia memulai dengan memberikan peringatan kepada kelurga dan sanak kerabatnya, maka hal itu akan lebih bermanfaat dan seruannya akan lebih berhasil.  Allah juga menyuruh agar bersikap tawadhu kepada pengikut-pengikut yang beriman, bersikap baik kepada mereka, dan ikut menggung kesusahan yang mereka mau menerima nasehat. Dalam makalah ini akan sedikit membahas terkait dengan obyek Pendidikan berdasarkan Q.s. albaqarah 2:128
B.    Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1.    Apa terjemahan QS albaqarah 2:128 ?
2.    Bagaimana para mufassir mentafsirkan QS albaqarah 2:128 ?
3.    Bagaimana pengaplikasian QS albaqarah 2:128 dalam kehidupan?
4.    Apa yang dapat kita pelajari dari QS albaqarah 2:128 ?

     









C.     judul makalah
Judul dari makalah saya yang berjudul adalah  “diri keturunan tunduk pada allah swt”.
D.     Nas beserta artinya
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ
عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
 “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.’’(Q.S. Albaqarah 2/128)
E.    arti penting
            Surat Al baqarah  perlu untuk dipelajari, karena ayat ini menjelaskan tentang betapa   pentingnya obyek pendidikan langsung bagi kehidupan umat manusia. Dengan obyek pendidikan langsung, manusia dapat mengetahui obyek dan sarana-sarana lain yang sekiranya dapat membantu terselenggaranya sebuah pendidikan. Dengan obyek pendidikan tersebut manusia dapat memperoleh wawasan serta dapat menggunakan ilmu nya untuk berkarya.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    TEORI
Pengertian tunduk pada allah
Allah SWT menciptakan manusia dan jin tidak lain untuk beribadah. Ibadah tak lain merupakan ketundukan  dan kepasrahan secara total seorang hamba kepada penciptanya, Allah SWT. Ketundukan dan kepasrahan kepada Allah tentu tidak cukup diekspresikan lewat ibadah-ibadah seperti shalat, tetapi juga harus dibuktikan dalam seluruh pelaksanaan hukum-hukum Allah SWT di luar shalat; baik dalam perkara muamalah (ekonomi, politik, pemerintahan sosial, pendidikan, dll)[1]
Imam Ja’far ash-Shadiq, sebagaimana dikutip dalam kitab Fath ar-Rabbani wa Faydh arh-Rahmani karya Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, pernah berkata, “Hakikat ubudiah (penghambaan) seseorang terhadap tuannya adalah: ia menyadari bahwa apa yang ada pada dirinya hakikatnya bukanlah miliknya, tetapi milik tuannya; ia tunduk dan patuh tanpa membantah terhadap setiap perintah tuannya; ia tidak membuat aturan apapun selain menerima aturan yang dibuat tuannya untuk dirinya.”

B.    Tafsir Surat al baqarah 2:128 Diri tunduk pada allah
1.     AL-MARAGHI
                                            واذ يز فع ابر هم القو ا عد من البيت وا سمعيل
Artinya, ingatlah kalian ketika nabi ibrahim membangun kembali baitub’I-Lah. Nash ini menunjukan bahwa mereka berdualah yang membangun baitu ‘I-lah untuk beribadah di negara yang dikuasai pemeluk berhala itu. Dan hanya mereka berdualah yang menjadikan baitu ‘I-lah sebagai tempat untuk melakukan ibadah kepada allah yang tidak pernah dijumpai di tempat lainnya. Hal inilah yang merupakan keutamaan. Akan halnya batu batu yang ada, sebenarnyalah berbeda dengan batu batu yang ada di dunia ini, dan juga bukan karena materinya batu itu diturunkan dari langit.
Berdasarkan pengertian perkataan umar menunjukan bahwa hajar aswat tersebut tidak ada keistimewaannya. Bahkan ia sama saja dengan batu batu yang lainnya. Adapun menciumnya adalah masalah ibadah, sama halnya menghadap allah yang bersifat tidak menetap disuatu tempat atau arah.
                                                                                                  ربنا تقبل منا
 Sesungguhnya nabi ibrahim dan ismail mengatakan dalam doa mereka yang ketika itu sedang bekerja membangun baitullah tahap akhir.
انك انت السميع الع
 Artinya, ya tuhan kami yang maha mendengar doa kami ini dan tuhan yang maha mengetahui perbuatan kami ini.
Ayat ini mengandung pengertian bahwa setiap pekerjaan adalah ibadah jika di lakukan sesuai perintah dan mencurahkan seluruhnya kemampuannya untuk perbuatan tersebut. Iya harus meminta kepada allah dan memuji kebesarannya agar allah menerima segala perbuatannya. Dengan demikian, maka segala perbuatan itu tidak ditolak allah atau hilang sia sia. Iya pun dilarang memastikan bahwa ibadahnya pasti ditrima allah. Sebab, jika tidaak demikian, maka berdoa sudah tidak mempunyai fungsi lagi.[2]
2.     IBNU KATSIR
 Menurut ibnu jarir firman itu bermakna, jadikanlah kami dua orang yang patuh kepada perintahmu, tunduk dalam ketaatan kepadamu dan dalam pelaksanaan ketaatan dan ibadah itu tidak menyekutukanmu dengan seorang pun selainMu. Firman allah, “dan jadikanlah sebagai keturunanku sebagai umat yang berserah diri kepadamu, “menurut as-sadi, kata “kumat” di maksudkan oleh ibrahim dan ismail sebagai orang arab. Sedangkan menurut ibnu jarir, mencakup orang arab dan selainnya, karena bani israil pun berasal dari keturunan ibrahhim. Pendapat ibnu jarir ini tidak menegaskan as-sadi, karena pengkhususan ketundukan kepada mereka tidak menegaskan keturunan lainnya dan konteks mengenai orang arab. Oleh karena itu sesdah ayat tadi allah berfirman, “ya tuhan kami  utuslah kepada mereka seorang rasul diantara mereka sendiri”. “yang dimaksud ialah muhammad saw”.  Dan itu benar terjadi, sebagai firman allah, “dialah dzat yang mengutus kepada kaum yang ummi seorang rasul golongan mereka” [3]
3.     AL-AZHAR
Kita sudah malu bahwasanya rasul allah adalah ma”sum, suci dari pada dosa, terutama dosa yang besar tetapi orang-orang yang mencapai derajat iman yang sempurna sebagai ibrahiim dan ismail. Tidaklah berbangga dengan anugrah allah kepada mereka dengann maksud itu.
Nabi ibrahim memohonkan tobat untuk dirinya dan kepada anaknya ini, adalah suatu teladan bagi kita agar selalu ingat dan memohon ampun kepada tuhan. Makna yang asal dari pada tobat, ialah kembali. Kita bertobat kepada allah. Dan allah mengabulkan permohonan kita, dengan memakai perkataan allah, yang berarti keatas. Kita mendaki menuju allah dan tiidak menarik tangan kita keatas.
Setelah selesai ibrahim pembina baitullah itu dan selesai pula ia mengerjakan haji dengan tuntutan jibril sendiri, dan telah selesai dia menyerahkan diri, berdua dengan putranya ismail dan diharapkannya agar anak dan cucunyapun, menjadi orang orang yang muslim kepada allah, maka akhirnya ditutup nyala permohonannya dengan suatu permohonan lagi “ya tuhan! Bangkitkanlah diantara mereka itu seorang rasul dari mereka sendiri.! (pangkal ayat 129)[4]




C.    Aplikasi dalam kehidupan
1.     Setiap orang hendaknya tunduk pada allah dalam hidup kita wajib berdoa kepada allah swt agar kita tidak tergolong orang yang sombong. Contohnya:
a)     melaksanakan salat fardu lima waktu dengan ikhlas dalam hati;
b)     menunaikan zakat atau sebagian hartanya di jalan Allah;
c)     berpuasa dibulan Ramadan;
d)     melaksanakan ibadah haji bagi yang mampu melaksanakannya;
e)     berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua;
f)      menjaga sopan santun ketika berbicara;
g)     jujur memegang amanah yang diberikan;
h)     sabar ketika tertimpa musibah, dan bersyukur ketika mendapat rezeki;
i)      selalu berkalimah thayyibah, tidak berkata-kata kotor;
j)      selalu berbuat dan beramal saleh;
k)     saling menasihati dengan haq dan kesabaran

D.    Aspek tarbawi
1.      Ketaatan kepada Allah tidak hanya asal taat. Dalam pelaksanaannya, ketaatan kepada Allah harus sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tanpa alasan apapun.
2.     Sebagai utusan Allah swt., Nabi Muhammad saw. mempunyai tugas menyampaikan amanat kepada umat manusia tanpa memandang status, jabatan, suku, dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi setiap Muslim yang taat kepada Allah swt., harus melengkapinya dengan menaati segala perintah Rasulullah saw.




BAB III
KESIMPULAN
Jadi, diri tunduk pada  Allah SWT menciptakan manusia dan jin tidak lain untuk beribadah. Ibadah tak lain merupakan ketundukan  dan kepasrahan secara total seorang hamba kepada penciptanya, Allah SWT. Ketundukan dan kepasrahan kepada Allah tentu tidak cukup diekspresikan lewat ibadah-ibadah seperti shalat, tetapi juga harus dibuktikan dalam seluruh pelaksanaan hukum-hukum Allah SWT.
Dalam kaitannya dengan agaa hali tersebut harus di aplikasikan dalam kehidupan sehari-sehai agar kita mendapat ganjaran kebaikan dan didalamnya juga mengandung aspek-aspek pendidikan/tarbawi.












DAFTAR PUSTAKA
Al-maraghy, ahmad mustofa, 1985, tafsir al maraghi, semarang: Toha Putra
Ar-rifa’i, muhammad nasib, 2005, taisiru al-aliyyul Qadir li ikhtishari tafsir ibnu katsir,jilid
1, jakarta: GEMA INSANI
HAMKA. 1981. Tafsir Al-azhar. Jakarta.Yayasan Nurul Islam
       tahrir.or.id/2011/05/08/tunduk-dan-pasrah-kepada-allah-swt/




PROFIL

Nama                          : Listiyo abadi
TTL                             : Pemalang, 02 Oktober 1995
Alamat                                    : JL.Poncol rt 01. Rw 02. Kec. Ulujami Kab. Pemalang
Riwayat pendidikan    : SDN 01 KERTOSARI, MTs Wali songo Ulujami, SMA N1 ULUJAMI, IAIN Pekalongan.
Organisai Kampus      : “UKM SENI MUSIK EL FATA IAIN PEKALONGAN”










[1] http://tahrir.or.id/2011/05/08/tunduk-dan-pasrah-kepada-allah-swt/

[2] Ahmad mushthafa al-maraghy, tafsir al-maraghi (semarang toha putra, 1985), hlm. 377
[3] Ar-rifa’i muhammad nasib, taisiru al-aliyyul qadir li ikhtishari taafsir ibnu katsir, (jakarta, gema insani, 1999), hlm. 230
[4] Hamka, tafsir al-azhar juzu’ 1, (jakarta, yayasan nurul islam, 1981), hlm. 405

Tidak ada komentar:

Posting Komentar