Laman

Minggu, 20 November 2016

tt1 C 11b (METODE DAKWAH) “SURAH AN-NAHL, 16 AYAT 125”



METODE PENDIDIKAN “UMUM”
(METODE DAKWAH)
“SURAH AN-NAHL, 16  AYAT 125”

 Renika Ulfa Lestari (2021115263)
Kelas C

JURUSAN TARBIYAH/PAI
 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PEKALONGAN
2016



KATA PENGANTAR

            Segala Puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad Saw. Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi I yang telah memberikan tugas kepada penulis, orang tua yang senantiasa mendo’akan, serta rekan-rekan yang telah membantu.
            Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah yang berjudul “Metode Dakwah” ini masih banyak kekurangan sehingga penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca khususnya penulis.











Pekalongan, 2 November  2016


                                                                                    Renika Ulfa Lestari
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam adalah agama dakwah. Artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Dakwah Islam adalah tugas suci yang dibebankan kepada setiap Muslim dimana saja ia berada, sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasulullah Saw., kewajiban dakwah menyerukan, dan menyampaikan agama Islam kepada masyarakat.Dakwah merupakan aktivitas untuk mengajak manusia agar berbuat kebaikan dan menurut petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan melarang mereka dari perbuatan mungkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dakwah Islam, dakwah yang bertujuan untuk memancing dan mengharapkan potensi fitri manusia agar eksistensi mereka punya makna dihadapan Tuhan dan sejarah. Sekali lagiperlu ditegaskan disini bahwa tugas dakwah adalah tugas umat secara keseluruhan bukan hanya tugas  kelompok tertentu umat Islam.Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyyah, seorang da’i sebagai subjek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah, penyampaian dakwah dapat mengena sasaran, dan dakwah dapat diterima oleh mad’u (objek) dengan mudah karena penggunaan metode yang tepat sasaran.
Begitu juga dengan Metode Pendidikan Umum ada kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik dalam menyampaikan materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun materinya jika tanpa adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran atau tidak mencapai tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.


B.     Judul Makalah
Dalam Metode Pendidikan Umum saya akan membahas mengenai judul yang sesuai dengan perintah Bapak Muhammad Hufron, M.S.I yaitu “Metode Dakwah”.
C.    Nash Dan Arti QS. An-Nahl, 16: 125
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl : 125)
D.    Arti Penting Ayat Dikaji
Ayat ini perlu dikaji karena Allah SWT memerintahkan manusia untuk selalu dijalan Allah dengan mengambil hikmah pelajaran yang baik dan membantah mereka yang tidak berada dijalan Allah dengan cara yang baik artinya dengan lemah lembut dan tidak dengan kekerasan. Karena sesungguhnya Allah yang Maha mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk dari-Nya.






BAB II
PEMBAHASAN
·         Teori

·         Metode Pendidikan Umum ada kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik dalam menyampaikan materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun materinya jika tanpa adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran atau tidak mencapai tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.

·         Pengertian Metode Dakwah
Secara etimologi, metode berasal dari bahasa Yunani “metodos” yang artinya cara atau jalan. Metode berarti cara yang telah diatur dan melalui proses pemikiran untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan arti dakwah menurut beberapa pandangan beberapa pakar atau ilmuwan sebagaimana dikutip dari buku “Pengantar Ilmu Dakwah” sebagai berikut:
1.      Pendapat Bakhial Khauli, dakwah adalah satu proses menghidupkan peraturan-peraturan Islam demgan maksud memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain.
2.      Pendapat Syaikh Ali Mahfudz, dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyuruh mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Al-Ghazali bahwa amar ma’ruf nahi mungkar adalah inti gerakan dakwah dan penggerak dalam dinamika masyarakat Islam.
Jadi, metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.[1]
·         Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Dakwah
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits :
a.       Firman Allah Swt :
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang lebih mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
b.      Sabda Nabi :
Artinya: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya (kekuasaannya), apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya (nasehatnya), apabila ia tidak mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
            Dari firman Allah dan hadits Rasul tersebut, jelaslah bahwa prinsip-prinsip dakwah Islam tidaklah mewujudkan kekakuan, akan tetapi menunjukkan fleksibelitas yang tinggi. Ajakan dakwah tidak mengharuskan cepatnya keberhasilan dengan satu metode saja, melainkan dapat menggunankan bermacam-macam cara yang sesuai dengan kondisi dan situasi mad’u sebagai objek dakwah. Dalam hal ini kemampuan masing-masing da’i sebagai subjek dakwah dalam menentukan penggunaan metode dakwah amat berpengaruh bagi keberhasilan suatu aktivitas dakwah.[2]
·         Strategi Dakwah
Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu :
1.      Strategi merupakan rencana tindakan (rangkain kegiatan dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.
2.      Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan tujuan yang jelas serta dapat diukur keberhasilannya.
(Wina Sanjaya, 2007: 124).[3]
·         Tafsir Dari Buku
·         Tafsir Al-Lubab

Nabi Muhammad Saw yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim As., sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk mengajak siapapun agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Nabi Ibrahim As itu. QS. An-Nahl Ayat 125 menyatakan: Serulah semua yang engkau sanggup seru agar menuju ke jalan yang ditunjukkan Tuhan, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah siapapun yang menolak atau meragukan ajaran Islam dengan cara yang tebaik. Lebih jauh ayat ini mengingatkan agar tidak menghiraukan cemoohan atau tuduhan-tuduhan tidak berdasar kaum musyrik, dan hendaknya menyerahkan segala urusan kepada Allah karena Allah yang selalu membimbing dan berbuat baik. Dialah yang lebih mengetahui dari siapapun yang bejat jiwanya sehingga tersesat dari jalan-Nya dan Dia juga lebih mengetahui orang-orang yang sehat jiwanya sehingga mendapat petunjuk.[4]

·         Tafsir Al-Qurthubi
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
ادْعُ(Serulah) manusia, haiMuhammad- رَبِّكَسَبِيلِإِلِى(kepada jalan Tuhanmu) yakni agama-Nya- بِالْحِكْمَةِ(dengan hikmah) dengan Al-Qur’an- الْحَسَنَةِوَالْمَوْعِظَةِ(dan pelajaran yang baik) pelajaran yang baik atas nasehat yang lembut- وَجَادِلْهُم(dan bantahlah mereka dengan cara) bantahan- أَحْسَنُهِيَ(yang baik) seperti menyeru mereka untukmenyembah Allah dengan menampilkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan-Nya atau dengan hujjah-hujjah yang jelas.- أَعْلَمُهُوَرَبَّكَإِنَّ(Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah Yang lebih mengetahui) Maha Mengetahui-                            بِالْمُهْتَدِينَأَعْلَمُوَهُوَسَبِيلِهِعَنضَلَّبِمَن(tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk) maka Dia membalas mereka, ayat ini diturunkan sebelum diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir. Dan diturunkan ketika Hamzah gugur dalam keadaan tercincang, ketika Nabi SAW. melihat keadaan jenazahnya, beliau SAW. bersumpah melalui sabdanya: “Sungguh aku bersumpah akan membalas tujuh puluh orang dari mereka sebagai penggantimu”.[5]

·         Tafsir Jalalain
ٱدۡعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلۡحِكۡمَةِ وَٱلۡمَوۡعِظَةِٱلۡحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلۡهُم بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعۡلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِٱلۡمُهۡتَدِينَ ١٢٥
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang lebih mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
Nabi Muhammad SAW yang diperintahkan untuk mengikuti Nabi Ibrahim As. Sebagaimana terbaca pada ayat yang lalu, kini diperintahkan lagi untuk mengejak siapa saja agar mengikuti pula prinsip-prinsip ajaran Bapak para Nabi dan pengumandang Tauhid itu. Ayat ini menyatakan:”wahai Nabi Muhammad, serulah, yakni lanjutkan usahamu untuk menyeru semua yang engkau sanggup seru kepada jalan yang ditunjukkan Tuhanmu, yakni ajaran Islam dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantalah mereka, yakni siapapun yang menolak atau meragukan ajaran Islam dengan cara yang terbaik.

·         Aplikasi Dalam Kehidupan
Dari Q.S An-Nahl ayat 125, pengaplikasian dalam kehidupan yang dapat kita terapkan adalah sebagai berikut:
1.      Kita harus selalu berusaha menemukan kebenaran sejati, untuk mengajak dan mendidik manusia salah satunya dengan metode dakwah.
2.      Kita seharusnya selalu bersabar dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, seperti kita memiliki ilmu hendaknya kita wajib menyampaikan ilmu yang kita pelajari kepada orang lain agar ilmu kita bermanfaat dan kita juga akan mendapatkan pahala yang mengalir walaupun kita sudah meninggal.
3.      Banyak berhusnudzhon kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kita berserah diri, berbuat baik terhadap sesama dengan mengajak pada hal-hal kebaikan.

·         Aspek Tarbawi (Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari QS. An-Nahl:125)

1.      Berdakwah hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang terbaik dan disesuaikan dengan sasaran yang dihadapi: Ilmuwan dengan argumentasi ilmiah, orang kebanyakan dengan sentuhan halus, dan non-muslim menggunakan diskusi dengan cara bukan saja yang baik tetapi yang terbaik.
2.      Membalas kejahatan/kesalahan tidak boleh melampaui batas kejahatan yang dilakukan, tetapi harus seimbang. Namun, memberi maaf buat yang bersalah dalam urusan pribadi lebih baik disisi Allah dan banyak ganjarannya.
3.      Allah selalu bersama dan mendukung siapa yang bersabar dan berbuat baik.[6]
















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan

Metode dakwah adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan secara efektif dan efisien.
·         Prinsip-prinsip Penggunaan Metode Dakwah
Pedoman dasar atau prinsip penggunaan metode dakwah Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits :
c.       Firman Allah Swt :
هِيَبِالَّتِيوَجَادِلْهُم .الْحَسَنَةِوَالْمَوْعِظَةِبِالْحِكْمَةِرَبِّكَسَبِيلِإِلِىادْعُ
بِالْمُهْتَدِينَأَعْلَمُوَهُوَ. سَبِيلِهِعَنضَلَّبِمَنأَعْلَمُهُوَرَبَّكَإِنَّ . أَحْسَنُ
﴿١٢٥﴾
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang lebih mengetahui tentang siapa yang terssesat dari jalan-Nya dan Dialah Yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl (16): 125)
Metode Pendidikan Umum ada kaitannya dengan Metode Dakwah Islam. Seorang pendidik dalam menyampaikan materi perlu mempersiapkan metode karena sebaik apapun materinya jika tanpa adanya metode dalam menyampaikannya tidak mengena sasaran atau tidak mencapai tujuan yaitu membuat peserta didik menjadi paham.

·         Aplikasi Dalam Kehidupan
Dari Q.S An-Nahl ayat 125, pengaplikasian dalam kehidupan yang dapat kita terapkan adalah sebagai berikut:
1.      Kita harus selalu berusaha menemukan kebenaran sejati, untuk mengajak dan mendidik manusia salah satunya dengan metode dakwah.
2.      Kita seharusnya selalu bersabar dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, seperti kita memiliki ilmu hendaknya kita wajib menyampaikan ilmu yang kita pelajari kepada orang lain agar ilmu kita bermanfaat dan kita juga akan mendapatkan pahala yang mengalir walaupun kita sudah meninggal.
3.      Banyak berhusnudzhon kepada Allah SWT bahwa sesungguhnya hanya kepada-Nya lah kita berserah diri, berbuat baik terhadap sesama dengan mengajak pada hal-hal kebaikan.

·         Aspek Tarbawi (Pelajaran Yang Dapat Dipetik Dari QS. An-Nahl:125)

1.      Berdakwah hendaknya dilakukan dengan cara-cara yang terbaik dan disesuaikan dengan sasaran yang dihadapi.
2.      Membalas kejahatan/kesalahan tidak boleh melampaui batas kejahatan yang dilakukan, tetapi harus seimbang. Namun, memberi maaf buat yang bersalah dalam urusan pribadi lebih baik disisi Allah dan banyak ganjarannya.
3.      Allah selalu bersama dan mendukung siapa yang bersabar dan berbuat baik.











DAFTAR PUSTAKA

Ø  Amin, Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Ø  Aziz, Ali Mohammad. 2004. Ilmu Dakwah Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ø  Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Ø  Shihab, M Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati.
Ø  Shihab, M Quraish. Al-Lubab. 2012. Tangerang: Lentera Hati.
Ø  Al-Mahalli, Imam Jalaluddin. Dkk. Terjemahan Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Jilid 1. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Ø  Ar-Rifa’i, Muhammad Nasib. 1999. Kemudahan Dari Allah Ringkasan Ibnu Katsir. Depok: Gema Insani.
Ø  Khasanah, Siti Uswatun. 2007. Berdakwah Dengan Jalan Debat. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press.
Ø  Al-Qurthubi, Syaikh Imam. 2008.  Al Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an. Jakarta:Pustaka Azzam.













PROFIL PENULIS

Nama               : Renika Ulfa Lestari
TTL                 : Pemalang, 22 Januari 1998
Jenis Kelamin  : Perempuan
Alamat                        : Ds. Bumirejo Rt/Rw 002/002
                          Kec. Ulujami Kab. Pemalang
Status              : Mahasiswa
Hubungan       : Lajang
Hobby             : Tarik Suara
Motto              : Yang Penting Yakin Dan Percaya
Pendidikan      :
1.      SD Negeri 02 Bumirejo                                              (2003-2009)
2.      SMP Negeri 5 Ulujami                                                (2009-2012)
3.      SMK Negeri 1 Ampelgading                                      (2012-2015)
4.      S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN Pekalongan     (2015-Sekarang)


[1]               Wahidin Saputra, Pengantar Ilmu Dakwah (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), hlm. 242-243
[2]               Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 96-97
[3]               Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004), hlm. 349-350
[4]           M. Quraish Shihab, Al-Lubab (Tangerang: Lentera Hati, 2012), hlm. 205-206
[5]               SyaikhAl-Qurthubi, Al Jami’ Li Ahkaam Al-Qur’an (Jakarta: Pustaka Azzam, 2008), hlm. 1052
[6]           M. Quraish Shihab, op.cit., hlm. 207

1 komentar:

  1. Alhamdulillah, punya mba Renika Ulfa Lestari juga sudah di posting di blog nya Bapak Dosen Muhammad Hufron, M.S.I. selamat membaca ��

    BalasHapus