Laman

Senin, 20 Februari 2017

SPI c2 Peradaban Islam Masa Khulafaur Rasyidin

Peradaban Islam Masa Khulafaur rasyidin


1.Muhamad Aziz                         20141160
 2. Eva himatus sofia                    2014116030
 3. Ubaidillah                                2014116031


JURUSAN EKONOMI ISLAM DAN SYARI’AH
PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang berjudul’’Peradaban islam masa khulafaur rasyidin’’
Dalam penyelesaian makalah ini kami tim penulis banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak,untuk itu melalui kata pengantar ini kami mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Dan tidak pula kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Sejarah peradaban islam.
Sebagai bantuan dan dorongan  serta bimbingan yang telah diberikan dari berbagai pihak kepada kami dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami tim penulis makalah ini dan semua pembaca pada umumnya.







Pekalongan, Februari 2017


penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Halaman Daftar Isi........................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan
A.    Latar Belakang............................................................................... 1
B.    Rumusan Masalah.......................................................................... 1
C.    Tujuan Penulisan............................................................................ 2
BAB II Landasan Teori
A.    Peradaban islam masa Abu Bakar................................................. 3
B.    Peradaban islam masa Umar Bin Khatab...................................... 5
C.    Peradaban islam masa Usman Bin Affan...................................... 6
D.    Peradaban islam masa Ali Bin Abi Thalib
BAB III  Penutup
A.      Simpulan ...................................................................................... 10    
B.      Saran ............................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA










BAB I
PENDAHUUAN

1.     Latar Belakang
Berita tentang wafatnya Rasululullah SAW cukup mengagetkan para sahabat.
Bahkan seolah-olah para sahabat belum memiliki kesiapan untuk ditinggalkan Rasulullah. Hal ini terlihat betapa mendalamnya kesedihan yang dirasakan oleh para sahabat waktu itu. Selain  itu juga tampak pada betapa sulitnya mencari pengganti Rasulullah untuk memimpin masyarakat Madinah yang sudah mulai tertata dan berperadaban. Sampai akhirnya keputusan jatuh ke tangan Abu Bakar Ahshiddiq dan mayoritas umat Islam berbai’at kepadanya.
            Abu Bakar memiliki nama lengkap Abdullah bin Utsman bin Amir bin Umar bin Ka’ab bin Tiim bin Mairah at-Tamimi. Abu bakar kecil bernama Abdul ka’bah, dan gelar Abu Bakar diberikan oleh Rasulullah karena ia orang yang paling cepat masuk islam. Gelar As-Sidiq yang berarti “amat membenarkan”.
            Abu Bakar lebih muda dua atau tiga tahun dari Nabi Muhammad SAW, Dia dilahirkan pada tahun kedua atau ketiga dari tahun gajah.

2.     Rumusan Masalah
a.      Peradaban islam masa Abu Bakar
b.     Peradaban islam masa Umar Bin Khatab
c.      Peradaban islam masa Usman Bin Affan
d.     Peradaban islam masa Ali Bin Abi Thalib

3.     Tujuan Penulisan
a.      Untuk mengetahui masa khalifah Abu Bakar
b.     Untuk mengetahui masa khalifah Umar Bin Khatab
c.      Untuk mengetahui masa khalifah Usman Bin Affan
d.     Untuk mengetahui masa khalifah Ali Bin Abi Thalib








BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masa Abu Bakar Khalifah Umat Islam
Sebelum Rasulullah meninggal dunia, konon Rasulullah tidak berwasiat siapa yang akan menjadi penggantinya. Hal ini kemudian terjadi kesibukan tersendiri bagi umat islam untuk mencari pengganti yang tepat setelah Rasulullah. Realitasnya waktu itu terdapat dua kelompok besar yang saling bersaing lewat pemilihan tersebut. Yakni kelompok Anshor dan Muhajirin di Saqifah Bani Saidah. Kelompok Muhajirin (Abu Bakar) pada awalnya mengajukan Umar bin Khatab dan golongan Anshor mengajukan Sa’d bin Ubadah. Akhirnya lewat perdebatan yang panjang terpilihlah Abu Bakar sebagai Khalifah. Faktor yang mendukung terpilihnya Abu Bakar sebagai khalifah antara lain:
a.      Dia adalah orang yang menggantikan Rasulullah sebagai imam shalat ketika Rasul sakit
b.     Dia adalah orang yang menemani Rasulullah saat hijrah
c.      Dia adalah sahabat senior yang awal memeluk islam
Maka sejak saat itu Abu Bakar sebagai khalifat al-rasulillah yang berarti penggantian Rasulullah. Pada Saat Abu Bakar sebagai kepala negara , ia mendapatkan tugas berat antara lain:
a.      Urusan dalam negri
Munculnya nabi nabi palsu, orang orang yang tidak mau membayar zakat, orang orang murtad.
b.     Urusan luar negri
Mewaspadai ancaman yang mungkin datang dari dua negara adi kuas, yaitu Bizantium dan Persia. Abu Bakar harus mempertahankan wilayah umat islam dari dari serbuan dan intervensi karena negara adi kuasa tersebut. [1]

Beberapa Kebijakan Penting di masa Abu Bakar
1.     Keagamaan
Kebijakan mengumpulkan Al-qur’an, yang semula merupakan usulan Umar bin Khattab.
Kebijakan melakukan penyelewengan terhadap ajaran Nabi Muhammad saw.[2] Upaya penyadaran ini terutama dilakukan terhadap kalangan yang mengingkari kewajiban zakat, murtad dan mengaku dirinya nabi.[3]


2.     Non Keagamaan
a.      Kebijakan bidang Ekonomi
Abu Bakar membuat semacam lembaga keuangan yang mempunyai berbagai sumber yaitu pengumpulan zakat, sadaqah dan infaq umat, bagian seperlima dari harta rampasan perang yang masuk ke kas negara. Pengalokasiannya adalah untuk membiayai peperangan, menggaji prajurit yang dikirim ke medan pertempuran dan kebutuhan kebutuhan sosialnya.[4]
b.     Kebijakan Politik
Bisa dilihat misalnya dari pidato Abu Bakar sejak proses pengangkatannya, mengandung prinsip prinsip nasionalisme. Abu Bakar juga mengembangkan prinsip prinsip demokrasi dalam pengambilan sebuah keputusan dengan membentuk semacam dewan perwakilan.Abu Bakar memimpin islam hanya dalam dua tahun.[5]

B.    Khalifah Umar bin Khattab
Pada saat Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan dikalangan umat islam. Kebijakan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara berramai ramai  membaiat Umar. Umar menyebut dirinya khalifah Khalifati Rasulillah, artinya pengganti dari pengganti Rasulullah.
Bila dilihat dalam catatan sejarah keluarga Umar bin khatab mempunyai  hubungan kekerabatan dengan nabi muhamad saw, yaitu pada kakek buyut ke tujuh hubungan itu terjalin. Ia termasuk suku Quraisy berasal dari Banu Adi. Lahir di Mekkah sebelum perang fajar 13 tahun setelah kelahiran nabi,[6] atau pada tahun 40 sebelum Nabi hijrah.[7]

 Kebijakan Masa Umar bin khatab

-Upaya konsolidasi. Umar bin khattab mencoba melakukan perubahan kebijakan Abu Bakar terhadap para mantan pemberontak dalam peperangan Riddah.
- Upaya untuk mengakomodasi potensi dan Bakat administratur pemerintahan.



Perluasan Wilayah Pada Masa Ummar Bin Khattab

Diawali dengan penaklukan kota Damaskus di Suriah pada tahun 635 M atau 13 H, dibawah pimpinan panglima Abu Ubaidah bin Jarah.
Beberapa penyebab kesuksesan perluasan wilayah Islam, antara lain:
1.     Islam mengandung ajaran ajaran yang tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan tuhan, tetapi hubungan manusia dengan sesamanya.
2.     Di dalam berperang, umat islam bertempur dengan keyakinan kuat untuk menyebarkan agama islam ke seluruh pelosok wilayah dengan jaminan surge bagi yang mati syahid , semboyan nya hanya menang atau mati.
3.     Tentara islam tidak memaksakan rakyat untuk merubah agama mereka kemudian mengharuskan masuk islam.[8]
4.     Pada waktu itu imperium Persia dan Bizantium memasukinfase kelemahannya.
5.     Beban tanggungan pajak sangat tinggi[9]
-        Kemajuan dibidang tata administrasi pemerintahan, menerbitkan peraturan peraturan baru. Umar bun khattab membagi wilayah pemerintahan menjadi 8 provinsi, Mekkah, Madinah, Suriah, Jazirah, Basrah, Kufah, Mesir, dan Palestina. Pada masanya pula diterbitkan gaji, diaturnya administrasi pajak tanah, didirikan pengadilan pengadilan, dan ia juga memisahkan bidang yudikatif dan eksekutif.
-        Sebelum ia meninggal dunia ia mendirikan Majelis Permusyawaratan yang beranggotakan sahabat sahabat dari golongan Muhajirin dan Anshor.[10]
-        Dibangunnya lembaga baitul mal, menempa mata uang, mengadakan hisbah, yaitu pengontrolan terhadap pasar, timbangan dan takaran, juga pengaturan administrative lain berupa pengaturan perjalanan pos dan menetapkan tahun hijriyah, penjagaan terhadap tata tertib dan susila, dan pengawasan terhadap kebersihan jalan.[11]

Setelah Umar bin Khatab memerintah selama 10 tahun (13-23H/634-644 M) kemudian meninggal dunia. Umar bin Khatab dibunuh oleh seorang budak dari Persia yang bernama Abu Lu’lu’ah. Dan untuk menentukan siapa yang kelak menggantikan dirinya itu Umar berbeda jalan dengan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Umar bin Khatab menunjuk 6 sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih. Keenam orang tersebut adalah Usman bin Affan, Ali bin Abi thalib, Thalhah, Zubair, Sa’d bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin Auf.[12]

C.    MASA UTSMAN BIN AFFAN (23-35 H/644-656 M)
            Utsman bi Affan bin Abu Al ‘Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu Manaf bin Qushay Al Amawi Al Qurasyi lahir pada tahun kelima dari kelahiran Rasulullah s.a.w. Dikatakan, bahwa ia dilahirkan enam tahun sesudah tahun gajah. Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdu Syams. Sedangkan nenek dari ibunya bernama Al Baidha’ binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah s.a.w., yakni saudari kembaran Abdullah, ayah Rasulullah s.a.w.
            Utsman terkenal sebagai seorang yang pandai menjaga kehormatan diri (‘iffah), pemalu, dan budiman. Utsman masuk Islam melalui Abu Bakar dan ia dinikahkan oleh Rasulullah s.a.w. dengan putrinya yang bernama Ruqayah bin Rasulullah. Ketika kaum musyrikin Quraisy menganiaya kaum Muslimin, tercatat Utsman termasuk kelompok pertama yang hijrah bersama isterinya ke Habsyi. Pada waktu kaum Muhajirin mengetahui bahwa kaum Quraisy bersikap lunak kepada Rasulullah maka Utsman kembali ke Makkah dan ikut hijrah bersama beliau ke Madinah.
            Setelah Rasulullah s.a.w.  berpulang ke hadirat Allah s.w.t. maka Utsman oleh Abu Bakar diangkat sebagai orang kepercayaan dan sekertarisnya yang selalu diajak musyawarah dalam berbagai urusan penting. Sesudah Umar wafat, pada umumnya berbagai keputusan selalu berada ditangan Utsman.
            Pendek kata, tentang siapa dan bagaimana posisi Utsman dapat kita simak dalam pernyataan dirinya dalam kalimat sebagai berikut : Sesungguhnya Allah telah mengutus Muhammad sebagai seorang nabi dengan benar. Aku adalah diantara orang-orang yang menyambut seruan Allah dan Rasul-Nya. Aku telah beriman dengan misi yang diemban beliau, kemudian aku telah berhijrah sebanyak dua kali. Aku juga telah menjadi sahabat Rasulullah s.a.w. dan aku telah memperoleh anugerah sebagai menantu Rasulullah, sebagaimana aku pun telah membai’at beliau. Demi Allah! Aku tidak pernah berbuat mendurhaka dan menipu beliau sampai beliau berpulang ke hadirat Allah Ta’ala. Kemudian Abu Bakar dan Umar pun sama seperti aku.[13]
            Hubungan kekerabatan Usman dengan nabi Muhammad Saw selain ia adalah sahabat rasul, ia juga menantu Rasulullah Saw, Ia adalah suami dari Ruqayah binti Muhammad dan Ummi kultsum binti Muhammad setelah Ruqayah meninggal. Ia telah menikahi dua putri nabi dan ia dijuluki Dzun Nurain yang berarti memiliki dua cahaya.[14]
            Kepribadian Ustman itu sangat baik, taat beribadah, sangat pemalu dan terkenal sangat jujur, lunak, pemaaf, murah hati, terlalu percaya dan mudah tergetar hatinya melihat kesulitan orang lain, kepekaan sosialnya tinggi.[15] Kepribadian Utsman ini kurang menguntungkan untuk kepentingan politik, karna dapat dimanfaatkan oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan dirinya.[16]
            Usman bin affan menjadi khalifah diusia 70 tahun dan pemerintahannya berlangsung selama 12 tahun, dibagi menjadi 6 tahun periode pertama dan 6 tahun periode kedua.  Karna situasi yang berubah cepat, Usman bin Affan mulai merubah kebijakan kebijakan sebagai awal kemerosotan pemerintahan Usman. Ketidakpuasan muncul pada kalangan kelompok kelompok muslim salah satunya bahwa Usman telah mengangkat dan mendudukan anggota anggota bani Umayah pada jabatan jabatan tinggi dan bergelimang harta.
Keberhasilan Usman bin Affan
-        Perluasan wilayah sebagaimana telah dilakukan pendahulunya, imperium islam meluas ke Asia Afrika.[17]
-        Pembukuan Mushaf Al-Quran yang kemudian terkenal dengan Mushaf Usmani.
-        Perluasan Masjid Nabawi dan Masjid al-Haram.
-        Membangun perekonomian, angkatan laut dan pengaturan administrasi Negara.[18]

D.    Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib

Sepeninggal Usman bin Affan, masyarakat berramai ramai membai’at Ali bin Abi Thalib. Ali memerintah selama 4 tahun. Setelah Ali bin Abi Thalib diangkat menjadi khalifah, ia memecat para gubernur yang yang diangkat oleh Usman. Dia yakin pemberontakan pemberontakan terjadi karna keteledoran mereka. Ali bin abi thalib kembali menerapkan sistem distribusi pajak tahunan diantara orang orang islam seperti pada masa Umar.[19]
            Ali bin Abi Thalib adalah kerabat dekat Rasulullah. Ia lahir sekitar tiga puluh tahun setelah kelahiran nabi. Ali bin Abi thalib adalah orang pertama masuk islam dari golongan anak anak. Ketika nabi menerima wahyu pertama, Ali bin Abi Thalib masih berusia 8 tahun. Ali bin Abi Thalib diangkat melalui majlis al-Syura yang dibentuk Umar, ia dipilih dalam keadaan kacau dan tidak melibatkan sahabat senior. Pengangkatan Ali masih menyisakan masalah, diantaranya yaitu:
-        Pemilihan diikuti oleh kaum pembangkang pemberontakan Usman sehingga menimbulkan kekacauan.
-        Sikap netral para sahabat besar dalam hal membai’at Ali Bin Abi Thalib.
-        Penuntutan bela atas pembunuhan Usman yang dilakukan oleh Thalhah, Zubair, dan Aisyah disatu pihak dan Mu’awiyah dilain pihak.[20]

Beberapa Kebijakan masa Ali Bin Abi Thalib
a.      Penundaan pengusutan pembunuhan Usman
b.     Mengganti pejabat dan penataan Administrasi
c.      Munculnya gerakan Oposisi
1.     Gerakan Thalhah, Zubeir, dan Aisyah
Yang dilator belakangi penundaan pengusutan hukuman pembunuhan Usman.
2.     Pemberontakan Mu’awiyah bin Abu Sufyan
Pemberontakan dilakukan dengan alasan yang sama dengan Thalhah, Zubeir, dan Aisyah.[21]
3.     Pemberontakan orang orang khawarij
Peristiwa peperangan Paukan Ali dengan pasukan khawarij terjadi di Nahrawan tahun 658 M , dan dimenangkan pasukan Ali dengan terbunuhnya pimpinan pasukan Khawarij,Abdullah bin Wahab al-Rasibi. Yang kemudian menimbulkan dendam para pasukan khawarij untuk membunuh Ali. Terbunuhlah Ali ketika sedang shalat subuh di Masjid Kufah oleh Ibnu Muljam pada tanggal 14 Ramadhan tahun 40 H/661 M. Setelah 4 tahun menjadi khalifah, Maka berakhir pulalah masa masa khulafaur rasyidin.[22]










BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Diantara karakteristik masa-masa khulaf Rasyidin ini adalah mereka terpilih melalui proses yang demokratis, proses musyawarah. Pasca periode ini pemerintahan Islam berbentuk kerajaan, sebagaimana yang terjadi di tempat yang lain, kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Di masa Khulafaur rasyidin, khalifah tidak bertindak sendiri saat ada kesulitan, mereka sering bermusyawarah dengan pembesar pembesar yang lain untuk menyelesaikan banyak persoalan.

B.    Saran

Dalam makalah ini tentunya ada banyak sekali koreksi dari para pembaca, karena kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca yang dengan itu semua kami harapkan makalah ini akan menjadi lebih baik lagi.

















DAFTAR PUSTAKA



Fu’adi, Imam, Prof. Dr. M.Ag. Sejarah Peradaban Islam. Depok Sleman Yogyakarta: Teras. 2011

Hasan, Hasan Ibrahim, Dr. Sejarah Kebudayaan islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2001

































[1] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.22.
[2] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.26-27.
[3] Depag.RI., Ensiklopedia Islam., hlm.39.
[4] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.28.
[5] Nurcholish Madjid, Agama dan Negara dalam Islam dalam Kontektualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah (Jakarta : Paramadina, 1994), hlm.592.
[6] Hasan Ibrahim Hasan, Tarikh al-Islam, hlm.171.
[7] Syibi Nu’mani, Umar Yang Agung:Sejarah dan Analisa Kepemimpinan Khalifah II (Bandung: Pustaka, 1981), hlm.29.
[8] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.39.
[9] Ibid., hlm.70.
[10] Syibi Nu’mani, Umar Yang, hlm.264-311.
[11] A.Syalaby, Sejarah dan., hlm.263.
[12] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.43.
[13] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hlm.482-483.
[14] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.44.
[15] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.45.
[16] G.E. Von Gruenebaum, Classical, Translated by Natherina Watson (Chicago: Aldine Publishing Company, 1970) hlm.58.
[17] Maulana Muhammad Ali, Early Caliphate, hlm.204-205.
[18] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.53-54.
[19] Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, hlm.62.
[20] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm.40.
[21] Imam Fu’adi, Sejarah Peradaban Islam, hlm.60-66.
[22] Depag.R.I., Ensiklopedi Islam., hlm.114.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar