Laman

Senin, 20 Februari 2017

TT2 B2c “Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah” (QS. AR-RUM: 21)

VISI MISI MANUSIA
“Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah” (QS. AR-RUM: 21)

                                   
NAILA ZULFA (2021115002)
Kelas: B

Prodi : PAI
 JURUSAN TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul “Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya, keluarganya, dan sekalian umatnya hingga akhir zaman.
Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron, M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah Tafsir Tarbawi II yang telah memberikan tugas ini serta membantu memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan makalah ini.Dalam penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak kekurangannya. Oleh sebab itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran demi kesempurnaan. Semoga makalah ini bermanfaat. Aamiin.





Pekalongan, 09 Februari 2017
Penyusun


NAILA ZULFA (2021115002)




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
“Visi Misi Manusia”
B.    Judul
“Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah”
C.    Nash dan Artinya
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَق لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Artinya : “Dan di antara ayat-ayat-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu mawadah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir” [Ar-Rum 21].
D.    Arti Penting untuk Dikaji
Ayat di atas penting untuk di kaji karena untuk meningkatan mutu kehidupan dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain dengan pendidikan yang baik dan berkualitas dan penanaman nilai moral ke dalam sikap dan prilaku individu. Dimana semua itu dapat dicapai dari sebuah keluarga. Keluarga merupakan awal dari sebuah kehidupan. Dalam agamapun islam mengajarkan untuk membentuk keluarga. Islam mengajak manusia untuk hidup dalam naungan keluarga, karena keluarga seperti gambaran kecil dalam kehidupan stabil yang menjadi pemenuhan keinginan manusia tanpa menghilangkan kebutuhannya. Dalam mewujudkan keluarga pun di capai dengan melakukan apa yang di sebut dengan pernikahan atau perkawinan.
Untuk mencapai suatu keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah seperti diharapkan Nabi dan rasul mungkin tidaklah mudah tetapi jika ada kemauan untuk memperbaikinya bisa di mulai dari sekarang. Karena bagi Allah swt tidak ada kata terlambat untuk berubah ke arah yang benar. Suatu keluarga yang baik di mulai dari perkawinan atau pernikahan yang  baik pula. Pada dasarnya pernikahan merupakan salah satu cara seseorang untuk mengindari perbuatan zina.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori dari Buku
Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan atau menyediakan terselenggaranya fungsi-funsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para anggotanya yang berada dalam suatu jaringan. Keluarga terdiri dari nenek, kakek, ayah, ibu, suami, istri anak-anak dan anggota keluarga lainnya.[1]
Keluarga sakinah dapat diartikan dengan keluarga sejahtera. Hal ini diperoleh dari Al-Qur’an surat ayat 21 yang menyebut tujuan perkawinan dalam aspek, yaitu ketenangan hidup yang dapat menumbuhkan ikatan rasa mawaddah dan rahmah(cinta dan kasih sayang) diantara para anggota keluarga.[2]
Sedangkan mawaddah adalah potensi cinta yang tulus, yang menjadikan seseorang tidak rela pasangan atau mitra yang tertuang kepadanya mawaddah, disentuh oleh sesuatu yang mengeruhkannya. Potensi tersebut harus diasah dan diasuh oleh masing-masing. Allah swt, menciptakan potensi itu sehingga menjadikan seseorang serta merta setelah perkawinan menyatu badan dan hati dengan pasangannya.[3]
Wa rahmah tidaklah jauh dari kata sakinah dan mawaddah. Sebab ketiga kata ini memiliki sebuah hubungan yang saling berkaitan. Wa rahmah dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "dan kasih sayang".
Kata wa rahmah sendiri juga ada pada Al-Qur'an surah 30:21 (Ar-Rum), yang mana pada ayat ini tertulis "Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang".
Dalam menjalin hubungan keluarga, rasa kasih sayang merupakan inti dari banyak faktor yang harus ada, dengan adanya rasa kasih sayang, keluarga tersebut bisa menjadi lebih harmonis dan memperoleh sebuah kebahagiaan yang mana kebahagiaan itu akan menjadi benteng yang dapat memperkuat hubungan agar ketika setiap kali ada rintangan atau hambatan menerjang, rintangan atau hambatan itu dapat dengan baik dan mudah terselesaikan, tepatnya tanpa menimbulkan sebuah perselisihan yang dapat berakibat fatal.[4]
B.    Tafsir dari Buku
1.     Tafsir Ibnu Katsir
Allah swt, berfirman, bahwa diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya dan kesempurnaan segala takdir-Nya adalah bahwasanya Dia telah menciptakan Adam dari tanah,  kemudian berturun-temurunlah dari Adam dan Hawa umat manusia berkembang biak, menjadi kelompok-kelompok bangsa, yang terbesar diseluruh penjuru dunia, ada yang berkulit putih, yang berkulit hitam, yang berkulit kuning dan berkulit merah. Dan sebagai tanda kesempurnaan hikmah-Nya, Allah menciptakan manusia terdiri atas dua jenis laki dan perempuan agar saling mengisi kebutuhan hidup didunia ini dan menjadikannya tentram dengan adanya rasa kasih sayang diantara keduanya. Maka sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Yang Maha Bijaksan, bagi orang-orang yang mau berfikir.[5]
2.     Tafsir Al Lubab
Ayat 21 menyebut kuasa Allah swt. menciptakan untuk lelaki pasangannya yang perempuan dan sebaliknya dari jenis mereka sendiri agar pasangan itu dapat hidup bersama dengan tenang, tentram, dan saling cenderung, dengan dijadikannya oleh Allah swt. bagi mereka berdua berpotensi mawaddah dan rahmat. Hal ini mestinya menjadi bukti kuasa Nya bagi mereka yang mau berfikir.[6]
3.     Tafsir Al-Asrar
Litaskunu, dari kata sakana yang artinya diam (tidak bergerak), reda, tenang, tentram, dan as-sakinahartinya ketenangan atau ath’ thuma’ninah. Mawaddah dari kata wadda artinya menyukai, mencintai, senang, menyayangi, (secara lahiriyah). Rahmah dari kata rahima artinya menaruh kasihan, menyayangi secara bathiniyah.[7]
4.     وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَق لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا(Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri) Siti Hawa tercipta dari tulang rusuk Nabi Adam, sedangkan manusia yang lainnya tercipta dari air mani laki-laki dan perempuan - لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا(supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya) supaya kalian merasa betah dengannya - وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ(dan jadikan-Nya diantara kamu sekalian) semuanya - مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ( rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu - لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ(benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir) yakni yang memikirkan tentang ciptaan Allah SWT.[8]
C.    Aplikasi Dalam Kehidupan
Dalam mewujudkan keluarga yang sakinah mawaddah dan rahmah keluarga itu harus hidup bertaqwa kepada Allah, sehingga berkesanggupan menjadi anutan orang-orang muttaqien. Dalam hal ini orang tua sangat menentukan keberhasilan. Upayakan pendidikan anak yang menjadikan anak tersebut menjadi shalih dan shalihah yang mengamalkan ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasul yang meliputi ibadah, akhlak, serta hubungannya dalam masyarakat. Dengan hal demikian maka akan terwujud generasi anak yang shalih dan shalihah yang berawal dari keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.
D.    Aspek Tarbawi
1.     Antara suami istri terjalin hubungan saling menghargai satu sama lain, saling menghormati, dan saling menanamkan rasa persatuan.
2.     Bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah keluarga.
3.     Suami dan istri harus bertanggung jawab saat dianugerahi keturunan.
4.     Mendidik anak dengan baik supaya menjadi anak yang shalih dan shalihah.
5.     Menanamkan pendidikan agama yang baik terhadap anak yang akan menumbuhkan rasa kebanggaan dan kemantapan anak dalam sebuah keluarga.











BAB III
PENUTUP

Simpulan
Kata sakinah di dalamnya terkandung arti tenang, terhormat, aman, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, mantap dan memperoleh pembelaan. Mawaddah  adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu kasih sayang pada lawan jenisnya (bisa dikatakan mawaddah ini adalah cinta yang didorong oleh kekuatan nafsu seseorang pada lawan jenisnya). Rahmah  adalah jenis cinta kasih sayang yang lembut, siap berkorban untuk menafkahi dan melayani dan siap melindungi kepada yang dicintai. Rahmah lebih condong pada sifat qolbiyah atau suasana batin yang terimplementasikan pada wujud kasih sayang, seperti cinta tulus, kasih sayang, rasa memiliki, membantu, menghargai, rasa rela berkorban, yang terpancar dari cahaya iman.
Demikianlah bentuk keluarga yang sempurna di dalam Islam, yang semua hal didasarkan pada bimbingan al-Qur’an dan as-Sunnah.










DAFTAR PUSTAKA
YusufKadar M. 2013.TAFSIR TARBAWI pesan-pesan Al-Qur’an tentang pendidik. Jakarta: AMZAH.
BasyirAhmad Azhar. 1999. Keluarga Sakinah Keluarga Surgawi.
Yogyakarta: Titian Illahi Press.
M. Quraish Sihab. 2013Al-Lubab. Tangerang: Lentera Hati.
BahreisySalim. 1990. Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid VI.
Surabaya: PT Bina Ilmu.
Asrori, Tafsir Al-Asrar, 2012. Yogyakarta: Daarut Tajdid.
Imam Jalaluddin Almahali, 2010. Tafsir Jalalain. Bandung: Sinar Baru Algensindo.






















PROFIL

Nama : Naila Zulfa
TTL : Pemalang, 30 september 1996
Alamat : Ds. Sidorejo RT 02/01 Kec. Comal Kab. Pemalang
No Hp : 082326690230
Riwayat Pendidikan :
·       SD N 01 Sidorejo Comal (Lulus th 2009)
·       Mts Ribatul Muta’allimin Pekalongan (Lulus th 2012)
·       MA Ribatul Muta’allimin Pekalongan ( Lulus th 2015)
·       IAIN Pekalongan (Sedang berlangsung)




[1]Kadar M. Yusuf,TAFSIR TARBAWI pesan-pesan Al-Qur’an tentang pendidik. (Jakarta: AMZAH. 2013). hlm 115
[2]Ahmad Azhar Basyir, dkk, Keluarga Sakinah Keluarga Surgawi. (Yogyakarta: Titian Illahi Press. 1999). hlm 11
[3]M. Quraish Shihab, Al-Lubab. (Tangerang: Lentera Hati. 2013). hlm 143
[5]Salim Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsier Jilid vi, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1990). hlm 232
[6]M. Quraish Shihab. Op. Cit. hlm 141
[7]Asrori, Tafsir Al-Asrar, (Yogyakarta: Daarut Tajdid, 2012). hlm 50
[8]Imam Jalaluddin Almahali, dkk, Tafsir Jalalain, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010). hlm 454

Tidak ada komentar:

Posting Komentar