Laman

Selasa, 14 Maret 2017

tt2 c5e Ada Usaha Nyata Untuk Merubah Nasib QS. Ar-Ra’d (13) : 11

“Prinsip Etos Kerja”
Ada Usaha Nyata Untuk Merubah Nasib QS. Ar-Ra’d (13) : 11

Putri Naza Amelya (2021115140)
Kelas C

FAKULTAS TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah saya yang berjudul “Prinsip Etos Kerja” dengan sub pembahasan “Ada usaha nyata untuk merubah nasib”. Tak lupa sholawat dan salam marilah kita limpah curahkan kepada guru besar kita yakni Nabi Muhammad SAW, tanpa adanya beliau mungkinkah kita terbebas dari zaman kebodohan. Makalah ini kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Tafsir Tarbawi II. Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada:
Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami, orangtua kami yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menuntut ilmu. Rekan rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang bersedia memberikan partisipasi dalam penyusunan makalah ini.
Manusia pasti memiliki kekuragan seperti halnya dalam pembuatan makalah ini pun kami banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

                                               
                                                  Penulis,
                                                         

  Putri Naza Amelya




DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB  I      PENDAHULUAN                                                                        .
A.     Latar Belakang ........................................................................................            4
B.     Tema.......................................................................................................           4
C.     Judul .......................................................................................................            4
D.     Nash Q.S Ar-Ra’d (13) ayat 11................................................................            4
E.      Arti Penting .............................................................................................            5

BAB II     PEMBAHASAN

A.     Teori ...................................................................................................................            6
1.      Pengertian etos kerja..................................................................................    6
2.      Pengertian ikhtiar............................................................................... .......    6
B.     Penjelasan Q.S Ar-Ra’d ayat 11 ...........................................................................            6-7
C.     Tafsir Q.S Ar-Ra’d ayat 11..................................................................................          7-8
D.     Aplikasi Q.S Ar-Ra’d ayat 11..............................................................................            9
E.      Aspek Tarbawi ...................................................................................................            9


BAB III    PENUTUP
A.  Kesimpulan  ............................................................................................          10
B.   Daftar pustaka.........................................................................................          11
C.   Profil pemakalah ....................................................................................          12







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Surat Ar-Ra'd adalah surat ke-13 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri atas 43 ayat dan termasuk golongan surat Makkiyah. Surah ini dinamakan Ar-Ra'd yang berarti Guruh (Petir).
            Dalam Q.S Ar-Ra’d ayat 11 menjelaskan bahwasanya  pada diri seorang manusia terdapat beberapa malaikat di hadapan serta di belakang dirinya yang selalu mengikuti secara bergiliran, mereka mengikuti orang tersebut atas perintah Allah,
sungguh Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu mengubah sesuatu yang berada pada diri mereka sendiri, apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tiada yang dapat meluputkan diri terhadap hal tersebut, bahwa tiada pelindung untuk kaum itu selain Dia.
            Ikhtiar atau usaha adalah suatu langkah atau perbuatan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya atau yang dicita-citakannya. Dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik. Allah swt telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya.        

B.     Tema
“Prinsip Etos Kerja”

C.    Judul
“Ada Usaha Nyata Untuk Merubah Nasib”

D.    Nash QS. Ar-Ra’d / (13) Ayat 11


لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

E.     Arti penting
Dalam Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 ini menjelaskan bahwasannya bagi tiap-tiap manusia ada beberapa malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah malaikat yang menjaga secara bergiliran itu disebut malaikat Hafazhah. Dan Tuhan tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak mebubah sebab-sebab kemunduran mereka.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Teori
      Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap kerja. Etos berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang artinya sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. [1]
      Usaha merupakan setiap aktivitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Jika diartikan secara khusus, istilah usaha dapat diartikan ke dalam banyak makna dan sangat bergantung dengan di mana istilah usaha ini digunakan. [2]
      Ikhtiar atau usaha adalah suatu langkah atau perbuatan manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya atau yang dicita-citakannya. Dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik. Allah swt telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya.          [3]

B.     Penjelasan Q.S  Ar-Ra’d ayat 11
Di dalam surat Q.S Ar-Ra’d Allah berfirman :

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ


Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”

Penjelasan dari ayat  11:
            Menjelaskan bahwasanya  pada diri seorang manusia terdapat beberapa malaikat di hadapan serta di belakang dirinya yang selalu mengikuti secara bergiliran, mereka mengikuti orang tersebut atas perintah Allah, sungguh Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu mengubah sesuatu yang berada pada diri mereka sendiri, apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tiada yang dapat meluputkan diri terhadap hal tersebut, bahwa tiada pelindung untuk kaum itu selain Dia.[4]

     
C.     Tafsir
a.      Tafsir Al-Mishbah
            Malaikat-malaikat atau makhluk yang selalu mengikutinya secara bergiliran, dihadapannya dan juga dibelakangnya, mereka yakni para malaikat itu menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum dari positif ke negatif atau sebaliknya dari negatif ke positifsehingga mereka merubah apa yang ada pada diri mereka, yakni sikap mental dan pikiran mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, tetapi ingat bahwa Dia tidak menghendakinya kecuali jika manusia mengubah sikapnya terlebih dahulu. Jika Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka ketika itu berlakulah ketentuan-Nya yang berdasar sunnatullah atau hukum-hukum kemasyarakatan yang ditetapkan-Nya. Bila itu terjadi, maka tak ada yang dapat menolaknya dan pastilaha sunatullah menimpanya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka yang jatuh atasnya ketentuan tersebut selain Dia. [5]

b.      Tafsir Al – Maraghi

Ø  Manusia di kelilingi empat malaikat:
            لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ
            Manusia mempunyai para malaikatyang bergantian mengawasinya di waktu malam dan siang hari, menjaganya dari bahaya, dan mengawasi keadaannya, sebagaimana para malaikat yang lain bergantian mengawasi perbuatannya, apakah baik atau buruk. Ada para malaikat di waktu malam dan ada para malaikat di waktu siang. Dua malaikat masing-masing berada di samping kanan dan kiri untuk mencatat perbuatannya. Malaikat yang berada di samping kanan memcatat perbuatan baik, sedangkan malaikat yang berada di samping kiri mencatat perbuatan buruk. Dua malaikat lain menjaga dan memeliharanya; satu dari belakang dan satu dari depan. Jadi dia di ampit oleh empat malaikat  di waktu siang, dan empat malaikat di waktu malam secara bergantian, dua malaikat penjaga dan dua malaikat pencatat amal.

Ø  Perkara pencatatan tidak mustahil bagi akal:
            يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ
            Para malaikat itu menjaga manusia dengan perintah, izin dan pemeliharaan Allah Ta’ala. Untuk menjaga segala perbuatan kita. Dia menjadikan para malaikat pencatat yang mulia meskipun kita tidak mengetahuinya apa pena dan tinta mereka? Bagaimana kitab mereka? Dimana tempat mereka? Dan apa hikmahnya? Padahal, Allah Ta’ala sendiri mengetahui segala perbuatan manusia, sehingga cukup bagi-Nya untuk memberikan pahala atau siksa atas perbuatan tersebut. Ibnu Abbas mengatakan, mereka adalah para malaikat yang mengawasi di waktu malam, mencatat perbuatan manusia dan menjaganya dari depan dan belakangnya. Penjagaan ini atas perintah dan izin Allah, karena tidak ada seorang pun di antara para malaikat dan makhluk lain yang dapat melindungi seseorang dari ketetapan Allah atasnya, kecuali dengan perintah dan izin-Nya. Maka jika datang takdir Allah para malaikat itu meninggalkannya .

Ø  Kezaliman: Pertanda rusaknya kemakmuran:
            إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
            Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah apa yang ada pada suatu kaum, berupa nikmat dan kesehatan, lalu mencabutnya dari mereka., sehingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri, seperti kezaliman sebagian mereka terhadao sebagian yang lai, dan kejahatan yang menggrogoti tatanan masyarakat serta menghancurkan umat, seperti bibit penyakit menghancurkan individu.

وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ
            Apabila Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum, seperti penyakit, kemiskinan, dan musibah lain yang disebabkan oleh ulah mereka sendiri, maka ada seorang pun yang dapat melindungi mereka daripadanya, tidak pula dapat menolak apa yang telah di takdirkan Allah bagi mereka.

            وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ
            Mereka tidak mempunyai selain Allah Ta’ala seseorang yang dapat menolong mereka, sehingga mendatangkan manfaat dan menolak kemudaratan dari mereka. Tuhan-tuhan yang mereka jadikan tidak dapat melakukan sedikit pun dari semua itu, tidak pula dapat menolah bahaya dari dirinya sendiri, lebih-lebih menolaknya dari yang lain.[6]

c.       Tafsir Al – Azhar
            Bahwasanya malaikat-malaikat sengaja disediakan oleh Allah untuk menjaga kita seluruh makhluk ini dengan bergiliran. Maka tersebutlah didalam beberapa hadits bahwasanya makhluk itu dijaga terus oleh malaikat, ada yang bernama malaikat Roqib dan ‘Atid, menjaga caranya manusia beramal. Raqib menulis amalan yang baik, ‘Atid mencatat amalan yang jahat. Dan tersebut juga di dalam hadits bahwasanya ada malaikat yang menjaga semata-mata malam hari, datangnya bergiliran pada waktu subuh dan sehabis waktu asar. [7]

D.     Aplikasi Q.S Ar-Ra’d ayat 11 dalam kehidupan sehari-hari.
      Kenikmatan yang dilimpahkan Allah kepada suatu masyarakat, bisa saja hilang dan berubah menjadi adzab apabila masyarakatnya berbuat durhaka dan maksiyat kepada Allah. Begitupun sebaliknya, keadaan yang buruk yang menimpa masyarakat akan berubah menjadi menyenangkan dan penuh nikmat apabila masyarakatnya berlaku takwa dan beramal sholeh.
      Perubahan keadaan masyarakat dari positif ke negative ataupun sebaliknya tersebut sudah menjadi sunnatullah. Allah telah membuat aturan-aturan baku di alam ini, siapapun yang dapat menjalankan aturan-aturannya ini maka ia telah berhasil merengkuh sunnatullah.

E.     Aspek Tarbawi
1.      Bahwasanya kita selalu diawasi oleh para malaikat yang selalu mencatat segala amal perbuatan kita, jika itu perbuatan buruk, maka baru akan dicatat ketika tindakan itu telah dilakukan, tapi kalau amal kebaikan, baru berniat saja, sudah dicatat sebagai amal kebaikan.
2.      Sebagai umat islam yang baik hendaknya kita selalu berdoa dibarengi dengan niat serta berusaha agar apa yang kita inginkan dapat tercapai.
3.      Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik.
4.      Selalu mensyukuri semua nikmat yang telah diberikan Allah SWT terhadap kita.




BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

      Kesimpulan dari Surat Ar-Ra’d ayat 11 ini yakni para malaikat yang selalu mencatat segala amal perbuatan kita, jika itu perbuatan buruk, maka baru akan dicatat ketika tindakan itu telah dilakukan, tapi kalau amal kebaikan, baru berniat saja, sudah dicatat sebagai amal kebaikan. Dan dalam berikhtiar, manusia tidak perlu memikirkan tentang takdir yang akan berlaku pada dirinya. Sebab setiap orang tidak mungkin akan mengetahui nasibnya di masa yang akan datang. Yang terpenting bagi seorang manusia yaitu berikhtiar dengan sekuat tenaga, tidak boleh berpangku tangan, atau menunggu takdir yang baik. Allah swt telah berfirman bahwa nasib suatu kaum/umat akan berubah apabila umat/kaum itu sendiri yang merubahnya.         


A.      

DAFTAR PUSTAKA

Prof Dr. Hamka. 1983. Tafsir al-azhar. Jakarta: pustakapajimas

Ahmad Mushthafa. 1987. Tafsir Al-Maraghi. Semarang: CV Toha Putra

M. Quraish Shihab. 2002. Tafsir Al Mishbah. Jakarta: Lentera Hati















PROFIL PEMAKALAH



Nama : Putri Naza Amelya
Tempat, Tanggal Lahir : Pekalongan, 16 Mei 1997
Alamat : Kramatsari, Jl. Angkatan 66
Riwayat Pendidikan : SDI Muhammadiyah, SMP NEGRI 04 Pekalongan, SMA Muhammadiyah 01 Pekajangan Di Pekalongan
                                                                                          




[1] www.kajianpustaka.com/2016/09pengertian-ciri-dan-menumbuhkan-etos-kerja.html
[2] http://pengertiandefinisi.com/pengertian-usaha-dalam-berbagai-bidang/
[3] http://www.kitapunya.net/2015/06/pengertian-ikhtiar-dan-usaha.html
[4] http://www.allonblog.com/2015/12/bacaan-artinya-kosakata-serta-kandungan_89.html
[5] M Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal 565
[6] Ahmad Mustafa, Tafsir Al Maraghi, (Semarang: CV. Toha Putra, 1987), hlm 139-144
[7] Prof Dr. Hamka, Tafsir Al Azhar, (Jakarta: Pustaka Pajimas, 1983), hlm 72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar