Laman

Rabu, 01 Maret 2017

tt2 d4c (BERSYUKURLAH KEPADA IBU DAN BAPAK) (Q.S Luqman 31 : 13-15)

(BERSYUKURLAH KEPADA IBU DAN BAPAK) 
(Q.S Luqman 31 : 13-15)



Novi Khoerunisa  (2021115097)
Kelas D

FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Dalam agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa berbakti kepada kepada orang tua. Apabila seorang anak tidak berbakti kepada orang tuanya maka akan mendapat adzab di sisi Allah, begitu pula sebaliknya apabila seorang anak berbakti kepada orang tuanya maka pahala serta ridho Allah senantiasa tercurahkan kepada anak tersebut. Hal ini tidak lain karena pernah disampaikan oleh baginda rasulullah bahwa “ridho ibu juga ridho Allah”. Dengan begitu menandakan bahwa peran orang tua sangat penting dalam kehidupan anak-anaknya.
Kesuksesan yang diraih seorang anak selain dengan usaha serta Do’a anak, peran Do’a orang tua juga sangat mempengaruhi keberhasilan anaknya. Maka dalam hal ini perlu diingat bahwa orang tua tidak hanya sebagai orang yang melahirkan, berkewajiban memberi nafkah, atau yang lainnya, tetapi lebih dari itu semua dengan berbakti kepada orang tua dapat menghantarkan anak tersebut menuju surga.
Maka atas semua jasa orang tua bersyukurlah kamu terhadap Allah dan orang tuamu karena mereka telah melahirkan, menjaga, serta merawat anaknya dengan rasa tulus meskipun lelah tetapi apa yang dilakukannya ikhlas karena Allah ta’ala. Dengan begitu sudah sepatutnya seorang anak sebaiknya berbakti kepada kedua orang tua.
Akan tetapi ketika orang tua mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan syari’at Islam seperti menyekutukan Allah dengan berhala ataupun ciptaan Allah yang lainnya, sebagai anak dapat membantahnya dengan catatan harus tetap berhubungan baik dengan kedua orang tuanya. Jangan sampai silahturrahmi anatara anak dengan orang tua rusak. Kerana sesungguhnya Allah menyukai kedamaian. 


B.    Tema dan Judul
Tema     : Kedudukan orang tua
Judul    : Bersyukurlah kepada Ibu dan Bapak

C.    Q.S Luqman 31 : 13-15

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ 

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Artinya :
(13). Dan ingatlah tatkala Luqman berkata kepada puteranya, dikala dia mengajarinya: Wahai anakku! Janganlah engkau persekutukan dengan Allah, sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang amat besar.

(14). Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan payah. Dan memeliharanya dalam masa dua tahun. Bahwa bersyukurlah kamu kepada Allah dan kedua orang tuamu kepadaKu-lah tempat kembali.

(15). Dan jika keduanya mendesak engkau bahwa hendak mempersekutukan Daku dalam hal yang tidak ada ilmu engakau padanya, janganlah engkau ikuti keduanya dan pergaulilah keduanya didunia ini dengan sepatutnya. Dan ikutilah jalan orang yang  kembali kepada Aku. Kemudian itu kepada Akulah kamu sekalian akan pulang. Maka akan aku beritakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.



D.    Rumusan Masalah
1.    Apa makna bersyukur?
2.    Apa makna bersyukur kepada ibu dan bapak?
3.    Asbabul nuzul Q.S Luqman ayat 13-15?

E.    Tujuan Pembelajaran
1.    Memahami makna bersyukur kepada ibu dan bapak sesuai tafsir Q.S. Luqman (31) ayat 13-15.





















BAB II
PEMBAHASAN
1.    Teori
a.    Pengertian Orang tua
Orang tua adalah pengertian umum dari seseorang yang melahirkan kita, orang tua biologis. Namun orang tua juga tidak selalu dalam pengertian yang melahirkan. Orang tua juga bisa terdefinisikan terhadap orang tua yang telah memberikan arti kehidupan bagi kita. Orang tua yang telah mengasihi kita, memelihara kita sedari kecil. Bahkan walaupun bukan yang melahirkan kita ke dunia, namun mereka yang memberikan kasih sayang adalah orang tua kita.

b.    Pengerian Bersyukur
Syukur dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,diartikan sebagai rasa terima kasih kepada Allah swt, dan untunglah (meyatakan perasaan lega,senang dan sebagainya. Sedang secara bahasa syukur adalah pujian kepada yang telah berbuat baik atas apa yang dilakukan kepadanya. 
Seperti yang akan di bahas dalam Q.S Luqman ayat 13-15 bahwa manusia wajib bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah limpahkan kepada hamba-Nya. Kemudian juga bersyukur terhadap kedua orang tua karena telah melahirkan, merawat, menyayangi, serta menafkahi keluarga. Rasa syukur tersebut tidak hanya diungkapan oleh kata-kata melainkan juga dengan perbuatan seperti melaksanakan sholat, serta segala perintah Allah swt lainnya. Kemudian berbakti, menghormati, serta menyayangi kedua orang tua juga termasuk bukti rasa syukur anak terhadap orang tuanya.

2.    Asbabul Nuzul
    Surat  Lukman ayat 13
Abdillah mengatakan ayat ini diturunkan berkenaan dengan nasihat Rasulullah kepada para sahabat tentang wasiat lukman kepada anaknya. Saat turun QS. 6:82. Para sahabat keberatan. Mereka menghadap Rasulullah dan bertanya. “wahai Rasul, siapa diantara kami yang dapat membersikan keimanan dari kedzaliman?” “apa kalian telah mendengar wasiat lukman kepada anaknya. ‘Anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah, karena itu adalah kedzaliman yang sangat besar’. (HR. Bukhari)



    Surat Lukman ayat 15
Sa’ad bin malik berkata, “ayat ini diturunkan berkenaan denganku. Aku sangat mencintai dan menghormati ibuku. Saat aku masuk islam ibuku tidak setuju dan berkata, ‘Anakku , kamu pilih salah satu, kamu tinggalkan islam atau aku akan mogok makan dan minum hingga aku mati’. Aku bertekad untuk tetap dalam islam. Namun ibuku melaksanakan ancamannya selama tiga hari tiga malam. Aku sedih dan berkata,’ibu, jika ibu memiliki seribu jiwa (nyawa) dan satu persatu meninggal, aku akan tetap dalam islam. Karena itu terserah ibu mau makan atau tidak. ‘akhirnya, ibuku pun luluh dan mau makan kembali.”(HR. Thabrani).

3.    Tafsir
a.    Tafsir Al-Azhar
“Dan ingatlah tatkala Luqman berkata kepada puteranya, dikala dia mengajarinya.” (pangkal ayat 13). Yaitu bahwasanya inti hikmat yang telah dikurniakan oleh Allah kepada Luqman telah disampaikannya dan diajarkannya kepada anaknya, sebagai pedoman utama dalam kehidupan. “Wahai anakku janganlah engkau persekutukan dengan Allah.” Atrinya janganlah engkau persekutukan Tuhan yang lain dengan Allah. Karena tidak ada tuhan selain Allah. Yang selain dari tuhan itu adalah alam belaka. Ciptaan Tuhan belaka. Tidaklah Allah itu bersekutu atau berkongsi dengan Tuhan yang lain di dalam menciptakan alam ini. “sesungguhnya mempersekutukan itu adalah aniaya yang amat besar.” (ujung ayat 13). Yaitu menganiaya diri sendiri, memperbodoh diri sendiri.
Memang aniaya besarlah orang kepada dirinya kalau dia mengeakui ada lagi Tuhan selain Allah, padahal selain dari Allah itu adalah alam belaka. Dia aniaya terhadap dirinya sendiri sebab Tuhan mengajaknya agar membebaskan jiwanya dari segala sesuatu, selain Allah. Jiwa manusia adalah mulia. Manusia adalah makhluk yang dicipatkan oleh Allah menjadi khalifahNya di muka bumi. Sebab itu maka hubungan tiap manuisa dengan Allah hendaklah langsung. Jiwa yang dipenuhi oleh Tauhid adalah jiwa yang merdeka. Tidak ada sesuatu jua pun yang dapat mengikat jiwa itu, kecuali dengan Tuhan. Apabila manusia telah mempertuhan yang lain, sedang yang lain itu adalah benda belaka atau makhluk belaka, manusia itu sendirilah yang membawa jiwanya jadi budak dari yang lain.
“Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua ibu-bapaknya.” (pangkal ayat 14). Wasiat kalau datang dari Allah sifatnya ialah perintah. Tegasnya ialah bahwa Tuhan memerintahkan kepada manusia agar mereka menghormati dan memuliakan kedua ibu-bapaknya. Sebab dengan melalui kedua ibu-bapak itulah manusia dilahirkan ke muka bumi. Sebab itulah sudah sewajarnya jika keduanya dihormati. Maka jaulah berbeda anggapan dan ajaran Islam dengan ajaran lain yang mengakatakan bahwa persetubuhan ibu-bapak menyebabkan manusia menderita malang dalam dunia ini. Bahkan ada satu ajaran dikalangan kristen yang memandang bahwa persetubuhan adalah akibat dari dosa Adam dan Hawa, sehinnga manusia lahir untuk hidup menanngung dosa. Dalam Islam diajarkan bahwa hidup didunia adalah untuk beribadah kepada Tuhan, sebagai terimakasih. Dan untuk menjadi khalifah. Semuanya tidak dapat dilaksanakan jika kita tidak lahir ke dunia. Sebab itu hormatilah ibu-apak karena mereka kita telah di lahirkan atas kehendak Allah ke dunia.
“Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan payah bertambah payah.” Dalam sepatah ayat ini dgambarkan bagaimana payah ibu mengandung, payah bertambah payah. Payak sejak dari mengandung bulan pertama, bertambah payah taiap betamabah bulan dan sampai dipuncak kepayahan diwaktu anak dilahirkan. Lemah sekujur tubuh badan ketika melahirkan anak. “Dan memeliharanya dalam masa dua tahun.” Yaitu sejak melahirkan lalu mengasuh, menyusui, menjaga. Sejak dia masih terlentang tidur, sampai berangsur tengkurap, hingga dapat berjalan dengan tegak. Dalam masa dua tahun.
“Bahwa bersyukurlah kamu kepada Allah dan kedua orang tuamu.” Bersyukur yang pertama ialah kepada Allah kerana semuanya itu, sejak mengandung sampai mengasuh dn sampai mendidik tanpa rasa bosan, dipenuhi rasa cinta dan kasih, adalah berkat Rahmat Allah belaka. Setelah itu bersyukurlah kepada kedua orang tuamu. Ibu yang mengasuh dan ayah yang membela dan melindungi ibu dan anaknya. Ayah berusaha mencari nafkah. Pada akhirnya diperingatkanlah kemana perjalanan akhir ini “kepadaKulah temoat kembali.” (Ujung ayat 14)
Dibayangkanlah di ujung ayat ini keharusan yang mesti ditempuh. Yaitu cepat atau lambat ibu-bapak itu akan dipanggil oleh Tuhan, dan anak yang ditinggalkan akan bertugas pula mendirikan rumahtangga, mencari teman hidup dan beranak bercucu, untuk semuanya akhirnya pulang jua kepada Tuhan
“Dan jika keduanya mendesak engkau bahwa hendak mempersekutukan Daku dalam hal yang ada ilmu engkau padanya.” (pangkal ayat 15). Ilmu yang sejati niscaya diyakini oleh manusia. Manusia yang telah berilmu akan susah digoyahkan  oleh sesama manusia kepada sesuatu pendirian yang tidak berdasarkan ilmiah. Bahwa Allah itu adalah Esa, adalah puncak dari segala ilmu dan hikmat. Suatu waktu seorang anak yang setia kepada orang tuanya akan didesak, dikerasi, kadang-kadang dipaksa oleh orang tuanya untuk berpindah keyakinan yang telah diyakini. Sekarang ibu-bapak yang wajib dihormati itu sendiri yang mengajak agar menukar ilmu dengan kebodohan, menukar Tauhid dengan syirik. Dengan tegas dalam ayat ini Tuhan memberikan pedoman “janganlah engkau ikuti keduanya”.
Tentu timbul pertanyaan “Apakah dengan demikian si anak mendurhakai orang tuanya?”.
Jawabannya sudah diteruskan oleh Tuhan pada ayat selanjutnya: “Dan pergaulilah keduanya di dunia ini dengan sepatutnya.” Artinya ialah bahwa keduanya selalu dihormati, disayangi, dicintai dengan sepatutnya, dengan yang ma’ruf. Mereka jangan dicaci dihina, melainkan ditunjukan saja bahwa dalam hal akidah memang berbeda memang engaku berbeda akidah dengan beliau. Kalau mereka sudah tua, asuh jugalah dengan mereka dengan bai. Tujukan bahwa seorang muslim adalah seorang berbudi pekerti yang baik.

b.    Tafsi Jalalain
(Dan) ingatlah وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ    (ketika Luqman bekata kepada anaknya, diwaktu ia menasihatunya: Hai anakku) lafasz bunaya adalah bentuk tasgir, yang dimaksud adalah memanggil anak dengan nama kesayangannya لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْك (jaganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan) Allah itu لَظُلْمٌ عَظِيمٌ (adalah benar-benar kezaliman yang besar) maka anaknya itu bertaubat kepada Allah dan masuk Islam.
وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ (Dan kami wasiatkan kepada manusia terhadap kedua orang ibu bapaknya) maksudnya kami perintahkan manusia untuk berbakti kepada kedua orang ibu bapaknya حَمَلَتْهُ أُمُّهُ (ibunya telah mengandungnya) dengan susah payah وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ (dalam keadaan lemah yang bertambah lemah) ia lemah karena mengandung, lemah karena mengeluarkan bayinya, dan lemah sewaktu mengurus anaknya di kala bayi وَفِصَالُهُ (dan menyapihnya) tidak menyusuinya lagi فِي عَامَيْنِ أَنِ (dalam dua tahun. Hendaknya) kami katakan kepadanya اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu) yakni kamu akan kembali.
وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ (Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu) yakni pengetahuan yang sesuai dengan kenyataannya فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا (maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya didunia ini dengan cara yang makruf) yaitu dengan berbakti kepada keduanya dan menghubungkan silaturhmi dengan keduanya وَاتَّبِعْ سَبِيلَ (dan ikutilah jalan) tuntunan مَنْ أَنَابَ (orang yang kembali) orang yang bertaubat إِلَيَّ (kepada-Ku) dengan melakukan ketaatan ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (kemudian hanya kepada-Kulah kembali kalian, maka Kuberitahukn kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan).

c.    Tafsir Al-Lubab
Ayat 13 melukiskan pelestarian hikamah itu oleh Luqman kepada anaknya. Disini Nabi Muhammad SAW. Atau siapa saja diperintahkan untuk merenungkan dan mengingat serta mengingatkan orang lain ketika Luqman menasihati anaknya, bahwa: “Wahai anakku sayang! Jangan menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu pun, dan sedikit persekutuan pun, lahir maupun batin, jelas maupun yang tersembunyi. Menyekutukan Allah SWT adalah kedzaliman yang sangat besar.”
Ayat 14 adalah sisipan, bukan bagian dari nasihat Luqman. Allah SWT, menyisipkannya untuk mengisyaratkan bahwa penghormatan dan kebaktian kepada kedua orangtua menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT. Allah SWT dalam ayat ini menyatakan: “Kami wasiatkan kepada semua manusia terhadap ibu-bapaknya, pesan ini disebabkan karena Ibu telah mengandungnya dalam keadaan kelemahan diatas kelemahan diatas kelemahan yang dari waktu ke waktu bertambah. Lalu, dia melahirkannya dengan susah payah, kemudian memelihara dan menyusukannya setiap saat. Demikan hingga tiba masa menyapikannya dalam masa dua tahun terhitung sejak hari kelahiran sang anak. Ini jika orang tuanya ingin menyempurnakan penyusuan. Wasiat Allah swt. Itu adalah: Bersyukurlah kepada-Ku (Allah swt.!) kerana aku yang menciptakan kamu dan menyediakan semua sarana kebahagiaan dan bersyukur pulalah kepada ibu-bapak kamu, yakni karena mereka yang Allah swt. Jadikan perantara kehadiran kamu dibumi ini. Kesyukuran ini mutlak kamu lakukan kerena hanya kepada Ku-lah, tidak ada selain Aku, semua manusia akan kembali untuk mempertanggung jawabkan kesyukuran itu.
Ayat 15 melanjutkan bagian menyatakan bahwa; jika keduanya, apalagi kalau hanya salah satunya, lebih-lebih orang lain, ersungguh-sungguh memaksamu untuk meneyekutukan Aku (Allah swt) dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, apalagi setelah Allah awt. Dan setelah engkau mengetahui dengan menggunakan nalarmu, maka janganlah engkau mematuhi keduanya. Namun demikian, jangan memutuskan hubungan baik denganan mereka atau tidak menghormatinya. Tetapi, tetaplah berbakti kepada keduanya selama tidak bertentangan dengan ajaran agamamu dan pergaulilah keduanya selama mereka hidup dalam urusan keduniaan dengan cara pergaulan yang baik, tetapi jangan sampai hal ini mengorbankan prinsip agamamu. Karena itu, perhatikan tuntutan agama dan ikutilah jalan orang yang selalu kembali kepada-Ku dalam segala urusanmu, karena semua urusan dunia kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada Ku jugalah diakhirat nanti kamu semua kembali guna diberitakan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan dari kebaikan dan keburukan, lalu Allah swt. Memberi balasan dan ganjaran masing-masing.


4.    Implikasi atau Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Bersyukur terhadap Allah karena nikmat-Nya  dan orang tua karena mereka telah melahirkan, menjaga, serta merawat anaknya dengan rasa tulus meskipun lelah tetapi apa yang dilakukannya ikhlas. Dengan begitu sudah sepatutnya seorang anak sebaiknya berbakti kepada kedua orang tua, menyayangi, serta merawat kedua ibu-bapaknya.  Akan tetapi ketika orang tua mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan syari’at Islam seperti menyekutukan Allah dengan berhala ataupun ciptaan Allah yang lainnya, sebagai anak dapat membantahnya dengan catatan harus tetap berhubungan baik dengan kedua orang tuanya. Jangan sampai hubungan atau silahturrahmi antara anak dan orangnya tua terputus.

5.    Aspek Tarbawi
Aspek pembelajaran yang dapat diambil dari paparan diatas adalah :
1.    Bersyukur kepada Allah atas rahmat-Nya sehingga kita diberi kesempatan hidup didunia, dan beribadah kepada-Nya.
2.    Bersyukur terhadap orang tua atas kasih sayangnya
3.    Perbedaan keyakinan antara anak dan orang tua tidak membuat hubungan menjadi renggang diantara keduanya.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat saya simpulkan bahwa penghormatan dan kebaktian kepada kedua orangtua menempati tempat kedua setelah pengagungan kepada Allah SWT. Kesuksesan yang diraih seorang anak selain dengan usaha serta Do’a anak, peran Do’a orang tua juga sangat mempengaruhi keberhasilan anaknya. Maka dalam hal ini perlu diingat bahwa orang tua tidak hanya sebagai orang yang melahirkan, berkewajiban memberi nafkah, atau yang lainnya, tetapi lebih dari itu semua dengan berbakti kepada orang tua dapat menghantarkan anak tersebut menuju surga.
Maka atas semua jasa orang tua bersyukurlah terhadap Allah dan orang tuamu karena mereka telah melahirkan, menjaga, serta merawat anaknya dengan rasa tulus meskipun lelah tetapi apa yang dilakukannya ikhlas karena Allah ta’ala. Dengan begitu sudah sepatutnya seorang anak sebaiknya berbakti kepada kedua orang tua.
Akan tetapi ketika orang tua mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan syari’at Islam seperti menyekutukan Allah dengan berhala ataupun ciptaan Allah yang lainnya, sebagai anak dapat membantahnya dengan catatan harus tetap berhubungan baik dengan kedua orang tuanya. Jangan sampai silahturrahmi anatara anak dengan orang tua rusak.
B.    Saran
Kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, yang ingin memberikan secercah ilmu, makalah yang saya buat ini jauh dari kesempurnaan namun saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi penyempurnaan makalah ini saya mohon kritik dan saran pembaca.







DAFTAR PUSTAKA

       
Hamka, 2002 Tafsir Al-Azhar juz XXI . Jakarta: PT Pustaka Panjimas
Shihab Quraish,  2012 Al-Lubab. Tangerang:  Lenerbit Lentera Hati
Imam Jalaludin Al-Mahali, 2010 Tafsir Jalalain Jilid 2, Bandung: Sinar Baru Algensindo
http://taufukirfan009 .blogspot.co.id
http://www.kompasiana.com/ilham_durtigs/pengertian-arti-dari-makna-orang-tua/
http://eprints.walisongo.ac.id/3967/3/104411023_bab2.pdf 


   

   















Tidak ada komentar:

Posting Komentar