Laman

Minggu, 16 April 2017

SPI B10 PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

1.      Ikrom Shofi  
2.      Olga Yandi Guna  
3.      Fikri Ali Idrisi 



FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017







Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

            Alhamdullilahpuji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga makalah Sejarah Dan Peradaban Islamyang membahas tentang “Peradaban islam di Indonesia ” ini dapat diselesaikan dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamya,kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Sejarah Peradaban Islam Di Indonesia Dan Perlawanan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia Terhadap Imperialisme . Makalah ini kami buat berdasarkan refernsi yang kami temukan dari berbagai sumber-sumber yang ada.
           
            Demikian sedikit pengantar dari kami ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya.terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampuh Bapak.Muhammad Hufron,M.S.I.yang telah membimbing kami dalam pembuatan makalah ini,dan kami berharap adanya kritik,saran dan usulan demi perbaikan makalah-makalah yang akan kami buat di masa yang akan mendatang.       

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh                            


Pekalongan,April 2017



           Penulis







DAFTAR ISI


Kata Pengantar.................................................................................................................... 2
BAB I.................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 4
A.Latar Belakang................................................................................................................. 4
B.Rumusan Masalah............................................................................................................ 4
C.Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 4
BAB II................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN................................................................................................................. 5
A.Kedatangan Imperialisme Barat Keindonesia................................................................. 5
B.Keberadaan Kerajaan-Kerajaan Islam Di Indonesia Ketika Belanda Datang................. 6
C.Maksud Dan Tujuan Kedatangan Belanda ..................................................................... 7
D.Strategi Politik Belanda................................................................................................... 9
E.Perlawanan Rakyat Terhadap Imperialisme..................................................................... 9
F.Peradaban Indonesia .......................................................................................................14
G.Organisasi Islam Di Indonesia........................................................................................17
BAB III............................................................................................................................. 23
PENUTUP......................................................................................................................... 23
A.KESIMPULAN............................................................................................................. 23
B..DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 24












BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

islam masuk ke nusantara sekitar abad ke 7 masehi dan sebelum islam masuk di nusantara, sudah banyak agama dan kepercayaan yang berkembang seperti animisme, dinamisma,hindu, budha. Islam masuk di nusantara melalui berbagai macam cara yaitu melalui perdagangan, kurtural, pendidikan, kekuasaan politik.
Setelah islam masuk di nusantara, islam langsung berkembang dengan sangat pesat dan semakin banyak orang yang masuk islam karena cara penyebaran islam sangat bagus dan tanpa paksaan. Karena semakin banyak orang yang memeluk agama islam sehingga hal ini menyebabkan  mulai banyak kerajaan kerajaan islam yeng berdiri di nusantara. Kerajaan yang pertama berdiri di nusantara adalah samudera pasai, dan setelah itu makin banyak kerajaan kerajaan yang berdiri seperti Demak, Cirebon, Ternate, Tidore, Aceh, Perlak, Banten,dan lain lain
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat ditemukan suatu rumusan masalah berikut ini:
1.    Bagaiman Kedatangan Imperialisme barat ke Indonesia ?
2.    Bagaiman Keberadaan Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia ketika Belanda datang?
3.    Apa Maksud dan Tujuan Kedatangan Belanda  ke-indonesia ?
4.    Bagaiman Strategi Politik Belanda ?
5.    Bagaiman Perlawanan Rakyat terhadap Imperialisme ?
6.    Bagaiman Peradaban Indonesia ?
7.    Apa saja Organisasi Islam di Indonesia ?
C.Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui tentang sejarah masuknya islam di indonesia,sebab-sebab berkembangnya islam di indonesia sangat cepat dan mengetahui beberapa kerajan-kerajan islam yang ada di indonesia serta kesultan yang ada di nusantara .





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kedatangan Imperialisme Barat di Indonesia

Pada abad ke-16 mulai terdapat suasana baru diperairan indonesia. Selama berabad-abad perairan Nusantara hanya di layari oleh kapal-kapal dari indonesia dan Asia, seperti cina, pegu, Gujarat, Bengkala dll. Dan sejak abad-16 muncullah pelaut-pelaut dari Eropa. Kemajuan ilmu dan teknik pelayaran menyebabkan Eropa mampu berlayar ke perairan indonesia.

Orang-orang portugislah yang mula-mula muncul di indonesia. Kedatangan mereka keindonesia karena beberapa faktor yaitu ekonomi, mereka ingin mendpatkan untung besar dengan berniaga, mereka ingin membeli rempah-rempah dimaluku dengan harga yang murah dan dijual di ke Eropa dengan harga yang mahal. Faktor yang lainnya yaitu hasrat untuk menyebarkan agam kristen dan melawan orang islam. Sejak abad ke-8 kaum muslimin menguasai jazirah Andalusia, selama itu juga terjadi perang dan pertarungan antara orang kristen dan kaum muslmimin, baik di anadalusia maupun kemudian di Timur Tengah. Peperangan itu dikenal dengan perang salib.Faktor lain yaitu hasrat berpetualang yang timbul karena sikap hidup yang dinamis. Pelaut-pelaut portugis itu ingin melihat dunia diluar tanah airnya.Dengan faktor-faktor itulah orang-orang portugis berlayar menyusuri pantai barat Afrika terus keselatan dan melingkari Tanjung Harapan( Cope Town), dan menuju keindia.

Pada abad ke-16, perairan indonesia kedatangan orang eropa lainnya, yaitu orang belanda, inggris, Denmark, dan prancis. Maksud kedatangan orang belanda dan inggris ketanah air indonesia tidak berbeda dengan orang portugis dan spayol, yakni ingin memperoleh rempah-rempah dengan murah.[1]

Setelah kompeni di kepalai oleh Gubernur Jendarl J.P Coen, maka tujuan mereka makin jelas, yakni menguasai perdagangan rempah rempah di indonesia, secara sendirian atau monopoli. Dalam upaya melakasanakan monopoli mereka tidak segan-segan menggunakan kekerasan.Kompeni mulai menguasai berbagai wilayah, baik secara langsunga atau tidak langsung. Praktek yang demikian sangat merugikan kerajaan kerajaan di indonesia.

Sekitar tahun 1618-1691, pihak belanda menyerang pangeran Wijayakrama dan dapat merebut Jayakarta; diatas runtuhnya kota tersebut dibangunlah kota baru yang diberinama Batavia. Banten yang menganggap dirinya berkuasa di Jayakarta tentu tidaktinggal diam, sehingga sejak itulah timbullah permusuhan antara banten dan belanda. 

Konsolidasi kekuasaan belanda atas jawa membuka jalan bagi ekspansi Belanda ke wilayah Hindia Timur lainnya.Selama rentang waktu 1824-1858, belanda telah menguasai seluruh Sumatra.Ekspansi komersil dan militer menimbulkan parmasalahan antara Belanda dengan Aceh, yaitu perebutan kekuasaan atas beberapa pelabuhan lada di wilayah Sumatra bagian Barat dan utara. 

B.Keberadaan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia Ketika Belanda Datang

Menjelang kedatangan belanda di indonesia pada akhir abad 16 dan awal abad ke-17 keadaan kerajaan-kerajaan islam di indonesia tidaklah sama. Perbedaan tersebut bukan hanya berkenaan dengan politik, tetapi juga dalam proses pengembangan islam dikerajan-kerjaan tersebut. Misalnya di sumatra, penduduk sudah memeluk islam sekitar tiga abad. Sementara di Maluku dan sulawesi penyebaran agama islam baru saja berlangsung.

            Disumatra setelah malaka jatuh ketangan portugis, percaturan politik dikawasan selat malaka merupakan perjuangan segi tiga: Aceh, portugis, dan Johor yang merupakan kelanjutan dari kerajaan malaka islam. Pada abad ke-16, tampaknya aceh lebih dominan, terutama karena para pedangang muslim menghindar dari malaka , dan memilih Aceh sebagai pelabuhan transit. Aceh berusaha menarik perdagangan internasional dan antarkepulauan Nusanatara.Kemenangan aceh atas Johor, membuat kerajaan terahir ini pada tahun 1564 menjadi daerah vassal dari Aceh.[2]

Ketika itu memang Aceh sedang mengalami kejayaan dibawah pimpinan Sultan iskandar muda.Ia wafat pada usia 46 tahun pada 27 Desember 1636. Ia digantikan oleh iskandar Tsani. Sultan ini masih mampu mempertahankan kebesaran aceh. Akan tetapi, setelah ia meninggal dunia, 17 februari 1641, Aceh kemudian secara berturut-turut dipimpin oleh 3 orang wanita selama 59 tahun. Dan pada masa ini Aceh mulai mengalami kemunduran.

            Dijawa pusat kerajaan islam sudah pindah dari pesisir kepedalaman, yaitu dari demak kepajang kemudian kemataram. Berpindahan tersebut membawa pengaruh besar untuk perkembangan sejarah islam di jawa. Pada tahun 1691, Di antaranya adalah (1) Kekuasaan dan Sistem politik di dasarkan atas basis agraris, (2) Peranan daerah pesisir dalam perdagangan dan pelayaran mundur, Demikian juga peranan pedagang dan pelayar jawa, dan  (3) Terjadinya, pergeseran pusat-pusat perdagangan dalam abad ke-17 dengan segala akibatnya.[3]
           
Seluruh jawa timur praktis sudah berada dibawah kekuasaan mataram.Yang ketika itu dibawah pemerintahan Sultan Agung.Pada masa ini kontak-kontak bersenjata antara kerajaan mataram dan VOC mulai terjadi.

            Di sulawesi, pada ahir abad ke-16, pelabuhan makasar berkembang dengan pesat. Letaknya memang strategis yaitu tempat persingggahan ke maluku, Filipina, Cina, Batani, kepulauan Nusa Tenggara, dan kepulauan indonesia bagian barat. Akan tetapi ada faktor-faktor lain yang mempercepat perkembangan itu, dianatarnya sebagai berikut:

1. Penduduk malaka oleh portugis mengakibatkan terjadinya migrasi
2. Arus migrasi melayu bertambah besar  setelah Aceh mengalami ekspedisi
3. Blokade belanda terhadap malaka dihindari oleh pedagang-pedagang baik indonesia maupun india, Asia barat dan Asia timur.
4.    Merosotnya pelabuhan jawa timur . 

C.  Maksud dan Tujuan Kedatangan Belanda

            Tujuan Kedatangan bangsa belanda di Indonesia pada mulanya didorong oleh keinginan mendapatkan rempah-rempah secara langsung di Indonesia, karena waktu itu dibarat mengalami kesukaran memperoleh rempah-rempah. Maka pada tahun 1506 bersandarlah empat buah kapal belanda di banten, tapi usaha pertama ini dapat dikatakan gagal, karena sifat sombong orang-orang belanda terhadap penduduk setempat, disamping itu juga orang-orang portugis tidak senang kedatangan belanda sebagai saingannya.

            Pelayaran pertama disusul pelayaran selanjutnya dan berhasil, namun timbul persaingan antara orang-orang belanda sendiri, maka untuk menghilangkan persaingan itu dibentuklah perserikatan yang terkenal dengan VOC pada bulan maret 1962 M. 

            Dibentuknya VOC karena melihat hasil yang diperoleh perseroan Amsterdam, yang mengirimkan empat angkatan, yang pertama tahun 1595 oleh cornelis dehout man, kedua tahun 1598 oleh Van Nede Heem Skerck dan Van Warwijck, ketiga tahun 1599 oleh Vander Hagen dan terakhir tahun 1600 oleh Van Neck, yang mana banyak perseroan lain berdiri yang juga ingin berdagang dan berlayar ke Indonesia. Sehingga VOC ini dibentuk dan disahkan oleh Staten General republic dengan satu piagam yang memberi hak khusus kepada VOC untuk berdagang, berlayar dan memegang kekuasaan di kawasan antara tanjung harapan dan kepulauan Solomon.

Di samping itu secara khusus hak-hak istimewa yang diminta VOC, seperti:

1.  Hak monopoli di daerah sebelah timur tanjung harapan hingga selat Magelhaens.
2.  Diijinkan mengadakan perjanjian dengan raja-raja Indonesia atas nama pemerintah Belanda.
3. Diijinkan membuat benteng-benteng.
4. Diperkenankan diangkat seorang.  
5. Diperbolehkan membentuk tentara.

            Pada tahun 1798 M. VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta Golden. Ini terjadi karena ada beberapa faktor, di antaranya, pembukuan yang curang, pegawai yang korup, dan sistem monopoli serta sistem tanam paksa dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman yang menimbulkan kemerosotan moral baik penguasa maupun penduduk yang sangat menderita.[4]

            Setelah bubar, secara resmi Indonesia pindah ketangan Belanda pada pergantian abad ke-18.Pemerintah belanda berlangsung sampai tahun 1942 dan hanya diinterupsi oleh inggris selama beberapa tahun, pada tahun 1811-1816.Pemerintah belanda tidak berubah sama sekali, bahkan 1816. Belanda memanfaatkan daerah jajahan untuk menanggulangi kemerosotan ekonomi akibat kebangkrutan perang. Dan tahun 1830 M. pemerintah Hindia Belanda menjalankan sistem tanam paksa dan politik liberal di Indonesia setelah terusan suez dibuka dan industri belanda berkembang. 

D.  Strategi Politik Belanda

            Raja Mataram ( jawa) sultan Agung sejak semula sudah melihat bahwa Belanda adalah Ancaman. Pada tahun 1628 dan 1629, mataram dua kali melakukan serangan ke Batavia, tetapi gagal.Masuknya pengaruh belanda kepusat kekuasaan mataram adalah karena Amangkurat II (1677-1703) meminta bantuan VOC untuk memadamkan pemberontakan Trunojoyo, adipati madura, dan pemberontakan Kajoran. Pada masa Amangkurat III mataram menglami krisis, sementara Belanda .Belanda harus dibayar dengan wilayah dan konsesi dagang.

            Dalam jaringan perdagangan di indonesia bagian barat, kedudukan malaka, Johor, dan Banten adalah sangat penting maka Belanda bermaksud untuk menguasainya. Ahirnya mereka memilih Jakarta, daerah yang paling lemah sebagai basis kegiatanya.Meluasnya pengaruh Belanda dalam pemerintahan Mataram, di percepat dengan konflik intern dalam istana. Oleh karenanya pada tahun 1755 mataram terpecah menjadi dua yaitu: Surakarta dan Yogyakarta, tahun 1757 muncul kekuasaan mangkunegara, dan ahirnya pada tahun 1813 muncul kekuasaan pakualam.Hubungan banten dengan belanda beruncing ketika sultan Ageng tirtayasa naik tahta tahun 1651.Ia sangat memusuhi Belanda karena Belanda dipandang menghalangi usaha Banten memajukan usaha perdagangan.

            Disulawesi, Gewo tallo melakukan ekpedisi ke Buton, Solor, Sumbawa, Ende, Bima tahun 1626, dan pada tahun berikutnya ke Limboto yang dianggap sebagai daerah kekuasaan ternate. 

E.  Perlawanan Rakyat Terhadap Imperialisme Belanda

            Penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia, mendapat perlawanan sengit dari rakyat dan bangsa indonesia pada umumnya.Perlawanan tersebut tidak hanya bermotif politik kebangsaan, melainkan juga motif Agama. Penjajahan Belanda disamping ingin menguasai indonesia mereka juga menyebarkan agama mereka ke penduduk pribumi yaitu agama kristenisasi. Pada abad ke-17 perlawanan terhadap penjajahan Belanda dilakukan oleh sbb:

1. Sultan Agung Mataram
2. Sultan Iskandar Muda Mahkota  Alam Aceh
3. Sultan Hasanudin Makasar
4. Sultan Ageng Tirtayasa
5. Raja Iskandar Minangkabau
6. Trunojoyo Madura
7. Karaeng Galesong dari Makasar
8. Untung Surapati, Adipati Aria Jaya, Dll.[5]

            Disamping itu perlawanan-perlawanan rakyat terhadap penjajahan juga berlangsung terus menerus saling berkesinambungan di satu wilayah dan wilayah lainnya. Perlawanan-perlawanan tersebut adalah Sbb:

1. Perang Padri di Minangkabau
            Perang ini tejadi antara tahun 1821-1837. Perang ini dipimpin oleh Tuanku imam Bonjol, dan dibantu oleh ulama yang lain. Walaupun islam sudah masuk pada abad ke-16, tetapi proses sinkretisme berlangsung lama. Pemurnian islam dimulai oleh Tuanku Koko Tuo dengan pendekatan damai. Akan tetapi pendekatan ini tidak diterima oleh murid-muridnya yang lebih Radikal, terutama Terutama Tuanku Nan Renceh , Seorang yang sangat berpengaruh dan memiliki banyak murid di daerah Luhak Agam.[6]

            Kelompok radikal ini mendapat kekuatan baru tahun1803, ketika tiga ulama; HAJI Miskin dari pandai sikat, Haji Sumanik dari VIII kota, dan Haji Piobang dari lima puluh kota pulang dari Mekah. Mereka datang membawa semangat yang diilhami oleh gerakan wahabi yang puritan.

            Setelah takluknya minangkabau akibat perang Padri kebijakan belanda mencoba menahan pengaruh para guru agama dengan mengasingkan mereka sejauh mungkin dari urusan rakyat dan dengan menegakan wewenang para kepala adat yang sah.Pada tanggal 21 Februari 1921 M terjadi permulaan peperangan antara kaum adat dan Belanda.Peperangan pertama Belanda gagal, sehingga Belanda mengajak perdamaian melalui perjanjian pada 22 Januari 1824.Namun Belanada mengkhianati begitu pula peperangan selanjutnya. 

2. Pangeran Diponegoro
            Peristiwa yang memicu peperangan adalah rencana pemerintah Hindia Belanda untuk membuat jalan yang merobos tanah milik Pangeran Diponegoro dan harus membongkar makam keramat.Belanda ingin berunding dengan pangeran Diponegoro yang mencabut patok-patok yang ditanam dan mengalihkan jalan patih Daniarejo harus diganti.Pada tahun 1825 M pangeran Diponegoro bangkit berontak melawan pemerintahan kolonial yang kafir.Pangeran diponegoro menggunakan taktik gerilya, dimana pasukan Belanda dikepung oleh prajurit pangeran Diponegoro di Yogya.

            Pada tahun 1826 M. Banyak korban berguguran dipihak Belanda, yang memunculkan dengan memperkuatkan diri dengan melakukan benteng untuk mempersempit gerakan tentang Pangeran Diponegoro. Di tahun 1827 M. Pangeran Diponegoro ditawan karena beliau membangkang untuk berunding dengan Belanda dan ahirnya tahun 1830 M. Dibuang ke Manado, lalu tahun 1834 M. Dipindah meninggal dalam 70 tahun pada 8 Januari 1855 M.
3. Perang Banjarmasin
            Pengangkatan Pangeran Tamjid menjadi Sultan menimbulkan kekecewaan dikalangan rakyat dan pembesar lainnya.Dari kericuhan itu Belanda kembali memasuki persoalan politik untuk mengambil keuntungan yang lebih besar.Ketika itulah perang Banjarmasin di mulai, Andresen yang didatangkan dari Batavia menyimpulkan bahwa sultan Tamjid merupakan sumber kericuhan.Dan ahirnya diturunkan dari tahta dan kekuasaanya diambil alih oleh Belanda.

            Perlawanan rakyat berkobar-kobar di daerah yang semula ditunjukan untuk sultan Tamjidil kepada Belanda.Perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Antasari dengan 3.000 pasukan untuk menyerbu pos-pos Belanda.Awalnya Belanda banyak korban, tetapi dengan taktik dan kelicikan Belanda berhasil mengalahkan beberapa pembesar kerajaan satu persatu dan pangeran Hidayat tertangkap dan dibuang ke jawa.

            Sebelashari setelah pembuangan Pangeran Hidayah, pangeran Antasari memproklamirkan kemerdekaan Banjarmasin, yang beribu kota Sumatra Tengah, markas besar perjuangan melawan Belanda. Namun 9 bulan setelah proklamasi, Pangeran Antasari wafat di Temeh tanggal 11 Oktober 1862 M. Karena sakit.Dan kemudian digantikan oleh anaknya Pangeran Muhammad.

4. Perang Aceh
            Perang Aceh tanggal 26 Maret 1873 M., ketika Terusan Suez dibuka negara Belanda berlomba-lomba mencari jajahan baru dan mendesak untuk mengadakan perundingan.Pada ahirnya ini memberi peluang kepada Belanda untuk meneruskan agrerisnya.Perang ini juga disebut perang Rakyat karena seluruh rakyat Aceh terlibat secara aktif melawan kolonial.

            Pada tanggal 5 Apri 1873 M. Tentara belanda menyerang masjid dengan 3.000 personil, yang akhirnya karena kuatnya tentara Aceh, dapat di rebut kembali oleh pasukan Aceh. Dan pada bulan November pada tahun ini juga belanda dapat menguasai masjid kraton.Setelah meninggalnya sultan Belanda berunding tapitidak ditanggapi Aceh.Sehingga Belanda memakai sistim pasifikasi.Akan tetapi sistim ini gagal.

            Setelah gagalnya sistem pasifikasi belanda menerapkan sistim konsentrasi kota raja sebagi pusatnya, akan tetapi sistem ini justru memberi peluang kepada pejuang Aceh untuk menggagalkan perang gerilya. Aceh besar mulai bergejolak, ketika Teuku Umar membelot dari Belanda tahun 1896 dan Belanda Melakukan ofensif yang memaksa pihak Aceh bersipat defensif.Teuku Umar gugur dalam perang ini kemudian ia digantikan oleh Nya’Dien. Ahirnya Belanda meninggalkan indonesia (1942 M). 

5. Pembrontakan Rakyat Di Cilegon Banten
            Pembrontakan rakyat di cilegon terjadi pada tahun 1888, dipimpin oleh KH.Wasit Bersama H.Ismail, dan para ulama lain, Menyusun perlawanan terhadap penjajah.Kemurkaan rakyat cilegon karena kelaparan , Kematian ternak yang di tembaki belanda dengan semena-mena,dan kebencian yang telah berkumpul karena melihat keangkuhan pegawai pemerintah belanda , pengekangan penjajahan terhadap pengamalan ajaran islam, serta berbagai sebab lain menjadi pemicu perlawanan rakyat cilegon terhadap belanda.
            Dalam pembrontakan rakyat tersebut, asisten residen Goebels dan beberapa orang keluarganya tewas. Akan tetapi , ketika bantuan dari serang yang membawa 40 pasukan serdadu dibawah pimpinan letnan bartlemy datang, perlawanan rakyat menjadi melemah.
            Pimpinan perang KH.Wasit dihukum gantung oleh belanda. Adapun para pimpinan yang lain dibuang kewilayah lain, seperti H. Abdurrahman dan haji Akib dibuang kebanda, H.haris di buang kebukit tinggi, H.Arsyad thawil di buang kegorontalo,H.arsyad Qasir di buang keButon, dan H.ismail kdi buang keflores.

6. Perang Makasar
            Raja Gowa ke-12 adalah daeng mattawang yang bergelar sultan Hasanudin . Perang makasar bermula akibat sikap belanda yang mau menguasai perdagangan rempah-rempah di maluku . Belanda tidak senang rakyat makasar berdagang  rempah-rempah di maluku, karena merugikan perdagangan belanda. Oleh karena itu , Untuk melaksanakan keinginan tersebut, belanda mau menaklukan kerajaan Gowa Dan kerajaan Bone di Sulawesi selatan . Langkah VOC menduduki Buton yang merupakan daerah kekuasaan Gowa.[7]
            Perang pertama kali terjadi pada bulan April 1655 , Dalam hal ini angkatan laut Gowa menyerang belanda di pulau Buton di bawah pimpinan Sultan Hasanudin dan berhasil memukul mundur Belanda
            Pada tahuun 1666 armada Gowa menyerang button dengan 700kapal hingga dapat dikuasai kembali dari belanda. Pada 1 Januari 1667 belanda ingin merebut kembali buton dari tangan Gowa . Dalam hal ini nasib belanda sebetulnya tergantung pada kekuatan pasukan Arung Palaka yang berjumlah 15.000 orang . Arung palaka adalah seorang bone yang membantu belanda dengan maksud agar kerajaan bone terlepas dari kekuasaan kerajaan Gowa saat itu.
            Pada 7-10 juli 1667 pasukan Gowa sebanyak 7000 orang mempertahankan Bantaeng dari serbuan belanda . karena seluruh kekuatan belanda dipusatkan bantaeng Barombong , maka ahirnya pasukan arung palaka dapat menguasai pertempuran.
            Untuk membalas jasanya , Arung Palaka di angkat oleh belanda menjadi raja bone menggantikan La Maddaremmeng . perjanjian Bungaya tidaklah sepenuhnya dipatuhi Gowa , oleh karena itu pada tanggal 27 juni terpaksa sultan hasanudin memperkuat perjanjian bungaya dengan membubuhkan cap kerajaan, setelah anggota majelis pemerintahan Gowa menandatanganinya.

7. Perang Jambi ( 1858-1907 )
            Perang jambi terjadi di jambi antara belanda dengan pihak kesultanan jambi . awalnya hubungan kesultanan jambi dengan belanda dimulai sejak sultan Abdul Kahar ( 1615-1643 M).  Sultan ini mengizinkan belanda membuka perwakilan dagangnya di jambi .
            Sultan Sri Ingologo sebagai pengganti Sultan Abdul Kahar tidak suka dengan konsesi yang diberikan sultan Abdul Kahar Kepada belanda . Rasa permusuhan dimulai antara kesultanan jambi dengan belanda tidak dapat dihindari lagi setelah perwakilan belanda di jambi, yaitu Syhrandt Swart mati terbunuh . dalam pertempuran ini belanda dapat menangkap sultan Sri ingologo lalu di asingkan kebanda, maluku.[8]
            Pada tahun 1890 kedudukan belanda di Surolangun Rawas diserang pasukan H.Kaemang Rantau . Belanda mendatangkan bantuan pasukan dari luar daerah. Pada pertempuran tahun 1902 tidak kurang dari 500 pasukan belanda tewas. Pasukan kesultanan jambi mengadakan serangan taktik perang grilnya untuk menghadapi belanda sehingga belanda kesulitan menghadapi pasukan jambi.
            Dengang berbagai tipu muslihat , belanda melakukan perlawanan terhadap rakyat jambi , tetapi perlawanan rakyat jambi tidak padam. Sultan Thaha Saefuddin tidak pernah ditangkap belanda. Ia meninggal di muara Tabu pada 26 April 1904 karena usia tua. Atas jasa-jasanya dalam perjuangan bangsa , Sultan Thaha Saefuddin diakui sebagai pahlawan Nasional dari pemerintah RI.


F.   Peradaban Islam di Indonesian
1. Sistem Birokrasi Keagamaan
            Oleh karena penyebaran islam di Indonesia pertama-tama dilakukan oleh para pedagang, pertumbuhan komunitas Islam bermula di berbagai pelabuhan penting di Sumatra, Jawa dan pulau lainnya. Kerajaan islam yang pertama berdiri juga didaerah pesisir. Seperti: kerajaan samudra pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Ternate, dan Tidore.[9]

            Ibu kota kerajaan selain merupakan pusat politik dan perdagangan, juga tempat berkumpul para ulama dan mubaligh islam. Raja-raja Aceh mengangkat para ulama menjadi penasihat dan pejabat di bidang keagamaan.Kedudukan jabatan ulama yang terkuat diantaranya adalah di Aceh dan di Banten.

            Birokrasi keagamaan juga berlangsung dibeberapa kerajaan Islam seperti di Kesultanan Demak di Jawa.Semasa menjadi raja Demak dengan gelar senopati jimbun ngabdurrahman panembahan Palembang sayyidin panatagama.Demikian pula yang berlaku di Kerajaan Mataram Islam,Sultan Agama bergelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Sayyidinpanata Agama Khalifatullah ing Tanah Jawi.Sultan Agung bahkan memberlakukan kebijakan perpaduan tahun Jawa Saka disesuaikan dengan tahun hijriyah.Hal ini menunjukan perpaduan akulturasi budaya setempat (Jawa) dengan tradisi hukum Islam yang dituangkan dalam sistem birokrasi keagamaan. Demikian pula yang berlaku di beberapa kerajaan lain di Indonesia pada umumnya.

2. Peran Para Ulama dan Karya-Karyanya
            Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan umat islam di Indonesia terutama terletak di pundak para ulama. Paling tidak ada dua cara yang dilakukan: Pertama, membentuk para kader ulama yang akan bertugas sebagai mubaligh ke berbagai daerah yang lebih luas. Kedua, melalui karya-karya yang tersebar dan dibaca di berbagai tempat yang jauh.Pada abad ke-16 dan 17, banyak sekali bermunculan tulisan para cendekiawan Islam di Indonesia.

            Para tokoh-tokoh ulama pertama di Indonesia adalah Hamzah Fansuri, seorang sufi yang berasal dari Fansur (pansur), Sumatra Utara. Karyanya yang terkenal berjudul Asarul Arifin fi Bayan ila Suluk wa At-Tauhid, suatu uraian singkat tentang sifat-sifat dan inti ilmu kalam menurut teologi Islam. Karyanya yang bersifat mistik (tasawuf) adalahSyair Perahu. Karya-karya yang lain adalah Syair Burung Pingai, Syair Dayang, Syair Jawi.

            Syamsudin As-Sumatrani adalah murid Hamzah Fansuri. Syamsuddin mengarang buku berjudul Mir’atul Mu’minin (Cermin Orang Beriman) pada tahun 1601 M. Karya lainnya adalah Jauhar Al-Haqaid, Risalah At-Tubayyin Mulahazat Al-Muwahidin ‘ala Al-Mulhidin fi Dzikrillah, Kitab Al-Haraqah dan Nur Ad-Daqaiq.

            Di Sulawesi, pemikiran tasawuf yang sama juga berkembang, terutama melalui Syaikh Yusuf Al-Makassari (1626-1699M). Karya-karya Syaikh Yusuf al-Makassari yang sebagian dalam bidang tasawuf diperkirakan berjumlah 20 buah.

            Pada abad ke-19 M, pemikiran tasawuf mulai bergasar ke pamikiran fiqh seperti yang ditulis oleh Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari (1710-1812) yang menulis kitab Sabibul Muhtadin dan kitabPerukunan Melayu.Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1875) yang menulis banyak buku, di antaranya Husnul Mathalib, Asnal Maqashid dan Jam’ul Masa’il.

            Di Semarang, terdapat ulama terkenal, Syaikh Shaleh Darat (1820-1903). Karya-karyanya antara lain: Kitab Tafsir Faidhur Rahman (1891 M), Kitab Lathaifuth Thaharat (fiqh), KitabJauharatut Tauhid (tauhid), dan lain-lain.

            Disamping mareka yang disebutkan di atas, masih banyak para ulama lain yang sangat berjasa dalam pengembangan agama islam di Indonesia melalui karya-karyanya.

3. Corak Bangunan Arsitek
            Hasil seni bangunan pada zaman pertumbuhan dan berkembangan Islam di Indonesia antara lain masjid kuno Demak, Masjid Agung Ciptarasa Kesepuhan di Cirebon, Masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh, Masjid Ampel di Surabaya. Masjid-masjid itu menunjukan keistimewaan dalam denahnya yang berbentuk persegi empat atau bujur sangkardengan bagian kaki yang tinggi serta pejal, atapnya bertumpang dua, tiga, lima atau lebih, dikelilingi parit atau kolam air di bagian depan atau sampingnya yang berserambi.Selain itu, pada pintu gerbang, baik di keraton maupun di makam orang yang dianggap keramat berbentuk candi bentar, kori agung yang menunjukan corak pintu gerbang sebelum islam.

            Beberapa bangunan arsitektur Islam di Indonesia, memiliki ciri khas tersendiri dengan mengadaptasi budaya sebelumnya. 

4. Lembaga Pendidikan Islam
            Lembaga-lembaga pendidikan islam sebenarnya sudah berkembang sejak zaman penjajahan belanda. Salah satu bentuk pendidikan islam tertua di Indonesia adalah pesantren. pesantren sebagai lembaga pendidikan islam mempunyai kontribusi yang sangat besar dalam pembentukan budaya masyarakat Islam di Indonesia.

            Setelah merdeka, pendidikan islam mulai mendapat kedudukan yang sangat penting dalam sistem pendidikan nasional. Terutama setelah dibentuknya Departemen Agama pada tanggal 3 Desember 1946 yang bertugas mengurusi penyelenggaraan pendidikan agama di sekolah umum dan madrasah serta pesantren-pesantren.

            Pada tahun 1958 pemerintah terdorong untuk mendirikan Madrasah Negeri.Perkembangan pendidikan islam terus di ditingkatkan. Tuntutan untuk mendirikan Perguruan Tinggi juga meningkat. Sebelum kemerdekaan di Minangkabau sudah berdiri perguruan tinggi pertama, yaitu Sekolah Islam Tinggi yang didirikan oleh persatuan Guru-guru Agama Islam (PGAI) di padang. Di Jakarta didirikan STI (Sekolah Tinggi Islam) pada juli 1945, karena pergolakan kemerdekaan STI dipindah ke Yogyakarta dan pada 22 Maret 1945 STI berubah menjadi UII (Universitas Islam Indonesia). Setelah kemerdekaan di Yogya juga dibuka UGM (Universitas Gadjah Mada).Di Jakarta dibuka ADIA (Akademik Dinas Ilmu Agama).Pada bulan Mei 1960 Departemen Agama menggabungkan PTAIN dengan ADIA menjadi IAIN yang berkedudukan di Yogya dan bercabang di Jakarta. Di Banda  Aceh juga didirikan Fakultas Agama Islam Negeri. Tahun 1960 FAIN diubah menjadi Fakultas Syariah Banda Aceh yang merupakan Cabang IAIN Yogyakarta.Setelah beberapa tahun Departemen Agama memisahkan IAIN menjadi dua yang masing-masing berdiri sendiri, yaitu IAIN Yogyakarta dan IAIN Jakarta.

            IAIN bertambah pesat, selain itu ditambah dengan tumbuhnya perguruan tinggi swasta, diantaranya UNJ, UM, UNISBA, UNISMA.Pendidikan Islam mengalami kemajuan dalam mengiringi modernitas. Terakhir  pada tahun 2002, IAIN Syarif Hidayatullah berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidatullah yang didalamnya menyenggarakan pendidikan  fakultas agama, dan juga membuka Fakultas Psikologi. Di samping itu sedang dirancang pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. 

G. Organisasi-Organisasi Islam di Indonesia

            Beberapa organisasi islam di Indonesia telah memiliki andil yang cukup besar terhadap proses pengembangan agama Islam. Di antara organisasi- oarganisasi Islam di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Al-Jami’at Al-Khairiyah

            Organisasi yang lebih dikenal dengan nama Jami’at Khair ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905. Anggota organisasi ini   mayoritas orang-orang Arab, tetapi untuk  seiap muslim bisa menjadi anggota tanpa diskriminasi asal usul.

            Dua bidang yang sangat diperhatikan oleh organisasi ini ialah,pertama, pendirian dan pembinaan satu sekolah pada tingkat dasar dan,kedua, pengiriman anak-anak muda ke turki untuk melanjutkan studi. Selain itu jami’at khair adalah organisasi pertama dengan bentuk modern dan mendirikan suatu lembaga pendidikan dengan sistem yang modern.

2.Syarikat Islam (SI)

            Syarikat Islam (SI) awalnya adalah Serikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh KH.Samanhudi pada tahun 1950 M di Solo.Kemudian pada tahun 1912 M, SDI berubah menjadi Syarikat Islam (SI) yang diprakarsai oleh HOS. Cokroaminoto, Abdul Muis, H. Agus Salim. Awalnya SI merupakan organisasi yang bergerak di bidang keagamaan, tetapi kemudian menjadi gerakan politik.

3.Muhammadiyah

            Organisasi islam yang didirikan oleh K.H.A. Dahlan pada tahun 1912. Pada awalnya, Dahlan dengan organisasinya dianggap sebagai tokoh controversial karena jalan pikirannya menentang arus, tidak sejalan dengan sistem pendidikan islam tradisional. Namun sebenarnya di situlah letak gagasan “pembaruan” Dahlan dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia ia mengambil alih sistem pengajaran barat dengan ilmu pengetahuan ‘umum’ dan sekaligus mengajarkan ilmu-ilmu keislaman.Usaha Muhammadiyah di bidang pendidikan menyiratkan gerak aktivitas yang beragam dan bersekala luas, yaitu sejak dari pendidikan taman anak-kanak hingga perguruan tinggi. 

4.Nahdlatul Ulama (NU)

            Nahdlatul Ulama ( NU ) artinya Kebangkitan Ulama , adalah organisasi masa islam yang didirikan oleh para ulama pesantren dibawah pimpinan K.H. Hasyim Asy’ari, di surabaya pada tanggal 31 Januari 1926.
            Lapangan usaha NU meliputi bidang-bidang pendidikan , dakwah, dan sosial. NU memiliki pondok pesantren besar yang menyebar di Indonesia , seperti pesantren Tebu Ireng Jombang, Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Ploso Kediri, Pesantren Asem Bagus Situbondo, Pesantren Kajen Pati, Pesantren Lasem Rembang dan lain-lain. Di samping pesantren pendidikan yang dikelola NU adalah sekolah-sekolah formal sejak MI, MTS, MA, juga SD, SMP, SMA sampai perguruan tinggi.
            Nu pernah terjun kebidang politik, setelah keluar dari partai politik Masyumi ( 1955 ). Dalam pergerakan kemerdekaan Indonesia, peran NU cukup besar. Bahkan di antara para tokoh NU ada yang diakui sebagai pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI antara lain : KH. Hasyim Asy’ari, KH.Wahid Hasyim, KH.Zaenal Mustafa, KH.Zainul Arifin.
            Dalam perjuangan politik, NU ahirnya menyatakan kembali kekhitah 26, yaitu meninggalkan perjuangan politik praktis.

5.Jam’iyatul Washliyah

            Suatu organisasi Islam yang diresmikan pendiriannya pada 30 November 1930 M didirikan di Medan. Para Ulama yang ikut mendirikan Jam’iyatul Washliyah antara lain: Ismail Banda, Abdurrahman Syihab, M Arsyad Thahir Lubis. Al-Jam’iyatul Wasliyah banyak memiliki sekolah madrasah yang telah mengeluarkan lulusannya sebagai tokoh terkemuka di masyarakat. 

6.Al-Islah Wal Irsyad (Al-Irsyad Al-Islamiyyah)

            Organisasi ini didirikan pada tahun 1914 oleh Syaikh Ahmad Surkati yang dilahirkan di Dunggala, Sudan pada tahun 1872.kemudian organisasi ini terkenal dengan sebutan Al-Irsyad, yang terdiri dari golongan-golongan awali. Pada tahun 1915 berdirilah sekolah Al-Irsyad yang pertama di Jakarta, yang kemudian disusul oleh beberapa sekolah dan pengajian lain yang sehaluan dengan itu. 

7.Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI)

            Organisasi ini didirikan pada 20 Mei 1930 di Bukittinggi Sumatra Barat oleh sejumlah ulama terkemuka di Minangkabau, di bawah pimpinan Syaikh Sulaiman Ar-Rasuli.PERTI memiliki bidang usaha dalam bidang pendidikan dan dakwah.PERTI pernah terjun di bidang politik praktis sebagai partai politik.

8.Persatuan Umat Islam (PUI)

            Persatuan Umat Islam (PUI) didirikan oleh KH. Abdul Halim, seorang ulama pengasuh pondok pesantren di Majalengka Jawa Barat tahun 1911. Dalam perkembangan berikutnya PUI memiliki banyak sekolah dan pondok pesantren yang menyebar di Wilayah Jawa Barat. PUI merupan gabungan dua organisasi islam di jawa barat , yaitu persyarikatan umat islam yang didirikan oleh KH.Abdul Halim dan organisasi Al-Ittihad Al-Islamiyah yang didirikan oleh KH.Ahmad Sanusi di suka bumi jawa barat.

9.Persatuan Islam (PERSIS)

            Organisasi massa Islam yang didirikan oleh para ulama yang beraliran pembaharu di Bandung pada 12 September 1923. Para ulama pendiri PERSIS adalah KH.Zamzam dan A. Hassan.persis merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pembaruan.Bidang usahanya meliputi bidang dakwah, pendidikan dan penerbitan.

10.Majlis Ulama Indonesia (MUI)

            Didirikan pada 26 Juli 1975.Lembaga ini bertugas memberikan fatwa dan nasihat seputar masalah keagamaan dan kemasyarakatan sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam menjalankan pembangunan.

            Disamping organisai Islam yang disebutkan di atas, sebenarnya masih terdapat berbagai organisasi Islam lainnya, baik yang bersifat nasional maupun local yang bergerak dalam bidang dakwah islamiyah.Semua organisasi tersebut memiliki andil dan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan dakwah Islamiyah di negeri Indonesia.
           
11. Mathlaul Anwar ( MA )

            Mathlaul Anwar ( MA ) adalah organisasi islam yang didirikan oleh Mene Banten, pada 9 Agustus 1916. Didirikan oleh agama islam banten yang dimotori oleh KH. Mas Abdurrahman.organisasi ini bersifat keagamaan , bertujuan mewujudkan keluarga dan masyarakat Indonesia yang takwa kepada Allah SWT, sehat jasmani dan rohani, berilmu pengetahuan , cakap dan terampil serta berkepribadian Indonesia.
            Organisasi ini juga merupakan organisasi islam yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah islamiyah. Mathlaul Anwar cukup berjasa dalam pengembangan agama islam di daerah Banten dan lebih Khususnya bagi masyarakat Banten Selatan.

12. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ( Dewan Dakwah )

            Dewan Dakwah Islam Indonesia, didirikan oleh M. Natsir dan beberapa tokoh islam berhaluan pembaharu di Jakarta. Dewan Dakwah Islam Indonesia merupakan organisasi dakwah yang banyak berjasa dalam bidang dakwah di perkotaan, baik melalui dakwah pengajian-pengajian maupun berbagai aktivitas dakwah yang lain seperti penerbitan, baik Buku maupun Majalah. Berbagai tokoh lainya , yaitu Dr. Anwar Harjono, S.H., H. Buchari Tamam, dan lain-lain.

13. Majelis Dakwah Islamiyah ( MDI )
            Majelis Dakwah Islamiyah ( MDI ) didirikan oleh para tokoh islam yang tergabung dalam golongan karya pada masa pemerintahan orde baru di bawah pemerintahan Suharto.
            MDI merupakan organisasi dakwah yang cukup berjasa dalam bidang dakwah pembangunan melalui pengiriman tenaga dakwah di lokasi transmigrasi, khususnya di luar jawa. Di samping itu, MDI juga berjasa dalam bidang dakwah terutama di kalangan Birokrasi. Tokoh MDI antara lain H. Chalid Mawardi.




14. Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ( ICMI )
            Ikatan Cendiakawan muslim se Indonesia ( ICMI ) adalah organisasi para cendiakawan di Indonesia yang didirikan oleh cendiakawan atas dukungan birokrasi, pada tahun 1990.
            Di antara para tokoh ICMI antara lain: Prof. Dr. Ing. Bj. Habibi, Prof. Dr. H. Amien Rais , Prof. KH. Ali Yafie dan lain-lain.
            Di samping organisasi islam di atas, sebenarnya masih terdapat berbagai organisasi islam lainya, baik yang bersifat Nasional maupun lokal yang bergerak dalam bidang dakwah islamiyah. Semua organisasi tersebut memiliki andil dan kontribusi yang sangat besar bagi pengembangan dakwah islamiyah di negri Indonesia tercinta ini.
            Organisasi-organisasi tersebut antara lain: Gabungan Usaha-usaha Pembaharuan Pendidikan Islam ( GUPPI ), Persatuan Ulama Seluruh Aceh ( PUSA ), Darud Da’wah Wal Irsyad ( DDI ) , Badan Kontak Majelis Ta’lim ( BKMT ) , Forum Umat Islam ( FUI ) , Persatuan Muslim Indonesia ( PERMI ) dan lain-lain.


























BAB III
PENUTUP


Simpulan

            Dalam perkembangannya bangsa Indonesia banyak mendapat rintangan baik dalam bidang Agama, Sosial dan Ekonomi.Hal itu disebabkan adanya Imperialisme barat yang ingin menguasai kekayaan alam bangsa ini serta menjadikan rakyat sebagai alat untuk mencapai tujuan mereka.Tetapi para ulama dan rakyat tidak tinggal diam dengan hai ini, mereka melakukan perlawanan agar terbebas dari kekangan bangsa belanda.

Saran

            Pembahasan dalam makalah yang kami susun ini memang jauh dari suatu kesempurnaan, maka dari itu kami mengharap kepada Pembaca makalah ini agar mencari refrensi dan buku bacaan yang mendukung terhadap pembahasan mengenai “Peradaban Islam di Indonesia” dan kami sangat mengharap saran dan kritikannya yang tak lain hal tersebut  kami butuhkan untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.














DAFTAR PUSTAKA

Sartono Kurtodirdjo, Ibid.,
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000,
Drs. Samsul Munir Amin M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah 2010,
Hamka, Sejarah Umat Islam,  Jilid IV,
Taufik Abdullah (ED) , Sejarah Umat Islam Indonesia,
Muhammad Syamsu Ass,  Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya.




























PROFIL PEMAKALAH

Nama                              : Ikrom Shofi
Tempat Tanggal Lahir                : Batang, 7 Maret 1997
Alamat                                       : Kandeman, Batang
Asal sekolah                                : MA Darul Amanah Kendal






Nama                           : Olga Yandi Guna
Tempat Tanggal Lahir : Pemalang, 4 mei 1997
Alamat                                    : Ds.Jatingarang, Bodeh, PML
Asal sekolah                            : KPC Nurul Qomar Pekalongan








Nama                                       : Fikri ali Idrisi
Tempat Tanggal Lahir : Pekalongan, 15 Maret 1997
Alamat                                    : Ds.Tratebang, Wonokerto,                                                      Pekalongan
Asal sekolah                            : SMK Ma’arif NU Tirto




[1]Drs. Samsul Munir Amin M.A. Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Amzah 2010, hlm 373
[2]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 231
[3]Sartono Kurtodirdjo, Ibid., hlm. 65.
[4]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm. 236
[5]Hamka, Sejarah Umat Islam,  Jilid IV, hlm. 271
[6]Taufik Abdullah (ED) , Sejarah Umat Islam Indonesia, hlm. 155
[7]Muhammad Syamsu Ass,  Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Hlm. 181.
[8]Muhammad Syamsu Ass,  Ulama Pembawa Islam di Indonesia dan Sekitarnya. Hlm. 183
[9]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, hlm.299

Tidak ada komentar:

Posting Komentar