Laman

Selasa, 02 Mei 2017

TT2 B12a “Persamaan Derajat Manusia” (QS. Al Hujuraat : 13)

PENDIDIKAN SOSIAL UNIVERSAL
Persamaan Derajat Manusia” (QS. Al Hujuraat : 13)

Yovita Ayu Fitriyani
Kelas  B

JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Islam mengajarkan persamaan derajat umat manusia. Tidak ada faktor yang menjadi penyebab lebih tingginya derajat manusia yang satu dengan yang lainnya, kecuali peringkat iman dan ketakwaanya. Manusia yang mencapai derajat muttaqin akan memperoleh posisi lebih tinggi di sisi Allah, tanpa melihat kaya atau miskin, pejabat atau rakyat biasa dan perempuan atau laki – laki.  Allah mengajarkan kepada kita untuk tidak membeda – bedakan manusia di dalam hal apapun. Semua di hadapan Allah itu sama ketika manusia dilahirkan, kemudian manusia itu lama – lama tumbuh menjadi manusia remaja kemudian manusia dewasa itu berarti juga manusia menjadi banyak melalakukan perbuatan baik maupun buruk. Allah berarti hanya memandang manusia di dalam ketakwaannya saja.
Semua materi atau harta yang dicari manusia di dunia itu tidak ada gunanya waktu manusia itu meninggal. Manusia itu hanya akan membawa perbuatan baik dan buruknya saja. Manusia diciptakan Allah untuk menghormati sesama manusia dan untuk bersosialisasi. Dengan adanya persamaan derajat manusia, maka kita dapat mengakui serta menghormati akan adanya hak – hak, derajat dan martabat manusia. Sikap itu dapat dibiasakan di manapun, lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan maupun lingkungan masyarakat.

B.     TEMA             : PENDIDIKAN SOSIAL UNIVERSAL
JUDUL           : PERSAMAAN DERAJAT MANUSIA
                   (Q.S AL –  HUJUURAT AYAT 13)

C.     Nash dan Arti
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ    
“Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki – laki seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q. Al – Hujuurat [49] : 13)

D.    Arti Penting untuk Dikaji
Di zaman sekarang, manusia saling membeda – bedakan antara perbedaan agama, ekonomi, jabatan, suku, ras, etnik, bahasa dan keyakinan politik yang menjadikan negara menjadi ada masalah yang disebut diskriminasi. Padahal manusia itu memiliki kecerdasan dan pemikiran yang dapat digunakan dalam bersosialisasi. Tetapi banyaknya kesenjangan antara manusia satu dengan manusia lainnya, maka muncullah perbedaan – perbedaan misalnya perbedaan antara kaya dan miskin.
Kemudian Islam mengajarkan persamaan derajat di dalam Al – Qur’an Surat Al – Huujurat ayat 13 bahwa perbedaan materi itu tidak ada gunanya karena Allah menilai semua manusia itu sama kecuali ketaqwaan dan keimanan manusia itu. Allah menciptakan manusia berbangsa – bangsa agar kita harus saling tolong menolong dan saling mengenal satu sama lain. Tidak ada perbedaan, malah perbedaan itu menjadikan keindahan dan saling melengkapi. Seperti lukisan, jika lukisan itu diisi warna – warna yang beda maka lukisan akan terlihat indah, berbeda dengan jika hany satu warna, maka kita bisa saja jenuh dalam melihat lukisan itu.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori
Persamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, berarti orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap Pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang – undangan atau Konstitusi. Undang – undang berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki persamaan derajat. Persamaan derajat terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan. Persamaan derajat sesuatu yang membuat bagaimana semua masyarakat ada dalam kelas yang sama tidak ada perbedaan kekuasaan dan memiliki hak yang sama sebagai warga negara, sehingga tidak ada dinding pembatas antara kalangan atas dan kalangan bawah.[1] Berarti sudah jelas bahwa di dalam Konstitusi dan Undang – undang itu adanya persamaan derajat manusia. Tidak ada perbedaan antara kaya dan miskin, si pintar dan si bodoh, di mata perundang – undangan dan Konstitusi di Indonesia itu sama. Pastinya kita akan saling menghargai satu sama lain, menghargai hak dan kewajiban masing – masing, dengan begitu kehidupan yang damai pun akan tercipta diantara kita.
Manusia memiliki persamaan dan juga perbedaan. Salah satunya persamaannya adalah memiliki tujuan yang sama dalam penciptaan yaitu beribadah kepada Allah. Jadi manusia itu diciptakan dan memiliki perbedaan gunanya untuk saling tolong menolong bukan karena memamerkan materi yang telah diraih.[2]

Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa), dan menjadikannya berbangsa-bangsa, bersuku-suku, dan berbeda-beda warna kulit bukan untuk saling mencemoohkan, tetapi untuk saling mengenal dan menolong. Allah tidak menyukai orang-orang yang memperlihatkan kesombongan dengan keturunan, kepangkatan atau kekayaan karena yang mulia diantara manusia disisi Allah hanyalah orang yang bertakwa kepada-Nya.
B.     Tafsir
1.      Tafsir Jalalain
(Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki – laki dan seorang perempuan) yakni dari Adam dan Hawa (dan Kami menjadikan kalian berbangsa – bangsa) lafal Syu’uuban adalah bentuk jamak dari lafal Sya’bun, yang artinya tingkatan nasab keturunan yangpaling tinggi (da bersuku – suku) kedudukan suku berada  di bawah bangsa, setelah suku atau kabilah disebut Imarah, lalu Bathn, sesudah Bathn adalah Fakhdz dan yang paling bawah adalah Fasilah. Contohnya ialah Khuzaimah adalah nama suatu bangsa. Kinanah adalah nama suatu kabilah atau suku. Quraisy adalah nama suatu Imarah, Qushay adalah nama suatu Bathn, Hasyim adalah nama suatu Fakhdz dan Al – Abbas adalah nama suatu Fashilah (supaya kalian saling kenal – mengenal) lafal Ta’aarafuu asalnya adalah Tata’aarafuu, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang sehingga jadila Ta’aarafuu maksudnya supaya sebagian dari kalian saling mengenal sebagian yang lain bukan untuk saling membanggakan ketinggian nasab atau keturunan, karena sesungguhnya kebanggaanitu hanya dinilai dari segi ketaqwaan. (Sesungguhnya orang yang paling milia diantara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui) tentang kalian (lagi Maha Mengenal) apa yang tersimpan dalam bathin kalian.


2.      Tafsir Al-Azhar
“Wahai manusia sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laiki – laki dan seorang perempuan” (pangkal ayat 13). Kita tidak boleh menafsirkan hal ini dengan dua tafsir yang keduanya nyata dan tegas. Pertama adalah bahwa seluruh manusia dijadikan pada mulanya dari seorang laki – laki yaitu Nabi Adam dan seorang perempuan yaitu Siti Hawa.beliau berdualah manusia yang mulanya diciptakan dalam dunia ini. Bahwasanya segala manusia ini sejak dahulu sampai sekarang ialah terjadi daripada seorang laki – laki dan seorang perempuan, yaitu ibu.
Maka tidaklah ada manusia di dalam alam ini tercipta kecuali dari percampuran seorang laki – laki dengan seorang perempuan, persetubuhan yang menimbulkan berkumpulnya dua kumpul mani (Khama) jadi satu 40 hari lamanya, yang kemudian dinamai nutfah. Kemudian 40 hari pula lamanua jadi darah, dan 40 hari pula lamanya menjadi daging (‘alaqah). Setelah tiga kali 40 hari nutfah, ‘alawah dan mudghah, jadilah dia manusia yang ditiupkan nyawa kepadanya dan lahirlah dia ke dunia.. kadang – kadang karena percampuran kulit hitam dan kulit putih atau bangsa Afrika dengan bangsa Eropa. Jika diberi permulaan dengan bersatunya mani itu, belumlah terjadi perbedaan warna, sifatnya masih sama saja, “dan Kami jadikan kamu berbangsa – bangsa, bersuku – suku, supaya kenal mengenalah kamu”. Yaitu bahwasanya anak yang mulanya setumpuk mani yang berkumpul berpadu satu dalam satu keadaan belum nampak jelas warnanya tadi, dia menjadi berwarna menurut keadaan iklim dunia, hawa udaranya, letak tanahnya, peredaran musimnya, sehingga berbagailah timbul warna wajah dan diri manusia dan berbagai pula bahasa yang mereka pakai, hidup mencari kesukaannya, sehingga diapun berpecah – pecah menjadi berbagai suku dalam ukuran lebih kecil terperinci.[3]

3.      Tafsir Al – Mishbah
Di dalam penggalam pertama Surat Al – Hujuurat ayat 13 bahwa seungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuanadalah pengantar untuk menegaskan bahwa semua manusia derajatnya kemanusiannya sama di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara satu suku dengan yang lain. Tidak ada juga perbedaan pada nilai kemusiaan antara laki – laki dan perempuan karena semua diciptakan dari seorang laki – laki dan seorang perempuan.
Manusia jika semakin kuat pengenalan satu pihak kepada selainnya, semakin terbuka peluang untuk saling memberi manfaat. Karena itu ayat di atas menekankan perlunya saling mengenal. Perkenalan itu dibutuhkan untuk saling menarik pelajaran dan pengalaman pihak lain, guna meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT yang dampaknya tercermin pada kedamaian dan kesejahteraan hidup duniawi dan kebahagiaan ukhrawi.[4]

4.      Tafsir Al – Lubab
Ayat 13 menyeru semua manusia dan mengingatkan mereka bahwa :Allah swt menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, yakni Nabi Adam As dan Hawa, atau dari sperma (benih lelaki) dan ovum (indung telur perempuan) dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal, yakni perkenalan yang mengantar kamu bantu membantu serta saling melengkapi.Ayat ini ditutup dengan menegaskan bahwa yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah swt ialah yang paling bertakwa. Sungguh Allah swt maha mengetahui, maha teliti sehingga tidak ada sesuatupun yang tersembunyi baginya. Walau detak detik jantung dan niat seseorang.[5]

C.     Aplikasi dalam Kehidupan
1.      Kita diciptakan oleh Allah untuk selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah diberikan
2.      Di dalam kita hidup, kita hendaknya bersosialisasi kepada semua manusia, harus saling menghormati dan tolong menolong antar sesama manusia
3.      Semua manusia itu sama di hadapan Allah, tidak membedakan kaya miskin bodoh atau kaya, yang terpenting adalah keimanan dan ketaqwaan dari manusia itu sendiri.
4.      Di dalam Peraturan Negara juga mendapat perlakuan sama, di kalangan bawah menengah maupun atas. Semua masyarakat memiliki kesamaan hak yang sudah diatur.
5.      Jangan hanya mencari kekayaan materinya saja, tetapi juga harus berusaha menaati apa yang diajarkan Nabi Muhammad kepada kita, karena kekayaan materi tidak akan selamanya membuat kita bahagia, tetapi malah dapat membuat kita sombong atau tinggi hati

D.    Aspek Tarbawi
1.      Persamaan derajat itu diajarkan untuk membuat kita dapat hidup bermasyarakat dengan sesama manusia, tidak ada dinding penghalang dalam bersosialisasi
2.      Allah menciptakan manusia tentu mempunyai perbedaan dan persamaan antara manusia lainnya, tetapi persamaannya bahwa kita diciptakan oleh Allah tujuannya untuk selalu beribadah kepada Allah
3.      Persamaan derajat di dalam Islam itu menjunjung tinggi harkat dan martabat antar manusia, tidak boleh saling menyindir apalagi saling membedakan antar kalangan atas dan kalangan bawah.
4.      perbedaan membuat kita belajar untuk saling mengenal antar manusia, perbedaan itu sebuah anugerah yang indah diberikan Allah karena seperti lukisan, jika warnanya berbeda maka akan terlihat indah, tetapi jika lukisan itu hanya satu warna maka akan terlihat sangat membosankan.













BAB III
PENUTUP
Persamaan hak itu adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, berarti orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap Pemerintah dan Negara. Di dalam Islam juga diajarkan bahwa manusia diciptakan untuk saling tolong menolong, tidak boleh saling mengejek satu sama lain apalagi merendahkan antar manusia. Adanya perbedaan merupakan suatu keindahan dan suatu anugerah dari allah SWT. Seperti contohnya lukisan, jika lukisan itu warnanya hanya satu warna, akan terlihat membosankan, tetapi jika lukisan itu mempunya warna yang berbeda – beda maka akan terlihat indah. Maka dari itu, kita dicptakan memiliki perbedaan dan persamaan. Persamaannya bahwa kita diciptakan oleh allah untuk beribadah kepada-Nya, menaati perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.










DAFTAR PUSTAKA

Nata, Abudin. 2014. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers
Ahmad, Abu. 2009. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Hamka. 2004. Tafsir Al – Azhar Juz IV. Jakarta: Pustaka Panjimas
Shihab, M Quraish. 2011. Tafsir Al – Mishbah. Tangerang: Lentera Hati
Shihab, M Quraish. 2012. Al – Lubab Makna Tujuan dan Pelajaran dari Surah – Surah Al – Qur’an. Tangerang: Lentera Hati
                                                                                                 











BIODATA

  1.  Ø  NAMA : YOVITA AYU FITRIANI
  2. Ø  ALAMAT : PERUMAHAN WIROSARI 2 RT 02 RW 08 NO 23 SAMBONG BATANG
  3. Ø  TTL: PEKALONGAN, 14 FEBRUARI 1997
  4. Ø  PENDIDIKAN : 
  • 1.      TK AL – IKHLAS
  • 2.      SDN SAMBONG 02 BATANG
  • 3.      SMP NEGERI 01 PEKALONGAN
  • 4.      SMA NEGERI 04 PEKALONGAN
  • 5.      IAIN PEKALONGAN (berproses)

                






[1]Abu, Ahmad dkk, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), hlm 39
[2]Abudin, Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm 54
[3]Hamka, Tafsir Al Azhar Juz IV, (Jakarta: Pustaka Panjimas,2004), hlm 79

[4]Shihab, M Quraish, Tafsir Al – Mishbah, (Tangerang: Lentera Hati), hlm 260 - 262
[5]M.Quraish Shihab, Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Pelajaran dari Surah-Surah Al-Qur’an, (Tangerang:Lentera Hati, 2012), hlm 48-49

Tidak ada komentar:

Posting Komentar