Laman

Jumat, 22 September 2017

SBM A 4-d “PERSIAPAN PEMBELAJARAN”

KONSEP DASAR PEMBELAJARAN
“PERSIAPAN PEMBELAJARAN”


Okta viana
2023116068


KELAS A
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR PEMBELAJARAN”. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam kami haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Hufron,  M.S.I. selaku dosen mata kuliah “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR” IAIN Pekalongan yang telah  memberikan tugas ini kepada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah  ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas dan manfaat kepada pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang. Terima kasih.


                                                            Pekalongan,     September 2017

                                                                        Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN

1.      Konsep Dasar Pembelajaran
Konsep dasar pembelajaran merupakan landasan ilmiah pembelajaran. Dalam belajar dinamakan proses pembelajaan. Proses pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik dalam membelajarkan siswanya.
Keberhasilan proses pembelajaran tidak terlepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada peningkatan intensitas keterlibatan siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran. Pengembangan proses pembelajaran yang tepat bertujuan untuk menciptakan kondisi belajar siswa yang menyenangkan dan dapat meraih prestasi dan hasil yang maksimal.
2.      Persiapan Pembelajaran.
Seorang guru sebelum melakukan pembelajaran harus mempunyai strategi pembelajaran. Yaitu dengan melakukan persiapan dalam melakukan pembelajaran, bagaimana model pembelajaran yang akan dilakukan, dan menggunakan media apa dalam pembelajaan. Dalam melakukan pesiapan pembelajaran dapat memudahkan seorang guru untuk melakukan pembelajaran didalam kelas. Hendaknya seorang guru juga harus memiliki strategi pembelajaran agar siswa dapat berkreatifitas didalam kelas.
3.      Tujuan
Persiapan pembelajaran penting dikaji karena seorang guru akan lebih mudah dalam penyampaian  materi jika sebelum masuk kelas seorang guru sudah melakukan persiapan terlebih dahulu. Pentingnya pemahaman guru terhadap sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia, kondisi kelas, dan beberapa factor lain yang terkait dengan  pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Persiapan Pembalajaran
Pembelajaran bukan hanya sekedar menekankan kepada pengertian konsep-konsep belaka, tetapi bagaimana melaksanakan proses pembelajarannya, dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran tersebut, sehingga pembelajaran tersebut menjadi benar-benar bermakna. Dengan pembelajaran kooperatif, tentu bahan sejarah yang didiskusikannya tidak hanya sekedar menjadi sesuatu yang dihafal dan diingat, melainkan ada sesuatu yang dapat dipraktikkan dan dilatih dalam situasi nyata dan terlibat dalam pemecahan masalah. Pembelajaran kooperatif akan dapat mengusir rasa jemu dan bosan, karena itu pembelajaran sejarah dimata siswa lebih banyak menggunakan pendekatan ekpositori.[1]
Berkembangnya berbagai jenis model pembelajaran pada prinsipnya didasari pemikiran  tentang keberagaman siswa, baik dilihat dari perbedaan kemampuan, modalitas belajar, motivasi, minat dan beberapa dimensi psikologi lainnya.selain dasar pemikiran tersebut, keragaman model pembelajaran juga dikembagkan untuk menyesuaikan karakteristik mata pelajaran atau materi pelajaran tertentu yang tidak memungkinkan guru hanya terpaku pada model pembelajaran tertentu. Pemilihan dan penentuan salah satu atau beberapa model pembelajaran yang tepat pada dasarnya bertujuan menciptakan kondisi pembelajaran yang memungkinkan terjadinya peran aktif siswa dalam mengeksplorasi hal-hal baru yang terkait dengan apa yang sedang dipelajari. Ketepatan model pembelajaran juga dapat mendorong tumbuhnya motivasi siswa, terjadinya iklim belajar menyenangkan sehingga siswa mampu memusatkan aktivitas serta perhatian tehadap kegiatan belajar yang sedang berlangsung.[2]
Empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:
1.      Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.
2.      Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3.      Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan kegiatan mengajarnya.
4.      Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau criteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan system instrulsional yang bersangkutan secara keseluruhan.[3]

B.     Model Pembelajaran
Sebelum melakukan pembelajaran seorang pendidik harus mempelajari terlebih dahulu tentang model apa yang akan digunakan dalam kelas agar proses pembelajaran menjadi lancar dan sukses.
Model-model pembelajaran dikembangkan utamanya beranjak dari adanya perbedaan berkaitan dengan berbagai karakteristik siswa. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, modalitas belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran guru juga harus selayaknya tidak tepaku pada model tertentu, akan tetapi harus bervariasi.[4]
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru sebagai pendidik dalam memilih model pembelajaran:
1.      Tujuan pembelajaran yag hendak dicapai.
2.      Hal-hal yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran.
3.      Karakteristik umum peserta didik.
4.      Hal-hal lain yang bersifat nonteknis.[5]
Adapun macam-macam model pembelajaran yang bedasarkan teori, sebagai berikut:
a.       Model interaksi social.
Model ini didasari atas teori belajar gestalt (field teory). Model interaksi social menitikberatkan hubungan yang harmonis antara individu dengan masyarakat (lerning to life together).
b.      Model pemrosesan informasi
Pemrosesan informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima masalah, menemukan konsep dan menggunakan symbol verbal dan visual.
c.       Model personal.
Perhatian utamanya pada emosional peserta didik untuk mengembangkan hubungan yang produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik yang mampu membentuk hubungan yang harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif.
d.      Model modifikasi tingkah laku.
Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan perilaku yang tidak dapat diamati. Karakteristik model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih sistematis dan efisien.[6]
Lima kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga memerlukan berbagai model dan strategi pembelajaran untuk mencapainya, yaitu:
1.      Keterampilan intelektual, yakni sejumlah pengetahuan mulai dari kemampuan baca, tulis, hitung sampai pada pemikiran yang rumit. Kemampuan ini sangat tergatung pada kapasitas intelektual, kecerdasan social seseorang dan kesempatan belajar yang tersedia.
2.      Strategi kognitif, yaitu kemampuan mengatur cara belajar dan berpikir seseorang dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.
3.      Informasi verbal, yakni pengetahuan dalam arti informasi dan fakta.
4.      Ketrampilan motorik, yakni kemampuan dalam bentuk keterampilan menggunakan sesuatu, keterampilan gerak.
5.      Sikap dan nilai, yakni hasil belajar yang berhubungan dengan sikap, intensitas emosional.[7]

Pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar agar berhasisl sesusai dengan yang diharapkan:
a.       Spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku yang bagaimana diinginkan sebagai hasil belajar mengajar yang dilakukan. Sasaran yang dituju harus jelas dan terarah.
b.      Memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran.bagaimana cara guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang guru gunakan dalam memecahkan suatu kasus, akan memengaruhi hasilnya.
c.       Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode atau teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menerapkan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, berbeda dengan cara atau metode supaya anak didik terdorong dan mampu berfikir bebas dan cukup keberanian untuk mengemukakan pendapatnya sendiri.
d.      Menerapkan norma-norma atau kriteria keberhasilan sehingga guru mempunyai pegangan yang dijadikan ukuran untuk menilai sampai sejauh mana keberhasilan tugas-tugas yang telah dilakukannya.[8]
Implementasi model pembelajaran tanpa arahan lebih banyak dilakukan dalam bentuk interviu tidak langsung yang dilakukan melalui beberapa urutan yang terbagi dalam lima fase:
1.      Membantu siswa mendefiniskan situasi. Pada fase ini guru berupaya mendorong tumbuhnya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan siswa.
2.      Menemukan masalah. Guru berupaya menerima dan memahami perasaan-perasaan siswa.
3.      Mengembangkan pemahaman/pengertian siswa. Siswa difokuskan kegiatannya untuk mendiskusikan masalah, dan guru berperan memberikan dorongan sehingga tumbuhnya motivasi dan keterlibatan siswa.
4.      Merencanakan dan merumuskan keterlibatan siswa. Siswa didorong untuk merencanakan bentuk-bentuk keputusan yang akan diambil dari masalah yang dibahas, guru berperan memberikan klarifikasi tentang bentuk keputusan yang mungkin dapat dirumuskan.
5.      Integrasi dimana para siswa mendapatka pemahaman lebih mendalam dan mengembangkan tindakan-tindakan positif. Guru berperan memberikan dorongan agar siswa memiliki motivasi didalam kegiatan tersebut.
6.      Siswa melakukan bentuk tindakan-tindakan positif.[9]

C.     Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan dalam proses pembelajaran.[10]
Mengembangkan pendidikan juga dapat ditingkatkan melalui aplikasi pendekatan sistematis dalam pembelajaran. Langkah-langkah dasar dalam pendekatan pembelajaran tiga tahap ini adalah: perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian. Tiga tahap ini berurutan dan saling berhubungan. Dengan kata lain, seorang guru dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun yang pertama kali dilakukan adalah merencanakan, kemudian melaksanakan proses pembelajaran yang telah direncanakan, dan yang terakhir setelah proses dilaksanakan adalah melakukan penilaian atau evaluasi tehadap materi pelajaran yang telah disampaikan.
1.      Perencanaan
Semua aktivitas pembelajaran diawali dengan perencanaan, dimana seorang guru bertanya. Hal apa yang anda inginkan agar siswa mengetahui, memahami, menghargai, dan mau serta mampu silakukan oelh siswa dari materi pelajaran yang anda sampaikan. Tujuan pembelajaran adalah mengajarkan fakta-fakta sejarah, atau matematika, atau nilai-nilai luhur moral dan spiritual. Langkah berikutnya dalam tahap pembelajaran adalah memilih strategi instruksional, mengatur aktivitas pembelajaran, dan mengumpulkan materi-materi pendukung.
2.      Pelaksanaan proses pembelajaran
Tahap kedua dari pembelajaran tiga tahap adalah melaksanakan apa yang telah dipersiapkan. Setelah memiliki tujuan yang telah ditentukan dan strategi yang relevan untuk mencapai tujuan itu sendiri, guru kemudian dapat mengimplementasikan strategitersebut.
3.      Penilaian atau evaluasi
Tahap ketiga dalam pembelajaran adalah penilaian. Pada tahap ini, guru berusaha mengumpulkan informasi untuk menentukan jenis pembelajaran apa yang muncul. Hal tersebut dapat dilakukan dengan banyak cara, misalnya memberikan tes-tes, kuis-kuis, mengevaluasi pekerjaan rumah (PR), memperhatikan tanggapan-tanggapan siswa atas pertanyaan atau komentar. [11]
Contoh pembelajaran tiga tahap:
Perencanaan
Pelaksanaan
Penilaian
Guru A
Ingin siswa-siswanya dapat membuat baju tidur (piama)
Guru memberikan teori, menyediakan meteran, gunting, dan bahan, serta kapur tulis, mesin jahit, benang, jarum, dll
Siswa diminta memperagakan cara mengukur bahan, memegang gunting, menggunting bahan, dan cara menjahit dengan tangan atau mesin jahit.
Guru B
Siswa dapat menjelaskan gerhana matahari dan gerhana bulan
Guru menyajikan gambar-gambar dan membuat skema/ ilustrai
Siswa diminta manjawab pertanyaan, mempresentasikan terjadinya gerhana matahari dan gerhana bulan.
Guru C
Siswa dapat memperhatikan jenis dan menjelaskan gerakan olahraga tolak peluru
Guru menceritakan sejarah olahraga tolak peluru, memperagakan cara melontarkan peluru, mempersiapkan prasarana dan sarana olahraga tolak peluru.
Siswa diminta memperagakan cara melontarkan peluru, dan langsung mempraktikan dengan alat, kemudian guru dapat juga mengukur jarak peluru yang dilontarkan dari titik awal sampai titik jatuhnya peluru.



BAB III
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Persiapan pembelajaran dilakukan seorang guru sebelum masuk dalam pembelajaran agar lebih mudah mengatur kondisi jalannya pembelajaran.       Seorang guru juga memerlukan model-model pembelajaran dan pendekatannya untuk dapat membuat siswa lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Terdapat empat macam model pembelajaran yaitu, model interaksi social, model pemrosesan informasi, model personal, dan model modifikasi tingkah laku. Langkah-langkah dasar dalam pendekatan pembelajaran tiga tahap ini adalah: perencanaan, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian.
2.      Saran
Demikianlah makalah yang kami buat. Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah-makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2010. belajar dan pembelajaran (bandung: ALFABETA).
Daryanto. 2010. media pembelajaran (Yogyakarta: GAVA MEDIA).
Mustakim, Zaenal. 2017. strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN PRESS).
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (yogyakarta: OMBAK)
Syaifurrahman dan Tri Ujiati. 2013. manajemen dalam pembelajaran (Jakarta: INDEKS)


DATA DIRI


Nama                                : Oktaviana
Tempat, Tanggal lahir      : Pekalongan, 06 Oktober 1998
Alamat                             : Karanganyar Gang 16 no. 047 RT 05/RW 03 kec. Tirto kab. Pekalongan
Pernah belajar di              :
-          TK Muslimat NU Karanganyar Tirto
-          MIS 01 Karanganyar Tirto
-          MTs S NU Karanganyar Tirto
-          MAN 01 Pekalongan





[1] Syaifurrahman dan Tri Ujiati, manajemen dalam pembelajaran (Jakarta: INDEKS, 2013), hlm. 60
[2] Aunurrahman, belajar dan pembelajaran (bandung: ALFABETA, 2010), hlm. 172
[3] Nunuk Suryani dan Leo Agung, STRATEGI BELAJAR MENGAJAR (yogyyakarta: OMBAK, 2012), hlm. 5-6
[4] Daryanto, media pembelajaran (Yogyakarta: GAVA MEDIA, 2010), hlm. 141
[5] Zaenal Mustakim, strategi dan metode pembelajaran (pekalongan: IAIN PRESS, 2017), hlm. 66-67
[6]Ibid, hlm. 67-75
[7] Aunurrahman, op cit, hlm. 142
[8] syaiful bahri djamarah dan aswan zain, op cit, hlm. 6-8
[9] Daryanto, op cit, hlm. 165
[10] Zaenal Mustakim, op cit, hlm. 76
[11] Syaifurrahman dan Tri Ujiati, op cit, hlm. 65-66

Tidak ada komentar:

Posting Komentar