Laman

Jumat, 08 September 2017

SBM E 2-D “PENDIDIKAN GURU”

KOMPETENSI GURU DAN ETIKA GURU
“PENDIDIKAN GURU”



Milla Dianur (2021115067)
Kelas  E

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan atas khadirat Allah SWT. Atas terlesaikannya makalah ini. Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah Wasyukurillah berkat Rahmat dan hidayah Allah SWT, kami dapat menyelesaikan tugas makalah Strategi Belajar Mengajar, yang membahas tentang Pendidikan Guru.
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan pula kepada berbagai pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini. Terutama kepada Bapak Hufron M.S.I sebagai dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah membina dan menuntut kami untuk biasa menjelaskan makalah ini dengan baik.
         
 penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, maka kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang dan semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman dan khususnya pembaca.











BAB I
PENDAHULUAN

1. Tema
Kompetensi Guru dan Etika Guru

2. Judul
Pendidikan Guru

3. Alasan penting dikaji
    
      Pentingya mengkaji mengenai Pendidikan Guru ialah profesionalisme berkembang sesuai dengan kemajuan masyarakat modern. Hal ini menuntut beraneka ragam spesialisasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Maslah profesi kependidikan sampai sekarang masih banyak diperbincangkan, baik dikalangan pendidikan maupun diluar pendidikan. Kendatipun berbagai pandangan tentang  masalah  tersebut telah banyak dikemukakan oleh para pakar pendidikan, namun satu hal yang sudah pasti, bahwa masyarakat merasakan perlunya suatu lembaga pendidikan guru yang khusus berfungsi mempersiapkan tenaga guru terdidik yang terlatih dengan baik. Implikasi dari gagasan tersebut ialah perlunya dikembangkan program pendidikan guru yang serasi dan memudahkan pembentukan guru yang berkualitas profesional, serta dapat dilaksanakan secara efesien dalam kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia. Karena pendidikan guru merupakan suatu sistem yang terpadu dalam rangka sistem pendidikan nasional. Sebagai sistem pendidikan guru meliputi sejumlah komponen yang saling berinteraksi satu satu sama lain.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendidikan Guru
    Dalam Pendidikan, kita mengenal dua isti’lah yang perlu dipahami, yaitu paedagogik, yang artinya pendidikan. Paedagogik adalah teori tentang pemikiran dan perenungan seperti sebagaimana sebaiknya pendidikan dilaksanakan dan dilakukan sesuai kaidah-kaidah mendidik tentang sistem pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan, metode, dan media pendidikan yang digunakan sampai kepada menyediakan lingkungan pendidikan tempat proses pendidikan sedang berlangsung. Sementara itu, paedagogie adalah semua yang berkaitan dengan praktik pendidikan yang dilaksanakan, yaitu kegiatan-kegiatan belajar dan mengajar, interaksi edukatif, yaitu pergaulan yang dilakukan antara pendidik dan anak didik.
Unsur-unsur Pendidikan:
1) Anak didik atau peserta didik
2) Pendidik
3) Kewibawaan
4) Kasih sayang
5) Komitmen
6) Kejujuran
Tujuan pendidikan
1) Pengembangan dimensi spritual, agar manusia itu memiliki norma-norma hakiki dalam kehidupan, norma hidup yang telah diatur menurut kaidah-kaidah agama yang mereka yakini.
2) Pengembangan dimensi sosial, membentuk kepribadian bangsa yang memiliki semangat sosial yang tinggi, karena manusia hidup memerlukan orang lain, dan tidak ada orang yang dapat hidup sendiri di dunia ini.
3) Pengembangan dimensi emosional, karena pada dasarnya tindakan manusia itu dipengaruhi oleh emosinya.
4) Pengembangan dimensi intelektual, berhubungan dengan kecerdasan seseorang.
5) Pengembangan fisikal adalah pembentukan jasmani yang sehat, sehat sehinnga manusia dapat berpikir, bekerja, dan melakukan aktivitas hidup menurut kebutuhan mereka.
Landasan pendidikan
a) Landasan Filosofis
Landasan pendidikan yang dimaksud adalah yang mewarnai dalam praktik pendidikan, yaitu bahwa pendidikan harus berpijak atau berlandaskan pandangan hidup bangsa, yaitu Pancasila.
b) Landasan kultural
Praktik pendidikan harus disesuaikan dengan kultur bangsa atau budaya bangsa.
c) Landasan psikologis
Dalam pergaulan dan komunikasi pendidikan, pendidik harus memahami betul tentang kejiwaan atau psikologis anak, bahwa anak mengalami fase-fase perkembangan dari lahir hingga dewasa.
  
Asas-asas Pendidikan
1) Ing ngarso sung tulodo
Dengan maksud, segala pendidik harus dapat menjadi teladan bagi anak didik dari segala hal baik perilaku, tindakan, perbuatan, maupun tutur kata dan yang lainnya, karena segala perbuatan pendidik itu akan ditiru oleh anak didik.
2) Ing madyo mangun karso
Seorang pendidik itu harus mampu memberikan bimbingan kepada anak didik dengan ketentuan moral dan etika, memenuhi kehendak anak didik.
3) Tut wuri handayani
Pendidik memberikan kebebasan dan mengikuti anak didik dari latar belakang dengan awas, bilamana terjadi penyimpangan yang tidak diharapkan, maka pendidik segera meluruskan dan jangan sampai anak didik salah jalan.
Pendidikan untuk peningkatan sumber daya manusia:
a) Pendidikan sebagai proses pembebasan
Pendidikan kita masih terkesan sebagai pendidikan yang membelenggu. Pembelengguan ini bersumber dari ketidakjelasan visi dan misi pendidikan kita, juga adanya praktik sentralisasi dan uniformitas, serta sistem pendidikan dengan konsep delivery system (sistem penyampaian/ pemberitaan)
b) Pendidikan sebagai proses pencerdasan
c) Pendidikan menjunjung tinggi hak-hak anak
d) Pendidikan menghasilkan tindak perdamaian
e) Pendidikan anak berwawasan integratif
f) Pendidikan membangun watak persatuan
g) Pendidikan menghasilkan manusia demokrasi
h) Pendidikan menghasilkan manusia yang peduli terhadap lingkungan
i) Sekolah bukan satu-satunya instrumen pendidikan
   Guru adalah suatu jabatan profesional, yang memiliki peranan dan kompetensi profesional. Yang mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengaahkan, melatih, menilai dan mengevaluasui peserta didik pada pendidikan anak nusia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Pendidikan guru adalah pendidikan profesional, yang terdiri dari kategori: pendidikan pre-service, pendidikan in-service, pendidikan berlanjut, pendidikan lanjutan, dan pengembangan staf.
    Pendidikan guru dipadukan dalam suatu sistem proses pengadaan, pengembangan, dan pengelolahan. Setiap lembaga pendidikan guru harus berlandaskan pada pancasila dan UUD 1945. Tujuannya adalah:
   Membentuk manusia yang ber-pancasila dan membentuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam UUD 1945.
    Berdasarkan pada kebijakan nasional dalam bidang pendidikan, yakni pemerataan kesempatan belajar, peningkatan relevansi pendidikan sesuai dengan tuntutan pembangunan, peningkatan mutu pendidikan, serta efesiensi efektivitas pendidikan. Dalam hubungan inilah, guru secara profesional menempati titik sentral.
B. Komponen-komponen sistem pendidikan Guru
1. Lulusan
    Para lulusan adalah produksi sistem pendidikan guru. Kuantitas dan      kualitasnya sesuai dengan tujuann pendidikan nasional, tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, dan harapan masyarakat, yaitu guru yang baik, baik ditinjau dari proyeksi nasional (pancasila dan UUD 1945)
2. Calon siswa/mahasiswa (input)
    Para calon siswa/mahasiswa adalah masukan dalam bentuk material mentah ke dalam bentuk material mentah ke dalam proses pendidikan guru.
3. Proses pendidikan guru
   Lawrence Downey menyatakan bahwa proses pendidikan mengandung 3 dimensi:
a. Dimensi substantif mengenai apa yang akan diajarkan
b. Dimensi tingkah laku guru tentang bagaimana guru mengajar
c. Dimensi lingkungan fisik, sarana, dan prasarana pendidikan.
4. manusia
   guru memegang peranan sangat penting dalam proses pendidikan guru. Karena itu harus memiliki kualifikasi profesional sehingga mampu mengemban tugas dan perananya.
5. Metode
  Komponen ini mengandung unsur subtantif atau program kurikuler, metode penyajian bahan, dan media pendidikan tiap jenjang pendidikan guru memiliki programnya sendiri, sesuai dengan tujuan institusionalnya, yang membutuhkan metode penyampaian dan media pendidikan yang tepat guna, demi tercapainya mutu lulusan yang baik.
6. Materi
komponen ini mengandung unsur fasilitas, sarana, dan prasarana pendidikan.
7. Evaluasi
   Komponen ini berfungsi menilai sejauh mana keberhasilan proses pendidikan guru, memeriksa mutu lulusan, dan menyediakan informasi yang berguna untuk perbaikan sistem pendidikan guru pada masa mendatang.
8. Umpan balik
    Bila dari subsistem evaluasi teryata terdapat berbagai kelemahan dalam sistem pendidikan guru, maka perlu ditinjau kembali dan direorganisasi agar lebih manatap. Karena itu, komponen umpan balik sangat diperlukan
 Dan perlu dikembangkan pengelolahan sistem informasi.
9. Masyarakat
  Komponen ini merupakan input eksternal sosial budaya. Karena pendidikan adalah bagian integral dari kebudayaan maka sistem pendidikan guru, yang menjadi bagian drai kebudayaan itu, berfungsi sebagai pengawet dan sekaligus pencipta dari kebudayaan.

  Konteks masyarakat dan sosial budaya memiliki makna yang sangat strategis dalam sistem pendidikan guru. Komponen ini merupkan sumber nilai dan sumber kebutuhan sehingga mewarnai sistem. Sistem pendidikan guru merupakan cermin karena dapat menimbulkan perubahan pada masyarakat dan budaya. Pendidikan guru seharusnya menjadi agen perubahan yang melakukan transformasi terhadap masyarakat.

C. Beberapa cara Guru Belajar
   Perubahan paradigma pendidikan yang cukup dramatis pada saat ini adalah para guru dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tuntunan perubahan yang ada. Salah satu cara yang efektif agar dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang ada, yaitu melalui belajar secara terus-menerus.
Banyak cara yang dapat dilakukan guru untuk belajar, diantaranya seperti berikut:
a) Guru belajar dari praktik pembelajaran yang dilakukannya
Cara belajar guru yang pertama ini dilakukan melalui usaha untuk senantiasa memonitor, menganalisis dan melakukan refleksi atas setiap praktik pembelajaran yang dilakukannya.
b) Guru belajar melalui interaksi dengan guru lain
Cara belajar guru yang kedua dapat dilakukan melalui interaksi dengan guru lain, baik secara formal maupun informal.
c) Guru belajar melalalui ahli/konsultan
Cara yang ketiga, guru dapat belajar melalui ahli/konsultan. Dalam kegiatan ini, sekolah menyediakan seorang atau beberapa orang ahli/konsultan khusus dari luar untuk membelajarkan para guru di sekolah.
d) Guru belajar melalui pendidikan lanjutan dan pendalaman
Pendidikan lanjutan artinya guru melanjutkan studi sesuai dengan bidangnya, misalkan seorang guru bimbingan dan konseling yang sudah memiliki tingkat pendidikan S1, kemudian dia melanjutkan lagi studinya ke S2 program magister bimbingan dan konseling dan seterusnya.
e) Guru belajar melalui cara yang terpisah dari tugas profesionalnya
Cara kelima ini, guru belajar tentang hal-hal yang sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan tugas-tugas profesionalnya, seperti  pengembangan kemampuan intelektual dan moral terkait perannya sebagai orang tua, mengikuti pelatihan sebagai pengurus organisasi masyarakat, pelatihan kepemimpinan dalam bisnis dan sebagainya.

    Profesi guru Hendaknya dilihat dalam hubungan yang luas. Sejumlah rekomendasi dapat dikemukakan sebagai berikut:
1) Peranan pendidikan harus dilihat dalam konteks pembangun secara menyeluriuh, yang bertujuan membentuk manusia sesuai dengan cita-cita bangsa.
2) Hasil pendidikan memeng tak mungkin dilihat dirasakan dalam waktu singkat, bahkan mungkin setelah satu generasi.
3) Sekolah adalah suatu lembaga profesional. Sekolah bertujuan membangun anak didik menjadi manusia dewasa yang berkepribadian matang dan tangguh.
4) Sesuai dengan hakikat dan kriteria profesi yang telah dijelaskan di muka, sudah jelas bahwa pekerjaan guru harus dilakukan oleh orang yang bertugas selaku guru
5) Sebagai konsekuensi logis dari pertimbangan tersebut, setiap guru harus memiliki kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kempetensi kemasyarakatan.










BAB II

PENUTUP

Kesimpulan
      Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dikemukakan di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa sesuatu profesi pada hakikatnya adalah suatu janji yang memiliki nilai-nilai etis yang mengandung unsur pengabdian pada masyarakat, melalui suatu pekerjaan tertentu yang menuntut keahlian tertentu pula. Kendatipun masalah profesionalisasi sampai sekarang masih sering dipertanyakan orang, namun sudah terdapat karakteristik yang jelas serta unsur-unsur yang terperinci yang bersifat mendukung pengertian profesionalisasi itu.
     Demikian pula halnya jabatan guru juga telah ditegaskan sebagai suatu profesi kependidikan. Karena itu sudah sewajarnya profesi ini mendapat tempat yang sepantasnya di tengah profesi lainnya. Profesi kependidikan menuntut kompetensi profesional terhadap para guru, hal mana menimbulkan persyaratan sertifikasi dan pengalaman yang luas yang antara lain diperoleh dari institusi pendidikan guru dan program pendidikan guru yang bermutu, relevan dengan kebutuhan lapangan, dan berlangsung secara berkesinambungan.
    Pendidikan guru adalah suatu sistem terpadu dalam rangka sistem pendidikan nasional. Sebagai suatu sistem, pendidikan guru meliputi sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan berinteraksi satu sama lain, yang terdiri dari tujuan pendidikan guru, siswa, program, pendidikan guru, fasilitas dan perlengkapan, evaluasi, umpan balik, dan konteks sosial.





DAFTAR PUSTAKA

Hamzah B.Uno. 2007. Profesi Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamalik Oemar. 2002.  Pendidikan Guru. Bandung: PT Bumi Aksara

Muhammad Surya dkk, 2010. Landasan Pendidikan Menjadi Guru Yang Baik. Bogor.  Ghalia Indonesia  

Rugiyah dan Atiek Sismiati. 2011. Profesi Kependidikan. Bogor: Ghalia Indonesia



















PROFIL PENULIS


Nama                            : Milla Dianur
Nim                              : 2021115067
Alamat                         : JL. Raya Gapuro Warungasem Batang
Tempat/tanggal Lahir :  Batang, 05 Februari 1997
Hobi                             : Menyanyi Islamic Musik
Riwayat sekolah: MI: MI Salafiyah Gapuro
                              MTs: Ribatul Muta’allimin
                               MA: Ribatul Muta’allimin
                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar