Laman

Jumat, 15 September 2017

SBM E 3-A “Pengajar”

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
“Pengajar”
  
Putri Aqilatul Alimah
(2021115068)
Kelas: E
  
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
TAHUN 2017




KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw beserta keluarga, dan sahabat.
                  Makalah yang berjudulPengajardisusun untuk memenuhi tugasStrategi Belajar Mengajar. Adapun dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan terima kasih kepada Bapak. Muhammad Hufron,MSI, selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Kedua orang tua, yang telah selalu memberi dukungan dengan ikhlas baik materiil maupun spirituil, Serta teman-teman yang telah banyak membantu penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu, memohon kritik serta saran yang membangun dari para pembaca khususnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
Pekalongan, September 2017
Penulis






DAFTAR ISI
                                
      HALAMAN JUDUL.................................................................................. I
      KATA PENGANTAR................................................................................ II
      DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Tema................................................................................................. 1
B.     JudulMakalah................................................................................... 1
C.     Alasan Penting Dikaji...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengajar............................................................................................ 2
B.     Keterampilan Ajar............................................................................ 2
C.     Guru Dahsyat, Guru Yang Memikat.............................................. 4
BAB III PENUTUP
A.    Simpulan.......................................................................................... 7
B.     Saran................................................................................................ 7
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Tema
Keterampilan Dasar Mengajar
B.  Judul Makalah
Dalam kesempatan kali ini penulis akan membahas tentang “Pengajar” Menyesuaikan dengan tugas yang telah penulis terima.
C.  Alasan Penting Dikaji
Pentingnya mengkaji mengenai materi ini yaitu Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk dapat menguasainya. Penguasaan terhadap keterampilan ini memungkinkan pengajar mampu mengelola kegiatan pembelajaran secara lebih efektif. pengajar merupakan seseorang yang sangat penting dalam berlangsungnya suatu pendidikan. Sebagai seorang pengajar harus mempunyai sebuah keterampilan dalam mengajar.  Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat penting. Yang dimana seorang pengajar mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bisa mencerdaskan anak didiknya.








BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengajar
Perlu ditekankan bahwa seorang pengjar harus mengenal para pelajarnya lebih dahulu. Dianjurkan para pengajar berkenalan baik dengan para pelajar mereka dan mempelajari kecakapan dan bakat mereka, kekurangan mereka dan implikasi dari perilaku mereka diruang kelas. Para pengajar wajib selalu menghargai martabat dan pribadi para pelajar. Waktu mengajar seorang pengajar harus sabar dan tahu cara tidak melihat kesalahan mereka atau mencari waktu yang tepat untuk menegur mereka. Lebih baik memuji daripada mencela.
Maka teladan pribadi pengajar lebih penting sebagai sarana membantu para pengajar berkembang pada bidang nilai. Didalam komunitas sekolah sang pengajar akan mempengaruhi pembentukan watak secara positif atau negatif lewat hidupnya sendiri sebagai teladan. [1]

B.       Keterampilan Ajar
Proses mengajar adalah kegiatan yang dilaksanakan guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Dalam proses mengajar siswa belajar dan guru menyampaikan materi pelajaran. Guru merupakan faktor penting dalam setiap proses penularan ilmu pendidikan kepada peserta didik. Peran guru sangat menentukan, dimana guru adalah seorang pribadi yang diharapkan dapat memberikan informasi materi pelajaran agar kegiatan belajar dapat bermanfaat dengan baik. Untuk mencapai itu semua, diharapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki guru selalu dapat berkembang.
keterampilan mengajar merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam menjalankan proses pengajaran. Guru yang mempunyai keterampilan yang baik dalam mengajar tentunya akan lebih memudahlkan bagi siswa untuk menerima ilmu yang disampaikan agar proses belajar dapat berjalan dengan baik.[2]
Untuk itulah seorang guru wajib memiliki beberapa bekal keterampilan, diantaranya:
1.    Berbicara didepan umum
Berbicara bukan sekedar mengeluarkan kata-kata. Berbicara untuk menyakinkan atau mempengaruhi lawan bicara dan audiens tentu berbeda metodenya. Dalam berbicara, seseorang ingin diperhatikan, didengar, dipahami, dan dibenarkan. Ilmu yang disampaikannya pun bisa dipraktikkan pendengarnya. Jika itu sudah terjadi, berarti kemampuan bicaranya telah teruji.[3]
2.    Ilmu psikologi
Guru sebaiknya memahami berbagai tipe karakter manusia. Dengan mengamati sifat, kebiasaan, minat dan kebiasaan murid-muridnya, guru bisa menyesuaikan diri dan memikirkan gaya pendekatan yang diperlukan. Anak yang satu dengan yang lain bisa jadi berbeda dalam cara penyampaian pelajaran dan penyampaian.
3.    Pengendalian diri atau self control
Seorang guru dituntut untuk bisa mengendalikan emosinya. Ketika seorang murid yang sudah berkali-kali diberi tahu, diberi peringatan, bahkan hukuman yang mendidik, masih saja mengulangi kesalahannya, maka yang bisa dilakukan adalah sabar dan pantang menyerah dalam mengarahkannya. Mendidik yang baik tidak boleh menyertakan kemarahannya didalamnya.
4.    Parenting
Parenting adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana kita sebagai orang tua mendidik dan membesarkan anak-anak.
Sebagai guru, marilah kita bantu menanamkan citra diri positif kepada murid-murid, baik yang cerdas maupun yang lemah dalam beberapa bidang tertentu. Mmeberikan pujian saat mereka melakukan kebaikan atau mencapai prestasi tertentu, dan memberikan motivasi apabila mereka mengalami kegagalan dan kejelekan.[4]
C.  Guru Dahsyat, Guru Yang Memikat
Pengertian dahsyat dalam kamus besar bahasa indonesia(KBBI), adalah amat sangat, hebat. Guru dahsyat akan berusaha membuat murid menyukai mata pelajarannya. Ia akan mendekati murid-muridnya melalui sesuatu hal yang dekat dengan dunia mereka, misalnya: apa game yang sedang tren, ia juga sering memuji murid-muridnya.
Menjadi guru terbaik memang tidak mudah, tetapi bisa diupayakan. Kalau sulit menjadi yang terbaik, paling tidak menjadi guru yang baik.kondisi “baik” jika terus dipertahankan dengan penuh komitmen dan tanggungjawab, cepat atau lambat akan menjadi “terbaik”, unggul, dahsyat.[5]
Guru dahsyat akan mendekati murid-murid melalui hatinya. Siapapun tahu jika hati seseorang sudah tersentuh, maka ia akan mendapatkan apa yang ia mau.
Menjadi guru dahsyat membutuhkan kreativitas yang tinggi. Guru dahsyat bukan saja bisa membuat murid tertarik mengikuti pelajarannya, tapi mampu pula membangun hubungan antar personal yang baik dengan murid dan orang tuanya.
Untuk menjadi guru dahsyat diperlukan kriteria sebagai berikut
1.    Takwa
Ketakwaan yang tertanam dengan kuat dalam diri seseorang akan mengiringi orang itu selalu berada dikoridor yang benar dan lurus. Sikap takwa ini diperlukan guru karena guru adalah orang yang dapat diteladani dan ditiru sikap hidupnya.[6]
2.    Cinta mengajar
Pendidik hebat mengajar karena mereka mencintai berada pada profesi ini. Mereka benar-benar memahami imbalan tidak selalu berbentuk uang. Mereka menikmati peluang untuk mengamati “cahaya lampu” pemahaman yang menyala diotak anak, menyaksikan munculnya rasa harga diri pada anak yang dulu rasa percaya dirinya berantakan, melihat perubahan disposisi dari kepahitan menjadi kebahagiaan, dan melihat sikap negatifmenjadi positif dan nilai buruk menjadi nilai sangat bagus. Imbalan ini tidak dapat diukur dalam bentuk perak ataupun emas.[7]
3.    Passion
Kecintaan kita pada sesuatu akan mendorong untuk melakukan suatu hal yang berkaitan.
4.    Mempunyai visi dan idealisme yang jelas
Memiliki visi yang tepat akan membuat seseorang berkomitmen teguh dengan jalan hidupnya, apa pun rintangannya.
5.    Disiplin
Bukan hanya siswa yang harus diminta disiplin, gurupun harus mendisiplinkan dirinya. Tangani disiplin dengan cara yang tenang, lembut, dan sadar.
6.    Mau belajar dan selalu mengikuti perkembangan zaman
Ilmu pengetaguan kian berkembang cepat seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Jika guru tidak segera menyesuaikan diri dengan laju perkembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka bisa dipastikan pengetahuan yang diperoleh dan dikuasainya selama dua-tiga tahun kuliah akan usang ditelan zaman. Untuk itu, guru tidak mempunyai pilihan lain, selain terus-mnerus memperbarui bahkan mengoreksi pengetahuan dan keterampilannya disetiap ruang dan waktu.
7.    Bisa bersikap tegas
8.    Menajadi motivator dan tak sungkan memberikan pujian
Sebenarnya efek pujian dahsyat sekali bagi perkembangan jiwa seorang anak. Pujian akan membuat dirinya percaya diri dan yakin dirinya bisa. Menyampaikan kritikanpun perlu dipikirkan kalimat yang tidak membuatnya patah semangat.
9.    Bijaksana
Seorang guru yang bijaksana tahu kapan akan bersikap sebagai guru, kapan bersikap layaknya orangtua, dan kapan bersikap sebagai teman.
10.     Menjadi mitra dan mediator
Guru menjadi pendamping bagi siswa untuk memahami ilmu pengetahuan yang didapatnya dari beragam sumber.[8]















BAB III
PENUTUP
A.  Simpulan
Bahwa seorang pengajar harus mengenal para pelajarnya lebih dahulu. Dianjurkan para pengajar berkenalan baik dengan para pelajar mereka dan mempelajari kecakapan dan bakat mereka, kekurangan mereka dan implikasi dari perilaku mereka diruang kelas. Para pengajar wajib selalu menghargai martabat dan pribadi para pelajar.
Untuk mencapai itu semua, diharapkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki guru selalu dapat berkembang. keterampilan mengajar merupakan kemampuan yang dimiliki guru dalam menjalankan proses pengajaran. Guru yang mempunyai keterampilan yang baik dalam mengajar tentunya akan lebih memudahlkan bagi siswa untuk menerima ilmu yang disampaikan agar proses belajar dapat berjalan dengan baik.
Menjadi guru terbaik memang tidak mudah, tetapi bisa diupayakan. Kalau sulit menjadi yang terbaik, paling tidak menjadi guru yang baik.kondisi “baik” jika terus dipertahankan dengan penuh komitmen dan tanggungjawab, cepat atau lambat akan menjadi “terbaik”, unggul, dahsyat.
B.  SARAN
           Kami sadar betul bahwa dalam menyusun makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari segi penyusunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, pemakalah memohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar pemakalah menjadi individu yang lebih baik lagi kedepannya.




DAFTAR PUSTAKA

J. Drost, Sj, 1999, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Isjoni, 2006, Gurukah Yang Dipersalahkan?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Faldi Syukur ,Freddy, 2010, Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat,Bandung: Remaja Rosdakarya
Moultrie Turner, Anita, 2007, Resep Pengajaran Hebat, Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang










PROFIL
      Nama                           : Putri Aqilatul Alimah
Ttl                                : Pekalongan, 22 Agustus1997
Alamat                                    : Karangdadap, Pekalongan
Riwayat pendidikan    : 1. RAM NU karangdadap
2.   MIS Karangdadap
3.   SMP N 1 Karangdadap
4.   MAN 1 Pekalongan












[1] J. Drost, Sj, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana, 1999), Hlm 31-32
[2] Isjoni, Gurukah Yang Dipersalahkan?, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Hlm51-52
[3] Freddy Faldi Syukur, Menjadi Guru Dahsyat Guru Yang Memikat, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), Hlm 29
[4]Ibid, hlm 32-34
[5]Ibid, hlm 27
[6]Ibid, hlm 39-40
[7]Anita Moultrie Turner, Resep Pengajaran Hebat, (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2007), Hlm 5
[8]Freddy Faldi Syukur,Op. Cit, Hlm 44-48


Tidak ada komentar:

Posting Komentar