Laman

Jumat, 22 September 2017

SBM F 4-b ”CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”

KONSEP DASAR PEMBELAJARAAN
”CIRI-CIRI PEMBELAJARAN”

    Muchammad Erwin Syah
(2021115096)
Kelas F

FAKULTAS  TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN / PAI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt., atas segala nikmat, karunia-Nya dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Konsep Dasar Pembelajaran” dengan sub tema “Ciri-ciri Pembelajaran”. Penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi kita Nabi Muhammad saw, serta keluarga, kerabat, dan para sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya dapat tersusun bukan hanya dari usaha keras penulis semata, melainkan berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan bimbingan kepada:
1.        Kedua Orang tua tercinta atas doa dan dukungannya sejauh ini
2.        Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
3.       Teman-teman mata kuliah Strategi Belajar Mengajar kelas F yang telah mengarahkan penulis dalam menjalani studi
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa pembahasan mengenai Ciri-ciri Pembelajaran.
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menulis makalah ini dengan baik, apabila masih ditemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini, penulis menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin yaa robbal ‘alamin.
Pekalongan, 20 September 2017


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema
Konsep Dasar Pembelajaran
B. Sub Tema
Ciri-ciri Pembelajaran
C. Penting Dikaji
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran, peran guru dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi semua peserta didik sangat dibutuhkan. Hal ini menyuratkan bahwa suasana belajar yang tidak menyenangkan bagi peserta didik biasanya mengakibatkan kegiatan pembelajaran menjadi kurang harmonis. Kekurangharmonisan ini dapat diamati ketika peserta didik tidak bersikap aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
Ciri-Ciri Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami dan disepakati yang bersifat timbal balik. Baik diantara guru dengan peserta didik maupun peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Sedangkan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau upaya sadar yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat memperoleh pengalaman dari interaksi tersebut. Belajar dan mengajar merupakan dua aktivitas yang berlangsung secara bersamaan, simultan dan memiliki fokus yang dipahami secara bersama. Sebagai suatu aktivitas yang terencara, belajar memiliki tujuan yang bersifat permanen, yakni trrjadinya perubahan pada anak didik. Ciri-ciri perubahan dalam pengertian belajar menurut Slameto (1987) meliputi:
1. Perubahan yang terjadi berlangsung secara sadar, sekurang-kurangnya sadar bahwa pengetahuan bertambah, sikapnya berubah, kecakapannya berkembang, dan lain-lain.
2. Perubahan dalam berlajar bersifat kontinyu dan fungsional. Belajar bukan proses yang statis karena terus berkembang secara gradual dan setiap hasil belajar memiliki makna dan guna yang praktis.
3. Perubahan hasil belajar positif dan aktif. Belajar senantiasa menuju perubahan yang lebih baik.
4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, bukan hasil belajar jika perubahan itu hanya sesaat, seperti berkeringat, bersin, dan lain-lain.
5. Perubahan dalam belajar bertujuan dan terarah. Sebelum belajar, seseorang hendaknya sudah menyadari apa yang akan berubah pada dirinya melalui belajar.
6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, bukan bagian-bagian tertentu secara parsial.
Perubahan perilaku pada siswa, dalam konteks pengajaran jelas merupakan produk dan usaha guru melalui kegiatan mengajar. Hal ini dapat dipahami karena mengajar merupakan suatu aktivitas khusus yang dilakukan guru untuk menolong dan membimbing anak didik memperoleh perubahan dan pengembangan skill (keterampilan), atitude (sikap), appreciation (penghargaan), dan knowledge (pengetahuan).
Sejalan dengan fungsi utama guru sebagai motivator belajar anak didik terdapat beberapa  prinsip mengajar yang perlu diperhatikan, yakni perhatian, aktivitas (kegiatan guru melahirkan aktivitas belajaar siswa), apersepsi (menghubungkan pengetahuan siswa), peragaan, repetisi (pengulangan materi0, korelasi (mengaitkan inti pelajaran), konsentrasi (fokus materi), sosialisasi (watak berteman), individualisasi (penerimaan diri anak), dan evaluasi untuk umpan balik.
Kegiatan pembelajaran merupakan proses komunikasi yang dapat diterima, dipahami, dan bersifat timbal balik, baik antara guru dengan peserta didik maupun antarpeserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Edi Suardi, sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan pembelajaran dapat diamati dari ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki Tujuan
Kegiatan pembelajaran harus memiliki tujuan, yakni untuk membentuk peserta didik dalam suatu perkembangan tertentu. Hal yang mengisyaratkan bahwa kegiatan pembelajaran sadar akan tujuan yang ingin di capai dengan menempatkan peserta didik sebagai pusat perhatian. Anak didik mempunyai tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (1997) terdapat beberapa tujuan kagiatan belajar mengajar diantaranya yaitu:
a. Menggambarkan apa yang diharapkan dapat di lakukan oleh peserta didik dengan menggunakan kata kerja yang khusus tentang sumber-sumber yang dapat digunakan peserta didik dan orang-orang yang dapat diajak bekerja sama.
b. Menunjukan perilaku yang diharapkan dilakukan oleh peserta didik, dalam bentuk  ketepatan dan ketelitian respon, kecepatan, panjangnya dan frekuensi respon.
c. Menggambarkan kondisi-kondisi atau lingkungan fisik, kondisi atau lingkungan psikologis.
2. Adanya Suatu Prosedur
Dalam kegiatan pembelajaran, diperlukan adanya suatu prosedur (jalan interaksi) yang dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar mencapai tujuan secara optimal, maka dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur atau langkah-langkah sistematik dan relevan.
Prosedur kegiatan pembelajaran yang di gunakan hendaknya dapat memberikan peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan menemukan sediri pengetahuan di bawah bimbingan guru, menggunakan metode yang bervariasi dengan mengombinasikan antara kegiatan belajar individual, pasangan, kelompok, dan klasikal  dengan menyentuh seluruhh aspek perilaku individu, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, memperhatikan pelayanan terhadap  perbadaan individual peserta didik seperti bakat, kemampuan, minat, latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan budaya serta maslah khusus yang dihadapi peserta didik yang bersangkutan.
Secara umum, prosedur kegiatan pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan bertujuan untuk menciptakan kondisi awal pembelajaran yang akrab serta menciptakan kesiapan belajar dan suasana belajar yang demokratis. Dalam kegiatan ini, guru dapat memberikan apersepsi, yang meliputi kegiatan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya sekaligus membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran.
b. Kegiatan Inti
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatann inti adalah menyampaikan tujuan yang hendak dicapai, baik dalam lisan maupun tulisan, menyampaikan alternatif kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh dan membahas materi.
c. Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Kegiatan Pembelajaran
Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut kegiatan pembelajaran mencakup penilaian akhir, analisis akhir, tindak lanjut, mengemukakan topik yang akan di bahas pada pertemuan berikutnya, dan menutup kegiatan pembelajaran.
3. Ditandai dengan Penggarapan Materi yang Khusus
Dalam kegiatan pembelajaran, materi harus didesain sedemikian rupa sehingga relevan untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen pembelajaran lainnya, terutama peserta didik yang merupakan komponen sentral. Pemilihan materi harus benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam mencapai masalah kehidupan sehari-hari. Beberapa kriteria dalam pemilihan materi pembelajaran dijelaskan sebagai berikut:
a. Valid (benar) yaitu materi yang dituangkan dlam kegiatan pembelajaran benar-benar telah teruji kebenarannya
b. Tingkat pemilihan materi yang di sajikan benar-benar di perlukan oleh peserta didik
c. Kebermaknaan, materi yang dipilih dapat memberikan manffat akademis, yaitu memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan yang akan di kembangkan dan manfaat non-akademis yang mengembangkan kecakapan dan sikap yang dibutuhkan dalm kehidupan sehari-hari
d. Layak dipelajari, materi memungkinkan untuk dipelajari, baik dari aspek tingkat kesulitannya maupun aspek kelayakannya
e. Menarik minat, hal ini berarti materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat memotivasi serta menumbuhkan rasa ingin tau peserta didik
f. Aktual, hal ini mengindikasikan bahwa guru menyampaikan materi dengan memperhatikan pemahaman peserta didik pada masa depan
4. Ditandai dengan Aktivitas Peserta Didik
Kegiatan pembelajaran memerlikan peserta didik sebagai komponen utama. Hal ini menunjukan bahwa keegiatan pembelajaran ditandai dengan aktivitas peserta didik. Dengan kata lain, tujuan pembelajaran tidak dapat di capai secara optimal jika peserta didik bersikap pasif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Mengutip pemikiran E. Mulyasa menekan pentingnya upaya pengembangan aktivitas, kreativitas, motivasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar mengemukakan hal hal yang perlu dipikirkan yaitu:
· Dikembangkannya rasa percaya diri peserta didik dan mengurangi rasa takut
· Memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah
· Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan dan evaluasi
· Memberi pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter
· Melibatkan peserta didik secara aktif dan kreatif dalam proses belajar mengajar secara keseluruhan
5. Guru Berperan sebagai Pembimbing
Dalam kegiatan pembelajaran, guru berperan sebagai pembimbing yang menghidupkan dan memberikan motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai mediator dalam segala situasi proses pembelajaran sehingga menjadi tokoh yang dilihat dan ditiru tingkah lakunya oleh peserta didik.
Selain sebagai pembimbing menurut Alan syamsudin dengan mengutip pemikiran Crage dan Berliner mengemmukakan peranan guru lainnya yaitu sebagai perencana (planner), sebagai pelaksana (organizer) dan sebagai evaluator. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, seorang guru yang didukung oleh berbagai kompetisi sehingga dapat menghasilkan kinerja yang optimal.
Kompetisi adalah keseluruhan pengetahuan, keterampilan, sifat-sifat karakteristik kepribadian yang diperlukan oleh seorang guru untuk mendukung terhadap pencapaian kinerjanya. Tiga jenis kompetisi yang harus dimiliki guru menurut Raka Joni sebagai mana di kutip oleh Suyanto dan Djihad Hisyam (2002), yaitu:
· Kompetensi profesional yaitu memiliki pengetahuan yang luas dari bidang studi yang diajarkan, dapat memilih dan menggunakan berbagai metode mengajar di dalam proses belajar mengajar.
· Kompetensi kemasyarakatan adalah kemampuan berkomunikasi, baik dengan peserta didik, sesama guru, maupun masyarakat luas.
· Kompetensi personal yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut diteladani sehingga mampu menjadi seorang pemimpin.
6. Kegiatan Pembelajaran Membutuhkan Disiplin
Disiplin dalam kegiatan pembelajaran diartikan sebagai pola tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati dengan sadar, baik oleh pihak guru maupun peserta didik. Langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang sudah di gariskan, penyimpangan dari prosedur berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
Dalam pembentukan kedisiplinan belajar peserta didik, Reisma dan Dayne dalam Mulyasa (2003) mengamukakan strategi  umum untuk merancang disiplin peserta didik, yaitu:
a. Konsep diri, untuk menumbuhkan konsep diri sehingga peserta didik dapat berperilaku disiplin, guru disarankan untuk bersifat empatik, menerima, hangat, dan terbuka.
b. Keterampilan berkomunikasi, guru diharuskan terampil berkomunikasi secara efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong kepatuhan peserta didik.
c. Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku peserta didik yang salah sehingga membantu peserta didik dalam mengatasi perilaku tersebut.
d. Klasifikasi nilai, guru membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.
e. Analisis transaksional, guru disarankan belajar sebagai orang dewasa, terutama ketika berhadapan dengan peserta didik yang menghadapi masalah.
f. Terapi realitas, guru bersikap positif dan bertanggung jawab.
g. Disiplin yang berintegrasi, strategi ini menekankan pengendalian pengendalian penuh oleh guru  untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.
h. Modifikasi perilaku, strategi ini menunjukan bahwa perilaku yang slah disebabkan oleh lingkungan sehingga perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.
i. Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam pengendalian yang tegas.
7. Batas Waktu
Batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak bisa ditinggalkan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam sistem berkelas (kelompok peserta didik). Hal ini mengemukakan bahwa setiap tujuan akan di beri waktu tertentu kapan tujuan itu harus dicapai.
8. Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang di rencanakan sudah tercapai atau belum, berharga atau tidak, dan dapat pula untuk melihat efisiensi pelaksanaa. Dari seluruh kegiatan diatas, masalah evaluasi merupakan bagian penting yang tidak bisa diabaikan setelah guru melaksanakan kegiatan pembelajaran. Evaluasi harus dilakukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Dengan mempertimbangkan ciri-ciri pembelajaran yang telah disebutkan diatas, interaksi yang baim antara guru dan peserta didik merupakan hal yang tidak bisa diabaikan dalam proses pembelajaran. Jika interaksi tersebut tidak terjadi, maka proses pembelajaran pun tidak dapat berjalan dengan baik. Konsekuensinya, pembelajaran yang efektif sebagai tolak ukur keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dapat terlihat secara aktif, baik mental, fisik, maupun sosialnya.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kegiatan belajar mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu
2. Terdapat mekanisme prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
3. Fokus materi jelas, terarah dan terencana dengan baik
4. Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
5. Aktor guru yang cermat dan tepatt
6. Terdapat pola aturan yang dilihat guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
8. Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

Bahri Djamarah Syaiful. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1996
Fathurrohman Pupuh dan Sobri Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar.
Bandung: PT Refika Aditana
Mustaqim Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi).
Pekalongan: IAIN Pekalongan Press
Mustaqim Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran Buku 1. Pekalongan:
IAIN Pekalongan Press





Profil Penulis


Nama :Muchammad ErwinSyah
Tempat, Tgl Lahir :Batang, 27 Mei 1997
Alamat : Dekoro Rt 11 Rw 12 No.19 Kecamatan Pekalongan Timur
                                      Kota Pekalongan
Riwayat Pendidikan   : Lulus dari MII Dekoro, Smpn 5 Pekalongan,Smk Dwija      Praja Pekalongan dan sekarang masih melanjukan study S1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pekalongan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar