Laman

Rabu, 04 Oktober 2017

sbm A 6-a “HAKIKAT PENDEKATAN”

PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT PENDEKATAN”

Nur Atho’illah
(2023116080)


KELAS A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu yang berjudul “Pendekatan Belajar Mengajar”   dengan sub tema ”Hakikat Pendekatan”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.                                                                      dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Hufron,MSI selaku dosen mata kuliah Strategi Belajar Mengajar, tak lupa orangtua dan teman teman .
Semoga dengan makalah ini, kita sebagai calon guru bisa mengetahui model-model pembelajaran  agar  proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan lancar sesuai apa yang telah direncanakan. Saya menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu saya  meminta kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. semoga makalah ini bermanfaat untuk teman teman semua dan pembaca pada umumya.

Pekalongan, September 2017

                                                                                                                                Penulis








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Guru dituntut agar bisa memberi bahan pelajaran yang dapat dikuasai oleh anak didik secra tuntas. Ini merupakan masalah yang cukup sulit bagi guru. Kesulitan itu dikarenakan anak didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikannya, tetapi mereka juga sebagai makhluk sosial dengan latar belakang yang berlainan. Paling sedikit ada tiga aspek yang membedakan anak didik yang satu dengan yang lain yatitu aspek intelektual, psikologis, dan biologis. Dalam kegiatan pembelajaran, ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Kalau kita beranggapan bahawa tugas guru adalah Cuma ceramah, menyampaikan materi terus salam dan pergi, adalah suatu hal yang sangat keliru.
Pembelajaran bukanlah sekedar transfer of knowledge yang tidak memperhatikan kondisi yang dialami oleh murid. Manusia bukanlah robot yang bisa kita atur semau kita, manusia juga bukan binatang yang dapat disuruh-suruh. Manusia adalah makhluk yang unik. Keunikan yang hanya dimiliki oleh manusia, karena ia dikaruniai akal, yang dengan akal tersebut manusia dapat berpikir, mana yang tidak boleh untuk dilakukan, dll.
Setiap manusia pun mempunyai masalah sendiri-sendiri, yang mana cara dan penanganannya memerlukan pembedaan antara masing-masing individu. Dibutuhkan suatu keahlian khusus bagi seorang guru untuk memahami segala situasi yang terjadi pada para muridnya. Untuk itulah pendekatan dalam pembelajaran harus dipelajari oleh masing-masing guru, agar proses pembelajaran menjadi lancar dan sukses. Strategi dalam pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat menentukan hasil dari sebuah pembelajaran tersebut.
A.    Tema
Pendekatan Belajar Pembelajaran
B.     Sub Tema
Hakikat Pembelajaran

C.     Penting Dikaji
Penelitian ini dikaji karena dalam sebuah pembelajaran harus terlebih dahulu melakukan pendekatan, dengan pendekatan tersebut guru lebih mudah mengenali siswanya dan juga bertujuan agar guru mengetahui cara pendekatan pembelajaran sehingga lebih cepat dipahami siswanya dan proses pembelajaran akan lebih efektif dan kondusif.
Oleh karena itu, makalah ini penting dikaji karena untuk mengetahui apa itu pendekatan dan macam-macamnya.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat belajar mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran. Karena itu inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.[1] Keaktifan anak didik tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapijuga dari segi kejiwaan. Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif , maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya anak didik tidak belajar, karena anak didik tidak merasakan perubahan didalam dirinya. Padahal belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi didalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan fisik,mabuk,gila,dan sebagainya.[2]
B.     Hakikat Pendekatan Belajar Mengajar
Pendekatan berasal dari kata “dekat” yang mempunyai arti pendek, tidak jauh, hampir, akran dan menjelang. Sementara pengertian pendekatan secara bahasa mempunyai arti proses, cara, perbuatan mendekati.
Ada beberapa pendekatan menurut para ahli diantaranya:
1.      Menurut Wahjoedi perngertian pendekatan adalah cara mengelola kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal.
2.      Menurut syaifuddin Sagala pengertian pendekatan adalah jalan yang ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu.[3]
3.      Menurut Syaiful bahwa pendekatan adalah suatu pandangan guru terhadap siswa dalam menilai , menentukan sikap dan perbuatan yang dihadapi dengan harapan dapat memecahkan masalah dalam mengelola kelas yang nyaman dan menyenangkan dalam proses pembelajaran.
4.      Nurma mempertegas bahwa pengertian pendekatan adalah pendekatan lebih menekankan pada strategi dan perencanaan .
Kemudian dapat disimpulkan Pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi , menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.[4]
Pada dasarnya pendekatan pembelajaran berbeda dengan metode pembelajaran. Pendekatan lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode lebih menekankan pada teknik pelaksanaannya. Satu pendekatan direncanakan untuk satu pembelajaran, mungkin dalam pelaksanaan proses tersebut digunakan beberapa metode . sebagai contoh, dalam pembelajaran Pencemaran Lingkungan. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tersebut dapat dipilih dari beberapa pendekatan yang sesuai antara lain pendekatan lingkungan. Ketika proses pembelajaran Pencemaran Lingkungan dilaksanakan dengan pendekatan lingkungan, maka dapat digunakan beberapa metode, misalnya observasi, metode diskusi dan metodeceramah.[5]
C.     Macam-macam pendekatan dalam belajar mengajar
Menurut Bruced Joyce , pendekatan mengajar dibagi menjadi empat kategori yaitu sebagai berikut:
1.      Pendekatan Ekspoiteri atau model Informasi
Pendekatan ini mengemukakan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol oleh guru/pengajar. Hakikat pengaajar menurut pandangan ini adalah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Sisw dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan guru. Biasanya guru menyampaikan informasi mengenai bahan pengajaran dalam bentuk penjelasan atau dengan lisan dikenal dengan istilah ceramah. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah dimilikinya melalui respon yang ia berikan pada saat diberikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru.[6]
2.      Pendekatan Inquiry/ Discovery
Pendekatan ini menganggap bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan –kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemapuan yang dimilikinya.. pendekatan ini merupakan pendekatan kognitif dalam pembelajaran, yang mana guru menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajarb sendiri. Siswa didorong agar mempunyai pengalaman dan melakukan percpbaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip atau pengetahuan bagi dirinya.[7]
3.      Pendekatan Interaksi Sosial
Pendekatan ini menekankan terbentuknya hubungan antara individu / siswa yang satu dengan yang lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan sosial individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar mengajar hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk mengadakan hubungan dengan siswa lain/orang lain , mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan produktifitas kegiatan belajar siswa. Metode-metode mengajar  yang paling diutamakan dalam pendekatan ini antara lain diskusi, problem solving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang menunjang berkembangnya hubungan sosial siswa.
4.      Pendekatan Tingkah Laku
Pendekatan ini menekankan kepada tingkah laku siswanya dan pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respon yang diberikan individu. Dalam pendekatan ini langkah guru mengajar adalah sebagai berikut.
a.       Guru menyajikan stimulus belajar kepada siswa.
Mengamati tingkah laku siswa dalam menanggapi stimulus yang diberikan(respon siswa)
b.      Menyediakan atau memberikan latihan-latihan kepada siswa dalam memberikan respon terhadap stimulus
c.       Memperkuat respon siswa yang dipandang paling tepat sebagai jawaban terhadap stimulus.
Secara umum macam-macam pendekatan dibagi menjadi 7 yaitu sebagai berikut.
1.      Pendekatan Individual
Di kelas ada sekelompok anak didik. Mereka duduk dikursi masing-masing. Mereka belajar dengan cara yang berbeda-beda, perilakunya juga bermacam-macam. Perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi belajar mengajarnya. Bila tidak, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik tidak akan pernah menjadi kenyataan. Paling tidak dengan pendekatan individual dapat diharapkan kepada anak didik dengan tingkat penguasaan optimal.[8]
2.      Pendekatan kelompok
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik. Hal ini disadari bahwa anak didik adalah sejenis makhluk homo socius, yakni makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama.
Anak didik dibiasakan hidup bersama , bekerja sama dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan. Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan, tanpa ada rasa minder. Persaingan yang positif pun terjadi dikelas dalam rangka untuk mencapai prestasi belajar dengan optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik yang aktif, kreatif, dan mandiri.
3.      Pendekatan Bervariasi
Ketika guru dihadapkan kepada permasalahan anak didik yang bermasalah, maka guru akan berhadapan dengan permasalahan anak didik yang bervariasi. Setiap masalah yang dihadapi oleh anak didik tidak terlalu sama, terkadang ada perbedaan.
Dalam mengajar, guru yang hanya mnggunakan satu metode biasanya sukar menciptakan suasana kelas yang kondusif dalam waktu yang relatif lama. Bila terjadi perubahan suasana kelas, sulit menormalkannya kembali. Ini sebagai tanda adanya gangguan dalam proses belajar mengajar. Akibatnya, jalannya pelajaran menjadi kurang efektif. Efesiensi  dan efektivitas pencapaian tujuan pun jadi terganggu, disebabkan anak didik kurang mampu berkonsentrasi.
Permasalahan yang dihadapi oleh setiap anak didik biasanya bervariasi, maka pendekatan yang digunakan pun akan lebih tepat dengan pendekatan bervariasi pula. Misalnya, anak didik yang disiplin dan anak didik yang suka berbicara akan berbeda pemecahannya dan menghendaki pendekatan yang berbeda-beda pula.[9]
4.      Pendekatan Edukatif
Cukup banyak sikap dan perbuatan yang harus guru lakukan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak didik. Salah satu contohnya, misalnya, ketika lonceng tanda masuk berbunyi , anak-anak jangan dibiarkan masuk dulu, tetapi suruhlah mereka berbaris didepan pintu masuk dan perintahkanlah ketua kelas untuk mengatur barisan.  Semua anak perempuan berbaris dalam kelompok sejenisnya. Demikian juga semua anak laki-laki berbaris dalam kelompok sejenisnya. Setelah mereka berbaris dengan rapi lalu guru mempersilahkan anak didik masuk satu persatu dengan menyalami dan mencium tangan guru sebelum dilepas. Akhirnya semua anak masuk dan pelajaran dimulai.
Contoh diatas menggambarkan pendekatan edukatif dimana guru telah meletakkan tujuan untuk membina watak anak didik dengan pendidikan akhlak yang mulia. Guru telah membimbing anak didik, bagaimana cara memimpin kawan-kawannya dan anak-anak lainnya.
Guru yang hanya mengajar di kelas, belum dapat menjamin terbentuknya kepribadian anak didik yang berakhlak mulia. Demikian juga halnya dengan guru yang mengambil jarak dengan anak didik. Kerawanan hubungan guru dengan anak didik disebabkan komunikasi antara guru dengan anak didik kurang berjalan harmonis. Kerawanan hubungan ini menjadi kendala bagi guru untuk melakukan pendekatan edukatif kepada anak didik yang bermasalah.
5.      Pemdekatan pengalaman
Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang baik. Belajar dari pengalaman adalah lebih baik daripada sekedar bicara, dan tidak pernah berbuat sama sekali. Meskipun pengalaman diperlukan dan selalu dicari selama hidup, namun  tidak  semua pengalaman dapat bersifat mendidik. Suatu pengalaman dikatakan tidak mendidik, jika guru itu tidak membawa anak kearah tujuan pendidikan, akan tetapi menyelewengkan dari tujuan itu, misalnya “mendidik anak menjadi pencopet”
Betapa tingginya  nilai suatu pengalaman, maka disadari akan pentingnya pengalaman itu bagi perkembangan anak. Sehingga dijadikan lah pengalaman sebagai suatu pendekatan. Maka jadilah “pendekatan pengalaman” sebagai frase yang baku dan diakui pemakaiannya dalam pendidikan.
6.      Pendekatan Pembiasaan
Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Anak kecil tidak seperti orang dewasa yang dapat berpikir abstrak. Anak kecil hanya berpikir konkret. Anak kecil yang belum kuat ingatannya akan lekas melupakan apa saja yang sudah terjadi. Perhatian mereka dengan mudah beralih pada hal-hal yang disukainya..[10]
Menanamkan kebiasaan yang baik memang tidak mudah dan kadang-kadang makn waktu yang lama. Tetapi sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan sukar pula untuk mengubahnya. Maka sangatlah penting menananmkan kebiasaan yang baik dan jangan sekali-kali mendidik anak berdusta, tidak disiplin, suka berkelahi dan sebagainya.tetapi tanamkanlah kebiasaan seperti ikhlas melakukan puasa, gemar menolong, suka membantu fakir miskin, gemar melakukan sholat lima waktu, aktif berpartisipasi dalam kegiatanyang baik-baik dan sebagainya. Namun pendekatan pembiasaan yang dimaksutkan disini yaitu dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk senantiasa  mengamalkan ajaran yang telah dipelajarinya.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran dapat berarti titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik didalam perwujudan kegiatan pembelajaran , yang berusaha meningkatakan kemampuan-kemapuan kognitif, afektif,  dan psikomotoriksiswa dalam pengolahan pesan sehingga tercapai sasaran belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Ketika kegiatan belajar mengajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran. Pendekatan yang dekat maka akan berlangsung belajar mengajar yang menyenangkan.
B.     Saran
Saya selaku penyusun menyarankan agar para calon maupun guru dapat memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai , karena setiap pendekatan mempunyai kelemahan dan keunggulan masing-masing.










DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri dan Aswan Zain,2013. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: PT RINEKA CIPTA
Mustakim Zaenal. 2011.Strategi & Metode Pembelajaran. Pekalongan:STAIN Press
Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. Pekalongan: IAIN Pekalongan Press
Mohamad & Hamzah.2012. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara
Purwanto, M. Ngalim.1991. Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta, cv
Suyadi. 2013. Strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi belajar mengajar dan micro teaching. Ciputat: PT. Ciputat Press









PROFIL

Nur Atho’illah, lahir di Pekalongan Jawa Tengah pada tanggal  17 April 1998. Pendidikan dimulai dari TK  ia tempuh di TK Pertiwi Salakbrojo. Kemudian ia menempuh sekolah dasar di SDN Salakbrojo, ia sempat aktif dalam extrakulikuler tilawatil qur’an, dari mulai kelas 3 setiap tahunnya pasti mengikuti lomba. Pada Tahun 2010 ia masuk ke MTs. Al-Hikmah proto, ia aktif dalam beroganisasi. Dan pada tahun 2013 ia masuk ke MASS Proto, saat di MA nakalpun mulai merajalela karena ia sebernanya tidak ingin sekolah disana, tapi setelah beberapa bulan-bulan disana , juga semenjak ia punya pacar, ia mulai aktif di bidang PMR dan juga aktif dalam diskusi dikelas, suka berkerja kelompok. Kemudian pada tahun 2016 ia masuk ke IAIN Pekalongan jurusan PGMI jenjang S-1, lagi-lagi ia bersekolah tidak sesuai dengan keinginannya karena sebenarnya ia memiliki cita-cita menjadi Sekretaris Perusahaan. Tapi karena sudah kuliah dijurusan PGMI ia sekarang mulai menekuni trik-trik jadi guru yang berkualitas demi menciptakan anak bangga yang berprestasi dan juga membahagiakan kedua orangtua.



[1] Hamzah dan Muhammad, belajar dengan pendekatan PAIKEM,cet.ke-2(Jakarta: PT Bumi Aksara.2012)hlm.36
[2] Syaiful dan Aswan, Strategi Belajar Mengajar,cet.ke-5(Jakarta: PT RINEKA CIPTA,2013)hlm.38
[3] Syaiful, Sagala, kemapuan profesional guru dan tenaga kependidikan,cet,ke-2(Bandung: ALFABETA,cv 2009)hlm.68
[4] Zaenal Mustakim. Strategi dan Metode Pembelajaran Edisi Revisi. (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press.2017)hlm.131
[5]Zaenal Mustakim, Strategi & Metode Pembelajaran,cet.ke-2(Yogyakarta:STAIN Press)hlm.72
[6] Sabri Ahmad, stategi belajar mengajar dan micro teaching,(Ciputat: PT CIPUTAT PRESS.2005)hlm.10
[7] Suyadi, strategi pembelajaran pendidikan karakter(Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.2013)hlm.162
[8] Op.Cit, hlm.62
[9] Op.Cit.hlm.66
[10] M.ngalim Purwanto, ilmu pendidikan teoritis dan praktis (Bandung: Remaja Rosda Karya,1991)hlm.36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar