Laman

Kamis, 12 Oktober 2017

sbm A 7-c “MACAM-MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN”

STRATEGI PEMBELAJARAN
“MACAM-MACAM STRATEGI PEMBELAJARAN”
Nur Afifi         2023116114


KELAS A
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat, hidayah, serta karunia, dan pertolongan nya. sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang bertema Strategi Pembelajarandengan sub tema “Macam-macam Strategi Pembelajaran”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari kiamat. Amin yaa
 rabbal alamin
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ghufron selaku dosen pengampu mata kuliah “STRATEGI BELAJAR MENGAJAR” yang telah memberikan bimbingan kepada kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan kontribusi dan partisipasinya.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat kepada pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu kami menerima segala kritik, saran, dan masukan agar dapat menyempurnakan pembuatan makalah kami selanjutnya. Terimakasih



Pekalongan, 28 September 2017


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

Tema
Strategi Pembelajaran
Sub Tema
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Mengapa penting untuk dikaji?
Strategi pembelajaran dengan sub tema Macam-macam strategi pembelajaran  penting dikaji karena merupakan salah satu unsur penting dalam sebuah pembelajaran. Yang mana hal tersebut penting bagi kita sebagai calon guru untuk mengetahui  strategi pembelajaran yang cocok untuk anak didik dan bertujuan agar guru mengetahui macam-macam strategi pembelajaran sehingga dalam proses belajar lebih cepat dipahami oleh peserta didiknya agar peserta didik lebih efektif dan kondusif.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Strategi Pembelajaran
Istilah strategi (strategy) berasal dari “kata benda” dan “kata kerja” dalam bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan kata stratos (militer) dengan “ego” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan).
Dengan demikian strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi  mencakup tujuh kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instructions) bermakna sebagai upaya untuk mebelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan ke arah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Pembelajaran merupakan proses utama yang diselenggarakan dalam kehidupan  di sekolah sehingga antara guru yang mengajar dan anak didik yang belajar dituntut untuk provit tertentu.[1]
Strategi pembelajaran adalah pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori belajar tertentu.


B.   Macam – macam Strategi Pembelajaran
1.   Strategi Pembelajaran Ekspositori
a.      Pengertian strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan strategi proses penyampaian materi secara verbal dari guru terhadap siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori sering juga disebut strategi pembelajaran langsung (direct instructions), sebab materi pelajaran langsung diberikan guru, dan guru mengolah secara tuntas pesan tersebut selanjutnya siswa dituntut untuk menguasai materi tersebut. Dengan demikian, dalam strategi ekspositori guru berfungsi sebagai penyampai informasi dan lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah strategi “chalk and talk”.[2]
b.      Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori adalah
1)      Berorientasi pada tujuan
Langkah guru untuk membina suasana pembelajaran yang responsif, agar tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara jelas, teramati dan terukur.
2)      Prinsip komunikasi
Proses penyampaian materi dari guru kepada peserta didik agar peserta didik dapat menangkap setiap materi pelajaran yang disampaikan.
3)      Prinsip kesiapan
Peserta didik harus siap menerima informasi dan guru harus memposisikan keadaan peserta didik agar peserta didik siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikis.
4)      Prinsip berkelanjutan
Guru harus dapat mendorong peserta didik untuk mampu mencari, menemukan dan menambah wawasan materi pelajaran yang didapat dengan yang baru ia dapatkan agar lebih lanjut dan berhasil.
c.       Langkah-langkah dalam penerapan strategi ekspositori adalah
1)      Persiapan
Guru harus mempersiapkan peserta didik untuk menerima pealajaran.
2)      Penyajian
Penyampaian materi pelajaran sesuai persiapan yang telah dilakukan.
3)      Menghubungkan
Langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman peserta didik dengan menangkap pengetahuan yang telah dimilikinya
4)      Menyimpulkan
Tahapan peserta didik untuk memahami inti sari dari proses penyajian
5)      Penerapan/aplikasi
Langkah unjuk kemampuan peserta didik setelah mereka menyimak penjelasan guru.
d.      Kelebihan strategi ekspositori yaitu
1)      Guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran. Dengan demikian, ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
2)      Sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara waktu yang dimiliki terbatas.
3)      Selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus melihat atau mengobservasi.
4)      Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
e.       Kelemahan strategi ekspositori yaitu
1)      Strategi ini hanya mungkin dapat dilaksanakan terhadap siswa yang mempunyai kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2)      Karena strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi dan komunikasi.
3)      Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa tentang materi pembelajaran akan sangat terbatas.[3]

2.      Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
a.      Pengertian strategi pembelajaran berbasis masalah adalahrangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang diselesaikan secara ilmiah.
b.      Langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah adalah
1)      Merumuskan masalah
Langkah peserta didik menentukan masalah yang akan di pecahkan
2)      Menganalisis masalah
Langkah peserta didik meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang
3)      Merumuskan hipotesis
Langkah peserta didik merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya
4)      Mengumpulkan data
Langkah peserta didik mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah
5)      Menguji hipotesis
Langkah peserta didik mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan atau penolakan hipotesis yang diajukan
6)      Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah.[4]
c.       Kelebihan strategi pembelajaran berbasis masalah yaitu:
1)      Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentrasfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
2)      Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
c.       Kelemahanstrategi pembelajaran berbasis masalah yaitu:
1)      Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2)      Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.  Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.[5]

3.      Strategi Pembelajaran Kontekstual
a.      Pengertian Pembelajaran Kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antar materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Langkah-langkah dalam penerapan strategi Pembelajara Kontekstual adalah
1)      Pendahuluan
a)      Guru menjelaskan kompetensi dan prosedur materi pelajaran yang akan di pelajari, siswa dibagi dalam beberapa kelompok dan tiap kelompok ditugaskan melakukan observasi  untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di tempat-tempat tersebut, guru melakukan tanya jawab seputar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa.
2)      Inti
a)      Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di tempat tempat dengan alat observasi yang sebelumnya mereka tentukan.
b)      Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompok masing-masing.
c)      Setiap kelompok melaporkan hasil diskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan kelompok lain
3)      Penutup
a)      Dengan bantuan guru siswa membuat kesimpulan hasil observasi seputar masalah
b)      Guru menugaskan siswa untuk membuat karya tulis tenta
c)      ng pengalaman mereka sesuai observasi yang dilakukannya.[6]
c.       Kelebihan strategi kontekstual
1)      Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.
2)      Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.
d.      Kelemahan strategi kontekstual
1)      Diperlukan waktu yang cukup lama saat proses pembelajaran Kontekstual berlangsung.
2)      Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam CTL, guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.[7]

4.      Strategi Pembelajaran Inkuiri
a.      Pengertian lnkuiri yang dalam bahasa lnggris “inquiry” berarti pertanyaan atau pemeriksaan,  penyelidikan. Strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
c.    Prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
1)    Berorientasi pada pengembangan intelektual    
Berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar untuk pengembangan kemampuan berfikir peserta didik
2)    Prinsip interaksi
Interaksi peserta didik dengan guru bahkan interaksi peserta didik dengan lingkungan
3)    Prinsip bertanya
Guru sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan, pada dasarnya sudah merupakan sebagian proses berfikir
4)    Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, tetapi juga merupakan proses berfikir untuk mengembangkan potensi seluruh otak secara maksimal
5)    Prinsip keterbukaan
Pembelajaran menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
c.    Langkah-langkah dalam penerapan strategi inkuiri adalah
1)    Orientasi
Langkah untuk membina suasana pembelajaran yang responsif.
2)    Merumuskan masalah
Langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka – teki.
3)    Merumuskan hipotesis
Jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji.
4)    Mengumpulkan data
Aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.
5)    Menguji hipotesis
Proses menetukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6)    Merumuskan kesimpulan
Proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasrkan hasil pengujian hipotesis.[8]
d.   Kelebihan strategi inkuiri yaitu
1)      menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara imbang, sehingga pembelajaran lebih bermakna.
2)      Dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri.
3)      Dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
e.       Kekurangan strategi inkuiri yaitu
1)      Akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik.
2)      Sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3)      Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehinggan guru sering sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang telah di tentukan.[9]

1.      Strategi Pembelajaran Afektif
a.      Pengertian Strategi Pembelajaran Afektif adalah strategi yang bukan hanya bertujuan untuk mencapai pendidikan kognitif saja, melainkan juga sikap dan ketrampilan afektif  yang berhubungan dengan volume yang sulit diukur karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Strategi pembelajaran aktif adalah strategi pembelajarn pembentukan sikap, moral atau karakter peserta didik melalui semua mata pelajaran.Kemampuan aspek afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berupa tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang dan kemampuan mengendalikan diri.
b.      Hakikat Pendidikan Nilai dan Sikap
Sikap (afektif) erat kaitanya dengan nilai yang dimiliki oleh seseorang, oleh karenanya pendidikan sikap pada dasarnya adalah pendidikan nilai.pendidikan nilai pada dasarnya proses penanaman perilaku kepada peserta didik yang diharapkan kepada siswa dapat berperilaku sesuai dengan pandangan yang dianggap baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
1)      Normativist : Kepatuhan yang terdapat pada norma-norma hukum.
2)      Integralist : Kepatuhan yang didasarkan pada kesadaran dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional.
3)      Fenomalist : Kepatuhan berdasarkan suara hati atau sekedar basa-basi.
4)      Hedonist : Kepatuhan berdasarkan diri sendiri.
c.       Proses Pembentukan Sikap
1)      Pola pembiasaan
Dalam proses pembelajaran di sekolah, baik secara di sadari maupun tidak, guru dapat menanamkan sikap tertentu kepada siswa melalui proses pembiasaan
2)      Modeling
pembentukan sikap melalui proses asimilasi atau proses pencontoaan. Salah satu karakteristik anak didik yang sedang berkembang adalah keinginan untuk melakukan peniruan (imitasi).
c.       Kelebihan strategi pembelajaran afektif
1)      Mengembangkan potensi peserta didik dalam hal nilai dan sikap.
2)      Peserta didik akan lebih mengetahui mana yang hal yang baik dan mana yang tidak baik.
d.      Kelemahan strategi pembelajaran afektif
1)      Sulitnya melakukan kontrol karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. Pengembangan kemampuan sikap baik melalui proses pembiasaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh faktor guru, akan tetapi juga faktor-faktor lain terutama faktor lingkungan.[10]








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Macam-macam strategi pembelajaran :
1.    Strategi pembelajaran Ekspositori
2.    Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
3.    Strategi pembelajaran komtekstual (Contextual teachig learning)
4.    Strategi pembelajaran inquiry
5.    Strategi pembelajaran afektif
Dari beberapa macam-macam strategi diatas dapat di simpulkan Suatu strategi belajar mengajar yang baik dan berhasil untuk mencapai tujuan pengajaran bagi sekelompok siswa, belum tentu dapat berhasil untuk kelompok siswa pada situasi dan kondisi tertentu. Dengan demikian tidak ada strategi belajar mengajar umum yang dapat dipakai untuk mencapai semua tujuan pengajaran.











DAFTAR PUSTAKA


Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran, Bandung: Rosdakarya Offset.

Rusmono. 2012.Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu, Bogor: Ghalia lndonesia.

Mustakim, Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran , Yogyakarta: Matagraf.

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Nunuk Suryani dan Leo Agung S. 2012. Strategi Belajar – Mengajar , Yogyakarta: Ombak.

Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno. 2014.Strategi Belajar Mengajar, Surabaya: Refika Aditama..





LAMPIRAN



[1]Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya Offset, 2013), hlm. 3-4.

[2]Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu perlu (Bogor: Ghalia lndonesia, 2012), hlm. 66.
[3]Ibid., hlm. 217-221.
[4]Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Yogyakarta: Matagraf, 2017), hlm. 109.
[5]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), hlm. 220-221.
[6]Nunuk Suryani dan Leo Agung S, Strategi Belajar – Mengajar(Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 117-118.
[7]Abdul Majid, op.cit., hlm. 228.
[8]Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: Refika Aditama, 2014), hlm. 32.
[9]Wina Sanjaya, loc.cit., hlm. 198-208.

[10]Wina Sanjaya, loc.cit., hlm. 274-278.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar