Laman

Jumat, 27 Oktober 2017

sbm A 9-d (Penerapan Alat dan Media Pembelajaran)

ALAT DAN MEDIA BELAJAR MENGAJAR
(Penerapan Alat dan Media Pembelajaran)

Fitri Lutfiana
2023116138 
KELAS A

 JURUSAN PGMI 
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 
2017


KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan inayahnya kepada kita semua. Sehingga saya menyelesaikan makalah yang berjudul “Alat dan Media Belajar Mengajar” dengan sub tema “Penerapan Alat dan Media Pembelajaran”. Sholawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada junjungan Nabi Agung Nabi Muhammad s.a.w yang tentunya senantiasa dinantikan syafa’atnya di yaumul akhir nanti.
Makalah ini saya susun dengan bantuan beberapa referensi buku yang ada mengenai “Penerapan Alat dan Media Pembelajaran”. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada semua yang mengikuti mata kuliah Strategi Belajar Mengajr ini.
Didalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisannya. Hal ini dikrenakan atas keterbatasan dan kemampuan yang saya miliki. Saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, agar kedepannya nanti bisa membuat makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah yang saya susun ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembacanya, sekian terimakasih.



Pekalongan, Oktober 2017


Penulis






BAB I
PENDAHULUAN

A. Tema
Alat dan Media Belajar Mengajar
B. Sub Tema
Penerapan Alat dan Media Pembelajaran
C. Penting Dikaji
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonretkan dengan kehadiran media. Oleh karena itu dengan adanya penerapan alat dan media ini  pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik dan guru lebih mudah dalam menyampaikan materi pembelajaran terhadap peserta didiknya












BAB II
PEMBAHASAN


A. Pengertian alat dan media pembelajaran
Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Kata “segala sesuatu” memberikan pengertian bahwa alat pembelajaran yang berwujud fisik dan non fisik. Alat pembelajaran yang berwujud fisik, dibagi menjadi dua jenis: (a) Alat pembelajaran yang tidak berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah sarana dan prasarana pembelajaran dan (b) Alat pembelajaran yang berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah media pembelajaran. Sedang alat pembelajaran yang terwujud non fisik, antara lain berupa; perintah, larangan, hukuman, ganjaran. Alat-alat pembelajaran non fisik ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan alat pembelajaran fisik yaitu digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Secara harfiah, media berarti perantara atau pengantar. Berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. AECT mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang diperguankan untuk proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi. Dilihat, didengar atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instructional.
Secara istilah, pengertian media pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut: “semua alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk membantu menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (pendidik maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik atau juga warga belajar)”.

B. Penggunaan alat dan media pembelajaran
1. Media Berbasis Manusia
Media berbasis manusia meruapakan media tertua yang digunakan untuk mengirimkan dan mengkonsumsikan pesan atau informasi. Salah satu contoh yang terkenal adalah gaya tutorial Socrates. Sistem ini tentu dapat menggabungkannya dengan media visual lain. Pertanyaan yang timbul adalah “ Bagaimana kita dapat menggunakan komunikasi tatap muka antar-manusia agar pelaksanaan rencana lajaran efektif?”
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa. Misalnya, media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Guru atau intrukstur dapat merangkai pesannya untuk satu kelompok khusus, dan setelah itu dirangkai menurut kebutuhan belajar kelompok siswa atau irama emosinya. Sebagian kelompok dapat dimotivasi dan tertarik belajar sedangkan sebagian lainnya mungkin menolak dan melawan terhadap pelajaran. Seringkali dalam suasana pengajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan memandang belajar sebagai seuatu yang negative. Intruktur manusia-sebagai media-secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberikannya pengalaman belajar yang akan membantu mencapai tujuan pengajaran.
Rancangan pengajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Langkah-langkah rancangan jenis pengajaran ini adalah sebagai berikut:
a) Merumuskan masalah yang relevan
b) Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang terkait untuk memecahkan masalah. Gunakan buku teks dan ceramah sebagai sumber untuk menyajikan pengetahuan
c) Ajarkan mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan untuk pemecahan masalah.
d) Tuntun eksplorasi siswa. Sebagai seorang intrukstur untuk pelajaran pemecahan masalah, perannya adalah:
1) Membiarkan eksplorasi siswa tidak terintangi, partisipasi aktif, dan bertanya
2) Membantu siswa dalam menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan terdahulu
3) Membantu siswa membentuk dan menginternalisasi representasi tugas atau masalah
4) Membantu siswa mengidentifikasi persamaan anatara masalah baru dan pengalaman yang lalu yang berisikan masalah serupa. Jaga agar pada awalnya analogi ini sederhana
5) Berikan umpan balik mengenai benar atau salahnya jalan pikiran dan jalur pemecahan masalah
6) Gunakan representsi grafik masalah yang dihubungkan dengan uraian verbal.
e) Kembangkan masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kerumitan
f) Nilailah pengetahuan siswa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
2. Media Berbasis Cetakan
Bagi kebanyakan orang istilah “media cetak” biasanya berarti bahan yang diproduksi secara profesional, seperti buku, majalah, dan buku petunjuk. Sebenarnya masih ada bahan lain yang dapat digolongan ke dalam istilah “cetak”, misalnya fotokopi, atau hasil reproduksi sendiri. Bahan-bahan tersebut kini banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan latihan.
Materi pembelajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang, yaitu konsistenis, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.
a. Konsistensi
1) Gunakan konsistensi format dari halaman ke halaman. Usahakan agar tidak menggabungkan cetakan huruf dan ukuran huruf.
2) Usahakan untuk konsisten dalam jarak spasi. Jarak anatara judul dan baris pertama serta garis samping supaya sama, dan anatara judul dan teks utama. Spasi yang tidak sama sering dianggap buruk, tidak rapih dan olehnya itu tidak memerlukan perhatian sungguh-sungguh.
b. Format
1) Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai; sebaliknya, jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih sesuai
2) Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual.
3) Taktik dan strategi pengajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual
c. Organisasi
1) Upayakan untuk selalu menginformasikan siswa/ pembaca mengenai di mana mereka atau sejauh mana mereka dalam teks itu. Siswa harus mampu melihat sepintas bagian atau bab beberapa mereka baca. Jika memungkinkan, siapkan piranti yang memberikan orientasi kepada siswa tentang posisinya dalam teks secara keseluruhan.
2) Susunlah teks sedemikian rupa sehingga informasi mudah diperoleh.
3) Kotak-kotak dapat digunakan untuk memisahan bagian-bagian dari teks.
d. Daya tarik
Perkenalkan setiap bab atau bagian baru dengan cara yang berbeda. Ini diharapkan dapat memotivasi siswa untuk membaca terus.
e. Ukuran huruf
1) Pilihlah ukuran huruf sesuai dengan siswa, pesan dan lingkungannya. Ukuran huruf biasanya dalam poin per inci. Misalnya, ukuran 24 poin per inci. Ukuran huruf yang baik untuk teks (buku teks atau buku penuntun) adalah 12 poin.
2) Hindari penggunaan huruf kapital untuk seluruh teks karena dapat membuat proses membaca itu sulit.
f. Ruang (spasi) Kosong
1) Gunakan spasi kosong lowong tak berisi teks atau gambar untuk menambah kontras. Hal ini penting untuk memberikan kesempatan siswa/pembaca untuk beristirahat pada titik-titik tertentu pada saat matanya bergerak menyusuri teks. Ruang kosong dapat berbentuk:
a) Ruangan sekitar judul
b) Batas tepi (margin); batas tepi yang luas memaksa perhatian siswa/ pembaca untuk masuk ke tengah-tengah halaman
c) Spasi antar-kolom; semakin lebar kolomnya, semakin luas spasi di antaranya
d) Permulaan paragraf diindentasi
e) Penyesuaian spasi antar baris atau antar paragraf.
2) Sesuaikan spasi antar baris untuk meningkatkan tampilan dan tingkat keterbacaan
3) Tambahan spasi antar paragraf untuk meningkatkan tingkat keterbacaan.
Pengajaran berbasis teks yang interaktif mulai popular pada tahun 1960-an dengan istilah pengajaran terprogram (programmed insstruction) yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respons siswa diminta baik dengan cara menjawab pertanyaan atau berpartisipasi dalam kegiatan latihan. Jawaban yang benar diberikan setelah siswa menjawab.
Perancang pengajaran harus berupaya untuk membuat materi dengan media berbasis teks ini menjadi interaktif. Petunjuk berikut mungkin dapat membantu menyiapkan media berbasis teks yang interaktif.
a) Sajikan informasi dalam jumlah yang selayaknya dapat dicerna, diproses, dan dikuasai. Informasi dibagi ke dalam kelompok-kelompok terkecil yang logis kira-kira antara 3 ampai 7 butir/kelompok. Semakin kompleks informasi itu, semakin sedikit jumlah butir yang ditampilkan dalam sekali penyajian.
b) Pertimbangkan hasil pengamatan dan analisis kebutuhan siswa dan siapkan latihan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut.
c) Pertimbngan hasil analisis respons siswa; bagaimana siswa menjawab pertanyaan atau mengajarkan latihan memberikan kesempatan untuk latihan tambahan, menyiapkan contoh-contoh, atau menyarankan bacaan tambahan.
d) Siapkan kesempatan bagi siswa untuk dapat belajar sesuai kemampuan dan kecepatan mereka; keberhasilan penyajian materi dengan media berbasis teks sangat ditentukan oleh kesempatan siswa belajar berdasarkan kemampuannya.
e) Gunakan beragam jenis latihan dan evaluasi seperti main peran, studi kasus, berlomba, atau simulasi.
Beberapa cara yang digunakan untuk menarik perhatian pada media berbasis teks adalah warna, huruf, dan kotak. Warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian kepada informasi yang penting, misalnya kata kunci dapat diberi tekanan dengan cetakian warna merah. Selanjutnya, huruf yang dicetak tebal atau dicetak miring memberikan penekanan pada kata-kata kunci atau judul. Informasi penting dapat pula diberi tekanan dengan menggunakan kotak. Penggunaan garis bawah sebagai alat penentuan sepadat mungkin dihindari karena membuat kata itu sulit dibaca.
3. Media Berbasis Visual
Media berbasis visual (image atau perumapamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan anatara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Bentuk visual bisa berupa (a) gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan struktur isi material; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang anatara unsure-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka. Ada beberapa prinsip umum yang perlu diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut.
a. Usaha visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci dengan realism sulit diproses dan dipelajari bahkan seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan.
b. Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksa dengan baik.
c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi.
d. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. Meskipun sebagian visual dapat dengan mudah diperoleh informasinya, sebagian lagi memerlukan pengamatan dengan hati-hati. Untuk visual yang kompleks siswa perlu diminta untuk mengamatinya, kemudian mengungkapkan sesuatu mengenai visual tersebut setelah menganalisis dan memikirkan informasi yang terkandung dalam visual itu. Jika perlu, siswa diarahkan kepada informasi penting secara rinci.
e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep, misalnya dengan menampilkan konsep-konsep yang divisualisasikan itu secara berdampingan.
f. Hindari visual yang tak berimbang
g. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
i. Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks.
j. Visual yang dimaksudkan untuk mngkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila (1) jumlah obyek dalam visual yang akan ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, (2) jumlah aksi terpisah yang penting pesan-pesannya harus ditafsirkan denganbenar sebaiknya terbatas, dan (3) semua obyek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistic sehingga tidak terjadi penafsiran ganda.
k. Unsure-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah dibedakan dari unsure-unsur latar belakang untuk mempermudah pengelolaan informasi.
l. Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (1) menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan, dan lain-lain, (2) member nama orang, tempat, atau obyek, (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikiran, atau katakana.
m. Warna harus digunakan secara realistic.
n. Warna dan pemberi bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen.

4. Media Berbasis Audio-Visual
Media visual yang menggabungkan penggunaan suara memerlukan pekerjaan tambahan untuk memproduksinya. Salah satu pekerjaan penting yang diperlukan dalam media audio-visual adalah penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan yang banyak, rancangan, dan penelitian.
Naskah yang menjadi bahan narasi disaring dari isi pelajaran yang kemudian disintesis ke dalam apa yang ingin ditunjukkan dan dikatakan. Narasi ini merupakan penentun bagi tim produksi untuk memikirkan bagaimana video menggambarkan atau visualisasi materi pelajaran. Pada awal pelajaran media harus mempertunjukkan sesuatu yang dapat menarik perhatian semua siswa. Hal ini diikuti dengan jalinan logis keseluruhan program yang dapat membangun rasa berkelanjutan-sambung-menyambung dan kemudian menuntun kepada kesimpulan atau rangkuman. Kontinuitas program dapat dikembangkan melalui penggunaan cerita atau permasalahan yang memerlukan pemecahan.
Berikut adalah beberapa petunjuk praktis untuk menulis naskah narasi.
a. Tulis singkat, padat, dan sederhana.
b. Tulis seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama, dan mudah diingat.
c. Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap. Pikirkan frase yang dapat melengkapi visual atau tuntun siswa kepada hal-hal yang penting.
d. Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau digambarkan.
e. Tulislah dalam kalimat aktif.
f. Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. Diperkirakan setiap kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang lebih satu 10 detik.
g. Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras.
h. Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya.
Storyboard dikembangkan dengan memperhatikan beberapa petunjuk di bawah ini.
1) Menetapkan jenis visual apa yang akan digunakan untuk mendukung isi pelajaran, dan mulai membuat sketsanya.
2) Pikirkan bagian yang akan diperankan audio dalam paket program. Audio bisa dalam bentuk: diam, sound effect khusus, suara latarbelakang, music, dan narasi. Kombinasi suara akan dapat memperkaya paket program itu.
3) Lihat dan yakinkan bahwa seluruh isi pelajaran tercakup dalam storyboard.
4) Review storyboard sambil mengecek hal-hal berikut: semua audio dan grafik cocok dengan teks;
5) Kumpul dan paparkan semua storyboard sehingga dapat terlihat sekaligus.
6) Kumpulkan anggota tim produksi untuk mereview dan menkritik storyboar.
7) Catat semua komentar, kritik, dan saran-saran.
8) Revisi untuk persiapan akhir sebelum memulai produksi.
5. Media Berbasis Komputer
Dewasa ini, komputer memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam bidang pendidikan dari latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama computer managed instruction (CMI). Ada pula peran computer sebagai pembantu tambahan dalam belajar; pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua-duanya. Modus ini dikenal sebagai computer assisted instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan pelatihan, akan tetapi ia bukanlah penyampai utama materi pelajaran. Computer dapat menyajikan informasi dan tahapan pembelajaran lainnya, meskipun bukan disampaikan dengan media computer.
Secara umum, penggunaan computer sebagai pembelajaran mengikuti proses pembelajaran berikut ini.
a. Merencanakan, mengatur, mengorganisasikan, dan menjadwalkan pembelajarn.
b. Mengevaluasi siswa (tes)
c. Mengumpulkan data mengenai siswa
d. Melakukan analisis statistic mengenai datapembelajaran
e. Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perorangan)

6. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar
Dalam dua dekade terakhir ini perpustakaan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sekolah. Hampir di setiap sekolah mulai dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi terdapat perpustakaan sekolah. Bahkan unit-unit perpustakaan keliling (mobile library) dari departemen pendidikan dan kebudayaan tersedia di kota-kota besar guna melayani kebutuhan para pelajar.
Perpustakaan merupakan pusat sarana akademis. Perpustakaan menyediakan bahan-bahan pustaka berupa barang cetakan seperti buku, majalah/jurnal ilmiah, peta, surat kabar, karya-karya tulis berupa monograf yang belum diterbitkan, serta bahan-bahan non-cetakan seperti micro-fish, micro-film, foto-foto, film, kaset audio/video, lagu-lagu dalam piringan hitam, rekaman pidato (dokumenter), dan lain-lain. oleh karena itu, perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pelajar, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya untuk memperoleh informasi dalam berbagai bidang keilmuan baik untuk tujuan akademis maupun untuk rekreasi.
Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar, secara efektif memerlukan keterampilan seperti berikut ini
a. Keterampilan mengumpulkan informasi, meliputi keterampilan; (a) mengenal sumber informasi dan pengetahuan, (b) menentukan lokasi sumber informasi berdasarkan sistem klasifikasi perpustakaan, cara menggunakan catalog dan indeks, (c) menggunakan bahan pustaka baru bahan referensi, seperti ensiklopedia, kamus, buku tahunan dan lain-lain.
b. Keterampilan mengambil intisari dan mengorganisasikan informasi meliputi: (a) memilih informasi yang relevan dengan kebutuhan dan masalah, dan (b) mendokumentasikan informasi dan sumbernya.
c. Keterampilan menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, meliputi: (a) memahami bahan yang dibaca, (b) membedakan antara fakta dan opini, (c)menginterpretasi informasi, baik yang saling mendukung maupun yang berlawanan.
d. Keterampilan menggunakan informasi, meliputi: (a) memanfaatkan informasi untuk mengambil keputusan dan memecahkan intisan menggunakan informasi dalam diskusi, dan (c) menyajikan informasi dalam bentuk tulisan.







BAB III
PENUTUP

Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran. Media pembelajaran adalah semua alat bantu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, dengan maksud untuk membantu menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (pendidik maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik atau juga warga belajar).
Penerapan alat dan media pembelajaran diantaranya yaitu dengan menggunakan media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis audio visual, media berbasis komputer, pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar.




DAFTAR PUSTAKA

Anderson. Ronald. H. 1994. Pemilihan Dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Cet.2. PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad. Azhar. 1997. Media Pengajaran. Cet.1. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Arsyad. Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Cet.13. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kustandi. Cecep & Sutjipto. Bambang. 2011. Media Pembelajaran. Cet.1. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mustakim. Zaenal. 2017. Strategi Dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi). Yogyakarta: Matagraf.












PROFIL


Nama : Fitri Lutfiana
Tempat, tanggal lahir : Pekalongan, 04 Januari 1998
Alamat : Dukuh Cokrah Galih, Dadirejo Barat RT. 06/02, Tirto, Pekalongan
Riwayat Pendidikan : TK Muslimat NU Dadirejo
SD 02 Dadirejo
SMP Negeri 1 Tirto
SMA Negeri 1 Wiradesa






LAMPIRAN









Tidak ada komentar:

Posting Komentar