Laman

Senin, 16 Oktober 2017

sbm D 6-b TUJUAN PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR

PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR
TUJUAN PENDEKATAN BELAJAR MENGAJAR



Fina Su’ada
(2023116100)

Kelas D
JURUSAN PGMI 
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN 
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah, “Tujuan Pendekatan Belajar Mengajar” ini dapat diselesaikan.
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.







                                                                Pekalongan, Oktober 2017
                                                                                            
        
                                                                     Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, kita sering menggunakan berbagai macam metode dan pendekatan. Dan secara tidak sadar kita melakukan “strategi” untuk memerangi ketidaktahuan Namun sebelum metode, sebuah pendekatan nampaknya penting diketahui hal ini untuk mengoptimalisasi kegiatan belajar dikelas, karena nampaknya kita sering lupa bahwa kita amat terpengaruh oleh semua lingkungan yang kita tinggali. Adalah resiko bagi seorang pendidik untuk mendekati semua ini yang berpengaruh pada proses pelaksanaan pendidikan, karena hasil pendidikan itupun yang menjadi pengaruh terbesar dalam peradaban manusia, tidak ada yang tidak berkembang tanpa pendidikan.
Dalam  mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap pendidik tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik anak didik. Guru perlu menyadari dan memaklumi bahwa anak didik itu merupakan individu dengan segala  perbedaannya sehingga diperlukan beberapa pendekatan dalam  proses belajar mengajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan.  Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang aktif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Oleh karena itu, sebelum guru melakukan pengajaran diharapkan telah mengetahui pendekatan yang diambil adalah tepat untuk anak didiknya. Supaya proses belajar mengajar bisa berjalan lancar.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Pendekatan Belajar Mengajar?
2.      Apa Macam-Macam Pendekatan?
3.      Apa Tujuan Pendekatan Belajar Mengajar?

C.     Tujuan Makalah
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Belajar Mengajar.
2.      Untuk Mengetahui Macam-Macam Pendekatan.
3.      Untuk Mengetahui Tujuan Pendekatan Belajar Mengajar.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendekatan Belajar Mengajar
Belajar merupakan apa yang harus dilakukan seseorang baik sebagai subjek maupun objek pembelajaran, sedangkan mengajar merupakan apa yang harus dilakukan oleh guru baik sebagai pengajar maupun pendidik.[1] Belajar mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik pada saat pengajaran.[2]
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang guru terhadap proses pembelajaran.[3] Pengertian Pendekatan dalam pembelajaran menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1.      Menurut Babbage, Byers dan Redding : bahwa “teaching approach is a way to begin and introduce ideas” artinya pendekatan pembelajaran adalah untuk memulai dan mengenalkan berbagai gagasan/materi ajar.
2.      Menurut sanjaya, bahwa pendekatan dapat diartikan sebagi titik tolak atatu sudut pandang kita terhadap suatu proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadi suatu proses yang sifatnya masih umum. Oleh karenanya stretegi atau metode pembelajaran  yang digunakan dapat bersumber atau tergantung pada pendekatan tertentu.
3.      Menurut gulo, bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam proses pembelajaran. Sudut pandang tertentu tersebut menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
4.      Menurut suprihatiningrum, bahwa pendekatan pembelajaran merupakan sebuah filosofi atau landasan sudut pandang dalam melihat bagaimana proses pembelajaran dilakukan sehingg tujuan yang diharapkan tercapai.
Dari pengertian diatas kita dapat menyimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran.[4]

B.     Macam-Macam Pendekatan
Terdapat sejumlah klasifikasi pendekatan dalam pembelajaran yang telah banyak disampaikan oleh para ahli. Secara umum pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua jenis pendekatan, sebagaimana disampaikan oleh Royy Killen yakni pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach).
a.       Pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach)
Adalah pembelajaran yang menempatkan guru sebagai ahli yang memegang control selama proses pembelajaran, baik organisasi, materi maupun waktu. Artinya ketika dalam proses pembelajaran dikelas, lebih dominan peran guru dalam memberi materi sementara peserta didik hanya mendengarkan dan menerima materi yang disampaikan oleh guru bahkan peserta didik tidak diberi kesempatan sedikitpun untuk mengembangkan materi, maka pada saat itu proses pembelajar telah berpusat pada guru.
b.      Pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach).
Adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek pembelajar yang bertugas mengeksplorasi materi dengan bantuan guru sebagai fasilitator. Artinya tugas guru hanyalah membimbing, mengarahkan, mengorganisasi kegiatan dan senantiasa memotivasi peserta didik selalu berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.[5]

C.     Tujuan Pendekatan Belajar Mengajar
Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Blom dan D. Krathwohl memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan.
1.      Kawasan kognitif
Adalah kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ketingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Tingkatan yang paling rendah sampai yang paling tinngi sebagai berikut:
a.       Tingkat pengetahuan
Pengetahuan di sini diartikan kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau meengulang kembali pengetahuan yang pernah diterima.
b.      Tingkat pemahaman
Pemahaman disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang prnah diterimanya.
c.       Tingkat penerapan
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

d.      Tingkat analisis
Penerapan disini diartikan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
e.       Tingkat sintesis
Sintesis disini diartikan kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh
f.       Tingkat evaluasi
Evaluasi disini diartikan kemampuan seseorang dalam membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
2.      Kawan afektif
Adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai interes, apresiasi dan penyesuaian perasaan sosial.[6]  Pembelajaran tersebut menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku.[7] Tingkatan yang paling sederhana sampai yang kompleks sebagai berikut:
a.       Kemauan menerima
Meruapakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku.
b.      Kemauan menanggapi
Merupakan kegiatan yang menunjukpada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti mengikuti diskusi kelas.

c.       Berkenyakinan
Berkenyakinan berkenaan dengan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu, seperti menunjukkan kepercayaan terhadap sesuatu.
d.      Penerapan karya
Penerapan karya berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sitem nilai yang lebih tinngi, seperti memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
e.       Ketekunan dan ketelitian
Adalah tingkatan afeksi yang tertinggi. Pada taraf ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya, seperti bersikap objektif terhadap segala hal.
3.      Kawasan psikomotor
Domain psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan yang bersifat manual atau motorik. Tingkatan yang dari sederhana sampai ke yang paling kompleks (tinggi) sebagai berikut:
a.       Persepsi
Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan kegiatan, seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya.
b.      Kesiapan
Kesiapan berkenaan dengan kegiatan melakukan sesuatu kegiatan. Termasuk didalamnya mental set, physical set atau emotional set untuk melakukan suatu tindaka.
c.       Mekanisme
Mekanisme berkenaan dengan penampilan respons yang sudah dipelajari dan menjadi kebiasaan.sehingga gerakan yang ditampilkan menunjukkan kepada suatu kemahiran, seperti menari.

d.      Respons terbimbing
Respons terbimbing seperti meniru atau mengikuti, mengulangi perbuatan yang diperintahkan atau ditunjukkanoleh orang lain, melakukan kegiatan coba-coba.
e.       Kemahiran
Kemahiran adalah penampilan gerakan motorik dengan keterampilan penuh, seperti keterampilan menyetir kendaraan bermotor.
f.       Adaptasi
Adaptasi berkenaan dengan keterampilan yang sudah berkembang pada diri individu sehingga yang berkaitan mampu memodifikasi pada pola gerakan sesuai sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu., seperti orang yang bermain tenis.
g.      Originasi
Originasi menunjukkan kepada penciptaan pola gerakan baru untuk disesuaikan dengan situasi atau masalah tertentu. [8]










BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pendekatan pembelajaran adalah titik tolak atau sudut pandang kita yang kemudian dijadikan landasan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Secara umum pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua jenis pendekatan, sebagaimana disampaikan oleh Royy Killen yakni pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approach) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach). Tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Blom dan D. Krathwohl memilih taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan yaitu kawasan kognitif, kawsan afektif dan kawasan psikomotor.




BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia. .

Mustakim. Mustakim.  2017. Strategi Dan Metode Pembelajarn. Pekalongan: IAIN Press.

Sunarti Dan Subana. 2011.  Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, Dan Media Pengajaran. Bandung: CV Pustaka Setia.

Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Uno B. Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.




PROFIL DATA DIRI

Nama                           : Fina Su’ada
Tempat, tanggal lahir  : Pekalongan, 16 Agustus 1997
Alamat                        : Desa Sapugarut Rt 09 Rw 03 Buaran Pekalongan
Riwayat Pendidikan   : -    MIS Sapugarus
-          MTSs Simbang Kulon II
-          MAS Simbang Kulon





[1] Zaenal Mustakim, Strategi Dan Metode Pembelajarn, (Pekalongan: IAIN Press, 2017), hlm, 40.
[2] Subana Dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, Dan Media Pengajaran, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), Cet III, hlm, 14.
[3] Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, hlm, 15.
[4] Ibid., hlm, 75-76.
[5] Ibid., hlm, 76-77.
[6] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), Cet.1, hlm, 35-37.

[7] Hosnan, Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet 1, hlm, 11.
[8] Hamzah B. Uno, Op.Cit., hlm, 37-39. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar