Laman

Rabu, 04 Oktober 2017

sbm F 6-d "Penerapan Pendekatan"

Pendekatan Belajar Mengajar
"Penerapan Pendekatan"

Hikmah Putri Nofianti
2021115189

Kelas F
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “ Pendekatan Belajar Mengajar “  dengan sub tema “Penerapan Pendekatan”
Tersusunnya makalah ini, tentu bukan Hanya karna kerja keras penulis saja, namun juga berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa dan dukungannya selama ini.
Bapak M. Ghufron. M.S.I selaku dosen pengampu mata kuliah “Strategi Belajar Mengajar”
Teman – teman yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sudah menyusun makalah ini dengan sebaik – baiknya. Namun, kritik dan saran tetap penulis harapkan dari para pembaca. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin ya robbal’aalamiin.

Pekalongan, 5 oktober 2017
Penulis








BAB 1
PENDAHULUAN
A.  Tema : Pendekatan Belajar Mengajar.
B.  Sub Tema : Penerapan Pendekatan.
C.  Mengapa Penting Dikaji?
Tema ini penting dikaji oleh mahasiswa khususnya bagi calon pendidik karena pendekatan merupakan hal yang harus dikuasai sebelum terjun langsung ke dunia pendidikan.dengan tujuan mengajar pelajaran yang berfikiran penuh, yang aktif mengejar ilmu, guru juga akan lebih aktif terlibat dalam perubahan-perubahan berarti dalam cara menyampaikan kurikulum serta mengembangkan potensi belajar siswa, guru akan segan menggunakan catatan-catatan ringkas dan aturan-aturan cepat, guru akan menggabungkan dan memasangkan bermacam-macam hasil riset yang mendukung taktik untuk memastikan bahwa siswa tidak hanya belajar lebih banyak, tapi lebih baik dan lebih cepat juga lebih cerdas.


















BAB II
PEMBAHASAN
A.  Definisi Pendekatan Pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinnya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, diantarannya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan kedalam strategi pembelajaran, sanjaya mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.[1]
Pendekatan yang dipakai dalam penyusunan perencanaaan pengajaran suatu negara sangat tergantung kepada kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan. Kerenannya adalah wajar jika timbul pendekatan yang berbeda beda antara beberapa negara bahkan juga terjadi perbedaan dalam pendekatan perencanaan antara berbagai periode pambangunan dalam suatu negara, dalam kebijaksanaan lima tahunan harus dipenuhi sektor pendidikan, dengan kata lain kebutuhan akan pendidikan yang akan menjadi sasaran dalam perencanaannya selalu dijadikan penuntut  dan disebut juga sebagai kebijaksaan awal perencanaan.[2]
B.  Penerapan Pendekatan.
Tujuan belajar yang utama adalah bahwa yang dipelajari itu berguna dikemudian hari, yakni membantu kita untuk dapat belajar terus dengan cara yang lebih mudah. Apa yang kita pelajari dalam situasi tertentu memungkinkan kita untuk memahami hal – hal lain. Dalam teori belajar dibedakan transfer mengenai unsur – unsur identik atau sama, jadi transfer dalam hal –hal yang spesifik.
Jika dahulu diutamakan soal mengajar, maka akhir – akhir ini di tonjolkan soal belajar, setidakny dalam teori. Selain itu diketahui bahwa belajar akan lebih berhasil, bila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat anak. Diketahui pula bahwa setiap anak itu berbeda secara individual ini perlu mendapat perhatian yang lebih banyak.[3]
1.    Kecerdasan multipel gardner.
Kecerdasan verbal/linguistik (bicara/bahasa) adalah kecerdasan kata kata atau kemampuan untuk menggunakan inti dari cara kerja bahasa dengan jelas, komponen utama dari kecerdasan ini dijalankan melalui komunikasi dengan cara membaca, menulis, mengdengar dan berbicara, lebih utama lagi penggunaan kecerdasan ini membantu menghubungkan antara ilmu dan pemahaman yang telah dimiliki dengan informasi-informasi baru serta menjelaskan bagaimana hubungan itu terjadi, kecerdasan verbal/ lenguistik memungkinkan pemikiran seseorang dikomunikasikan dengan pihak lain, sehingga kecerdasan seperti ini memiliki nilai lebih disekolah.
2.         Penolakan Terhadap Pendekatan Minimalis.
Pada dekade terdahulu, konflik antara “guru dan sekolah” yang berkecerdasan dominan dengan siswa-siswa dengan jenis kecerdasan yang berlawanan, terlihat sangat jelas. Seluruh siswa harus dinilai berdasarkan ukuran yang mengacu pada kecerdasan logika/ matematika atau verbal/ linguistik, yaitu kecerdasan yang sealur dengan sekolah-sekolah tradisional, kecerdasan ini telah erperan besar dalam menghapus minat lain yang dikembangkan oleh siswa yang memiliki jenis kecerdasan yang lain nya.akibatnnya seni musik dan visual, sains dan bidang ilmu lainnya dapat dipelajari siswa dengan cara masing-masing semakin tersisihkan.
3.         Belajar Lebih dari Sekedar Menghafal.
Pendapat lain memperkuat fakta yang mendukung pemikiran bahwa proses belajar mengajar lebih dari mengingat ulang fakta dan bentuk, diantara yang memiliki pendapat ini adalah anne brown dan ane plincssar. Telah menunjukan pengaruh kuat metakognisi, pengalaman kerja mereka dalam mengajar secara timbal balik, kunci strategi pembelajaran aktif, menggambarkan apa yang bisa terjadi saat guru memberi kesempatan agar perhatian murid dipusatkan pada proses membaca dengan mengembangkan kemampuan murid untuk memperkirakan materi dari buku yang mereka baca.
4.         Kurikulum Berorientasi Transfer.
Sebagian kurikulum yang di desain untuk mendorong siswa sebagai pemikir yang kritis harus memberikan waktu yang cukup luang bagi guru, untuk memperhatikan perkembangan proses berfikir sampai pada titik mentransfer pemikiran yang dihasilkan, hal ini akan berhasil dengan baik bila pengajaran berfikir kritis, menjadi dasar dalam menyusun pengajaran-pengajaran lainnya. Dalam menentukan isi kurikulum yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman siswa, guru harus mengembangkan kemampuan kognitif siswa agar dapat bersesuainan dengan kurikulum yang dibuat.


5.         Pembelajaran Aktif.
Pembelajaran aktif bekerja pada berbagai tingkat dikelas, menantang siswa belajar lebih cerdas. Pada tingkat pertama, guru memanfaatkan penggunaan taktik pengajaran secara ekstensif dan terlatih, yang terbukti telah memberikan pengaruh terhadap prestasi siswa, taktik tersebut sebagian besar ada dalam strategi paling efektif meta-study memberikan siswa kesempatan yang seimbang untuk melibatkan pikirannya secara teratur selama berada dikelas dan disekolah.
6.      Aktivitas Memusatkan Perhatian.
Dalam kelas dengan jumlah siswa yang banyak, guru pembelajaran aktif harus merancang bahan pelajaran dan tugas-tugas yang mumungkinkan siswa mengumpulkan informasi berdasarkan berbagai strategis kecerdasan yang dimilikinya. Strategi-strategi tersebut akan memusatkan perhatian siswa yang malas pada pelajaran yang dihadapinya dan mengajak siswa menanggapi minatnya, ada beberapa taktik dan strategi sederhana supaya guru dapat merangsang perhatian siswa , misalnya menggunakan pertanyaan bertingkat tiga, pikir-pasang-lagi, menjawab bergantian, atau soal acak untuk memacu tanggapan siswa dan meningkatkan pengumpulan informasi untuk bahan pelajaran.
7.      Struktur Kooperatif.
Guru pembelajaran aktif harus merancang pengajaran yang akan melibatkan siswa dalam tugas praktis dan kooperatif sesuai dengan kecerdasan dituju dan sasaran kurikulum. Guru membentuk kelompok-kelompok siswa dengan tugas dan peran tertentu, membimbing partisipasi siswa, menguji pemahaman siswa, mengatur peranan siswa, dan menempatkan ruang gerak yang sesuai bagi siswa.
8.    Mediasi.
Guru menjembatani keberhasilan setiap siswa dalam menyelesaikan pelajarannya dengan berbagai cara. Pada setiap cara tersebut selalu termuat minat, timbal balik, makna dan tantangannya, guru dapat menjembatani tantangan, daya saing, serta tingkah laku yang akan diambil siswa.
9.         Transfer.
Guru pembelajaran aktif menunjukan siswannya bagaimana memahami bagian-bagian tertentu dari satu pelajaran, dan mentransfer pemahaman tersebut kepada bagian pelajaran lainnyadan kepada keadaan nyata.
10.     Penilaian Diri.
Guru pembelajaran aktif mengevaluasi pelajaran siswannya dengan bermacam-macam tolak ukur pendekatan. Termasuk diantara pendekatan ini adalah soal buatan guru yang dapat mengukur tingkat hapalan, pemahaman dan penerapan pelajaran, penyediaan ruang untuk menampung kegiatan hasil kerja dan tugas-tugas siswa, memberi tugas nyata seperti menulis, menjawab langsung maupun vidio.
11.     Membangun Lingkungan Pembelajaran yang Melibatkan Siswa.
Menggunakan teori kecerdasan multipel gender, guru yang meningkatkan keterlibatan siswa akan menekankan cara untuk membangun lingkungan yang mendukung prinsip-prinsip dan praktik-praktik yang membuat siswa terlebih jauh dalam mengerjakan tugas akademisnnya.
12.     Prinsip Tantangan.
Reuvan feurstein, psikologi kognitif yang seluruh hidupnya didedikasikan untuk menemukan cara bagaimana membantu siswa mengembangkan kecerdasannya. Telah mengembangkan sistem untuk menjebatani siswa-siswa yang dicap “tidak dapat diajari”. Sistem tersebut telah terbukti berhasil di berbagai tempat. Sistem ini mengembangkan kognitif-kognitif siswa dengan cara sistematik dan memiliki arah sehingga siswa mendapatkan kesuksesannya tahap demi tahap, selama mereka membangun keterampilan belajarnnya.
13.     Dari Nalar menjadi Riset.
Pada permulaan, terdapat pusat aktifitas, aktivitas yang diberikan guru kepada siswa dan ditekankan agar belajar dengan cara mengerjakan sesuatu, ada kalannya aktifitas tertentu digunakan untuk mengajarkan satu pelajaran, misalnnya menghitung balok untuk mengerjakan bilangan atau membuat diaroma sebagai tugas pelajaran sejarah.
14.     Memilih Pengajaran untuk Kelas.
Salah satu model pemiliha dimulai dari seluruh kelas bersama-sama mencari informasi, guru kemudian membuat slide untuk presentasi dengan tampilan menarik disertai musik latar untuk meninjau ulang ilmu yang telah didapatkan sebelumnya. Guru kemudian memasangkan siswa untuk membuat jaringan ide-ide kunci yang mereka dapat dari presentasi dan membahasnnya dengan pasangan lain.
15.     Membentuk Kelas Berkomunitas Pembelajaran.
Setiap kelas memiliki karakteristik suasana berbeda, bila suasana mendorong pembelajaran pasif, siswa akan menerima norma-norma sikap yang mendorong mereka menjadi pasif. Sebaliknya jika suasana mendorong pembelajaan aktif, siswa akan lebih siap menerima norma-norma keterlibatan aktif dan harapan belajar lebih cerdas, tidak ada strategi yang menjadikan guru lebih mudah untuk membentuk norma keterlibatan aktif kecuali dengan pembelajaran kooperatif secara formal dan informal sebagai sarana yang memungkinkan guru membentuk komunitas pembelajaran yang kuat yang dapat berbagi nilai dan harapan.[4]

C.  Beberapa Variasi Penerapan Pendekatan.
Keharusan bagi setiap guru untuk mengetahui taraf kematangan yang telah di capai siswa serta taraf kesediaannya untuk belajar adalah mutlak, guru harus menjaga taraf kematangan dan taraf kesediaan siswa pada setiap proses belajar dan pada setiap proses pengalaman yang ingin dipelajarinya. Hal ini dilakukan agar usahannya berhasil dan menjamin siswa dapat mengambil manfaat dari unsur-unsur yang dilakukannya dalam pengajaran, bimbingn dan pelatihannya.[5]
1.      Kantong Ilmu Pengetahuan.
Sekilas Aktivitas
Tujuan : menjembatani ilmu pengetahuan sebelumnya dengan informasi dan ilmu pengetahuan baru.
Kapan digunakan :
-          Saat menghubungkan ilmu pengetahuan yang dimiliki saat ini dengan pelajaran yang akan datang.
-          Selama jam pelajaran untuk mengetahui apakah siswa dapat menghubungakan informasi baru dengan ilmu pengetahuan sebelumnya.
2.      Jaringan Pertanyaan.
Sekilas Aktifitas
Tujuan : untuk menjelaskan konsep-konsep kunci yang di perkenalkan pada setengah bagian pertama dari unit atau pelajaran.
Kapan digunakan :
-          Ditengah tengah unit atau pelajaran untuk menguji pemahaman siswa mengenai apa yang sedang mereka pelajari.
3.      Terangkan Mengapa.
Sekilas Aktifitas
Tujuan : untuk memperluas pemikiran dan mengembangkan pemahaman dengan menjawab pertanyaan secara lengkap.
Kapan digunakan :
-          Pada diskusi dalam kelas saat siswa memberi tanggapan atau jawaban.
4.      Contoh Teladan.
Sekilas Aktifitas
Tujuan : untuk menentukan karakteristik atau sifat-sifat interpersonal menggunakan contoh-contoh narasi atau laporan.
Kapan digunakan :
-          Saat mengembangkan keahlian menulis narasi, laporan, atau berita.
-          Saat memperkenalkan berbicara di depan publik.
5.      Bangku Berkaki Tiga.
Sekilas Aktifitas
Tujuan : untuk memahami desain dari esai laporan tiga paragraf.
Kapan digunakan :
-          Saat memperkenalkan struktur esai laporan atau saat menekankan pentingnya menyediakan fakta – fakta pendukung untuk ide – ide di dalam esai.[6]












BAB III
PENUTUP
A.    SIMPULAN
1.      Pendekatan Pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinnya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, diantarannya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.
2.      Penerapan Pendekatan.
-          Kecerdasan multipel gender.
-          Penolakan terhadap pendekatan minimalis
-          Belajar lebih dari sekedar menghafal.
-          Kurikulum berorientasi transfer.
-          Pembelajaran aktif.
-          Aktifitas memusatkan perhatian.
-          Struktur kooperatif.
-          Mediasi
-          Transfer.
-          Penilaian diri.
-          Membangun lingkungan pembelajaran yang melibatkan siswa.
-          Prinsip tantangan.
-          Dari nalar menjadi riset.
-          Memilih pengajaran untuk kelas.










DAFTAR PUSTAKA

Ahmad abu, strategi belajar mengajar,Pustaka Setia.
Bellanca james,2011, 200+ strategi dan proyek pembelajaran aktif, Indeks
Haryanto,1997, perencanaan pengajaran, Rineka Cipta.
Mustaqim zaenal,2017, strategi dan metode pembelajaran, IAIN press.
Nasution,2000, berbagai pendekatan dalam proses belajar dan mengajar, PT bumi aksara.





DATA DIRI
Biodata Penulis

 Hikmah Putri Nofianti, lahir di Tegal, tanggal 9 november 1997. Ayahnya bernama Nasrudin seorang wirausaha, dan ibu nya bernama sriyanti, seorang ibu rumah tangga serta menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya,
Penulis merupakan anak sulung dari 4 bersaudara,perempuan semua.
Pendidikan dimulai dr SD mangunsaren 02. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan studi nya di pondok pesantren sejak Tamat SD. Masuk di Pesantren Al-Hikmah 02 benda, bumiayu, brebes. Selain menempuh pendidikan di pesantren, penulis juga menempuh pendidikan formal di MTs AL-Hikmah 02 ,tahun 2012 penulis melanjutkan jenjang pendidikan di tingkat SLTA masih di pesantren yang sama serta melanjutkan pendidikan formal di MA AL-hikmah 02. Dan sekarang penulis sedang menempuh studi jenjang S1 di IAIN PEKALONGAN dengan program studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan sejak tahun 2015.
Sejak MA penulis aktif di organisasi OASIS menjabat sebagai koordinator kominfo (komunikasi dan informasi), kemudian di GEPA (Gerbang Pena Al-hikmah 2) sebagai sekertaris, selain itu penulis juga aktif menjadi pengurus ORDA (organisasi daerah) konsulat HiSTE (himpunan santri Tegal).





[1] Zaenal Mustaqim, Strategi dan metode pembelajaran, (pekalongan : STAIN pekalongan press, 2017), hlm 131
[2] Harjanto,Perencanaan Pengajaran,(jakarta : Rineka Cipta) hlm 32
[3] Nasution, berbagai pendekatan dalam proses, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2000) hlm 3 - 23
[4] Ibdi.,hlm 2 - 22
[5] Abu ahmadi, strategi belajar mengajar,(bandung: pustaka setia) hlm 111-112
[6] James bellance, op.cit., hlm 27 - 50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar