Laman

Rabu, 04 Oktober 2017

sbm G 5-a “TEACHER CENTER”

MODEL PEMBELAJARAN
“TEACHER CENTER”

Mahfiroh (2021115176)
Kelas   : G

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2017




KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Teacher Center. Sholawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Semoga kita termasuk umatnya mendapatkan syafaat di hari akhir nanti.
Dalam menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang terdekat sehingga penulis mampu menyelesaikannya, oleh karena itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ayah dan Ibu atas semua doa dan bantuan financial untuk menyelesaikan makalah ini.
2. Bapak Muhammad Ghufron, M.S.I selaku pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar
3. Teman-teman kelas Strategi Belajar Mengajar G yang selalu mensuport dan menghibur selama penyelesaian makalah ini.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teacher center. Sebelumnya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekalongan, 16 September  2017


Mahfiroh
2021115176







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Tema
“Model Pembelajaran”

B.     Sub Tema
“Teacher Center”

C.    Arti Penting dikaji
Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan. tanpa guru yang mampu mengajar secara baik, asyik dan menyenangkan sulit bagi siswa untuk belajar dengan baik. Teacher center yaitu dimana guru memikul tanggung jawab utama dalam  mencapai tujuan pembelajaran.
Guru yang efektif adalah mereka yang mampu menerapkan beragam strategi pengajaran. Oleh karena itu pembahasan mengenai teacher center ini penting untuk dikaji karena membantu merencanakan dan menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dalam kelas, memahami karakteristik-karakteristik penting dari strategi pengajaran yang berpusat pada guru, mengetahui contoh-contoh untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran-pelajaran yang berpusat pada guru.














BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teacher Center
Guru yang efektif menggunakan beragam strategi untuk menerapkan standar-standar dan memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran mereka. kunci pengajaran yang efektif mencakup dua hal: (a) memahami tujuan-tujuan dan konten yang sedang diajarkan dan mencocokkan strategi pengajaran dengan tujuan-tujuan tersebut, dan (b) secara aktif melibatkan siswa dalam pembelajaran tanpa peduli strategi mana yang digunakan
Teacher center atau pengajaran yang berpusat pada guru yaitu dimana guru memikul tanggung jawab utama dalam mencapai tujuan pembelajaran. pengajaran berpusat pada guru mencakup strategi-strategi pengajaran “dimana peran guru adalah menghadirkan pengetahuan untuk dipelajari dan mengarahkan proses pembelajaran siswa dengan cara yang lebih eksplisit.
Konten yang ditargetkan oleh strategi yang berpusat pada guru biasanya memiliki satu atau lebih dari karakteristik-karakteristik berikut ini:
Ø  Konten tersebut adalah konten yang spesifik dan dijabarkan dengan baik. Contoh skill matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, dapat dengan jelas di-identifikasi dan dijabarkan.
Ø  Konten tersebut adalah konten yang harus dikuasai oleh siswa untuk memastikan keberhasilan mereka dalam usaha-usaha pembelajaran berikutnya. Sebagaimana skill-skill matematika, skill-skill membaca juga perlu dikuasai oleh siswa untuk memastikan keberhasilan mereka dalam bidang-bidang konten lainnya.
Ø  Konten tersebut akan membuat siswa kesulitan untuk mendapatkannya.
Ketika guru akan merencanakan pengajaran yang perpusat pada guru, mereka perlu mengidentifikasi standar-standar dari panduan-panduan kurikulum negara atau distrik, merancang sasaran-sasaran tertentu untuk pelajarannya, dan membangun aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk membantu siswa memenuhi sasaran-sasaran tersebut. Selama pengajaran, pelajaran harus difokuskan pada sasaran-sasaran, dan guru memiliki tanggung jawab penting untuk membimbing pembelajaran dengan memperagakan (modelling), menjelaskan (explanning) dan mengajukan pertanyaan (questioning). [1]
B.     Model-model Pembelajaran Interaktif yang Berpusat pada Guru
1.      Presentasi dan Penjelasan
Presentasi adalah model yang berpusat pada guru. Presentasi (ceramah) dan penjelasan memakan waktu yang cukup lama. Banyaknya waktu yang digunakan untuk mempresentasikan dan menjelaskan informasi semakin meningkat, mulai dari SD, SMP, dan SMA.
Secara singkat hasil-hasil belajar model presentasi ini cukup jelas dan tidak ruwet malahan hal ini membantu siswa memperoleh, menyimpan informasi baru, memperluas struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi.
Namun sebelum guru mempresentasikan dan menjelaskan kepada siswa, maka guru perlu merencanakan terlebih dahulu dengan melakukan:
1.      Memilih tujuan dan isi presentasi.
2.      Mendiagnosis pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.
3.      Memilih advance organizer (kerangka pendukung bagi info baru) yang tepat dan kuat.
4.      Merencanakan penggunaan waktu dan ruang.
Setelah direncanakan kemudian diadaptasikan  kepada siswa yang mempunyai kemampuan. Guru dapat mengadaptasikan presentasi dengan berbagai cara, diantaranya:
1.      Menyiapkan penggunaan gambar dan ilustrasi (media).
2.      Menggunakan beragam tes.
3.      Sedikit banyak konkret (contoh).
Cara melaksanakannya yaitu:
1.      Mengklasifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar
2.      Mempresentasikan advance organizer
3.      Mempresentasikan info baru yang dimaksud
4.      Memantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan memperkuat keterampilan berpikir mereka.
Ø  Membuat Presentasi Interaktif
Presentasi multimedia biasanya mengacu pada pengintegrasikan lebih dari satu media, dengan berbagai media tersebut guru dapat meningkatkan presentasi dibidang studi apapun, misal: seperangkat komputer, dengan itu guru dapat merancang presentasi yang interaktif dan menarik.
Di bawah ini adalah isu-isu yang perlu dipertimbangkan yang diambil dari Bitter dan Pierson:
1.      Guru hendaknya bisa membatasi materi yang akan disampaikan.
2.      Untuk memudahkan teks yang panjang, guru bisa menggunakan grafik-grafik (media) atau dengan melantangkan suara.
3.      Guru bisa memilih font yang mudah dibaca, yang berukuran antara 19-24 poin tanpa fitur-fitur dekoratif.
4.      Gunakan frasa atau kata kunci.
5.      Jangan menggunakan huruf kapital semua karena akan sulit dibaca.
6.      Gunakan warna yang sesuai, kontraskan teks dan latar belakang.
7.      Penggunaan oleh siswa.
Banyak guru yang mengatakan bahwa tipe kegiatan belajar semacam ini (presenctasi) dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan belajar. Sehingga keduanya (guru dan siswa) sama-sama aktif.[2]

2.      Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung dirancang untuk meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan secara langkah demi langkah.
Model pengajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun, tetapi paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi-kinerja, seperti membaca, menulis, matematika, musik, dan pendidikan jasmani. Model ini juga cocok untuk keterampilan dalam mata pelajaran yang lebih berorientasi-informasi, seperti sejarah atau sains.[3]
Ø  Elemen-elemen utama pengajaran langsung yang efektif, diantaranya:
1.      Pelajaran yang distrukturisasikan dengan jelas
Pelajaran harus memiliki struktur yang jelas, sehingga siswa dapat memahami dengan mudah isi pelajaran dan hubungannya dengan apa yang mereka ketahui. Banyak peneliti yang menyarankan ketika memulai pelajaran hendaknya dimulai dengan ulasan atau review dan praktik dari apa yang telah dipelajari sebelumnya.
2.      Presentasi yang terstruktur dengan jelas
Cara untuk meningkatkan kejelasan presentasi:
a.       Model deduktif. Di dalam model ini presentasi dimulai dengan prinsip atau aturan umum, kemudian dilanjutkan dengan contoh-contoh yang lebih terinci dan spesifik.
b.      Model induktif. Pada model ini presentasi dimulai dengan contoh-contoh (aktual) kemudian beralih ke aturan atau prinsip umum.
3.      Pacing pengajaran sebagai bagian penting dari pengajaran langsung yang efektif.
4.      Modelling, yaitu salah satu prosedur yang berguna untuk diikuti ketika mengajarkan topik-topik tertentu, dan memberikan model secara eksplisit tentang sebuah keterampilan atau prosedur
5.      Pengguna pemetaan konseptual, yaitu salah satu strategi yang dapat membantu menstrukturisasikan pelajaran dalam pikiran murid dengan menggunakan pemetaan konseptual.
6.      Tanya jawab interaktif
Peran praktik individual dalam pengajaran langsung, yaitu:
a.       Menyiapkan seatwork (bahan dalam jumlah yang cukup untuk digunakan murid selama praktik).
b.      Penggunaan workbook/textbook.
c.       Umpan balik terhadap seatwork.
d.      Mendiferensikan seatwork.

Ø  Sebelum melakukan pengajaran langsung, hendaknya guru merencanakan pengajaran langsung terlebih dahulu seperti:
a.       Menyiapkan tujuan.
b.      Melaksanakan analisis.
c.       Merencanakan waktu dan ruang.

Ø  Menerapkan Pelajaran untuk Model Pengajaran Langsung dapat Meningkatkan Motivasi Siswa
Model pembelajaran langsung umumnya  digambarkan “berpusat pada guru” ini bukan berarti bahwa motivasi siswa tidak penting. Model ini memberikan banyak peluang untuk meningkatkan motivasi siswa. Kemudian, peningkatan motivasi ini bisa menghasilkan pembelajaran yang kian baik saat model ini digunakan. Perbaikan sikap secara umum juga bisa tercipta
Adapun sejumlah faktor yang meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Beberapa di antaranya:
a.       Membantu siswa berhasil dalam kegiatan pembelajaran.
b.      Menciptakan rasa tantangan di dalam diri siswa
c.       Menggunakan contoh konkret dan personal melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran
Setiap faktor ini bisa segera diterapkan saat menggunakan model pengajaran langsung. Misalnya, jika fase presentasi dan latihan terbimbing diterapkan secara efektif, siswa akan berhasil. Kedua, mampu mengerjakan keterampilan pada hakikatnya kerap menantang. Kombinasi tantangan dan keberhasilan adalah motivator kuat bagi orang pada umumnya dan murid pada khususnya. Ketiga, relatif mudah untuk menjadikan topik sebagai personal ketika menggunakan model pengajaran langsung.[4]
Ø  Kelemahan dan Keterbatasan Pengajaran Langsung
Pengajaran langsung merupakan metode terbaik yang mengajarkan tentang aturan prosedur dan keterampilan dasar khususnya untuk siswa-siswa belia. Keefektifan pengajaran langsung tergantung dari karakteristik siswa yang diajar.
Masalah yang terkait dengan pengajaran langsung adalah terlalu pasifnya  siswa sehingga menyebabkan ketergantungan yang terlalu tinggi kepada guru dan akan menjadi kurang mandiri.[5]Strategi-strategi mengajar langsung untuk mengajarkan isi pelajaran yang tidak banyak menuntut atau tidak terlalu menantang.
Dengan demikian, agar efektif, keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan model pengajaran langsung harus tergantung pada tujuan pelajarannya, dan harus dikaitkan dengan pengetahuan tentang subjek yang baik dan dengan isi pelajaran yang tepat.[6]
3.      Pengajaran Konsep
Kebanyakan para guru sepakat bahwa dalam penyampaian informasi kepada siswa tentang cara memkirkannya lebih penting lagi. Konsep dalam subjek apapun adalah pemikiran balok-balok bangunan dasar untuk berpikir terutama bagi individu untuk menghasilkan berbagai objek dan ide serta membuat aturan dan prinsip tentang konsep.
Model-model pengajaran konsep telah dikembangkan untuk mengajarkan konsep-konsep kunci yang berfungsi bagi siswa untuk berpikir dengan tingkat lebih tinggi dan menjadi dasar pemahaman bersama dan komunikasi.
Pengajaran konsep tidak dirancang untuk mengajarkan informasi dalam jumlah besar kepada siswa. Tetapi dengan mempelajari dan menerapkan konsep-konsep kunci dalam subjek tertentu, siswa akan mampu mentransfer berbagai pembelajaran spesifik ke bidang-bidang yang lebih umum.
Ø  Merencanakan dan Melaksanakan Pengajaran Konsep
a.       Memilih konsep
Kurikulum adalah sumber utama untuk memilih konsep yang akan diajarkan. Konsep itu mungkin terdapat dalam textbooks dan edisi yang digunakan guru seringkali menjadi pedoman dalam memilih konsep (kunci yang akan diajarkan).Guru juga perlu mengambil keputusan tentang mana perbendaharaan kata yang perlu diajarkan secara langsung sebagai konsep dan mana yang tidak.
b.      Memutuskan pendekatan yang dipakai.
c.       Mendefinisikan konsep.
d.      Menganalisis konsep.
e.       Memilih dan mengurutkan berbagai contoh
f.       Bukan menggunakan gambar-gambar visual.

Ø  Cara melaksanakan pengajaran konsep
a.       Mengklasifikasikan maksud dan estabilishing.
b.      Memberikan masukan dan bukan contoh  serta menguji pencapaian.     
Dalam hal ini guru menggunakan pendekatan concept attainment. Dimana siswa memiliki pemahaman tertentu tentang konsep atau seperangkatnya. Kemudian siswa diminta untuk membuat keputusan. Apakah itu contoh atau bukan contoh. Langlah-langkah dalam menggunakan pendekatan ini:
1.      Memberikan contoh-contoh kepada siswa, sebagian mempresentasikan konsep yang dmaksud.
2.      Memaksa siswa untuk menghipotesiskan tentang atribut konsep dan mencatat alasan spekulasinya, disini guru boleh mengajarkan beberapa pertanyaan tambahan untuk membantu memfokuskan siswa.
3.      Bila siswa sudah tampak mengetahui konsepnya, siswa menamai konsep tersebut dan mendeskripsikan konsep yang mereka gunakan untuk mengidentifikasikannya.
4.      Guru mengevaluasi, apakah siswa sudah mencapai konsep itu dengan meminta mereka untuk mengidentifikasi contoh-contohnya.
c.       Menganalisa pikiran dan mengintegrasikan pembelajaran.[7]



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
`           Dalam model pembelajaran Teacher center, guru menjadi aktor utama dalam sebagian besar kegiatan belajar mengajar. Mulai dari perencanaan materi pembelajaran sampai ke masalah ujian dan penilaian, hampir semuanya dikendalikan oleh para pengajar.
Guru banyak melakukan kegiatan belajar mengajar dengan bentuk ceramah (lecturing) dan seakan-akan menjadi satu-satunya sumber ilmu. Metode ini berarti memberikan informasi satu arah karena yang ingin dicapai adalah bagaimana guru bisa mengajar dengan baik sehingga yang ada hanyalah transfer pengetahuan.
            Model pembelajaran teacher center memiliki kelebihan dan kekurangan. Teacher center secara teori memiliki kelebihan yaitu materi dapat disampaikan oleh guru secara gamblang dan mendetail sesuai dengan kemampuan guru, kondisi kelas tenang karena dipegang penuh oleh guru. Namun kekurangannya adalah siswa sering merasa bosan dan ilmu yang didapat tidak berkembang, sehingga seolah-olah menjadi ilmu “turun-temurun”.














DAFTAR PUSTAKA
Jacobsen, David A. Paul Eggen. Donald Kauchak. 2009. Methods for Teaching Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mustakim, Zaenal. 2009. Strategi Dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kauchak, Don. Paul Eggen. 2012.  Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media.
Reynolds, David. Daniel Muijs. 2008.  Effective Teaching Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




















PROFIL PENULIS
Nama                           : Mahfiroh
TTL                             :Pekalongan, 22 Juni 1997
Alamat                        : Dukuh Tanjung, Rt/Rw 003/001, Desa Tanjungkulon, Kec. Kajen, Kab. Pekalongan
Gol.Darah                    : A
Motto Hidup               : Setiap hari harus punya manfaat, sekecil apapun itu yang penting bermanfaat
 Riwayat Pendidikan  :
-TK     : TK Aisiyah Nurul Huda
-SD      : SDN Tanjungkulon
-SMP   : Mts Muhammadiyah Kajen
-SMA  : SMK Muhammadiyah Kajen
-Sedang proses menyelesaikan pendidikan S1 di IAIN Pekalongan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan










[1]David A. Jacobsen, Paul Eggen, Donald Kauchak, Methods for Teaching Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan belajar siswa TK-SMA (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 195-196
[2] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press, 2009),  hlm. 104-106
[3] Richard I. Arends, Learning To Teach Belajar Untuk Mengajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),  hlm. 295-301
[4]Paul Eggen, Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir (Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, 2012),  hlm. 382
[5]Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 107-109
[6] Daniel Muijs & David Reynolds, Effective Teaching Teori dan Aplikasi (Yoyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 62-63
[7] Zaenal Mustakim, Op. Cit., hlm. 111-112

Tidak ada komentar:

Posting Komentar