Laman

Minggu, 05 November 2017

sbm B 10-b “MACAM-MACAM EVALUSI DAN UMPAN BALIK”

”EVALUASI DAN UMPAN BALIK”
“MACAM-MACAM EVALUSI DAN UMPAN BALIK”

Vina Andriyani
(2023116147)
Kelas B

JURUSAN PGMI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017


Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga  makalah dengan sub tema“macam-macam evaluasi dan umpan balik” ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1.Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dorongan dan semangat saya dalam belajar.
 2. Bpk. M. Ghofron M,Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah strategi belajar mengajar ini yang telah memotivasi saya dalam meraih cita-cita sampai hari ini.
3. Kepada semua pihak yang telah berkonstribusiatas  dalam  penyelesaian makalah ini.

     Harapan saya semoga makalah “macam-macam evaluasi dan umpan balik”  ini dapat bermanfat bagi para pembaca.
Makalah ini disusun dengan penuh kesungguhan dan di buat sebaik-baiknya. Namun daripada itu, saya membuka kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun.

           



                                                                              Pekalongan, 03 Noveember 2017

                                                                                               Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tema                : Evaluasi dan Umpan Balik
B. Sub Tema         : Macam-Macam Evaluasi dan Umpan Balik
C. Alasan Mengapa Penting Dikaji
Dalam kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan umpan balik  adalah salah satu hal yang sangat penting yang tidak bisa ditinggalakan. Hal ini karena evaluasi dan umpan balik bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran. Dimana umpan balik berkaitan erat dengan kegiatan belajar mengajar yang dievaluasi ini memberikan informasi dengan suatu alat evaluasi. Hasil evalusi ini nantinya akan memberikan informasi mengenai sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan dalam proses/ kegiatan belajar mengajar.
            Sebelum melakukan evaluasi dan umpan balik seorang guru harus memahami dan mengetahui macam-macam evaluasi dan umpan balik agar pengevaluasian yang ia lakukan tersebut tepat pada sasaran, dan sesuai dengan standar kmpetensi kelulusan yang diinginkan. 
            Ketika penerapan evaluasi sudah sesuai dengan jenis evaluasi yang seharusnya dilakukan maka nantinya juga akan menghasilkan out put yang sesuai dengan yang diharapkan, sehingga tujuan pendidikanpun mudah untuk dicapai.








BAB II
PEMBAHASAN
A.    Macam- Macam Evaluasi
Pada umumnya, ada dua jenis atau teknik evaluasi yaitu dengan menggunakan tes dan non tes.
1.      Tes
a.       Pengertian Tes
Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.
b.      Macam-Macam Tes
Ditinjau dari objek pengukurannya, secara umum tes dibagi menjadi dua, yaitu tes kepribadian (personality test) dan (achievement test ). Yang termasuk dalam tes kepribadian dan banyak digunakan dalam pendidikan ialah: :
1)      Pengukuran sikap
2)      Pengukuran minat
3)      Pengukuran bakat
4)      Tes intelegensi[1]
c.       Jenis Tes
Ditinjau dari fungsinya, tes dibagi menjadi 4 jenis tes, yaitu :
1)       Tes Penempatan (Placement Test)
Tes jenis ini disajikan diawal tahun pelajaran untuk mengukur kesiapan siswa dan mengetahui tingkat pengetahuan yang telah dicapai sehubungan dengan pelajaran yang akan disampaikan. Dengan demikian siswa dapat ditempatkan pada kelompok yang sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki[2].
Tes semacam ini dibuat dengan mengacu pada norma. Tes yang mengacu pada norma disebut Test Acuan Norma ( Norm Referenced Test). [3]
Tes ini hanya diterapakan pada sekolah yang menggunakan sistem individual. Sasaran utama tes ini adalah membuat perencanaan yang realistis dalam memberikan bimbingan pengarahan kepada peserta didik untuk menghadapi program pendidikan yang akan dilaluinya, khususnya bimbingan belajar dan penempatan peserta didik.[4]
2)      Tes Formatif
Disajikan di tengah program pendidikan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik dan pendidik.[5] Tes ini diselenggarakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, diselenggarakan secara periodik, isinya mencakup semua unit pengajaran yang telah diajarkan.[6]
Berdasarka hasil tes itu  pendidik dan peserta didik dapat mengetahui apa yang masih perlu diperjelaskan kembali agar pesrta didik dapat  bagi yang telah menyelesaikan menguasai materi pelajaran lebih baik.
3)      Tes Diagnosis
Tes ini bertujuan mendiagnosis kesulitan belajar siswa untuk mengupayakan perbaikannya. Sekilas tes ini mirip dengan tes formatif,  namun karena tujuannya untuk mendignosa kesulitan belajar siswa, pendidik harus terlebih dahulu mengetahui bagian mana dari pendidikan yang memberikan kesulitan belajar pada peserta didik. Pada tiap unit dalam pokok pembahasan yang belum di kuasai itu, dibuatakan beberapa soal yang tingkat kesukarannya relatif rendah.
Tujuannya agar diperoleh informasi bahwa unit tertentu belum dikuasai sehingga soalnya tidak dapat dijawab meskipun soal-soal itu umumnya mudah. atas informasi semacam ini pendidik dapt mengupayakan perbaikannya.[7]
4)      Tes Sumatif
Jenis tes ini biasanya diberiakn pada akhir tahun ajaran atau akhir suatu jenjang pendidikan meskipun maknanya telah diperluas untuk dipakai pada tes akhir semester. Tes ini dimaksudkan untuk memberikan nilai yang menjadi dasar  penentuan kelulusan atau pemberian sertifikat bagi yang telah menyelesaikan pelajaran dengan hasil baik.
Ruang lingkup dari tes ini sangat luas yaitu seluruh bahan yang telah disajikan sepanjang tahun atau sepanjang jenjang pendidikan. tingkat kesukaran soalnyapun bervariasi.[8]
d.      Bentuk tes
Ditinjau dari bentuknya, tes dibagi atas tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan.
1) Tes Tertulis
Tes tertulis ialah tes yang soal dan jawaban diberikan oleh siswa berupa bahasa tertulis. Secara umum, tes tertulis dibagi menjadi 2, yaitu :[9]
a)      Tes Esai / Tes Uraian
Digunakn untuk mengukur kegiatan-kegiatan belajar yang sulit diukur oleh tes bjektif. Menuntut anak untuk menguiraikan jawaban dengan kata-kata sendiri dan cara sendiri.[10]
b)      Tes Objektif ( Tes Terstruktur )
Tes objektif  ialah tes tulis yang itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia sehingga peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang menjawab salah.
Tes ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna.[11]
c)      Menjodohkan (Matching )
Tes menjodohkan terdiriatas dua macam kolom paralel, setiap kolom berisi pernyataan yang satu menempati posisi sebagai soal dan satunya sebagai jawaban, kemudian peserta didik diminta untuk menjodohkan kesesuaian antar dua pernyataan tersebut.
d)      Latihan Penyusunan
Suatu bentuk tes yang berupa rangkaian kalimat utuh dan benar, kemudian diceritakn secara tidak beraturan sehingga bentuk aslinya sulit dikenali. Peserta didik diminta menyusun kembali sesuai dengan urutan yang benar.[12]
2) Tes Lisan
Tes Lisan adalah tes soal dan jawabannya menggunakan bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan perintah yang diberikan.
3) Tes Perbuatan
Tes perbuatan atau tindakan ialah tes dimana jawaban yang dituntut dari peserta didik berupa tindakan dan tingkah laku kokrit. Alat yang dapat digunkan untuk mengukur  tes perbuatan adalah observasi. Tes digunakan untuk mengukur perubahan sikap peseta didik, kemampuan dalam memperagakan atau mengaplikasikan jenis keterampilan tertentu.
Bentuk tes ini berupa petunjuk-petunjuk atau perintah-perintah baik secra lisan atau secra tertulis, dapat berupa penyediaan situasi dimana peserta didik diminta untuk bereaksi terhadap situasi tersebut, baik dengan disengaja ataupun tidak.[13]
2.      Non Tes
Dalam menilai hasil belajar, ada yang bisa diukur dengan menggunakan tes dan ada pula yang tidak bisa dengan tes. Kalau pengetahuan teoritis dapat diukur dengan tes.
Hal-hal yang termasuk non tes, seperti : observasi, wawancara, skala sikap, angket, Check list, dan ranting scale.
a. observasi
observasi adalah penghimpunan bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sisstematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
b. Wawancara
wawancara adalah komunikasi langsung yang mewawancara dengan yang diwawancarai.
c. Skala Sikap
skala sikap merupakan kumpulan pernyataan-pernyataan mengenai suatu objek. Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk berbuat sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
d. Check List
check list adalah suatu daftar yang berisi subjek dan aspek-aspek yang akan diamati.
e. Ranting Scale
Ranting scale adalah suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap dan persepsi responden terhadap fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status ekonomi, pengetahuan, dan kemampuan. Yang paling penting dalam ranting scale adalah kemampuan menerjemahkan alternatif jawaban  dipilih responden.
f. Angket
Angket termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat data atau informasi, sikap, dan faham dalam hubungan kausal. Angket mempunyai kesaan dngan wawancara. Hanya saja angket dilaksanakan secara tertulis dan penilaian hasil belajar akan jauh lebih praktis, hemat waktu dan tenaga.[14]
B.  Macam-Macam Umpan Balik
Umpan balik adalah  pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki atau meningkatkan pencapaian hasil belajar. Ada beberapa jeenis umpan balik. Diantaranya :[15]
1. Umpan balik yang mempermudah pembelajaran
Umpan balik ini adalah umpan balik yang jika siswa sudah mengetahui jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu (misalnya “menyontek” jawaban yang benar dari temannya tanpa mengolah soal itu dalam pemikirannya  sendiri).
Bahan yang dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa umumnya menebak jawaban soal-soal yang diberikan.
2. Umpan Balik yang membantu dan mempermudah pembelajran.
Yaitu umpan balik yang jika memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Mengkofirmasikan jawaban-jawaban benar dengan yang diberikan siswa, dan menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti materi belajar yang disajikan.
b. Mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikiny atau menyuruh siswa memperbaiki sendiri.[16]










BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Macam-macam evaluasi dibagi menjadi 2 bentuk yaitu tes dan non tes. Tes Tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu
Tes sendiri dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Tes Tertulis.
2. Tes Lisan.
3.Tes Perbuatan
Untuk yang Non tes dibagi menjadi :
1. Observasi
2. Wawancara
3. skala sikap
4. Ranting Scale
5.Check List
6. Angket
Macam-Macam Umpan Balik dIbagi menjadi 2, yaitu :
1. Umpan balik yang mempermudah proses pembelajaran
2. Umpan balaik yang membantu dan mempermudah pembelajaran

Daftar Pustaka

Fathurrohman,Pupuh dan Sobry Sutikna. 2007. “Strategi belajar Mengajar Memalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam”. ( Bandung : PT Refika Aditama).
Mustakim, Zaenal. 2009. ”Strategi & Metode Pembelajaran”. ( Pekalongan : STAIN Pekalongan Press).
Mustakim, Zaenal. 2017. “ Strategi dan Metode Pembelajaran (edisi revisi)”. ( Pekalongan : IAIN Pekalongan Press).
Taniredja, Tukiran dkk. 2011. “ Model-Model Pembelajaran Inovatif”. (Bandung : ALFABETA,cv).
Thoha, M.Chabib. 1996. “ Teknik Evaluasi Pendidikan”. ( Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada).
















[1] M. Chabib Thoha,”Teknik Evaluasi Pendidikan”,( Jakarta : PT Raja Gravindo Persada,1996), hlm.44
[2] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,”Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam”,(Bandung : PT Refika Aditama, 2007), hlm. 77
[3] Zaenal Mustakim, “ Strategi & metode pembelajaran”, (Pekalongan : STAIN pekalongan Press, 2009), hlm.7
[4] M. Chabib Thoha,op.cit., hlm.47
[5] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,op.cit., hlm.78
[6] M. Chabib Thoha,op.cit.,47
[7] Zaenal Mustakim, “ strategi dan Metode Pembelajaran  (edisi revisi)”, (Pekalongan : IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm. 185
[8] Zaenal Mustakim, “ Strategi & metode pembelajaran”, (Pekalongan : STAIN pekalongan Press, 2009), hlm.8
[9] M. Chabib Thoha,op.cit., hlm. 54
[10] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,op.cit., hlm. 79

[12] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,op.cit., hlm.81-84
[13] M. Chabib Thoha,op.cit., hlm.63
[14] Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno,op.cit., hlm.86-88
[15] Zaenal Mustakim, strategi dan Metode Pembelajaran  (edisi revisi)”, (Pekalongan : IAIN Pekalongan Press, 2017), hlm.190
[16] Zaenal Mustakim, “ Strategi & metode pembelajaran”, (Pekalongan : STAIN pekalongan Press, 2009), hlm.15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar