Laman

Minggu, 05 November 2017

sbm D 9-a “HAKIKAT ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN”

ALAT DAN MEDIA BELAJAR MENGAJAR
“HAKIKAT ALAT DAN MEDIA PEMBELAJARAN”

Naela Zuhrotunisa
(2023116140)
KELAS D

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat membuat dan menyelesaikan tugas ini, dengan sub tema “Hakikat Alat dan Media” dari tema “Alat dan Media Belajar Mengajar”. Tak lupa shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, karena beliaulah suri tauladan  bagi kita. Makalah ini membahas tentang pengertian atau hakikat alat dan media dalam belajar mengajar. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang diampu oleh Muhammad Hufron, M.S.I.
Terima kasih saya haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah Strategi Belajar Mengajar yang telah membimbing saya dan tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya, kepada semua rekan mahasiswa, serta kepada  semua pihak yang telah membantu saya dalam menyusun makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen, rekan mahasiswa, dan pembaca untuk kebaikan penyusunan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya bagi calon pendidik MI/SD.



Pekalongan,  10 November 2017


            Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Tema
Alat dan Media Belajar Mengajar
B.     Sub Tema      
Hakikat Alat dan Media Belajar Mengajar
C.    Penting Dikaji
Perkembangan IPTEK telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan. Oleh karena itu, agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut, perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran di sekolah. Salah satu faktornya adalah media pembelajaran yang perlu dikuasai guru, sehingga dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara baik. Melalui penggunaan alat dan media belajar mengajar diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas hasil belajar siswa.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa alat dan media pembelajaran dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran serta lebih cepat dan mudah  ditangkap oleh siswa. Peran media sangat dibutuhkan dalam pembelajaran di mana dalam perkembangannya saat ini media bukan lagi sekedar alat bantu, tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran. Dengan demikian, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam penggunaan alat dan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif dan efisien. 




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Alat dan Media Pembelajaran
1.      Pengertian Alat Pembelajaran
Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Kata “segala sesuatu” memberikan pengertian bahwa alat pembelajaran mempunyai wujud fisik dan non fisik. Alat pembelajaran yang berwujud fisik dibagi menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
a.       Alat pembelajaran yang tidak berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah sarana dan prasarana pembelajaran.
b.      Alat pembelajaran yang berhubungan langsung (membantu) penyampaian materi, yang kemudian disebut dengan istilah media pembelajaran.
    Sedangkan alat pembelajaran yang berupa non fisik, antara lain berupa; perintah, larangan, hukuman, dan ganjaran. Alat-alat pembelajaran non fisik ini mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama dengan alat pembelajaran fisik yaitu digunakan untuk membantu pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.[1]
2.      Pengertian Media Pembelajaran
      Kata “media” berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium”, yang secara harfiyah berarti perantara atau pengantar.[2]
      Santoso (1974) mengemukakan beberapa pengertian media, yaitu sebagai berikut:
a.       Secara umum, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide/gagasan, sehingga ide/gagasan itu sampai pada penerima.
b.      Medium yang paling utama dalam komunikasi sosial manusia ialah bahasa.
c.       Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar.
d.      Perbedaan istilah media pendidikan dengan teknologi pendidikan adalah teknologi merupakan perluasan konsep tentang media. Teknologi bukan sekedar benda, alat, atau bahan. Dalam istilah teknologi tersimpul sikap, perbuatan, organisasi, manajemen yang berhubungan dengan penerapan ilmu dan teknologi industri dalam proses pendidikan. Dalam konsep ini, tersimpul sikap dan tindakan inovatif yang menjadi watak dari ilmu dan teknologi tersebut.[3]
Robert Hanick, dkk (1986) mendefinisikan media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sumber informasi (source) dan penerima informasi (receiver). Dapat kita simpulkan bahwa media adalah perantara dari sumber informasi  ke penerima informasi, misalnya video, televisi, komputer, dan lain sebagainya. Alat-alat tersebut merupakan media yang digunakan  untuk menyalurkan informasi yang akan disampaikan.[4]
Rossi dan Breidle (1966) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah dan sebagainya. Menurut Rossi, alat-alat seperti radio dan televisi jika digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran. Dari konsep tersebut, maka dapat kita bedakan antara media dengan media pembelajaran. Perbedaan tersebut terletak pada pesan atau isi yang ingin disampaikan. Artinya alat apapun itu asalkan berisi tentang pesan-pesan pendidikan   termasuk ke dalam media pembelajaran.[5]
Menurut Gerlach secara umum media pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Gerlach, Gagne (1970) juga menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lingkungan itu sendiri cukup luas, meliputi lingkungan yang didesain untuk kebutuhan proses pembelajaran seperti laboratorium, perpustakaan, dan lingkungan yang tidak didesain untuk kebutuhan pembelajaran akan tetapi dimanfaatkan untuk pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman, halaman sekolah dan lain sebagainya.
Dari uraian di atas, maka nampak jelas terjadinya pergeseran makna tentang media pembelajaran, yakni dari media yang menitikberatkan pada alat untuk menyampaikan informasi pesan yang berarti media lebih mementingkan pada sumber pesan itu sendiri yakni guru, menjadi media sebagai segala sesuatu yang dapat memengaruhi belajar siswa, yang berarti media menitikberatkan pada proses dan siswa itu sendiri. Dengan demikian, yang dimaksud media pembelajaran adalah segala sesuatu seperti alat, lingkungan, dan segala bentuk kegiatan yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau menanamkan keterampilan pada setiap orang yang memanfaatkannya.
    Dari batasan tersebut, ada dua hal yang harus dipahami. Pertama, media pembelajaran tidak terbatas pada alat saja seperti televisi, radio, dan lain sebagainya, akan tetapi meliputi pemanfaatan lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kedua, media digunakan untuk menambah pengetahuan, mengubah sikap atau digunakan untuk menanamkan keterampilan tertentu. Ini berarti dalam alat dan kegiatan yang dirancang itu mengandung pesan tertentu sesuai dengan tujuan penggunaan media itu sendiri.[6]

B.     Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Ciri-ciri pembelajaran menurut Gerlach dan Ely, terdapat tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin pendidik tidak mampu (atau kurang efisien) melakukannya. Adapun ciri-ciri tersebut sebagai berikut:
1.      Ciri Fiksatif (Fixative Property). Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek yang dapat disusun kembali dengan media, seperti video, tape, audio tape, disket komputer, dan film. Demikian pula kegiatan peserta didik dapat direkam untuk kemudian dianalisis oleh peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok.
2.      Ciri Manipulatif (Manipulative Property). Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar timelapse recording. Misalnya, proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Selain dapat dipercepat, suatu kejadian dapat diperlambat pada saat mengamati kembali hasil suatu rekaman video.
3.      Ciri Distributif  (Distributive Property). Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang, secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan stimulus pengalaman yang relatif sama dengan kejadian tersebut. Distribusi media tidak terbatas pada suatu kelas atau beberapa kelas pada sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga media itu misalnya rekaman video, audio, disket komputer dapat disebar keseluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
Jerold Kemp (1986), mengemukakan beberapa faktor yang merupakan karakteristik dari media antara lain:
1.      Kemampuan dalam menyajikan gambar (presentation)
2.      Faktor ukuran (size), besar atau kecil.
3.      Faktor warna (color), hitam putih atau berwarna.
4.      Faktor gerak, diam atau bergerak.
5.      Faktor bahasa, tertulis atau lisan.
6.      Faktor keterkaitan antara gambar dan suara, gambar saja, suara saja, atau gabungan antara gambar dan suara.
Nana Sudjana (2007) menyatakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pembelajaran sebaiknya memperhatikan ciri-ciri sebagai berikut:
1.      Ketepatan dengan tujuan pembelajaran
2.      Dukungan terhadap isi bahan pelajaran
3.      Kemudahan memperoleh media
4.      Keterampilan pendidik dalam penggunaannya
5.      Tersedia waktu untuk menggunakannya
6.      Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik[7]
Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain:
1.      Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.      Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media.
3.      Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadi perhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai dengan kondisi anak.
4.      Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5.      Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada siswa secara tepat, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
6.      Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.[8]  

C.    Urgensi Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Pada hakikatnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi antara seorang guru dengan peserta didik. Dalam komunikasi sering timbul dan terjadi penyimpangan-penyimpangan, sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efisien, antara lain disebabkan karena ketidaksiapan siswa, kurangnya minat siswa, dan sebagainya.
Salah satu usaha untuk mengatasi keadaan tersebut yaitu dengan penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut disamping sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dan lain-lain, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:
1.      Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik. Pengalaman masing-masing individu yang beragam karena kehidupan keluarga dan masyarakat sangat menentukan macam pengalaman yang dimiliki mereka. Dua anak yang hidup di dua lingkungan yang berbeda akan mempunyai pengalaman yang berbeda pula. Dalam hal ini, media dapat mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.
2.      Media dapat mengatasi ruang kelas. Banyak hal yang sukar untuk dialami secara langsung oleh siswa di dalam kelas, seperti objek yang terlalu atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang diamati terlalu cepat atau terlalu lambat. Maka dengan melalui media, akan dapat diatasi kesukaran-kesukaran tersebut.
3.      Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungan.
4.      Media menghasilkan keseragaman pengamatan. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5.      Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis. Penggunaan media, seperti gambar, film, model, grafik, dan lainnya dapat memberikan konsep dasar yang benar.
6.      Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan dan minat baru untuk belajar selalu timbul.
7.      Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar. Pemasangan gambar, di papan buletin, pemutaran film, dan mendengarkan program audio dapat menimbulkan rangsangan tertentu ke arah keinginan untuk belajar.
8.      Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit sampai kepada yang abstrak. Sebuah film tentang suatu benda atau kejadian yang tidak dapat dilihat secara langsung oleh siswa, akan dapat memberikan yang konkrit tentang wujud, ukuran, dan lokasi.[9]
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
   Alat pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Alat pembelajaran mempunyai wujud fisik dan non fisik. Menurut Gerlach, media pembelajaran itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa media pembelajaran tidak terbatas pada alat saja, tetapi meliputi pemanfaatan lingkungan baik yang didesain atau tidak untuk pembelajaran serta kegiatan yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  Dalam memilih media pembelajaran hendaknya seorang guru memerhatikan kriteria dari media itu sendiri, diantaranya media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Adapun urgensi penggunaaan media dalam pembelajaran salah satunya yakni media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki peserta didik.

B.     Saran
   Demikian makalah ini saya susun, semoga dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan untuk pembaca. Apabila pada penulisan makalah ini ada kesalahan, saya selaku penyusun mohon maaf dan saya mengaharapkan kritik dan saran guna peningkatan kualitas dalam penulisan makalah ini.






DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Mustakim,  Zaenal. 2017. Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi). Pekalongan: IAIN Pekalongan Press

Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

Subana dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.

Usman, M. Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran.  Jakarta: Ciputat Pers.





  
PROFIL


Nama                           : Naela Zuhrotunisa
Tempat, tanggal lahir  : Pekalongan, 8 Agustus 1997
Alamat                                    : Desa Pakumbulan Kec. Buaran Kab. Pekalongan
Riwayat pendidikan    :
1.      RA Muslimat Pakumbulan
2.      MIS Pakumbuan
3.      MTs. Salafiyah Jenggot Pekalongan Selatan
4.      MAS Simbang Kulon
5.      Sekarang sedang melanjutkan S-1 di IAIN Pekalongan jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).











[1] Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran (Edisi Revisi), cet. Ke-5 (Pekalongan: IAIN Pekalongan Press) 2017, hlm.158
[2] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, cet. Ke-5 (Jakarta: Rineka Cipta) 2013, hlm. 120
[3] Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran, cet. Ke-3 (Bandung: Pustaka Setia) 2011, hlm. 287
[4] Wina Sanjaya, Media Komunikasi Pembelajaran, cet.ke-1 (Jakarta: Kencana) 2012, hlm. 57
[5] Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.cit., hlm.58
[6]Ibid., hlm. 60-61
[7]Zaenal Mustakim, Op.Cit., hlm. 163-164
[8] M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, cet. Ke-1 (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) hlm. 15-16
[9]Ibid., hlm. 13-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar