Laman

Rabu, 31 Oktober 2018

TT L I3 OBYEK PENDIDIKAN DIRECT "Pendidikan Pertama Bagi Anak"


OBYEK PENDIDIKAN DIRECT
"Pendidikan Pertama Bagi Anak"
Dwi Gita Lestari
NIM. (2117323) 
KELAS L

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM 
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN 
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018



BAB I

Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Masa usia dini merupakan masa yang unik dalam masa kehidupan anak-anak. Karena merupakan masa pertumbuhan yang paling peka dan sekaligus yang paling sibuk. Pentingnya pendidikan anak usia dini menuntut kurikulum yang hendak diajarkan pada anak usia dini. Sebab anak merupakan dambaan bagi orang tua dan generasi penerus bangsa. Namun, salah satu permasalahan yang muncul adalah tidak setiap orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam mendidik anak didiknya di usia dini tersebut. Dengan demikian tidak sedikit orang tua yang mengalami kekecewaan. Karena anak sebagai tumpuan harapan tetapi tidak sesuai yang diharapkan. Dengan demikian perlunya pendidikan anak usia dini serta pentingnya relevansi kurikulum yang diberikan dapat mempengaruhi hasil output anak didik tersebut.
B.     Rumusan Masalah
a.       Apa Hakikat Anak ?
b.      Apa Dalil Tentang Cara Mendidik Anak?
c.       Bagaimana Kurikulum Pendidikan Pada Anak?



 BAB II
Pembahasan
A.    Hakikat Anak
Pengertian pendidikan pra sekolah sangat simpang siur. Masing-masing orang memiliki pengertian yang tidak sama sehingga akan mengaburkan arah pembicaraan. Yang dimaksud dengan Early Childhood (anak masa awal) adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun. Hal itu merupakan pengertian baku yang dipergunakan oleh The Nation Asosiation For The Education Of Young Children (NAEYC). Batasan itu seringkali dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat menggunakannya bagi berbagai tipe pra sekolah.
     Adapun Early Childhood Setting (tatanan anak masa awal) menunjukkan pelayanan untuk anak sejak dilahirkan sampai dengan 8 tahun disuatu pusat penyelenggaraan rumah, atau institusi, seperti SD dan proogram rekreasi yang menggunakan sebagian waktu atau penuh waktu. Early Childhood Education (pendidikan awal masa anak) terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam tatanan awal masa anak. Biasanya oleh para pendidik anak usia dini (Young Children) digunakan istilah Early Childhood (anak masa awal) dan Early Childhood Education (pendidikan anak masa awal) dianggap sama atau sinonim. Adapun istilah lain yang sering digunakan tentang pendidikan anak usia dini adalah Nursey School atau preschool (pra sekolah). Nursey school adalah program untuk pendidikan anak usia 2, 3, dan 4 tahun. Adapun pendidikan pra sekolah dapat meliputi taman kanak-kanak, kelompok bermain, dan penitipan anak. Taman kanak-kanak terdapat dijalur pendidikan sekolah, sedangkan kelompok bermain dan penitipan anak terdapat jalur pendidikan diluar sekolah.
     Adapun menurut The National Asosiation For The Education, istilah preschool adalah anak antara usia toddler (1-3 tahun) dan usia masuk kelas 1, biasanya antara usia 3 sampai 5 tahun. Bichler dan Snowman menggunakan pengertian pra sekolah adalah mereka yang  berusia 3 sampai 6 tahun.[1]
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak pra sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak. Para ahli menyabut sebagai goldenage dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk meletakkan dasar pertama dalam pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial, emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan kemandirian. [2]

B.     Dalil Pendidikan Pertama Bagi Anak
 Surat Luqman ayat 17

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ

Artinya : “ Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”

Tafsir al-Misbah

Ayat di atas menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amr ma’ruf dan nahi munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Kata ‘azm dari segi bahasa bararti keteguhan hati dan tekad untuk melakukan sesuaatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi maksudnya adalah objek, sehingga makna penggalan ayat itu adalah shalat, amr ma’ruf dan nahi munkar  serta kesabaran merupakan hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia. Thabathaba’i tidak memahami kesabaran sebagai salah satu yang ditunjuk oleh kata yang demikian itu, karena menurutnya kesabaran telah masuk dalam bagian azm. Maka atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri termasuk dalam ‘azm dari sisi bahwa ‘azm yakni tekad dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada sabar. Dengan demikian kesabaran diperlukan oleh tekad serta kesinambungannya.[3]

C.     Kurikulum Pendidikan Bagi Anak
Ada berbagai bentuk organisasi kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam dunia pendidikan anak usia dini:
1.      Kurikulum Terpisah
Artinya mata pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri dan satu dengan yang lainnya tidak ada kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang terintegrasikan.
2.      Kurikulum Saling Berkaitan
Antara masing-masing mata pelajaran ada keterkaitan, antara dua mata pelajaran masih ada kaitannya. Dengan demikian anak mendapat kesempatan untuk melihat keterkaitan antara mata pelajaran, sehingga anak masih bisa belajar mengintegrasikan walaupun hanya dua mata pelajaran saja.
3.      Kurikulum Terintegrasikan
Dalam kurikulum ini anak mendapat pengalaman yang luas, karena antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lain saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.


Adapun pokok-pokok pendidikan  yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran islam itu sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga yakni, akidah, ibadah dan akhlak. Maka pokok-pokok yang harus diberikan pada anak pun setidaknya harus menyangkut pendidikan ibadah, akhlak dan akidah tersebut.
a.       Pendidikan akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling dasar, yakni terposisikan pada rukun yang pertama dari rukun islam yang lima, sekaligus menjadi kunci pembeda antara orang umat muslim dengan non muslim lainnya. Lamanya masa dakwah rasul dalam mengajak umatnya agar bersedia mentauhidkan allah menunjukkan betapa penting dan mendasarnya pendidikan akidah islamiah bagi setiap umat muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah harus terus-menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangannya senantiasa dilandasi oleh akidah yang benar.
b.      Pendidikan ibadah
Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar mereka kelak tumbuh menjadi insan yang benar-benar bertakwa, yakni insan yang taat melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala larangan-larangannya. Ibadah sebagai realisasi dari akidah islamiah harus tetap terpancar dan teramalkan dengan baik oleh setiap anak.
c.       Pendidikan akhlak
Dalam rangka memperkuat dan memperkokoh keislaman akidah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadahi. Dalam al-quran sendiri banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya akhlak bagi setiap hamba allah yang beriman. Maka dalam rangka mendidik akhlak pada anak-anak, selain harus memberikan keteladanan secara tepat, serta harus ditunjukan dengan bagaimana menghormati orang lain dan seterusnya. Karena pendidikan akhlak yang sangat penting, bahkan rasul sendiri diutus oleh allah untuk menyempurnakan akhlak.[4]






















BAB III
Penutup
Kesimpulan
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang secara terminologi disebut sebagai anak pra sekolah. Usia demikian merupakan masa peka bagi anak. Para ahli menyabut sebagai goldenage dimana perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Pada masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk meletakkan dasar pertama dalam pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial, emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan kemandirian.
Kurikulum Pendidikan Bagi Anak
Ada berbagai bentuk organisasi kurikulum yang dikembangkan oleh para ahli dalam dunia pendidikan anak usia dini:
1.      Kurikulum Terpisah
2.      Kurikulum Saling Berkaitan
3.      Kurikulum Terintegrasikan
Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, banyak kekurangan entah dari segi materi atau penulisannya. Dengan itu pemakalah meminta kritik dan saran yang membangun agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya. Kurang lebihnya kami mohon maaf.

 



Daftar Pustaka
Mansyur, 2009, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar)

Isjoni, 2011, Model Pembelajaran Anak Usia Dini,(Bandung:Alfabeta)
Shihab, 2003, M. Quraish, Tafsir al-Misbah jilid 10,( Jakarta: Lentera Hati) 







Nama                                       : Dwi Gita Lestari
Tempat Tanggal Lahir             : Pekalongan, 19 Februari 1998
Alamat                                    : Ds. Duwet Kec. Bojong Kab. Pekalongan
Riwayat Pendidikan              
            TK       : TK Pertiwi Prasetya Praja Sampih
            SD       : SD Sampih
            MTs     : MTs Gondang
            SMK   : SMK Gondang
           


[1] Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar,2009) hlm 109-110
[2] Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini,(Bandung:Alfabeta, 2011) hlm 19
[3] Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah jilid 10,( Jakarta: Lentera Hati, 2003)  hlm 310
[4] Mansyur, Loc.Cit, Pendidikan Anak.....,hlm 114-117


Tidak ada komentar:

Posting Komentar