OBYEK PENDIDIKAN DIRECT
"Pendidikan Pertama Bagi Anak"
Dwi Gita Lestari
NIM. (2117323)
KELAS L
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Masa usia dini merupakan masa yang unik dalam masa kehidupan anak-anak. Karena merupakan masa pertumbuhan yang paling peka dan sekaligus yang paling sibuk. Pentingnya pendidikan anak usia dini menuntut kurikulum yang hendak diajarkan pada anak usia dini. Sebab anak merupakan dambaan bagi orang tua dan generasi penerus bangsa. Namun, salah satu permasalahan yang muncul adalah tidak setiap orang tua atau pendidik memahami cara yang tepat dalam mendidik anak didiknya di usia dini tersebut. Dengan demikian tidak sedikit orang tua yang mengalami kekecewaan. Karena anak sebagai tumpuan harapan tetapi tidak sesuai yang diharapkan. Dengan demikian perlunya pendidikan anak usia dini serta pentingnya relevansi kurikulum yang diberikan dapat mempengaruhi hasil output anak didik tersebut.
B. Rumusan Masalah
a. Apa Hakikat Anak ?
b. Apa Dalil Tentang Cara Mendidik Anak?
c. Bagaimana Kurikulum Pendidikan Pada Anak?
BAB II
Pembahasan
A.
Hakikat Anak
Pengertian pendidikan pra sekolah sangat simpang siur.
Masing-masing orang memiliki pengertian yang tidak sama sehingga akan
mengaburkan arah pembicaraan. Yang dimaksud dengan Early Childhood (anak
masa awal) adalah anak yang berusia sejak lahir sampai dengan usia 8 tahun. Hal
itu merupakan pengertian baku yang dipergunakan oleh The Nation Asosiation
For The Education Of Young Children (NAEYC). Batasan itu seringkali
dipergunakan untuk merujuk anak yang belum mencapai usia sekolah dan masyarakat
menggunakannya bagi berbagai tipe pra sekolah.
Adapun Early
Childhood Setting (tatanan anak masa awal) menunjukkan pelayanan untuk anak
sejak dilahirkan sampai dengan 8 tahun disuatu pusat penyelenggaraan rumah,
atau institusi, seperti SD dan proogram rekreasi yang menggunakan sebagian
waktu atau penuh waktu. Early Childhood Education (pendidikan awal masa
anak) terdiri dari pelayanan yang diberikan dalam tatanan awal masa anak.
Biasanya oleh para pendidik anak usia dini (Young Children) digunakan
istilah Early Childhood (anak masa awal) dan Early Childhood
Education (pendidikan anak masa awal) dianggap sama atau sinonim. Adapun
istilah lain yang sering digunakan tentang pendidikan anak usia dini adalah Nursey
School atau preschool (pra sekolah). Nursey school adalah
program untuk pendidikan anak usia 2, 3, dan 4 tahun. Adapun pendidikan pra
sekolah dapat meliputi taman kanak-kanak, kelompok bermain, dan penitipan anak.
Taman kanak-kanak terdapat dijalur pendidikan sekolah, sedangkan kelompok
bermain dan penitipan anak terdapat jalur pendidikan diluar sekolah.
Adapun menurut The
National Asosiation For The Education, istilah preschool adalah anak
antara usia toddler (1-3 tahun) dan usia masuk kelas 1, biasanya antara
usia 3 sampai 5 tahun. Bichler dan Snowman menggunakan pengertian pra sekolah
adalah mereka yang berusia 3 sampai 6
tahun.[1]
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang
secara terminologi disebut sebagai anak pra sekolah. Usia demikian merupakan
masa peka bagi anak. Para ahli menyabut sebagai goldenage dimana
perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Pada
masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo untuk
meletakkan dasar pertama dalam pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa,
seni, sosial, emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri dan
kemandirian. [2]
B.
Dalil Pendidikan Pertama Bagi Anak
Surat Luqman ayat 17
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر
بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ
مِن عَزمِ الأُمُورِ
Artinya : “ Wahai anakku, laksanakanlah shalat dan
perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan cegahlah dari kemunkaran dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal diutamakan.”
Tafsir al-Misbah
Ayat di atas
menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan amal-amal shaleh yang
puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikan yang tercermin dalam amr
ma’ruf dan nahi munkar, juga nasihat berupa perisai yang membentengi
seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah. Kata ‘azm dari
segi bahasa bararti keteguhan hati dan tekad untuk melakukan sesuaatu. Kata ini
berpatron mashdar, tetapi maksudnya adalah objek, sehingga makna
penggalan ayat itu adalah shalat, amr ma’ruf dan nahi
munkar serta kesabaran merupakan hal-hal yang telah diwajibkan oleh
Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia. Thabathaba’i tidak
memahami kesabaran sebagai salah satu yang ditunjuk oleh kata yang demikian
itu, karena menurutnya kesabaran telah masuk dalam bagian azm. Maka
atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri termasuk dalam ‘azm dari
sisi bahwa ‘azm yakni tekad dan keteguhan akan terus bertahan
selama masih ada sabar. Dengan demikian kesabaran diperlukan oleh tekad serta
kesinambungannya.[3]
C.
Kurikulum Pendidikan Bagi Anak
Ada berbagai bentuk organisasi kurikulum yang dikembangkan oleh
para ahli dalam dunia pendidikan anak usia dini:
1.
Kurikulum Terpisah
Artinya mata
pelajaran mempunyai kurikulum tersendiri dan satu dengan yang lainnya tidak ada
kaitannya, karena masing-masing mata pelajaran mempunyai organisasi yang
terintegrasikan.
2.
Kurikulum Saling Berkaitan
Antara
masing-masing mata pelajaran ada keterkaitan, antara dua mata pelajaran masih
ada kaitannya. Dengan demikian anak mendapat kesempatan untuk melihat
keterkaitan antara mata pelajaran, sehingga anak masih bisa belajar
mengintegrasikan walaupun hanya dua mata pelajaran saja.
3.
Kurikulum Terintegrasikan
Dalam kurikulum
ini anak mendapat pengalaman yang luas, karena antara satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lain saling berkaitan. Dengan demikian seluruh mata
pelajaran merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat.
Adapun
pokok-pokok pendidikan yang harus
diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada lain adalah ajaran islam itu
sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga yakni,
akidah, ibadah dan akhlak. Maka pokok-pokok yang harus diberikan pada anak pun
setidaknya harus menyangkut pendidikan ibadah, akhlak dan akidah tersebut.
a.
Pendidikan akidah
Islam
menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling dasar, yakni terposisikan
pada rukun yang pertama dari rukun islam yang lima, sekaligus menjadi kunci
pembeda antara orang umat muslim dengan non muslim lainnya. Lamanya masa dakwah
rasul dalam mengajak umatnya agar bersedia mentauhidkan allah menunjukkan
betapa penting dan mendasarnya pendidikan akidah islamiah bagi setiap umat
muslim pada umumnya. Terlebih pada kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah
harus terus-menerus ditanamkan pada diri anak agar setiap perkembangannya
senantiasa dilandasi oleh akidah yang benar.
b.
Pendidikan ibadah
Tata
peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam itu hendaklah diperkenalkan
sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri anak. Hal itu dilakukan agar
mereka kelak tumbuh menjadi insan yang benar-benar bertakwa, yakni insan yang
taat melaksanakan perintah allah dan menjauhi segala larangan-larangannya.
Ibadah sebagai realisasi dari akidah islamiah harus tetap terpancar dan
teramalkan dengan baik oleh setiap anak.
c.
Pendidikan akhlak
Dalam rangka
memperkuat dan memperkokoh keislaman akidah anak, pendidikan anak harus
dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadahi. Dalam al-quran sendiri
banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya
akhlak bagi setiap hamba allah yang beriman. Maka dalam rangka mendidik akhlak
pada anak-anak, selain harus memberikan keteladanan secara tepat, serta harus ditunjukan
dengan bagaimana menghormati orang lain dan seterusnya. Karena pendidikan
akhlak yang sangat penting, bahkan rasul sendiri diutus oleh allah untuk
menyempurnakan akhlak.[4]
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang
secara terminologi disebut sebagai anak pra sekolah. Usia demikian merupakan
masa peka bagi anak. Para ahli menyabut sebagai goldenage dimana
perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan sampai 50%. Pada
masa ini terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan tempo
untuk meletakkan dasar pertama dalam pengembangan kemampuan fisik, kognitif,
bahasa, seni, sosial, emosional, disiplin diri, nilai-nilai agama, konsep diri
dan kemandirian.
Kurikulum Pendidikan Bagi Anak
Ada berbagai bentuk organisasi kurikulum yang dikembangkan oleh
para ahli dalam dunia pendidikan anak usia dini:
1.
Kurikulum Terpisah
2.
Kurikulum Saling Berkaitan
3.
Kurikulum Terintegrasikan
Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, banyak kekurangan entah dari
segi materi atau penulisannya. Dengan itu pemakalah meminta kritik dan saran
yang membangun agar terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk kedepannya.
Kurang lebihnya kami mohon maaf.
Daftar
Pustaka
Mansyur, 2009, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar)
Isjoni, 2011, Model Pembelajaran Anak Usia Dini,(Bandung:Alfabeta)
Shihab, 2003, M.
Quraish, Tafsir al-Misbah jilid 10,( Jakarta: Lentera Hati)
Nama :
Dwi Gita Lestari
Tempat Tanggal Lahir :
Pekalongan, 19 Februari 1998
Alamat :
Ds. Duwet Kec. Bojong Kab. Pekalongan
Riwayat Pendidikan
TK : TK Pertiwi Prasetya Praja Sampih
SD : SD Sampih
MTs : MTs Gondang
SMK : SMK Gondang
[1] Mansyur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2009) hlm 109-110
[2] Isjoni, Model Pembelajaran Anak Usia Dini,(Bandung:Alfabeta,
2011) hlm 19
[4] Mansyur, Loc.Cit, Pendidikan Anak.....,hlm 114-117
Tidak ada komentar:
Posting Komentar