Laman

Rabu, 21 November 2018

TT L K1 METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL "METODE TABLIGH"

METODE PENDIDIKAN UNIVERSAL
"METODE TABLIGH"
A Ittaqi Abadan
NIM. (2117346)
Kelas L

JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2018





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Dalam dunia pendidikan sangat diperlukan penguasaan metode pembelajaran bagi seorang pendidik agar dapat menyampaikan ilmu dengan tepat dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Diantara metode pendidikan adalah dengan cara tabligh atau menyampaikan. Keberhasilan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh komunikasi yang terjalin antara pendidik dan peserta didiknya. Tidak hanya itu, pengawasan pendidik juga sangat diperlukan agar peserta didik tidak melenceng dari pembelajaran dan pemahaman tentang suatu pelajaran.
Cara yang tepat adalah dengan kita meneladani tabligh yang telah dilakukan oleh Rosululloh SAW dalam beliau berdakwah. Tatacaranya, kesabarannya, kelembutannya, dan keberaniannya dalam menyampaikan risalah yang diembannya.
Untuk itu dalam makalah ini akan dipaparkan sedikit mengenai apa itu metode tabligh, dalil para rosul menggunakan metode tabligh, dan implikasinya dalam dunia pendidikan.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa isi kandungan surat al maidah ayat 67?
2.      Apa yang dimaksud dengan metode tablig?
3.      apa dalil para rosul menggunakan metode tabligh?
4.      Apa implikasinya dalam dunia pendidikan?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui kandungan surat al maidah ayat 67.
2.      Mengetahui apa itu metode tabligh.
3.      Mengetahui dalil rosul menggunakan metode tabligh.
4.      Mengetahui implikasi dari metode tabligh dalam dunia pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.           Surah al-Ma’idah ayat 67.
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ (٦٧)
Artinya: ”Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”(QS Al-Ma’idah:67)
Menurut penjelasan dari Ibnu Katsir, Allah SWT berfirman sambil mengkhitabi hamba dan rasulnya Muhammad SAW dengan ungkapan “Rasul” dan menyuruhnya supaya menyampaikan seluruh perkara yang dibawanya dari Allah SWT. Dan Nabi Muhammad SAW telah melaksanakan perintah itu dan menjalankan risalah dengan sempurna. Sehubungan dengan penafsiran ayat ini, Bukhari meriwayatkan dari ‘Aisyah, “ Barangsiapa yang menceritakan kepadamu bahwa Muhammad menyembunyikan sesuatu dari apa yang diturunkan Allah SWT kepadanya, maka berdustalah orang itu, dan dia berfirman, “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu.”demikianlah bunyi hadits itu secaara ringkas. Hadits ini dikemukakan oleh Bukhari-Muslim dalam Shahihain-Nya secara lengkap.
Kemudian firman Allah SWT, “dan jika kamu tidak mengerjakan, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya.” Maksudnya, jika tidak menyampaikan risalah kepada manusia, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya, sedangkan dia mengetahui akibat apa yang akan timbul jika tidak menyampaikan risalah itu. Ibnu Abbas meriwayatkan, “jika kamu menyembunyikan suatunayat yang diturunkan kepadamu dari tuhanmu, berarti kamu tidak menyampaikan risalah-Nya.”
Firman Allah SWT, “Dan Allah melindungimu dari gangguan manusia.”maksudnya adalah, Allah menyampaikan untuk menyampaikan risalah-Nya, sehingga Allah akan melindungimu dari gangguan manusia, nenolongmu, dan membantumu dalam mengalahkan musuh-musuhmu serta menenangkanmu atas mereka. Maka janganlah kamu takut dan sedih. Tidak ada gangguan seorangpun yang akan menyentuhmu. Sebelum turun ayat ini Nabi Muhammad SAW dijaga. Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Aisyah RA yang menceritakan, “pada suatu malam Rasulullah SAW berjaga. Aku mendekatinya dan berkata, ‘wahai Rasulullah, ada apa?’ Beliau menjawab, “aku berkeinginan ada orang baik hati dari sahabatku yang menjagaku pada malam hari.’ Tatkala aku bertanya demikian, tiba-tiba aku mendengar suara. Nabi bersabda, ‘siapa itu?’ Orang iru berkata, ‘Saya Sa’ad bin Malik’, Nabi bertanya, ‘Apa yang telah mendorongmu datang kesini?’ Dia menjawab, “Ya Rasulullah, saya datang untuk menjagamu.’ Maka aku mendengar dengkaur Rasulullah dalam tidurnya.” Hadits ini dikemukakan dalam Shahihain.
Firman Allah SWT, “ Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk bagi kaum yang kafir.” Maksudnya adalah sampaikanlah risalahitu olehmu dan Allahlah yang akan menunjukkan dan menyesatkan orang-orang yang dikehendakinya.[1]
Menurut Fakhrudin ar-Razi yang dikutip dari tafsir al-Misbah, berpendapat bahwa ayat ini merupakan janji dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW bahwa ia akan dipelihara Allah dari gangguan dan tipu daya orang-orang Yahudi dan Nashrani. Thahir bin ‘Asyur menambahkan bahwa, ayat ini mengingatkan Rasul agar menyampaikan ajaran agama kepada ahli kitab tanpa menghiraukan kritik dan ancaman mereka. Berbagai teguran keras yang disampaikan kepada ahli kitab itulah dihadapkan pada kecenderungan sikap lemah lembut Nabi SAW yang merupakan hal khusus, dan mengantar kepada turunnya peringatan tentang kewajiban menyampaikan risalah disertai jaminan keamanan beliau.[2]
Kandungan nilai-nilai pendidikan:
1.      Perintah Allah SWT untuk menyampaikan dan mengajarkan risalahnya, yakni ilmu-ilmu Agama kepada ummat manusia.
2.      Perintah Allah untuk menyampaikan ilmu-ilmu agama sesuai dengan petunjuk yang telah disyari’atkan oleh Allah dan Rasulnya.
3.      Allah SWT senantiasa melindungi hambanya yang selalu berdakwah menyampaikan dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang didapatnya kepada masyarakat.
4.      Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang ingkarkepada ayat-ayatnya.
5.      Allah mempunyai hak untuk memberikan petunjuk berupa ilmu kepada siapa saja yang dikehendakinya.
B.            Hakikat metode tabligh
            Metode dari segi bahasa berasal dari kata “meta” yang berarti melalui dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.[3] Dapat kita tarik kesimpulan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
            Tabligh berasal dari kata : ballagha - yuballighu – tablighan, yang artinya menyampaikan. Secara Istilah berarti menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT. Kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Isi pokok tabligh adalah amar ma’ruf nahi munkar ( menyuruh kapada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran).[4]
            Menurut Syaikh Ali Mahfudz bahwa tabligh adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, mengajak mereka untuk berbuat baik dan mearang dari berbuat tercela dengan tujuan agar mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.[5] Sedangkan menurut TotoTasmara (1997:43) tabligh adalah cara-cara tertentu yang dilakukan seorag da’i kepada Mad’u (yang diajak) untuk mecapai tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang.
C.            Landasan Tabligh
            Inti dari tabligh adalah menyampaikan kebenaran atau amar ma’ruf nahi mungkar. Rosullulloh memberikan contoh dalam bertabligh sekaligus menyuruh umatnya untuk meneruskan misi tersebut. Salah satu keterangan hadist dalam kitab Fathul Bari yang menegaskan tentang tugas tabligh adalah yang artinya “sampaikanlah olehmu apa yang kalian peroleh dariku meski hanya satu ayat. Ceritakanlah dari bani Israil tak mengapa dan barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja maka siapkanlah tempat duduknya dari api neraka “.         Selain hadist di atas adalah hadist yang diriwayatkan dari Abi Sa’ide al-Khudry :”barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran, hendaklah ia mengubah dengan tangannya, jika belum sangggup, maka dengan lisannya dan jika masih juga belum sanggup maka dengan hatinya, namun yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman” ini menunjukkan bahwa diantara kewajiban fundamental dalam Isalm adalah amar ma’ruf nahi mungkar.[6]
D.           Bentuk-bentuk metode tabligh
1.      Al hikmah
Yaitu dengan bijaksana, akal budi mulia, lapang dada, menarik. Kemampuan dalam memilih, memilah dan menyelaraskan teknik tabligh dengan kondisi mad’u. Juga diartikan sebagai kemampuan seorag da’i dalam menjelaskan doktrin-doktrin Islam serta realitas yang ada dengan logis dan bahasa yang komunikatif. Sebuah sistem yang menggabungkan kemampuan teoritis dan praktis dalam tabligh.
2.      Mauidzatul hasanah
Yaitu ata-kata yang masuk ke dalam qolbu dengan penuh kasih sayang, kelembutan. Dengan sifat ini terkadang dapat meluluhkan yang keras dan menjinakkan qolbu yang liar.
3.      Al mujahadah billati hiya ahsan
Maksudnya bertukar pendapat yang dilakukan oleh dua pihak secara sinergis yang tidak melahirkan permusuhan dengan tujuan agar lawan menerima pendapat yang diajukan dengan memberikan argumentasi dan bukti yang kuat.
            Adapun tehnik dalam metode tabligh secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu dengan lisan (khitobah) dan tulisan (kitabah). Dan berdasarkan kedua bentuk tabligh tersebut maka dapat diklarifikasikan bahwa tehnik metode tabligh yaitu metode ceramah, diskusi, konseling, karya tulis, pemberdayaan masyarakat, kelembagaan.
E.            Dalil para rosul menggunakan metode tabligh
            Tujuan lain daridiutusnya para rosul adalah untuk menyampaikan agama Alloh. Andai saja para rosul tidak diutus pasti manusia tidak akan mengerti berbagai hal yang berhubungan dengan ibadah, larangan, perintah Alloh SWT pasti takkan pernah sampai kepada kita. Peran para rosul kita sebut dengan tugas menyampaikan risalah (wazhifah ar risalah). Semua rosul dan nabi membawa risalah tertentu yang berbeda-beda dalam masalah cabang (furu’) tapi sama dalam masalah pokoknya. Para rosul tidak peduli akan segala bentuk siksaan dan para pembangkang dalam menjalankan tugas. Kalaupun takut hanya kepada Alloh saja.
            Ketika rosul mendapatkan tanggung jawab menyampaikan risalah yang dititipkan kepadanya, beliaupun mengorbankan seluruh jiwa raga demi memenuhi tugas tersebut. Dengan susah payah beliau menyampaikan ajaran yang beliau terima, mengetuk setiap pintu, dan mencari satu persatu orang yang mau menerima seruan dakwah beliau.
            Pada tahap awal, reaksi yang muncul dari orang-orang kafir adalah tidak peduli, mereka mencaci dan menghina serta memutuskan hubungan dengan rosululloh SAW. baik siksaan fisik dan bentuk penganiayaan, mereka mengganggu rosul. Melemparkan kotoran ke kepala beliau disaat solat dan lain sebagainya. Namun, rosullulloh tidak pernah putus asa atau patah semangat. Karena beliau menyadari betul bahwa dakwah adalah alasan dan tujuan dari kemunculan beliau di dunia. Tanpa mengenal lelah beliau secara terus menerus dan tetap menyampaikan risalah ilahiyyah yang beliau emban.[7]
F.             Implikasi metode tabligh dalam pendidikan
            Dalam dunia pendidikan, komunikasi merupakan salah satu pondasiyang ikut membantu terlaksananya proses pendidikan. Kegiatan komunikasi merupakan suatu yang inheren dengan kegaitan pendidikan itu sendiri. Sebab proses pendidikan berjalan melalui komunikasi. Setiap pendidik bertugas untuk menjadikan bahan ajar yang disampaikan bukan saja sekedar dikuasai murid, melainkan lebih dari itu yaitu menjadi bagian dari sikap atau kepribadian murid. Dengan itu, demi keberhasilan suatu pendidikan maka seorang pendidik seyogyanya dapat menguasai konsep-konsep utama komunikasi. Rosullulloh telah memperlihatkan keberhasilannya dalam menyampaikan ajaran islam. Dan itu karena profesionalitasnya dalam berkomunikasi.
            Tabligh adalah salah satu karakteristik atau konsep utama komunikasi yang dilakukan Rosululloh SAW dalam upaya menyampaikan ajaran Islam kepada umatnya. Sekaligus menjadi uswah dan qudwah bagi pengikutnya sehingga pendidikan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tuntunan alquran dan sunnah. Tabligh juga merupakan salah satu metode dalam pendidikan dan pengajaran islam yang tentunya patut dikaji lebih lanjut sehingga diharapkan bisa membantu pelaksanaan pendidikan.[8]
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Kandungan nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam surat al Maidah ayat 67, diantaranya:Perintah Allah SWT untuk menyampaikan dan mengajarkan risalahnya, yakni ilmu-ilmu Agama kepada ummat manusia. Perintah Allah untuk menyampaikan ilmu-ilmu agama sesuai dengan petunjuk yang telah disyari’atkan oleh Allah dan Rasulnya. Allah SWT senantiasa melindungi hambanya yang selalu berdakwah menyampaikan dan mengajarkan ilmu-ilmu agama yang didapatnya kepada masyarakat. Allah SWT tidak akan memberikan petunjuk kepada orang yang ingkarkepada ayat-ayatnya. Allah mempunyai hak untuk memberikan petunjuk berupa ilmu kepada siapa saja yang dikehendakinya.
Tabligh berasal dari kata : ballagha - yuballighu – tablighan, yang artinya menyampaikan. Secara Istilah berarti menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang diterima dari Allah SWT. Kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman dan dilaksanakan agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Isi pokok tabligh adalah amar ma’ruf nahi munkar. Bentuk metode tabligh ada dengan hikmah, mauidxatul hasanah dan mujahadah billati hiya ahsan. Tabligh juga merupakan salah satu metode dalam pendidikan dan pengajaran islam yang tentunya patut dikaji lebih lanjut sehingga diharapkan bisa membantu pelaksanaan pendidikan.
B.     Saran
Dengan tersusunnya makalah ini saya berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penyusun makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun khususnya juga para pembaca umumnya.



DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Dkk. 1991. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
http://gopellive.blogspot.com/2014/04/tabligh.html 
Sayyid, Abdul Kadir, Abd. Rauf. 1996.Dirasah Fiddakwah al Islamiyyah.
 Malaysia:Nur Siaga SDN BHD.
Quraish Shihab, Tafsir al Misbah.





Nama   : Ahmad Ittaqi Abadan
TTL     : Pekalongan, 16 Agustus 1994
Berhasil bukan berarti menang.
Tidak dapat apapun bukan berarti kita gagal.
Terus berjalan bersama alam, biarkan yang tampak itu menjadi nilai materi dan teruslah berusaha.




[1]Tafsir Ibnu Katsir, h. 123-126
[2] Prof. Dr. H. Quraish Shihab, Tafsir al Misbah. H. 152
[3] M. Arifin,dkk, Ilmu Pendidikan Islam(Jakarta: Bumi Aksara,1991).,hlm 61
[5] Abdul Kadir Sayyid Abd. Rauf,Dirasah Fiddakwah al Islamiyyah,(Malaysia:Nur Siaga SDN BHD,1996).,hlm 5
[6] http://gopellive.blogspot.com/2014/04/tabligh.html diakses tgl 16 November 2018 jam 9:03
[8] http://gopellive.blogspot.com/2014/04/tabligh.html diakses tgl 16 November 2018 jam 9:03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar