Laman

Minggu, 24 Februari 2019

UQ C 2c SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN


SEJARAH PENULISAN AL-QUR’AN
Maulida Nur Fitriyah
NIM. 2318014
           
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN PEKALONGAN
2019


KATA PENGANTAR
                                         
 Puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah Penulisan Al-Qur’ansesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya, aamiin.

Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Muhammad Hufron M.S.I., selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang Kedudukan Al-Qur’an. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.


Pekalongan,  14 Februari 2019



Penulis





DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LatarBelakang................................................................................. 1
B.     RumusanMasalah............................................................................ 1
C.     TujuanPenulisan.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Jam’u Al-Qur’an........................................................... 2
B.     Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi dan Para Sahabat............... 3
C.     Penyempurnaan Penulisan Al-Qur’an............................................. 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan..................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 7
LAMPIRAN................................................................................................... 8
PROFIL PENULIS........................................................................................ 9







BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Alqur’an adalah mukjizat islam yang kekal dan mukjizatnya selalu diperkat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Ia diturunkan Allah SWT kepada Rasullah, Muhammad SAW untuk mengeluarkan manusia dari suasana yang gelap menuju yang terang, serta membimbing mereka kejalan yang lurus.
Dalam catatan sejarah dapat dibuktikan bahwa proses kodifikasi dan penulisan Al-Qur’an dapat menjamin kesuciannya secara meyakinkan. Al-Qur’an ditulis sel-Qur’an ditulis sejak Nabi masih hidup, begitu wahyu turun kepada Nabi, Nabi langsung memerintahkan para sahabat penulis wahyu untuk menuliskannya secara hati-hati. Begitu beliau Begitu mereka tulis, kemudian mereka hafalan sekaligus mereka amalkan. Namun banyak dari pengikut Nabi Muhammad di muka bumi ini yang tidak mengetahui bagaimana Al-Qur’an yang lebih dikenal dengan mushaf Al-Qur’an.
Oleh sebab itu hal tersebut yang pada penulisan makalah ini dengan tema “Sejarah Penulisan Al-Qur’an”. Semoga dengan ini pengikut Nabi Muhammad SAW. Memahami akan penulisan Al-Qur’an
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Jam’u Al-Qur’an ?
2. Bagaimana Penulisan Al-Qur’an pada masa Nabi dan Para Sahabat ?
3. Bagaimana Penyempurnaan Penulisan Al-Qur’an ?
C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui apa definisi Jam’u Al-Qur’an
2. Untuk Mengetahui Penlisan Al-Qur’an pada Nabi dan para Sahabat
3. Untuk Mengetahui Penyempurnaan Penulisan Al-Qur’an



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Jam’u Al-Qur’an
Dalam sebagian besar yang membahas tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an, istilah yang dipakai untuk menunjukkan arti penulisan, pembukuan atau kodifikasi Al-Qur’an adalah jam’u al-Qru’an, yang artinya pengumpulan Al-Qur’an. Sementara hanya sebagiankecil literatur yang memakai istilah kitabat al-Qur’an yang artinya penulisan Al-Qur’an serta tadwin al-Qur’an yang artinya pembukuan Al-Qur’an.[1]
Para ulama yang memakai istilah jam’u al-Qur’an membagi artinya dalam dua kategori : pertama, proses penghafalan dan yang kedua, proses pencatatan serta penulisan Al-Qur’an.
Apabila mencermati pembahasaan yang terdapat di berbagai literatur di atas, sesungguhnya istilah-istilah yang mereka gunakan mempunyai maksud yangsama, yaitu proses penyampaian wahyu yang turun oleh Rasulluah kepada para sahabat, pencatatan atau penulisannya, sampai dihimpunnya catatan-catatan tersebut dalam satu mushaf yang utuh dan tersusun secara tertib.
B.     Penulisan Al-Qur’an Pada Masa Nabi dan Para Sahabat
Penulisan atau pengumpulan Al-Qur’an di masa Rasulluah SAW dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: pertama, pengumpulan dalam dada berupa hafalan dan penghayatan serta pengumpulan dalam catatan berupa penulisan kitab.[2]
Berkaitan dengan kondisi Nabi yang ummi, maka perhatian beliau adalah menghafal dan menghayatiayat-ayat yang diturunkan . Ibn Abbas meriwayatkan, karena besarnya konsentrasi Rasul kepada hafalan, hingga ketika wahyu belum selesai disampaikan malaikat jibril, Rasulluah menggerak-gerakkan kedua bibirnya agar dapat menghafalnya, Karena itu, turunlah ayat Al-Qiyamah ayat 16-19, yang artinya :
Artinya : “Janganlah kamu gerakkan  lidahmu untuk membaca al-Qur’an karena hendak cepat-cepat (menguasai)-nya. Sesungguhnya atas tangan Kamilah mengumpulkannya (di dalam) dan membacakannya. Maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tangan Kamilah penjelasannya.”
Nabi Muhammad SAW. Setelah menerima wahyu langsung menyampaikan wahyu tersebut kepada para sahabat agar mereka menghafalnya sesuai dengan hafalan Nabi. Selain ditempuh lewat jalur hafalan, juga dilengkapai dengan tulisan, lalu memanggil para sahabat yang pandai menulisnya. Ayat-ayat tersebut ditulis dalam pelepah-pelepah kurma, batu-batu, kulit-kulit atau tulang-tulang binatang.[3]
Penulisan pada masa ini belum terkumpul menjadi satu mushaf disebabkan beberapa faktor, yakni:, pertama, tidak adanya faktor pendorong untuk membukukan al-Qur’an menjadi satu mushaf mengingat Rasulluah masih hidup dan banyaknya sahabat yang diduga menggangu kelestarian Al-Qur’an. Kedua, Al-Qur’an baru bisa dibukukan dalam satu mushaf setelah Nabi SAW wafat/ Ketiga, selama proses turun Al-Qur’an, masih terdapat kemungkinan adanya ayat-ayat al Qur’an yang mansukh. Dan berikut adalah pembukuan oleh sahabat Rasul yaitu, Abu Bakar Al-Shiddieq dan Utsman bin Affan :
1.      Pembukuan Masa Abu Bakar Asy-Shiddiq
Penulisan pada masa pemerintahan Abu Bakar terjadi kekacauan akibat Musailamah al-Kazzab beserta pengikut-pengikutnya. Mereka menolak membayar zakat dan murtad dari islam. Pasukan islam yang dipimpin Khalid bin al-Walid segera menumpas gerakan itu. Peristiwa tersebut terjadi di Yamamah tahun 12 H. Akibatnya, banyak sahabat yang gugur, termasuk 70 orang yan diyakini telah hafal Al-Qur’an. Oleh sebab itu Umar bin Khattab menyampaikan ide kepada Abu Bakar ntuk segera mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur’an yang pernah ditlis pada masa Nabi SAW.
Semula Abu Bakar keberatan atas usul Umar dengan alasan pernah dilakukan Nabi SAW., tetapi akhirnya Umar berhasil menyakinkannya. Dibentuklah tim yang dipimpin Zaid bin Tsabit dalam rangka merealisasikan mandat dan tugas suci tersebut. Pada mulanya, Zaid keberatan, tetapi akhirnya juga dapat diyakinkan.[4] Abu Bakar memilih Zaid mengingat kedudukannya dalam qira’at, penlisan, pemahaman dan kecerdasan serta kehadirannya pada masa pembacaan Rasulluah SAW yang terakhir kalinya.
Zaid ibn Tsabit melaksanakan tugasnya dengan hati-hati dibawah petunjuk Abu Bakar dan Umar. Sumber utama dalam penulisan tersebut adalah Al-Qur’an yang ditulisdan dicatat di hadapan Nabi SAW. Dan hafalan para sahabat. Di samping itu, untk lebih hati-hati, catatan-catatan dan tulisan Al-Qur’an tersebut baru benar-benar diakui berasal dari Nabi SAW. Bila disaksikan oleh dua orang saksi yang adil.
Salam rentang waktu waktu kerja tim Zaid pernah suatu kali menjumpai kesulitan, mereka tidak menemukan naskah ayat 128 surah at-Taubat, tetapi akhirnya naskah tersebut ditemukan oleh seorang yang bernama Abu Khuzaimah al-Anshari.
Hasil kerja Zaid yag telah berupa mushaf al-Qur’an disimpan oleh Abu Bakar sampai akhir hayatnya. Setelah itu berpindah ketangan Umar bin Khattab. Sepeninggal Umar mushaf disimpan oleh Hafshah binti Umar. Adapun karakteristik penulisan Al-Qur’an pada masa Abu Bakar ini adalah sbb :
a.       Seluruh ayat Al-Qur’an dikumpulkan dan ditulis dalam satu mushaf berdasarkan penelitian yang cermat dan seksama.
b.      Meniadakan ayat-ayat Al-Qur’an yang telah mansukh.
c.       Seluruh ayat yang ada telah diakui kemutawatirannya. 
d.      Dialek Arab yang dipakai dalam pembukuan ini berjumlah 7 (qira’at) sebagaimana yang ditulis pada kulit unta pada  masa Rasuluallah.
2.         Pembukuan Masa Utsman bin Affan
Pada masa pemerintahan Utsman, wilayah negara Islam telah meluas sampai ke Tripoli Barat, Armenia dan Azarbaijan. Pada wakyu itu, Islam sudah tersebar ke beberapa wilayah di Afrika, Syiria, dan Persia. Para penghafal al-Qur’an pun akhirnya menjadi tersebar sehingga menimbulkan persoalan baru, yaitu silang pendapat di kalangan kaum muslimin mengenai bacaan (qiraat) al-Qur’an.[5]
Para pemeluk islam masing-masing daerah mempelajari dan menerima bacaan al-Qur’an dari sahabat ahli qiraat didaerahyang bersangkutan. Penduduk Syam misalnya, belajar al-Qur’an pada Ubay bin Ka’ab. Warga Kuffah berguru pada Abdullah bin Mas’ud, sementara penduduk yang tinggal di Basrah berguru dan membaca al-Qur’an haf al-Qur’an dengan qiraat Abu Musa al-Asy’ari.
Versi qiraat yang dimiliki dan diajarkan oleh masing-masing ahli qiraat berlainan. Hal ini yang menimbulkan dampak negatif dikalangan umat islam waktu itu. Masing-masing saling membanggakan versi qiraat mereka dan saling mengakui bahwa versi qiraat mereka yang paling baik dan benar. Padahal Utsman telah memberikan aturan atau karakteristik mushaf Al-Qur’an yang ditulis pada masa Utsman bin Affan antara lain :
1)      Ayat-ayat al-Qur’an yang ditulis seluruhnya berdasarkan riwayat yang mutawatir
2)      Tidak memuat ayat-ayat yang mansukh
3)      Surat-surat maupun ayat-ayatnya telah disusun dengan tertib sebagaimana al-Qur’an yang kita kenal sekarang. Tidak seperti mushaf al-Qur’an yang ditulis pada masa Abu Bakar yang hanya disusun menurut tertib ayat, sementara surat-suratnya disusun menurut urutan turun wahyu.
4)      Tidak memuat sesuatu yang bukan tergolong Al-Qur’an , seperti yang ditulis sebagian sahabat Nabi dalam masing-masing mushafnya, sebagai penjelasan atau keterangan terhadap makna ayat-ayat tertentu.
5)      Dialek yang dipakai dalam mushaf ini hanya dialek Quraisy saja dengan alasan al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab Quraisy sekalipun pada mulanya diizinkan membacanya dengan menggunakan dialek lain.
C.    Penyempurnaan Tulisan Al-Qur’an
Sepeninggal Utsman, mushaf al-Qur’an belum diberi tanda baca seperti baris (harakat) dan tanda pemisah ayat. Karena daerah kekuasaan Islam semakin meluas ke berbagai penjuru yang berlainan dialek dan bahasanya, dirasa perlu adanya tindakan preventif dalam memelihara umat dari kekeliruan membaca dan memahami al-Qur’an.
Upaya tersebut baru terealisir pada masa Khalifah Muawiyyah ibn Abi Sufyan (40-60 H) oleh Imam Abu al-Aswad al-Dauli, yang memberi harakat atau baris berupa titik merah pada mushaf al-Qur’an. Untuk “a” (fathah) disebelah atas huruf, “u” (dlammah) didepan huruf dan “i” (kasrah) dibawah huruf. Sedangkan syiddah berupa huruf lipat dua dengan dua titik diatas huruf.
Usaha selanjutnya dilakukan pada masa Khalifah Abdul Malik ibn Marwan (65-68 H). Dua orang murid Abu al-Aswad al-Duali, yaitu Nasar ibn Ashim dan Yahya ibn Ya’mar memberi tanda untuk beberapa huruf yang sama seperti “ba”, “ta”, dan “tsa”.[6]
Dalam berbagai sumber diriwayatkan bahwa ‘Ubaidillah bin Ziyad (w.67 H) memerintahkan kepada seorang yang berasal dari Persia untuk menambahkan huruf alif (mad) pada dua ribu kata yang semestinya dibaca dengan suara panjang. Misalnya, kana menjadi kaanat. Adapun penyempurnaan tanda-tanda baca lain dilakukan oleh Imam Khalid ibn Ahmad pada tahun 162 H.




























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan materi Jam’ul Quran yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa, Jumma’ul Qur’an artinya huffazhuhu (para penghafal, yaitu orang yang menghafalka dalam hatinya), sedangkan dalam arti kitabu kullihi (penulisan Al-Qur’an semuanya) baik dengan memisah- misahkan ayat- ayat dan surat- suratnya atau menertibkan ayat- ayatnya semata dan setiap surat ditulis dalam satu lembaran terpisah, atau menertibkanayat-ayat dan surat-suratnyadalam lembaran yang terkumpul yang menghimpun semua surat.
Dalam hal ini, sejarah pengumpulan Al-Quran terbagi atas dua periode, yaitu: Pertama, pengumpulan Al- Qur’an pada masa Nabi. Pengumpulan Al-Qur’an pada masa Nabi, dikategorikan menjadi dua bagian. Yaitu, pengumpulan dalam konteks hafalan dan pengumpulan dalam konteks penulisanya.
Dalam konteks hafalan, Nabi Menghafal Ayat-ayat itu dan menyampaikannya kepada para sahabat yang kemudian juga menghafalnya sesuai dengan yang disampaikan Nabi. Upaya kedua yang dilakukan Umat Islam dalam upaya pemeliharaan Al-Qur’an adalah mencatat atau menuliskannya dengan persetujuan Nabi.









DAFTAR PUSTAKA
Al-Munawar, Said Agil Husin.2002.Al-Qur’an  Membangun Tradisi KesalehanHakiki. Jakarta Selatan:Ciputat Press.
Ahmad Syadali&Ahmad Rofi’i.1997.Ulumul Qur’an.CV.Pustaka Setia.

















LAMPIRAN
           













PROFIL PENULIS

Nama                           : Maulida Nur Fitriyah
TTL                             : Pekalongan, 7 Januari 2000
Alamat                                    : Perum.GTA, Pekalongan
                                                             
RiwayatPendidikan   :
-          TK Manbaul Ulum
-          MSI 01 Kauman
-          MTS Tebuireng Jombang
-          MAN 1 Kota Pekalongan
Hobi                           : Menggambar




[1]Said Agil Husin, Al-Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki. (Jakarta Selatan, Ciputat Press, 2002), hlm. 4.
[2]Said Agil Husin, Op.cit,., hlm 5
[3] Said Agil Husin, Op. Cit., hlm. 7


[4] Ahmad Syadali&Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an, (CV. Pustaka Setia, 1997), hlm. 18-17.
[5].Said Agil Husin, Op.cit,., hlm 8-9
[6] Ahmad Syadali&Ahmad Rofi’i ,Op.Cit,. hlm 23-25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar