Laman

Jumat, 22 Maret 2019

UQ B 6D HERMENEUTIKA AL- QUR’AN

HERMENEUTIKA AL- QUR’AN
Amilatul Amanah
NIM. 2318083 
KELAS B

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH 
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
IAIN  PEKALONGAN
2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hermeneutika Al-Qur’an”sesuai rencana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw, para sahabatnya, serta orang-orang yang mau mengikuti sunnah-sunnahnya, aamiin.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Muhammad Hufron, M.S.I., selaku dosen mata kuliah Ulumul Qur’an atas tugas yang telah diberikan sehingga menambah wawasan penulis tentang hermeneutika al-qur’an. Dan kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Semoga bantuan dari berbagai pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt dengan pahala yang berlipat ganda, aamiin.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.

Pekalongan, 21 Maret 2019
       Penulis






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL   i
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2

BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang Masalah 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan   4
D. Metode Pemecahan Masalah 4
E. Sitematika Penulisan Makalah 4

BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Hermeneutika 5
B. Jenis-jenis Hermeneutika 6
C. Aplikasi Hermeneutika Dalam Penafsiran Ayat Pendidikan
7
D. Urgensi Mempelajari Hermeneutika Dalam Penafsiran Al-
Qur’an   8

BAB III PENUTUP 9
A. Simpulan 9
B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10



BAB I                                                                                                     PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ada dua hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia; dua hal itu menjadi garis demarkasi yang membedakan manusia dari segala entitas kehidupan lainnya di muka bumi ini. Berkaitan dengan aktivitas memahami dan menafsirkan al-qur’an, dalam sejarah intelektual manusia banyak ditemui para tokoh di bidang keahliannya masing masing yang berusaha merumuskan apa dan bagaimana kondisi dan cara memahami yang akurat, tepat, layak dan benar. Berbagai teori, konsep dan disiplin keilmuan pun muncul khusus untuk mengurusi bidang ini; satu diantaranya adalah Hermeneutika.
Implikasinya, teori interpretasi yang hanya mengaku pada fenomena kebahasaan semacam tafsir, hanya mampu menemukan pesan masyarakat Arab sebagai pemilik Bahasa Arab. Sedang pesan Tuhan yang ada di dalamnya belum tersentuh sedikit pun. Oleh karena itu, diperlukan sebuah teori interpretasi lain yang dinilai mampu menemani tafsir, sehingga yang terungkap bukan hanya pesan pemilik bahasa, tetapi juga pesan Tuhan. Hermeneutika tampaknya bisa menjadi mitra tafsir guna mengungkap pesan Tuhan dibalik Bahasa  Arab sebagai fenomena budaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Apa pengertian hermeneutika?
2. Apa saja jenis-jenis hermeneutika?
3. Bagaimana aplikasi hermeneutika dalam penafsiran ayat al-qur’an?
4. Bagaimana urgensi mempelajari hermeneutika dalam penafsiran al-qur’an?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian hermeneutika.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis hermeneutika.
3. Untuk mengetahui aplikasi hermeneutika dalam penafsiran ayat al-qur’an.
4. Untuk mengetahui urgensi mempelajari hermeneutika dalam penafsiran al-qur’an.
D. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
E. Sitematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.





BAB II                                                                                                       PEMBAHASAN
A. Pengertian Hermeneutika
Kata Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani hermeneuein yang berarti “menafsirkan”. Kata ini sering diasosiasikan dengan nama salah seorang dewa Yunani, Hermes, yang dianggap sebagai utusan para dewa bagi manusia. Hermes merupakan utusan para dewa untuk membawa pesan Ilahi yang memakai bahasa “langit” kepada manusia yang menggunakan bahasa “dunia”. Untuk tujuan itulah, maka diperlukan interpretasi.
Pengasosiasian Hermeneutik dengan Hermes ini saja secara sekilas menunjukkan adanya tiga unsur yang pada akhirnya menjadi variabel utama pada kegiatan manusia dalam memahami, yaitu:
1. Tanda, pesan atau teks yang menjadi sumber atau bahan dalam penafsiran yang diasosiasikan dengan pesan yang dibawa oleh Hermes.
2. Perantara atau penafsir (Hermes).
3. Penyampaian pesan itu oleh sang perantara agar bisa dipahami dan sampai kepada yang menerima.
Secara lebih luas Hermeneutika didefinisikan oleh Zygmunt Bauman sebagai upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-remang dan kontradiktif yang menimbulkan kebingungan bagi pendengar atau pembaca. Asumsi paling mendasar dari hermeneutika ini sebenarnya telah jelas, yaitu adanya pluralitas dalam proses pemahaman manusia. Pluralitas yang dimaksud sifatnya niscaya, karena pluralitas tersebut bersumber dari keragaman konteks hidup manusia. Dalam memahami dan menghasilkan sebuah pengetahuan tentang sesuatu sebagai sesuatu yang otentik sebagaimana adanya oleh orang yang berbeda, sangat mungkin hasil pemahamannya juga berbeda. Tokoh-tokoh hermeneutika al-qur’an adalah Abu Hamid al-Ghazali, Fazlur Rahman, Muhammad Syahrur, Muhammad Abid al-Jabiri, Nasr Hamid Abu Zayd, Nurcholish Madjid, Mohamad Mojtahed Shabestari, Khaled M. Abou El-Fadl, Amina Wadud Muhsin, Abdullah Saeed, dan Muhammad Talbi.
B. Jenis-jenis Hermeneutika
Hermeneutika terbagi menjadi:
1. Hermeneutika yang berisi cara untuk memahami (Hermeneutical Teoritis)
Hermeneutika jenis pertama ini adalah hermeneutika teoritis. Dalam klasifikasi ini hermeneutika merupakan kajian penuntun bagi sebuah pemahaman yang akurat dan proporsional. Bagaimanakah pemahaman yang komprehensif itu? Itulah pertanyaan utama dari hermeneutika teori. Tentu saja sebagaimana asumsi awal bahwa perbedaan konteks mempengruhi perbedaan pemahaman, maka hermeneutika dalam kelompok ini merekomendasikan pemahaman konteks sebagai salah satu aspek yang harus dipertimbangkan untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif. Pelopor dalam hermeneutika jenis pertama ini adalah Schleiermacher, W. Dilthey dan Emilio Betti.
2. Hermeneutika yang berisi cara untuk memahami pemahaman (Hermeneutical Philosophy)
Hermeneutika jenis kedua ini melangkah lebih jauh ke dalam dataran filosofis, sehingga lebih dikenal sebagai hermeneutika filosofis. Dalam hermeneutika jenis kedua ini, fokus perhatiannya bukan lagi bagaimana agar bisa mendapatkan pemahaman yang komprehensif, tetapi lebih jauh mengupas seperti apa kondisi manusia yang memahami itu, baik dalam aspek psikologisnya, sosiologisnya, historisnya dan lain sebagainya termasuk daam aspek-aspek filosofis yang mendalam. Hermeneutika dalam dimensi filosofis mungkin lebih tepatnya epistemologisnya dapat didefinisikan sebagai suatu “pemahaman terhadap pemahaman”.
Hermeneutika jenis ini adalah suatu pemahaman terhadap suatu pemahaman yang dilakukan seseorang dengan menelaah proses dan asumsi-asumsi yang berlaku dalam pemahaman tersebut, termasuk diantaranya konteks yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meletakkan hasil pemahaman yang dimaksud dalam porsi dan proporsi yang sesuai dan untuk melakukan suatu “produksi” makna baru dari pemahaman terdahulu tersebut dalam bentuk kontekstualisasi.
3. Hermeneutika yang berisi cara untuk mengkritisi pemahaman (Hermeneutika Kritis)
Hermeneutika jenis ketiga ini dapat dikatakan merupakan pengembangan lebih jauh dari hermeneutika jenis kedua, bahkan dapat dikatakan bahwa secara prinsipil objek formal yang menjadi fokus kajiannya adalah sama. Yang membedakan dengan hermeneutika jenis kedua adalah penekanan terhadap determinasi-determinasi historis dalam proses pemahaman serta sejauh mana determinasi-determinasi tersebut alienasi, diskriminasi dan hegemoni wacana, termasuk juga penindasan-penindasan sosial, budaya dan politik akibat penguasaan otoritas pemaknaan dan pemahaman oleh kelompok tertentu.
C. Aplikasi Hermeneutika dalam Penafsiran Ayat Pendidikan
Berbicara tentang hermeneutik tidak terlepas dari beberapa aspek yaitu bahasa, historis, filsafat, sosiologis, humaniora, dan agama. Ketika hermeneutika mengkaji konsep pendidikan Islam, maka tidak lepas dari sebuah bentuk penafsiran ayat pendidikan pada pembahasan ini merujuk kepada metode pendidikan yang berlandaskan pada Q.S. An-Nahl:125. Yang artinya:
“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Allah Taala berfirman seraya memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad, agar menyeru umat manusia dengan penuh hikmah. Menurut Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, apa pun yang dimaksud dengan hikmah adalah petunjuk yang memuaskan, jelas, serta menemukan (mengungkapkan) kebenaran, dan membantah kebatilan.

D. Urgensi Mempelajari Hermeneutika dalam Penafsiran Al-Qur’an
Hermeneutika dalam cara kerjanya menganggap semua objek itu netral. Sebab objek adalah objek. Sebuah meja di sini atau bintang di angkasa berada begitu saja. Benda-benda itu tidak bermakna pada dirinya sendiri. Hanya subjeklah yang kemudian memberi “pakaian” arti pada objek. Subjek dan objek adalah term-term yang korelatif atau saling menghubungkan diri satu sama lain, seperti ‘bapak dan anak’ Huserl menyatakan bahwa objek dan makna tidak pernah terjadi secara serentak atau bersama-sama, sebab pada mulanya, objek itu netral. Emilio Betti mengatakan bahwa tugas orang yang melakukan interpretasi adalah menjernihkan persoalan mengerti, yaitu dengan cara menyelidiki setiap detail proses interpretasi.


BAB III                                                                                                              PENUTUP
A. Simpulan
Kata Hermeneutik berasal dari bahasa Yunani hermeneuein yang berarti “menafsirkan”. Secara lebih luas Hermeneutika adalah sebagai upaya menjelaskan dan menelusuri pesan dan pengertian dasar dari sebuah ucapan atau tulisan yang tidak jelas, kabur, remang-remang dan kontradiktif yang menimbulkan kebingungan bagi pendengar atau pembaca. Dengan kata lain, hermeneutika merupakan teori pengoperasian pemahaman dalam hubungannya dengan interpretasi terhadap sebuah teks. Hermeneutika terbagi menjadi hermeneutical theory, hermeneutical philosophy dan hermeneutika kritis. Ketika hermeneutika mengkaji konsep pendidikan Islam, maka tidak lepas dari sebuah bentuk penafsiran ayat pendidikan yang merujuk kepada metode pendidikan yang berlandaskan pada Q.S. An-Nahl:125. Emilio Betti mengatakan bahwa tugas orang yang melakukan interpretasi adalah menjernihkan persoalan mengerti, yaitu dengan cara menyelidiki setiap detail proses interpretasi.
B. Saran
Demikian makalah yang penulis buat mengenai hermeneutika al-qur’an. Penulis mengucapkan terima kasih dan penulis meminta saran dari para pembaca dari penulisan makalah ini guna perbaikan untuk penulisan makalah yang lebih baik.






DAFTAR PUSTAKA
Faiz, Fahruddin. 2005.  Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial.  Yogyakarta: Elsaq Press.
Wijaya, Aksin. 2009.  Arah Baru Studi Ulum Al-Qur’an: Memburu Pesan Tuhan di Balik Fenomena Budaya.  Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Firman, Arham Junaidi. Studi Al- Qur’an: Teori dan Aplikasinya dalam Penafsiran Ayat Pendidikan.  Yogyakarta: Diandra Kreatif.















REFERENSI BUKU


BIODATA PEMAKALAH

Nama     : Amilatul Amanah                                                                                                NIM       : 2318083                                                                                                                                                     TTL        : Pekalongan, 27 Mei 2000                                                                                                             Alamat   : Mayangan Wiradesa RT.26/RW.09 Kab. Pekalongan                                                                                                                   Prodi      : PGMI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar