Laman

Selasa, 27 Februari 2024

A.1 PengKur PAI H - DEFINISI KURIKULUM SEBAGAI SISTEM DAN KOMPONEN TUJUAN PEMBELAJARAN

 MAKALAH  

DEFINISI KURIKULUM SEBAGAI SISTEM DAN KOMPONEN  TUJUAN PEMBELAJARAN  

Disusun untuk memenuhi tugas 

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI  

Dosen Pengampu : Muhammad Hufron, Dr., M.S.I  

Disusun oleh :  

Kamalia Nahrina (20122006)  

KELAS H 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM  FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN  

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H. ABDURRAHMAN WAHID  PEKALONGAN  

2024 

KATA PENGANTAR  

Assalamualaikum Wr. Wb  

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. atas berkat  rahmat dan karunia-Nya yang diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas  makalah mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI yang membahas tentang  Definisi Kurikulum Sebagai Sistem dan Komponen Tujuan Pembelajaran.  

Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh  dari kata sempurna. Untuk itu, bagi dosen pengampu kami Bapak Muhammad  Hufron, Dr., M.S.I. kami meminta masukannya demi kebaikan pembuatan makalah  ini dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi terciptanya makalah  yang sempurna.  

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas  dan menjadikan sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa  di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.  

Wassalamualaikum Wr. Wb  

Pekalongan, 10 Februari 2024  

 Penulis 

ii  

DAFTAR ISI  

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii BAB I .................................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1 

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1 C. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 1 

BAB II ................................................................................................................................ 2 PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2 A. Kurikulum Sebagai Sistem...................................................................................... 2 B. Komponen Tujuan pembelajaran ............................................................................ 3 BAB III ............................................................................................................................... 6 PENUTUP .......................................................................................................................... 6 A. Kesimpulan ............................................................................................................. 6 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 7

iii  

BAB I  

PENDAHULUAN  

A. Latar Belakang  

Dalam kaitannya dengan masalah kurikulum yang menjadi pembahasan tulisan  ini maka kurikulum sebagai obyek kita pandang sebagai sistem yang terdiri komponen komponen yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan bergantung.Banyak  analisa yang dilakukan terhadap kurikulum sebagai suatu sistem di mana antara analisa  yang satu dengan yang lain mempunyai banyak kesamaan dalam memandang  kurikulum sebagai sekumpulan pengalaman belajar.  

Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru.  Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuannya guru dalam proses belajar mengajar, perlu secara terus-menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab  sistem pendidikan. Peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru  dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun, seringkali guru masih memerlukan  bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis,  prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam  usaha meningkatkan kemampuan mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan  bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional  mereka dengan memanfaatkan sumber yang tersedia.  

B. Rumusan Masalah  

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum sebagai system?  

2. Bagaimana komponen tujuan pembelajaran ?  

C. Tujuan penulisan  

1. Dapat mengetahui definisi dari kurikulum sebagai system.  

2. Dapat mengetahui komponen tujuan pembelajaran. 

1  

BAB II  

PEMBAHASAN  

A. Kurikulum Sebagai Sistem  

Menurut beberapa ahli kurikulum merupakan rencana pendidikan atau  pengajaran. Kurikulum adalah salah satu alat yang digunakan untuk meningkatkan  mutu pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai  tujuan, isi, dan bahan pelajanın serta cara yang digunakan sebagai pedoman  penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.  

Menurut Sukmadinata (2008:5) "Kurikulum (curriculum) merupakan suatu  rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar  mengajar". Kurikulum dapat dikatakan sebagai peta yang dapat digunakan oleh  pendidik sebagai penentu atau penunjuk arah kemana pendidikan itu akan dibawa,  karena didalam kurikulum tersebut terdapat tujuan, isi materi, proses atau cara  penyampaian dan langkah evaluasi. Komponen itulah yang akan membimbing  pendidik untuk proses pelaksanaan pembelajaran di kelas.1 

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan  suatu rencana pendidikan yang berisikan tujuan, isi, cara penyampaian, dan evaluasi  yang bisa digunakan oleh guru sebagai pedoman dalam kegiatan proses belajar mengajar. Sangat disayangkan apabila dalam suatu proses pembelajaran, guru tidak  mengerti (materi atau pengalaman) apa yang akan diberikan kepada muridnya, serta  bagaimana (aktivitas) metode penyampaiannya. Artinya, dapat dikatakan bahwa  kurikulum sebenarnya telah menjadi bagian dari aktivitas manusia itu sendiri pada saat  dia melaksanakan proses pendidikan. (interaksi belajar) dari pihak pendidik kepada  peserta didik meskipun pada zamannya belum berbentuk dokumen tertulis.2 

 Kurikulum memiliki tujuan dan memiliki komponen-komponen yang saling  berkaitan antara satu dengan yang lainnya seperti sistem. Sistem berasal dari bahasa  Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri  

  

1 Nana S. Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung : Remaja  Rosdakarya, 2008).  

2 Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik, (Probolinggo : Pustaka Nurja, 2017),  hal. 1-2. 

2  

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran  informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Atau Sistem adalah suatu  kesatuan sejumlah elemen (objek, manusia, kegiatan, informasi dan masih banyak  yang lainnya) yang terkait dalam proses atau struktur dan dianggap berfungsi sebagai  satu kesatuan organisasi dalam mencapai satu tujuan.  

Jika pengertian diatas dipadukan maka dapat di simpulkan bahwa kurikulum  sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berkaitan dan  membentuk satu kesatuan utuh yang tak dapat dipisah-pisahkan. Sebagai sebuah  sistern, komponen-komponen tersebut memiliki hubungan yang harmonis, saling  mendukung, dan tidak saling bertentangan.  

Sebagai suatu sistem setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain.  Manakala salah satu komponen yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau  tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka kurikulum pun akan terganggu pula.  Komponen-komponen dari sebuah sistem kurikulum yang utama adalah Tujuan, Isi  Materi, Proses belajar mengajar atau cara penyampaian serta Evaluasi.3 

B. Komponen Tujuan pembelajaran  

Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan hal pertama yang harus  didahulukan sebelum komponen-komponen yang lainnya. Mengapa tujuan harus  didahulukan karena tujuan inilah yang akan memberikan gambaran bagi komponen lain  agar dapat menyesuaikan.  

Tujuan merupakan rumusan yang dapat memberikan gambaran harapan yang  terukur dan operasional yang harus dicapai setelah pembelajaran selesai. Agar mampu  memberikan gambaran bagi komponen-komponen lain maka perumusan tujuan juga  haru smemperhatikan komponen-komponen lain. Disinilah letak keterkaitan antar  masing-masing komponen yang saling memiliki hubungan, ketergantungan, dan umpan  balik.4 

Komponen tujuan adalah yang berhubungan dengan arah atau hasil yang  diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan  

  

3 Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Di Era Globalisasi, (Bandung : PT  Rrefika Aditama, 2020), hal. 46.  

4 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,  2011), hal. 146. 

3  

filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Tujuan menggambarkan sesuatu yang  dicita-citakan masyarakat. Seperti halnya masyarakat Indonesia menganut sistem nilai  pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah  terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum  berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti  tujuan mata pelajaran. Tujuan pendidikan diklasisifikasikan menjadi 4 yaitu :5 

1. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)  

Tujuan pendidikan Nasional merupakan sumber dan pedoman dalam usaha  penyelenggaraan pendidikan. Setiap lembaga penyelenggara pendidikan harus  dapat membentuk manusia sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yang  dirumuskan dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003, pasal 3 bahwa Pendidikan  Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta  peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan  bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi  manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak  mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang  demokratis serta bertanggungjawab.  

2. Tujuan Institusional (TI)  

Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga  pendidikan. Tujuan institusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan  umum yang dirumuskan, berupa kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan,  pendidikan dasar, pendidikan menengah, kejuruan, dan pendidikan tinggi.  

3. Tujuan Kurikuler (TK)  

Tujuan kurikulum asalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau  mata pelajaran. Atau dapat didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki  siswa setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu  lembaga pendidikan.  

4. Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)  

Tujuan pembelajaran merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak  didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu  dalam satu kali pertemuan. Sementara itu tujuan pendidikan merupakan landasan  

  

5 Henni Sukmawati, “ Komponen-Komponen Kurikulum Dalam Sistem Pembelajaran”, ( Makasar :  Ash-Shahabah : Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, No. 1, Vol. 7, 2021), hal. 65. 

4  

bagi pemilihan materi serta strategi penyampaian materi tersebut. Tujuan akan  mengarahkan semua kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen lainnya.  Ada tiga klasifikasi domain (bidang) bentuk prilaku, yaitu:6 

a. Domain kognitif berkenaan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan  berfikir, seperti kemampuan mengingat, memecahkan masalah.  

b. Domain afektif berkenaan dengan sikap, nilai-nilai dan apresiasi.  

c. Domain psikomotor berkaitan dengan keterampilan atau skill seseorang.  

Tujuan-tujuan khusus mengajar juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda beda. Domain kognitif terdidri atas 6 tingkatan yang paling rendah: Pengetahuan  Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintetis dan evaluasi. Untuk domain afektif di bagi  menjaadi 5 tingkatan yang juga berjenjang yaitu: menerima, merespon, menilai,  mengorganisasi nilai dan karakteistik nilai. Untuk domain psikomotorikdibagi menjadi  6 tingkatan yaitu: gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kecakapan mengamati,  kecakapan jasmaniah, gerakan-gerakan keterampilan dan komunikasi yang  berkesinambungan.  

  

6 Tim Pengembangan MKDP, Kurikulum Dan Pembelajaran…, hal. 46. 

5  

BAB III  

PENUTUP 

A. Kesimpulan  

Kurikulum sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang  saling berkaitan dan membentuk satu kesatuan utuh yang tak dapat dipisah-pisahkan.  Sebagai sebuah sistern, komponen-komponen tersebut memiliki hubungan yang  harmonis, saling mendukung, dan tidak saling bertentangan. Sebagai suatu sistem  setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen  yang membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponen  lainnya, maka kurikulum pun akan terganggu pula. Komponen-komponen dari sebuah  sistem kurikulum yang utama adalah Tujuan, Isi Materi, Proses belajar mengajar atau  cara penyampaian serta Evaluasi.  

Komponen tujuan adalah yang berhubungan dengan arah atau hasil yang  diharapkan. Dalam skala makro, rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan  filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Tujuan menggambarkan sesuatu yang  dicita-citakan masyarakat. Seperti halnya masyarakat Indonesia menganut sistem nilai  pancasila, maka tujuan yang diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah  terbentuknya masyarakat yang pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum  berhubungan dengan visi dan misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit, seperti  tujuan mata pelajaran. Tujuan pendidikan diklasisifikasikan menjadi 4 yaitu : Tujuan  Pendidikan Nasional (TPN), Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler (TK), dan  Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP). 

Tujuan-tujuan khusus mengajar juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda beda. Domain kognitif terdidri atas 6 tingkatan yang paling rendah: Pengetahuan  Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintetis dan evaluasi. Untuk domain afektif di bagi  menjaadi 5 tingkatan yang juga berjenjang yaitu: menerima, merespon, menilai,  mengorganisasi nilai dan karakteistik nilai. Untuk domain psikomotorikdibagi menjadi  6 tingkatan yaitu: gerakan refleks, gerakan-gerakan dasar, kecakapan mengamati,  kecakapan jasmaniah, gerakan-gerakan keterampilan dan komunikasi yang  berkesinambungan. 

6  

DAFTAR PUSTAKA  

Sukmadinata. Nana S. 2008. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung : Remaja  Rosdakarya.  

Baharun, Hasan. 2017. Pengembangan Kurikulum : Teori dan Praktik. Probolinggo : Pustaka  Nurja.  

Halimah, Leli. 2020. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Di Era Globalisasi.  Bandung : PT Rrefika Aditama.  

Tim Pengembangan MKDP. 2011. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : PT RajaGrafindo  Persada.  

Sukmawati, Henni. 2021. “ Komponen-Komponen Kurikulum Dalam Sistem Pembelajaran”.  Makasar : Ash-Shahabah : Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam. No. 1. Vol. 7. 

7  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar