Laman

Selasa, 26 Februari 2013

c3-3 umu aisyatul m.: lembaga pendidikan non muslim



HADITS TARBAWI II
“LEMBAGA PENDIDIKAN NON MUSLIM”
Dosen Pembimbing :
Muhammad Ghufron Dimyati, M.S.I









Di Susun Oleh :
1.       Umu Aisyiatul Maqbulah       ( 2021 111 094 )

kelas c


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2012/2013

BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
            Lembaga Pendidikan (baik formal, non formal atau informal) adalah tempat transfer ilmu pengetahuan dan budaya (peradaban). sebagai makhluk hidup kita membutuhkan banyak ilmu, dalam hadits sendiri menyuruh untuk kita mencari ilmu sampai ke negeri cina bahkan sampai ke liang lahat. Pendidikan bisa didapat dari mana saja bahkan dari agama manapun selama itu tidak bertentangan dengan ajaran Nabi, kebanyakan dari kita hanya menuntut ilmu dengan sesama orang muslim saja, bahkan kenegara yang mayoritas muslim. padahal kita diperbolehkan menuntut ilmu kemanapun selama yang kita pelajari itu berupa pengetahuan yang tidak bertentangan dengan agama islam dan untuk memperluas pengetahuan kita.
            Dalam makalah ini pemakalah akan membahas tentang lembaga pendidikan non muslim, dimana sahabat Zaid bin Tsabit juga diperintahkan oleh Rasulullah untuk belajar dengan kaum yahudi. Untuk lebih jelasnya akan pemakalah paparkan dalam bab selanjutnya.








BAB II
PEMBAHASAN
A.Materi Hadits
عَنْ عَبْد الله بن اَبِي بَكْر بن محمد بن عمر و بن حزم قَالَ:كَا نَ زَيْد بن ثَابِتْ يَتَعَلَّمُ فِي مَدَارِسِ مَاسِكَة فَتَعَلَّمَ كِتَابُهُمْ فِي خَمْسَ عَشْرَةَ لَيْلَةَ حَتَّئَ كَان يَعْلَمُ مَاحَرَّفُوْاوَبَدّلُوْا (رواهالطبرانيفيالمعجم الأوسد)
B.Terjemah Hadits
            “Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm berkata : bahwasanya sahabat Zaid bin Tsabit belajar dibeberapa madrasah suku Masikah  (majelis non-muslim), maka Zaid bin Tsabit mempelajari kitab-kitab mereka dalam kurun waktu lima belas malam, sehingga beliau mengetahui apa-apa yang mereka rubah dan apa-apa yang mereka ganti”.(HR.Ath-Thabrani)

C.Mufrodat
Belajar
يَتَعَلٌمُ
madrasah suku Masikah
مَدَارِسِ مَاسِكَة
lima belas malam
خَمْسَ عَشْرَةً لَيْلَةً
rubah
حَرَّفُوْا
ganti
بَدَّلُوْا





D.Biografi Ath-Thabarani
            Ath-Thabrani ialah Abdul Qasim Sulaiman Ibn Ayyub Al-Lakhmy Ath-Thabarani, seorang hafidh hadits yang terkenal dimasanya.
            Diantara karya-karyanya yang terkenal ialah 3 buah mu’jamnya yaitu al-mu’jamul kabie, al-mu’jamul ausath, al-mu’jamul saghir.
            Beliau dilahirkan di Thabriah syam pada tahun 260 H,  dan bertempat tinggal di ashbahan, wafat disana pada bulan Dzulqaidah tahun 369 H dan dimakamkan disamping kubur hamamah addausy, seorang sahabat Rasulullah SAW.[1]
E.Keterangan Hadits
            Kesadaran akan pentingnya mempelajari bahasa asing itu bukan hanya ada saat ini. Nabi Muhammad menyuruh Sahabat Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa Yahudi. Dalam sebuah hadits sahih riwayat Tirmidzi, Zaid bin Tsabit mengatakan demikian:
            Rasulullah SAW berkata kepadanya "Aku berkirim surat kepada orang, dan aku khawatir, mereka akan menambah atau mengurangi surat-suratku itu, maka pelajarilah bahasa Suryani", kemudian aku mempelajarinya selama 17 hari, dan bahasa Ibrani selama 15 hari.[2]
            Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani itu tersebut.
                        Zaid bin tsabit mempelajari bahasa siria di uversitas masikah (yahudi) beliau mempelajari bahasa dan kitab bangsa siria sehingga beliau mengetahui apa yang diganti dari kitab mereka tersebut.
            Dalam hadits lain:
حدثنا علي بن حجر أخبرنا عبد الرحمن بن أبي الزناد عن أبيه عن خارجة بن زيد عن ثابت عن أبيه زيد بن ثابت قال : أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أتعلم له كتاب يهود قال إني والله ما آمن يهود على كتاب قال فما مر بي نصف شهر حتى تعلمته له قال فلما تعلمته كان إذا كتب إلى يهود كتبت إليهم وإذا كتبوا إليه قرأت له كتابهم قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح وقد روي من غير هذا الوجه عن زيد بن ثابت رواه الأعمش عن ثابت بن عبيد الأنصاري عن زيد بن ثابت قال أمرني رسول الله صلى الله عليه وسلم أن أتعلم السريانية قال الشيخ الألباني : حسن صحيح
            Zayd ibn Tsabit, ia berkata: Rasulullah SAW memerintahkan kepadaku untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat:”Demi Allah, sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya; dan apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW. Berkata Abu Isa Hadis ini hasan shahih.[3]
            Alasan utama Rasulullah meminta Zaid bin Tsabit mempelajari kedua bahasa tersebut sudah jelas seperti penuturan Zaid bin Tsabit yaitu mempelancar komunikasi. Mengapa kedua bahasa itu yang dipilih Nabi untuk dipelajari karena kedua bahasa tersebut termasuk dua bahasa yang sangat berpengaruh pada saat itu. Sehingga memahami kedua bahasa tersebut akan sangat menguntungkan bagi dakwah Islam. Tentu, mempelajari bahasa tidak harus bertujuan dakwah semata. Untuk tujuan-tujuan lain seperti ekonomi dan keilmuan juga diperbolehkan
            Zaid bin Tsabit adalah salah seorang yang diamanahkan untuk mengumpulkan dan menuliskan kembali Al-Quran dalam satu mushaf. Dalam perang Al-Yamamah banyak penghafal Al-Quran yang gugur, sehingga membuat Umar bin Khattab cemas dan mengusulkan kepada Abu Bakar untuk menghimpun Al-Quran sebelum para penghafal lainnya gugur. Mereka kemudian memanggil Zaid bin Tsabit dan Abu Bakar mengatakan kepadanya:
"Anda adalah seorang pemuda yang cerdas dan kami tidak meragukanmu".
Setelah itu Abu Bakar menyuruh Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Quran. Meskipun pada awalnya ia menolak, namun setelah diyakinkan akhirnya Zaid bin Tsabit dengan bantuan beberapa orang lainnya pun menjalankan tugas tersebut.
            Kekuatan daya ingat Zaid bin Tsabit telah membuatnya diangkat penulis wahyu dan surat-surat Muhammad semasa hidupnya.
            Mengenai belajar kepada orang-orang atau lembaga pendidikan non-Islam Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang masyhur dalam kalangan umum:
عن أنس بن مالك ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : اطلبوا العلم ولو بالصين
Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke Negeri Cina.” (HR.Al-Baihaqi)[4]
Dari hadits ini bisa kita simpulkan bahwa kita bisa belajar kepada siapa saja dan lembaga pendidikan mana saja. Negeri Cina yang sudah kita kenal sebagai Negeri yang sangat maju peradapannya dari zaman dahulu. Meskipun Negeri Cina bukan Negeri kaum muslim. Akan tetapi, Rasulullah menganjurkan untuk belajar kesana karena melihat betapa majunya ilmu pengetahuan dan peradapan mereka sehingga denagan belajar kepada mereka diharapkan bisa memajukan kaum muslim dari ilmu yang diperoleh dari mereka dan tentunya juga sudah melalui filtrasi dalam menerima ilmu tersebut untuk menghindari adanya pemahaman yang keliru dalam ilmu tersebut.
Zaid bin Tsabit telah meriwayatkan sembilan puluh dua hadist, yang lima daripadanya disepakati bersama oleh Iman Bukhari dan Imam Muslim. Bukhari juga meriwayatkan empat hadist yang lainnya bersumberkan dari Zaid bin Tsabit, sementara Muslim meriwayatkan satu hadist lainnya yang bersumberkan dari Zaid bin Tsabit. Zaid bin Tsabit diakui sebagai ulama di Madinah yang keahliannya meliputi bidang fiqih, fatwa dan faraid.

F.Aspek Tarbawi
            aspek tarbawi yang dapat diambil dari hadits diatas adalah kita sebagai seorang muslim dan manusia yang taat pada Allah dan Rasul kita harus mencari ilmu sebanyak-banyaknya, bahkan sampai ke liang lahat, berguru tidak hanya pada orang muslim saja tetapi juga pada semua orang yang berilmu, asalkan ilmu itu tidak menyimpang dari agama islam. Pendidikan adalah masalah penting yang aktual sepanjang zaman, pendidikan islam luas jangkauannya           
            Lembaga pendidikan melaksanakan pembinaan pendidikan dengan teratur. Konsep pendidikan islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak ahanya memperhatikan segi aqidah saja, juga tidak memperhatikan segi ibadah saja, tidak pula segi akhlak saja. Akan tetapi jauh lebih luas dan dalam daripada itu. Tujuan pendidikan dalam islam secara garis besar adalah untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah yang shaleh dengan seluruh aspek kehidupan, perbuatan, dan perasaan, bertindak sesuai apa yang dicontohkan oleh Nabi SAW[5]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Kita dapat belajar dimana saja meskipun dengan lembaga pendidikan non muslim, dalam hadits juga disebutkan bahwa pendidikan dicari walaupun dari dalam kandungan sampai ke liang lahat. Meski demikian, kita tidak boleh asal mengambil ilmu tersebut tapi harus mengkaji apakah ilmu tersebut berlainan dengan aqidah atau tidak. Memang menuntut ilmu tidak dibatasi walaupun dengan orang non muslim atau bahkan sampai ke negara non muslim, tetapi kita harus tahu mana yang boleh kita ikuti dan mana yang tidak.
           












DAFTAR PUSTAKA
Hasbi Asy Shiddieqy,Tengku Muhammad.1999. Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits. Semarang:PT.Pustaka Rizqi Putra
Daradjat,Zakiyah.1195.Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah. Jakarta:CV.RUHAMA


[1] Tengku Muhammad Hasbi Asy Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Semarang:PT.Pustaka Rizqi Putra, 1999), hlm. 302-303
[5] Zakiyah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Cet. Ke-2, (Jakarta:CV.RUHAMA, 1995), hlm. 35-36

40 komentar:

  1. Nama : Dewi Suryani
    NIM : 2021 111 093

    Assalamu'alaikum wr. wb.

    Rasulullah SAW berkata kepadanya "Aku berkirim surat kepada orang, dan aku khawatir, mereka akan menambah atau mengurangi surat-suratku itu, maka pelajarilah bahasa Suryani", kemudian aku mempelajarinya selama 17 hari, dan bahasa Ibrani selama 15 hari.

    Yang ingin saya tanayakan pada keterangan hadits diatas, tentang isi surat mempelajari bahasa suryani, kemudian mempelajari selama 17 hari dan bahasa Ibrani selama 15 hari,materi yang dipelajari itu contohnya seperti apa dalam bahasa yang dipelajari itu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:umu aisyiatul maqbulah
      nim

      Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani (bahasa siria), misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebut. Jadi ilmu/materi apa yang dipelajari menurut refresensi yang saya temukan seperti itu.
      Alasan utama Rasulullah meminta Zaid bin Tsabit mempelajari kedua bahasa tersebut sudah jelas seperti penuturan Zaid bin Tsabit yaitu mempelancar komunikasi. Mengapa kedua bahasa itu yang dipilih Nabi untuk dipelajari karena kedua bahasa tersebut termasuk dua bahasa yang sangat berpengaruh pada saat itu. nah kenapa Rasulullah memerinthakan kepada zaid bin tsabit untuk mempelajari bahasa ibrani karena untuk mempermudah membaca/berkirim surat kepada orang yahudi yang memakai bahasa ibrani.

      Terima kasih atas pertanyaanya.....

      Hapus
  2. Nama:UMU AISYIATUL MAQBULAH
    NIM :2021 111 094

    Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani (bahasa siria), misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryani tersebut. Jadi ilmu/materi apa yang dipelajari menurut refresensi yang saya temukan seperti itu.
    Alasan utama Rasulullah meminta Zaid bin Tsabit mempelajari kedua bahasa tersebut sudah jelas seperti penuturan Zaid bin Tsabit yaitu mempelancar komunikasi. Mengapa kedua bahasa itu yang dipilih Nabi untuk dipelajari karena kedua bahasa tersebut termasuk dua bahasa yang sangat berpengaruh pada saat itu. nah kenapa Rasulullah memerinthakan kepada zaid bin tsabit untuk mempelajari bahasa ibrani karena untuk mempermudah membaca/berkirim surat kepada orang yahudi yang memakai bahasa ibrani.

    Terima kasih atas pertanyaanya.....

    BalasHapus
  3. Chabibah Illiyin (2021111117)

    Assalamualaikum

    Pertanyaan
    1. Dalam hadits diatas dijelaskan bagaimana pentingnya belajar bahasa asing kepada non Islam seperti halnya Rasulullah Saw menyuruh Zaid bin Tsabit untuk mempelajari bahasa Yunani dan bahas Suryani, yang saya tanyakan adakah adakah batasan & etika seorang muslim dalam belajar kepada orang non muslim, selanjutkan adakah kontribusi kita sebagai umat muslim dalam kegiatan pembelajaran bagi non Muslim?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:umu aisyiatul maqbulah
      nim:2021 111 094

      wa'alaikumussalam, terima kasih atas pertanyaannya mbak chabibah,,mungkin disini ada salah pemahaman ya, di hadits dijelaskan bukan bahasa yunani mbak, tapi bahasa suryani dan bahasa ibrani. mengenai etika saya rasa setiap orang yang ingin ilmunya mudah masuk dan mudah dipahamai kita harus beretika ya mbk, etikanya seperti menghormati guru yang mengajar, menghormati ilmu dan ilmu tersebut harus diamalkan ya,,dengan catatan ilmu tersebut tidak menyimpang dari islam.
      selanjutnya untuk kontribusi, pemahaman disini yang saya dapat, misalnya kontribusi tentang menyebarkan agama mereka tentu itu sangat tidak dibenarkan tetapi jika kontribusi tersebut bermanfaat untuk umat yang konteksnya bukan umat yahudi menurut saya tidak masalah.
      kemudian untuk batasan tentunya ada, yang namanya agama yang tidak sesuai dengan ajaran kita tentunya kita perlu membatasi mana yang sesuai dengan syariat mana yang tidak.

      mungkin itu jawaban saya mbk, trimakasih

      Hapus
    2. Terimakasih atas penjelasan yang disampaikan oleh mbk umu, sedikit feedback mengenai jawaban tentang kontribusinya, disini yang saya pertanyakan itu seperti apakah kontribusi umat Muslim kepada non Muslim dan bukan sebaliknya?

      Terimakasih

      Hapus
    3. komribusi kita kepada nonmuslim dengan cara berbagi ilmu pengetahuan.... terimakasihh

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Nama:umu aisyiatul maqbulah
    nim:2021 111 094

    wa'alaikumussalam, terima kasih atas pertanyaannya mbak chabibah,,mungkin disini ada salah pemahaman ya, di hadits dijelaskan bukan bahasa yunani mbak, tapi bahasa suryani dan bahasa ibrani. mengenai etika saya rasa setiap orang yang ingin ilmunya mudah masuk dan mudah dipahamai kita harus beretika ya mbk, etikanya seperti menghormati guru yang mengajar, menghormati ilmu dan ilmu tersebut harus diamalkan ya,,dengan catatan ilmu tersebut tidak menyimpang dari islam.
    selanjutnya untuk kontribusi, pemahaman disini yang saya dapat, misalnya kontribusi tentang menyebarkan agama mereka tentu itu sangat tidak dibenarkan tetapi jika kontribusi tersebut bermanfaat untuk umat yang konteksnya bukan umat yahudi menurut saya tidak masalah.
    kemudian untuk batasan tentunya ada, yang namanya agama yang tidak sesuai dengan ajaran kita tentunya kita perlu membatasi mana yang sesuai dengan syariat mana yang tidak.

    mungkin itu jawaban saya mbk, trimakasih

    BalasHapus
  6. Nama : Fizar nugroho
    Nim : 2021111119
    Kls : C
    Pertanyan : Menurut anda mempelajari ilmu dunia dan ilmu akhirat itu lebih penting yang mana apakah ilmu akhirat atau ilmu dunia atau juga kedua-duanya tolong jelaskan..............?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama:Umu Aisyiatul Maqbulah
      Nim:2021 111 094

      Terima kasih untuk jawabannya,,, kalau menurut saya ilmu dunia maupun ilmu akhirat sama-sama pentingnya. kita hidup didunia bila kita tidak punya ilmu maka kita akan susah, ibarat kalau kita sedang jalan itu akan tersesat. begitupun dengan ilmu akhirat, kehidupan yang kekal adalah diakhirat, nah bagaimana mungkin kita akan hidup di alam yang kekal dengan bahagian bila kita tidak punya ilmu entang bagaimana cara agar kelak kita hidup dialam yang kekal dengan bahagia.

      mungkin itu saudara fizar, terima kasih

      Hapus
  7. muhammad muslihul umam 2021 111 131
    mau tanya bagaimana kalau kita mengikuti pendidikan non muslim karena ketidak kuatan kita dan melihat mudahnya agama lain dalam melakukan ibadah atau lain sebagainya sehingga kita terjebak dalam agama itu,, mahon penjelasan trim,,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih untuk pertanyaannya,,,
      langsung saja saya jawab, menurut saya islam adalah agama yang sempurna dan diterima oleh Allah tidak melihat mudah atau tidaknya ibadah,,, ketika kita bertukar pengetahuan kita jangan melihat mudah atau tidaknya dalam beribadah mereka, lebih kepada pengetahuan apa yang kita dapat. kalau pandangan saya mengenai permasalahan tersebut bisa kita atasi dengan sebelum kita bertukar fikiran dengan non muslim kita perbaiki aqidah kita dulu, kita berfikir dulu kita itu mampu apa tidak ketika kita akan belajar dengan non muslim, mampu dalam artian menahan segala keadaan yang dapat mempengaruhi aqidah kita.

      mungkin itu saja mas, nanti kalau ada feadback silahkan kemukakan dikelas agar diskusi dikelas dapat berjalan, terima kasih :-)

      Hapus
  8. Nama : Ana Lailya
    NIM : 2021 111 121
    Assalamu'alaikum wr.wb.
    Apakah ada batasan-batasan mata pelajaran tertentu yang harus dihindari jika kita belajar dalam lembaga pendidikan non-muslim tersebut..? atau malah semua pelajaran yang ada kita dapat ikuti ? mohon penjelasannya...
    terima kasih...
    wassalamu'alaikum wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak ana atas pertanyaannya.....

      disini saya bicara tentang ilmu pengetahuan ya mbk, menurut saya untuk ilmu pengetahuan sendiri tidak ada mbak, ingat ya mbk ILMU PENGETAHUAN. tapi kalau untuk bertukar aqidah saya kira itu sangat tidak boleh mbak, dihadits juga disebutkan "tuntutlah ilmu sampai kenegri cina" dalam hadits ini kita diperbolehkan untuk menuntut ilmu kemanapun bahkan sampi kenegeri cina yang kita tau negara ini bukan negara islam. jadi saya kira tak ada batasan dalam hal ilmu pengetahuannya mbk, INGAT YA MBAK ILMU PENGETAHUANNYA. yang ada batasan atau bahkan larangan adalah bertukar aqidah.

      itu yang bisa saya jawab mbak,,
      terima kasih :-)

      Hapus
    2. terima kasih mbak atas jawabannya.........

      Hapus
  9. Nama : Marlihatin
    NIM : 2021 111 123
    Assalamu'alaikum...
    Mempelajari bahasa non muslim adalah dibolehkan. lalu bagaimana jikalau kita selaku orang muslim tidak hanya ingin mempelajari bahasa non muslim saja akan tetapi kebudayaannya..juga,,mohon dijelaskan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam..

      Budaya adalah hasil karya manusia, bukan aqidah agama/syariat agama, semua budaya boleh kita pelajar. Budaya nonmuslim kita dilarang menggunakan, hanya sebatas pengetahuan.

      terima kasih

      Hapus
  10. Nama : Puji astuti
    NIM ; 2021 111 103
    Assalamu'alaikum
    Menurut Anda adakah pengaruh terhadap kesadaran agama atau pengikisan keimanan agama Islam, yang notabennya belajar di pendidikan non muslim yang sama sekali tidak pernah diajarkan pendidikan agama Islam?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih pertanyaannya,,,

      menurut saya jawabannya bisa iya bisa tidak mbk, kenapa karna yang namanya keimanan itu adanya dalam hati sesorang itu sendiri, dan saya disini berbicara tentang belajar ilmu pengetahuan bukan masalah belajar agama mereka. saya rasa setiap orang muslim yang mempercayai adanya Allah SWT dan percaya bahwa islam adalah agama yang sempurna tidak akan mengurangi keimanan kita. karena kita belajar dengan non muslim dalam konteks ilmu pengetahuannya, bukan belajar agama mereka....

      itu yang dapat saya jawab mb, terima kasih :-)

      Hapus
  11. Nama : Restu noviani
    Nim : 2021 111 091
    Assalamualaikum
    menurut anda jika kita berguru pada orang non muslim apakah cara yg mereka ajarkan berbeda dengan cara orang muslim ??? jelaskan menurut anda
    trims

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam,

      terima kasih untuk pertanyaannya,, saya kira yang namanya guru mengajarkan pengetahuan/pelajaran caranyanya ya SAMA,, sedikit sharing ya saya jadi ingat dulu waktu smp guru saya ada yang non muslim caranya ya sama tidak ada bedanya,, seorang guru juga tidak boleh memaksa atau bertindak atau bahkan mengejek agama yang kita anut. namanya juga demokrasi, jadi bebas....

      terima kasih mb cantik :-)

      Hapus
  12. ULFATUL MAULA ( 2021111089)

    Assalamu'alaikum mba umu yg manis .. hehe
    mau tanya nih, sekarang ini kan fasilitas dan kualitas ilmu pendidikan non muslim jauh lebih maju dan berkembang.
    pendidikan islam sekarang ini khususnya di indonesia kan sangat terbelakang sekali, dibandingkan kualitas pendidikan non muslim yang khususna di luar negeri itu..
    nah yang mau sy tanyakan, bagaimana mb umu menggapi hal tersebut, faktor apa saja, yg bisa mnyebabkan demikan ?

    terimakasih, wass. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya berkembang atau tidaknya ilmu pendidikan tergantung pada masyarakat yang menduduki wilayah tersebut mb. Faktor historis perkembangan umat Islam ketika mengalami masa kemunduran sejak Abad Pertengahan (tahun 1250-1800 M), yang pengaruhnya masih terasa sampai kini. Pada masa itu, dominasi fuqaha dalam transformasi ilmu agama sangatlah kuat, sehingga terjadi kristalisasi anggapan bahwa ilmu agama tergolong fardhu ‘ain atau kewajiban individu, sedangkan ilmu umum termasuk fardhu kifayah atau kewajiban kolektif, Akibat faktor ini umat dan negeri-negeri Islam tertinggal jauh dalam hal ilmu pengetahun dan teknologi (IPTEK) jika dibandingkan dengan umat dan bangsa lain. Nah mungkin faktor ini yang sudah ada dari zaman dahulu terbawa sampai sekarang mb.

      terima kasih,

      Hapus
    2. sipp terimakasih buat jawaban ygb luar biasa.
      lalau bagaimana kita sebagai kaum muda, agar bisa menjadikan kwalitas pendidikan isalam itu jauh lebih berkembang daripada pendidikan nonmuslim..

      Hapus
    3. Pentingnya pendidikan Islam mungkin dapat dipahami secara baik jika kita memperhatikan kembali wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW. Kata pertama dari wahyu itu adalah Iqra yang berarti bacalah. Iqra adalah sebuah kata yang sangat menyeluruh. Ayat ini telah memerintahkan Nabi Muhammad SAW dan pengikut beliau untuk membaca, menulis, memahami, berbagi dan menyebarkan dengan segala kemampuan yang dimiliki. jadi tugas kita sebagai pemuda adalah membaca, menulis, memahami, dan meneyebarkan pendidikan islam dengan segala kemampuan yang kita miliki sesuai dengan apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.

      Hapus
  13. SILFINA HAYATI
    2021111268
    C

    Assalamu'alaikum..
    mb, sy mau tanya. jika kita belajar di lembaga pendidikan umum negeri saat ini, apakah kita telah masuk dalam pendidikan non-muslim? tolong jelaskan:-)
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alakumussalam

      iya,, lembaga pendidikan muslim adalah lembaga pendidikan yang dikelola oleh orang muslim dan kurikuumnya didesain lebih banyak muatan agama islam, orang muslim boleh sekolah disekolah nonmuslim, sekolah non muslim disini adalah sekolah yang dikelola oleh pemerintah.. terima kasiihhh

      Hapus
  14. nama : hasan basri
    kelas c
    nim : 2021 111 241
    assalamu'alaikum mba umu

    bagaimana hukum nya jika pendidikan non muslim dipelajari secara mendalam? jika ada mahasiswa yg lebih mengutamakan pendidikan non muslim ketimbang pendidikan muslim itu sendiri?
    mohon penjelasnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang saya tau kita sebagai umat islam mempelajari pendidikan nonmuslim itu ya tidak boleh, ketika kita mempelajarinya berarti kita masuk kedalam jarannya, dan tentunya itu bisa dikatakan kita tidak punya aqidah mas, tapi dalam makalah saya kali ini saya tidak membahas tentang boleh atau tidaknya mempelajarai pendidikan non muslim, yang saya bahas disini mengenai ilmu pengetahuannya, yang namanya ilmu pengetahuan itu bersifat luas dan umum tidak merujuk pada nonmuslim atau muslim.

      disini yang ditanyakan anda tentang pendidikan nonmuslim ya bukan ilmu pengetahuannya... jika ada mahasiswa seperti itu berarti mahasiswa tersebut perlu dipertanyakan aqidahnya mas, seharusnya kita sebagai mahasiswa sudah bisa berfikir lebih luas dan pintar mana ilmu yang sesuai dengan agma kita mana yang tidak.

      terima kasih :-)

      Hapus
  15. Nama: Mirza Fajrian
    Nim : 2021 111 110

    Assalamu'alaikum..
    Pertanyaan,
    Bagaimana ketika seseorang mendalami ilmu non muslim dan dia percaya sekali, lalu beliau mengajarkannya kepada orang Islam,,apakah dia termasuk orang yang menyimpang???? Jelaskan

    Apa manfaat mempelajari ilmu-ilmu pendidkan non muslim, sedangkan pendidikan di Islam sendiri masih banyak yang harus dipelajari dan dipahami...???

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya,, karena dia mempelajari ilmu non muslim. yang boleh dilakukan kita sebagai umat islam adalah saling berbagi ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan itu bersifat umum. dan yang ditanyakan anda adalah ilmu non muslim, ilmu nonmuslim berarti ilmu nya orang NONMUSLIM atau lebih tepatnya pegangan hidup orang nonmuslim bukan ilmu umum.

      Saya rasa anda disini salah pemahaman, dalam makalah saya bukan belajar ilmu NONMUSLIM tapi belajar dengan orang nonmuslim dalam hal berbagi ilmu ppengetahuan bukan kita belajar ilmunya nonmuslim.

      terima kasih

      Hapus
  16. Qurrotul Aini (2021 111 098)

    Assalamualaikum Wr.Wb.
    di makalah dituliskan bahwa mempelajari bahasa (ibrani) tidak harus bertujuan dakwah semata. Untuk tujuan-tujuan lain seperti ekonomi dan keilmuan juga diperbolehkan.
    pertanyaannya, apa alasan diperbolehkannya mempelajari keilmuannya sedangkan dulu muslim pernah menjadi pemilik, pencetus dari perkembangan iptek dari dulu sampai sekarang??
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Islam tidak melarang umatnya bergaul dengan kaum non muslim.Hanya saja, dalam pergaulan Islam telah memberikan adab-adabnya baik dengan sesama muslim dan adab dengan non muslim. Dibolehkan melakukan kerjasama dlm hal hablum minannas (antar manusia dg manusia) spt perdagangan, pendidikan umum, pekerjaan, memberantas kebatilan, menolong orang yang dizhalimi, memberantas segala bahaya terhadap kemanusiaan, menjaga keamanan lingkungan, memperoleh barang bukti dan memberantas penyakit-penyakit menular, dan lain-lainnya. Tapi tdk boleh kerjasama dlm hal agama. spt ikut perayaan suatu agama, atau melakukan ibadah bersama. Ibadah bersama yang tidak dibolehkan ini tentu saja dlm konteks ibadah manusia ke tuhan spt sholat atau misa. Tapi ibadah antar manusia spt saling memberikan hadiah/sedekah, senyum, mengucapkan salam, berbuat baik dll dibolehkan

      mungkin jawaban itu bisa dijadikan jawaban pertanyaan anda mb, terima kasih

      Hapus
  17. Nama:Amilatun Istiqomah
    NIM: 2021111100
    Assalamu'alaikum,,,,,
    mo tanya,,mb
    Bagaiman caranya jika kita mengajar di lembaga non muslim agar keimanan kita tetap terjaga, mengingat banyak godaan yang ada, misal megenai keyakinan,,,
    mkshhhhhh
    Wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam,,,

      kita tetap melaksanakan ibadah walau bekerja di non muslim, bersikap jujur, menunjukkan pribadi muslimsejati... itu cara kita menjaga aqidah..

      Teria kasih

      Hapus
  18. Mus'aliyah
    2021 111 087
    selamat siang,,
    saya ingin menanyakan terkait dengan isi makalah diatas.
    Apabila kita mencari ilmu dengan orang yang notabennya dia orang non islam, tetapi dia sangat berkompeten dengan ilmu yang di dalaminya sehingga kita harus memperoleh ilmu dari pendidik tersebut, tetapi pendidik tersebut merupakan sosok orang yang sangat fanatik akan agamanya dan serring kali malah mengejek agama islam. Apa yang harus di lakukan peserta didik dengan adanya kasus yang seperti ini.
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat siang juga mb yaya. . . .

      menanggapi pertanyaan mbk yaya,,
      kita biarkan saja mb, itu hak setiap orang. kita sebagai muslim juga harus fanatik. dalam urusan aqidah kita harus kuat (kolot), tidak ada kompromi. sikap kita dengan guru ya tetap hormat dan menghargai., Takdim dengan keilmuan yang kita pelajari.

      Terima kasih :-)

      Hapus
  19. Agus Triyono (2021111135)

    Salam hangat
    Benarkah kita sebagai umat muslim, belajar dengan non muslim, sedangkan yang kita tahu, bahwa Nabi Muhammad Saw, para sahabat, sampai para ulama', mungkin lebih mengerti tentang sistem pendidikan, bahkan keilmuan lebih tinggi di bandingkan dengan orang non muslim, apalagi kalau imannya lemah apakah tidak menutup kemungkinan akan pindah agama (sangat menyedihkan, dan kalau toh ada pendidikan silang tersebut, dimanakah letak komitmen diantara pengajar dan yang diajarkan itu seperti apa?

    Tq

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam sahabati......

      Dalam urusan aqidah+syariat sudah jelas final sempurna apa yang dijelaskan oleh Nabi SAW dan para sahabat. Kita tidak perlu belajar dengan nonmuslim mengenai aqidah/syariat. urusan ilmu pengetahuan kita boleh belajar bersama dengan non musim..
      mengenai pindah agama dan komitmen berarti iman kita goyah, lemah, gak kuat godaan, dan kita tidak konsisten sebagai muslim......

      Terima kasih :-)

      Hapus