Laman

Selasa, 26 Februari 2013

f3-3 slamet nur chamid: lembaga pendidikan non muslim

HADITS TENTANG LEMBAGA PENDIDIKAN NON-MUSLIM
                                              MAKALAH

Di susun untuk memenuhi tugas :
                                          Mata Kuliah          : Hadits Tarbawi II
                                          Dosen Pengampu : Ghufron Dimyati, M.si.
                                        



Description: E:\picture\logo\Stain PKL (warna).jpg
 










Oleh :

                SLAMET NURCHAMID   
                          2021 111 132
          Kelas F 




TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013





 
BAB I
PENDAHULUAN

              Pendidikan adalah salah satu wujud upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam pembukaan undang-undang dasar 1945. Pendidikan tentunya tidak dapat terlepaskan dari tempat atau maqom sebagai salah satu hal yang dapat menunjang terselengaranya proses pendidikan dengan baik.
              Tempat pendidikan yang sudah melembaga tentunya  sangat terpengaruh oleh berbagai hal diantaranya adalah faktor agama dimana peran agama ini tidak dapat di pisahkan dari proses pendidikan, sehingga seolah-olah terjadi persaingan kualitas mutu pendidikan antar agama, hal ini berimbas pada berbagai hal yang dapat mengakibatkan efek positif dan negatif yang barang tentu berdampak pada output dari lembaga pendidikan tersebut.
             Sebagai umat islam tentunya kita harus selektiv dalam menentukan referensi berbagai ilmu pendidikan yang akan kita ambil sehingga tidak menjadi korban persaingan yang lewat jalan pintas.

                                   












BAB II
PEMBAHASAN
HADITS TENTANG LEMBAGA PENDIDIKAN NON-MUSLIM


A.   Materi Hadits
 عَنْ عَبْد الله بِنْ اَبي بَكْر بِنْ محمد بن عمرو بن حزم قال:كَانَ زَيْد بِنْ ثَابِتْ يَتَعَلٌمُ فِي مَدَارِسِ مَاسِكَةٍ فَتَعَلَمَ كِتَابُهُمْ فِي خَمْسَ عَشْرَةً لَيْلَةً حَتّئَ كَانَ يَعْلَمُ مَاحَرَّفُوْا وَبَدَّلُوْا (رواه الطبراني في المعجم الأؤس([1]
B.     Terjemah hadits
Diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm berkata : bahwasanya sahabat Zaid bin Tsabit belajar dibeberapa madrasah suku Masikah ( majelis non-muslim ), maka Zaid bin Tsabit mempelajari kitab-kitab mereka dalam kurun waktu lima belas malam, sehingga beliau mengetahui apa-apa yang mereka rubah dan apa-apa yang mereka ganti”.(HR.Ath-Thabrani)

C.     Mufrodat
يتعلم                             : Belajar
مدارس ماسكة               : Madrasah-madrasah suku Masikah
كتبهم                            : Kitab-kitab mereka
خمس عشرة                  : Lima belas
ليلة                               : Malam
يعلم                              : Mengetahui  
حرفوا                           : Merubah
بد لوا                            : Mengganti

D.    Biografi Perawi Hadits
Nama lengkapnya adalah Abdillah bin Abi Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm al-Anshari al-Khazraji al-Najjari al-Madani al-Qadhi.
Abdullah bin Abu Bakr bin Muhammad bin Amr bin Hazn termasuk kaum Anshar madinah. Dia juga dikenal sebagai Abu Muhammad dan ada pula yang mengenalnya sebagai Abu Bakr Al-Madani

 Tahun lahirnya tidak diketahui secara pasti, begitu pula dengan  tahun wafatnya, Menurut Al-Haitsam ibn Adi, Abu Musa dan Ibn Bakir adalah tahun 117 H, dan pendapat ini dipegang oleh Ajaj al Khathib, sementara itu, al-Waqidi dan Ibn al-Madini Berpendapat bahwa meninggal pada tahun 120 H, dan pendapat ini di ikuti oleh Hasbi ash Shidiqy. Sementara ibnu hajar al asqalani mengatakan dalam kitabnya Tahdzibul Kamal Juz XIV bahwa beliau wafat pada tahun 135 H dan sama sekali tidak memiliki cucu
Ibn Hazm adalah seorang ulama besar dalam bidang hadits dan beliau juga terkenal ahli dalam bidang fiqh pada masanya. Imam Malik Ibn Anas mengatakan , “saya tidak melihat seorang ulama seperti Abu Bakar Ibn Hazm, yaitu seorang sangat mulia muru’ahnya dan sempurna sifatnya.
Beliau memerintah di Madinah dan menjadi hakim (Qadhi) tidak ada dikalangan kami di Madinah yang menguasai ilmu al-Qadha’ (mengenai peradilan) seperti yang dimiliki oleh Ibn Hazm, Ibn Ma’in dan kharrasy mengatakan bahwa Ibn Hazm adalah seorang yang tsiqat dan Ibn Hibban memasukkan Ibn Hazm kedalam kelompok Tsiqat.
Dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Madinah dan sekaligus ulama hadits beliau pernah diminta oleh khalifah Umar ibn Abd al-Aziz untuk menuliskan hadits-hadits Nabi Saw, yang ada pada ‘Umrah binti Abd al-Rahman (W. 98 H serta Al-Qasim ibn Muhammad (W. 107 H)dan Ibn Hazm lantas menuliskannya umrah yang adalah makcik dari Ibn Hazm sendiri, pernah tinggal bersama Aisyah dan dia adalah yang paling terpercaya dari kalangan tabi’in dalam hal hadits Aisyah.[2] 
Beliau menerima hadits dari : Ayahnya (Abu Bakr bin Muhammad Al-Anshari), Umarah binti Abdurrahman, Anas bin Malik, Hamid bin Nafi’, Salam bin Abdullah bin Umar, Ibad bin Tamim Al-Mazani, Abdullah bin Waqid bin Abdullah bin Umar, Abdul Malik bin Abu Bakr bin Abdurrahman, Abi Ja’far Muhammad Ali bin Husain, Urwah bin Al-Zabir, Yahya bin Abdurrahman bin As’ad bin Zurarah, Abi Zinad dan lain-lain.
Beliau meriwayatkan hadits kepada : Malik bin Anas, Hisyam bin Urwah, Ibnu Juraij, Hamad bin Salamah, Abu Awis Al-Madani, Fuliah bin Sulaiman, Ibnu Ishaq dan lain-lain[3].


E.     Syarah Hadits
حرف  secara bahasa berarti membelokkan, memalingkan, menyimpang, memiringkan, memutar balikan, menyalah tafsirkan, berpaling dari sesuatu.[4] Dalam kitab Lisanul Arab lafadz حرف mempunyai makna عدل  berarti membengkokan, جنب berarti menjauhkan,طرف  berarti menyimpang[5]. Jadi lafadz حرفوا dalam hadits ini adalah mereka merubah, menyalahtafsirkan, menyimpang, menutarbalikan  isi dari kitab mereka.
بدل  secara bahasa berarti merubah, menukar dengan memberi sesuatu yang sepadan,  bergiliran, bertukar pikiran, mengganti sesuatu yang lain.[6] Sedangkan dalam kitab Lisanul Arab lafadz  بدل didefinisikan sebagai merubah sesuatu dati keadaan asalnya menuju kepada perubahan  yang diinginkan[7]. Jadi lafadz بد لوا dalam hadits ini adalah mengganti keotentikan isi dari kitab mereka sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.
Al-Waqidi mengatakan bahwa Bani Masikah tinggal di bukit marwan bertetangga dengan Bani Nadhir, Bani Mazid, dan Bani-bani lainnya[8].
Hal in juga mirip seperti kisah Zaid ibn Tsabit lainnya, bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepadanya untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi. Zaid berkata dengan nada semangat:”Demi Allah, sesungguhnya akan kubuktikan kepada orang-orang Yahudi bahwa aku mampu menguasai bahasa mereka.” Zaid melanjutkan: “setengah bulan berikutnya aku mempelajarinya untuk Nabi SAW dengan tekun dan setelah aku menguasainya, maka aku menjadi juru tulis Nabi SAW apabila beliau berkirim surat kepada mereka, akulah yang menuliskannya, dan apabila beliau menerima surat dari mereka, akulah yang membacakan dan yang menerjemahkannya untuk Nabi SAW.
Dan juga bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh Zaid bin Tsabit belajar bahasa Suryani. Dalam Hadis ini Nabi SAW menganjurkan Zaid ibn Tsabit untuk mempelajari bahasa Suryani. Muncul sebuah pertanyaan, kenapa Nabi SAW menganjurkan sahabat dan sekretaris beliau tersebut mempelajari bahasa Suryani? Dari sejarah peradaban dapat diketahui bahwa, banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain. Ini berarti bahwa, Nabi SAW menganjurkan umat Islam mempelajari filsafat, astronomi, matematika dan kedokteran yang terdapat dalam bahasa Suryan itu tersebut. (Abd.Mukti,2008:91)
Hal yang dilakukan zaid bin tsabit seperti ini tentunya adalah sebuah gebrakan dimana dia Belajar tentang bahasa mereka, sejarah mereka, dan apapun yang berkaitan dengan ilmu mereka setelah itu beliau mengkoreksi keotentikan atau keaslian kitab - kitab dan akhirnya di temukan perubahan- perubahan.Hal ini menunjukan bahwa keotentikan dari kitab – kitab sampai sekarang hanya Al qur’an saja.Hal tersebut dapat menjadi penyemangat kita untuk belajar lebih dan tidak menutup diri dalam hal pengetahuan agar nantinya tidak dapat mudah untuk terjerumus dalam kesalahan

F.       Aspek Tarbawi
Dari hadits ini kita dapat mengambil ibrah bahwa kita harus senantiasa mencari ilmu, karena jelas bahwa ilmu adalah hal keistimewaan pada manusia yang menyebabkan manusia lebih unggul dari makhluk yang lain.
Ilmu, tidak hanya terlepas dengan ilmu agama saja tetapi ilmu umum juga harus dikuasai, sehingga sebagai insan muslim tidak hanya cakap dalam ilmu agama tetapi juga kompeten, berwawasan global dan tentu berhati ikhlas.
.Rasulullah juga membolehkan kita belajar pada umat lain sebagaimana beliau memerintahka pada zaid bin tsabit untuk mempelajari bahasa Ibrani guna menterjemahkan surat orang-orang Yahudi juga bahasa Suryani karena di sinyalir  banyak ilmu-ilmu yunani telah diterjemahkan ke dalam bahasa Suryani, misalnya filsafat, astronomi, matematika, kedokteran, dan lain-lain.
Berkaca dari hal tersebut, jelas sekali bahwa kita benar- benar di anjurkan mempelajari ilmu umum, namun dalam hadits ini kita di ingatkan atau di himbau dalam mempelajari ilmu umum, tentunya kita juga harus cermat dan tidak menelan mentah-mentah semua ilmu umum khususnya yang berasal dari non muslim karena tidak kemungkinan mengalami penyelewengan seperti pada hadits ini. 
Namun di sisi lain, kita di anjurkan untuk mempelajari ilmu secara global sehingga apabila ada penyelewengan pada suatu  hal  kita dapat mengetahuinya dan tidak terjebak di dalamnya..



BAB III
PENUTUP

            Ilmu pengetahuan merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia tidak terkecuali umat islam. Dalam mempelajari ilmu pengetahuan kita tidak terbatas di lembaga pendidikan islam saja atau pada umat islam saja tetapi juga di perbolehkan pada umat non muslim ataupun lembaga non muslim sehingga dapat berwawasan global namun dalam hal ini kita juga harus melihat batasan-batasan yang ada sehingga kita tidak terjerumus kedalam kesalahan.
             


DAFTAR PUSTAKA

Ø  Ath-Thabrani. Mu’jam Al-Awsad. Juz I
Ø  http://www.rud1.abatasa.com./post/detail/2224/ biografi-beberapa-ulama-hadits
Ø  Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Tahdzibut Tahdzib. Juz V
Ø  Al-Asqalani, ibnu Hajar. Tahdzibul Kamal.  Juz XIV
Ø  Munawir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawir, (Yogyakarta:Pustaka Progresif,1984)
Ø  Al-Mishri, Muhammad bin Mukaram bin Mandhur Al-Afriqi, Lisanul Arab,  Juz. IX dan Juz XI . (Beirut:Darush Shodar)
Ø  As-Samhudi, Khilashatul Wafa Bi Akhbari Darul Mushthafa. Juz I













[1] Ath-Thabrani,Mu’jam Al-Awsad Juz I. hal.280

[2] http://www.rud1.abatasa.com./post/detail/2224/ biografi-beberapa-ulama-hadits

[3]  Ibnu Hajar Al-Asqalani ,Tahdzibut Tahdzib. Juz V hal.144

[4] Ahmad Warson Munawir, Kamus Al-Munawir. (Yogyakarta:Pustaka Progresif,1984) Hal.274
[5]  Muhammad bin Mukaram bin Mandhur Al-Afriqi Al-Mishri, Lisanul Arab. (Beirut:Darush Shodar) Juz. IX Hal.41
[6] Ahmad Warson Munawir, Op.Cit hal.70-71
[7] Muhammad bin Mukaram bin Mandhur Al-Afriqi Al-Mishri, Op.Cit. Juz XI Hal.48
[8] As-Samhudi, Khilashatul Wafa Bi Akhbari Darul Mushthafa. Juz I Hal.73

33 komentar:

  1. Nama : Rizqotul Maula
    Nim : 2021111265
    Kelas : F

    Assalamu'alikum wr. wb...
    Terkait aspek tarbawi pada no 3 tertulis, Diantara tanda-tanda kiamat adalah seorang anak yang telah memperbudak ibunya. Untuk hal ini dianjurkan untuk lebih tidak menyia-nyiakan orang tua.
    Pertanyaan saya, bagaimana tanggapan pemakalah seandainya ada anak yang menyuruh orang tuanya untuk melakukan pekerjaan rumah, dan bagaimana dengan seorang anak yang menitipkan orang tuanya ke panti jompo??? Padahal kan seharusnya kita tidak menyia-nyiakan orang tua dan merawatnya dengan baik sebagaimana mereka merawat kita di waktu kecil.
    Terimakasih atas tanggapan pemakalah.
    Wassalamu'alaikum wr. wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih, melihat hal tersebut sangat dramatis sekali. seorang yang melayani ibunya dengan baik itu belum tentu bisa membalas apa yang telah ibunya berikan. maka sangat tidak patut hal tersebut di lakukan

      Hapus
  2. MABRUROH 2021110286
    Assalamualaikum,,, langsung saja,,dalam makalh diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa kita dianjurkn untuk menuntut ilmu,meski itu dari golongan non muslim!!nahhh,adakah batasan-batasannya dalam menggali ilmu tersebut? mohon penjelasannya,,terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam.
      terimakasih atas pertanyaanya mbak. jadi begini. batasan batasan dalam mempelajari pendidikan non muslim yang terpenting tidak menyinggung akidah kita, selagi pendidikan tersebut tidak bertentangan dg akidah kita maka why not?
      jadi batasan yang di maksud di sini adalah batasan dalam hal akidah. namun kita juga harus kuat dalam hal kepribadian dan jangan sampai kita ikut dalam budaya mereka yang kurang baik.

      Hapus
  3. 2021111044
    pada aspek tarbawi ada penjelasan kita boleh menuntut ilmu umum namun harus cermat khususnya ilmu umum yg berasal dari no muslim. ilmu umum yang mana si yang berasal dari non muslim..?jelaskan.
    dan jarang sekali dari kita yang mempelajari ilmu dari non muslim karena belum tau manfaatnya itu untuk apa? mungkin pemakalah tahu ilmu non muslim yang layak kita pelajari dan manfaatnya untuk umat kita itu apa?
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sahabati nurma.
      tanpa kita sadari atau tidak kita sudah banyak belajar ilmu pengetahuan yang berasal dari non muslim, hal ini bisa dilihat dari banyaknya tokoh ilmu pengetahuan yang berasal dari non muslim seperti socrates penemu sekaligus bapak ilmu filsafat, agus comte sebagai bapak ilmu sosiologi dan lain sebagainya.
      manfaatnya tentu menambah wawasan bagi kita akan ilmu pengetahuan. sehingga dapat tercipta insan muslim yang kompeten, berwawasan global dan tentu berhati ikhlas

      Hapus
  4. Resti Latifun Nisa
    2021 111 019
    kelas F

    Assalamu 'alaikum wr.wb

    "Ilmu, tidak hanya terlepas dengan ilmu agama saja tetapi ilmu umum juga harus dikuasai, sehingga sebagai insan muslim tidak hanya cakap dalam ilmu agama tetapi juga kompeten, berwawasan global dan tentu berhati ikhlas."

    Dari pernyataan makalah di atas, bagaimanakah menurut saudara bilamana ada seorang yang hanya mempelajari ilmu umum saja. Karena, seseorang tersebut menganggap bahwa mempelari ilmu agama itu sulit.
    Terima kasih

    Wassalamu 'alaikum wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sahabati resti,
      hal ini merupakan hal yang sangat di sayangkan. anggapan bahwa ilmu agama sulit merupakan sebuah hal yang sangat mengecewakan.
      tanggapan saya terhadap hal ini adalah, kita sebagai kaum muda penerus estafet perjuangan tentu harus mengingatkan pada sesama bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, dan agama tanpa imu adalah pincang. maka keduanya harus sinergi dan berkaitan sehingga bisa tercapai pribadi muslim yang kompeten, berwawasan global dan tentu berhati ikhlas

      Hapus
  5. irma susanti 2021 111 218
    Dalam makalah ini, menerangkan bahwa orang islam diperbolehkan menuntut ilmu dari non-muslim, namun menurut anda bagaimana jika terjadi kasus yang sebaliknya yakni orang non-muslim yang sengaja mempelajari agama islam namun dengan maksud memecah belah orang islam dengan jalan menyelewengkan ilmu tersebut? mohon dijelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu termasuk dalam golongan orientalis dan itu wajib di lawan. sebagai umat muslim tentu kita harus waspada terhadap hal ini karena praktek seperti ini sudah marak terjadi baik dari zaman dahulu sampai sekarang. namun hal tersebut jangan di gunakan sebagai pola kita untuk bertindak anarkis pada non muslim tanpa bukti yang jelas.

      Hapus
  6. NUR DANINGSIH 2021111046 kelas F
    telah dijelaskan dalam makalah bahwa kita dianjurkan untuk menuntut ilmu umum dari non muslim namun kita harus selektif terhadapnya.yang saya tanyakan, bagaimana kalau kita mempelajari agama non muslim tersebut???
    secara ada juga golongan non muslim yang mempelajari agama Islam yang mereka sebut kaum Orientalis...tolong jelaskan.
    sekian..

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya hal itu tidak masalah karena jika niat kita baik itu malah akan lebih menambah iman kita karena ketika kita mempelajari ternyata agama islamlah yang agama yang terbaik. namun hal ini yang perlu di ingat selalu, kita harus benar2 kuat pemahamn terhadap agama islam, harus benar-benar loyal dan kuat iman kita juga senantiasa berpegang teguh pada tali ALLAH. kalau pemahaman kita masih rendah,iman kita akan mudah di goyahkan. dan itu jangan sampai terjadi

      Hapus
  7. Muhammad Adnan
    2021111349
    f
    Alhamdulillah. Semua pertanyaan sudah diwakili saudara-saudara saya. Hahaha.
    Menambah saja. Kita kan boleh menuntut ilmu dari non muslim. Tapi apakah adab dalam menuntut ilmu dengan non muslim itu sama dengan menuntut ilmu muslim?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya kira masih sama,namun toleransi perlu kita tingkatkan sehingga dapat menghindari saling menyalahkan, karena bisa jadi jika toleransi kita tidak kuat, kita akan mudah di adu domba oleh kelompok yang tidak suka pada perdamaian atau kelompok ekstrim baik ekstrim kanan atau pluralitas kiri

      Hapus
  8. Nama : Nur Latifah
    NIM : 2021 111 215
    Kelas : F

    Sebagai pendidik Muslim, Bagaimana yang harus kita lakukan ketika kita menyampaikan teori umum yang bertentangan dengan agama mis: Mengajar Biologi yang harus menjelaskan tentang teori Darwin,,,Mohon berikan tanggapan anda agar siswa muslim tidak meyakini dalam hatinya tentang teori tersebut!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya semua dari teori yang diajarkan tidak ada yang bertentangan dengan agama islam. teori darwin itu sudah runtuh dan itu merupakan pembohongan besar2an, bisa di baca di buku karya harun nasution yang berjudul runtuhnya teori evolusi. semua ilmu pengetahuan yang sudah di ajarkan dalam sekolah semuanya sudah melalui departemen agama ataupun diknas sehingga kita tinggal mengikuti sesuai dengan kurikulum pendidikan yang berlaku.

      Hapus
  9. Nama : Ning Yuliati
    NIM : 2021 111 214
    Kelas : F

    Dalam makalah dijelaskan bahwa mempelajari ilmu non-muslim diperbolehkan,,,Bagaimana tanggapan anda jika kita seorang pendidik Muslim mengajar di suatu institut non muslim!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya tidak masalah. jadi toleransi dalam ilmu pengetahuan itu juga perlu karena Rasulullah mengajarkan kita untuk ukhuwah basyariyah atau persatuan antar sesama umat manusia dan juga hakikat dari agama islam adalah rahmatan lil alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam

      Hapus
  10. Nama : Lutfia Riska
    NIM : 2021 111 216
    Kelas : F

    Apakah ada batasan waktu lama tidaknya untuk mempelajari pendidikan non muslim !! Dalam makalah kan disebutkan bahwa Zaid belajar selama lima belas hari....

    BalasHapus
    Balasan
    1. tidak ada batasan dalam mempelajari ilmu, hal ini terkait hadits nabi tentang perintah mencari ilmu dari lahir sampai meninggal. namun dalam hal ini, yang perlu kita perhatikan adalah ditakutkanya ikut dalam budaya mereka karena belajar dengan non muslim. tentu pembentengan diri kita juga sentiasa harus kuat

      Hapus
  11. Assalamualaikum Wr. Wb.
    Nama: Iswatikah
    NIM: 2021 111 189
    kELAS: F

    Dalam realita saat ini, terdapat mahasiswa filsafat yang dulunya sangat berpegang teguh dengan Al Quran dan hadits, namun karena mereka mempelajari filsafat tanpa keteguhan iman,jadinya ada dari mereka yang terpengaruh dan mengikuti tokoh filosof yang mereka pelajari, padahal itu bertentangan dengan Al Quran dan Hadits, bagaimana tanggapan saudara mengenai hal tersebut?
    thx u :)

    Wassalamualaikum Wr. Wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. assalamualaikum wr. wb
      inilah yang terjadi seandainya belajar ilmu pengetahuan tanpa pemahaman agama yang kuat. tentu hal ini sangat di sayangkan sekali. hal ini sering terjadi malah di kampus islam.sebagai kader pergerakan perubahan dari keterpurukan kita harus selalu waspada pada segala sumber kemurtadan dan berjuang di garda terdepan untuk menjaga kemurnian agama islam, terimakasih

      Hapus
  12. Heru Darmawan
    2021 111 220

    Sejauh mana kita harus mencari ilmu (yang baik), agar kita tidak terjerumus ke dalam ilmu yang tidak baik (ilmu setan) ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. yang pertama kita harus melihat manfaat ilmu tersebut bagi kita. kita melihat dampak manfaat jangka pendek ada atau tidak kalaupun tidak ada kita lihat manfaat jangka panjangnya sehingga ilmu yang kita pelajari tidak sia-sia atau bahkan menyesatkan

      Hapus
  13. subur mukti wibowo
    2021111063
    dalam menuntut ilmu kepada non muslim apakah diperbolehkan mengamalkan ilmu tersebut kepada sesama muslim atau hanya untuk pribadi saja? tolong penjelasanya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. dalam mengamalkan ilmu maka kita harus melihat objek kajian ilmu tersebut dan juga peserta didik yang akan belajar. hal ini terkait dengan di takutkanya salah pemahaman dari peserta didik ataupun salah pengaplikasian dari peserta didik tersebut. ilmu yang di ajarkan juga harus melihat kondisi dari peserta didik.

      Hapus
  14. Khasanah
    2021 111 369
    F

    Asalamualaikum.Wr.Wb
    Lembaga pendidikan Non muslim di Indonesia pada zaman modern ini sudah banyak menjamur, khususnya lembaga pendidikan non muslim dari luar negeri.
    jika dibiarkan terus berkembang di indonesia maka akibatnya akan terjadi pergeseran kebudayaan.
    pertanyaannya bagaimana peranan lembaga pendidikan islam di indonesia untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan asli bangsa indonesia....????
    terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam mbak sanah
      era globalisasi sangat berdampak pada semua aspek termasuk aspek budaya, hal ini tentunya ditakutkan menjadi era transisi budaya barat terhadap budaya asli indonesia. tentinya hal ini tidak dapat di diamkan dan menjadi tanggung jawab semua penduduk indonesia untuk selalu menjaga eksistensi budayanya.di antaranya bisa melalui lembaga pendidikan.
      lembaga pendidikan diharapkan sangat berperan besar terhadap hal ini. peran ini dapat dilakukan dengan senantiasa mengeluarkan dan mengembangkan berbagai macam program yang berhubungan dengan menumbuhkan kecintaan pada budaya, hal ini juga di imbangi dengan saling bekerja sama dengan pemerintah daerah ataupun lembaga terkait. di samping itu peran guru dan organisasi intra di tuntut berperan aktif dalam hal ini sehingga jalanya program ini bisa berjalan dengan maksimal.sehingga,dari para civitas akademika lembaga pendidikan terkait bisa menyalurkan pada masyarakat dengan senantiasa mengaplikasikan budaya asli indonesia dalam keseharianya

      Hapus
  15. 2021 111 266
    assalamu'alaikum..
    diatas telah dijelaskan diperbolehkan mempelajari pelajaran nonmuslim, yang saya tanyakkansebenarnya adakah menfaat khusus mempelajari pelajaran dari non muslim bukankah dihawatirkan kita mengikuti atau bahkan mempercayai ajaran mereka ketimbang agama sendiri?mungkin saja iman kita yang belum sempurna.bagaimana solusinya?
    wassalamu'alaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikum salam mbak nur,
      tentunya dalam mempelajari ilmu dari non muslim kita juga harus mempertimbangkan bobot iman kita. hal ini di perbolehkan apabila iman dari kita sudah benar2 kuat agar tidak terjadi seperti yang mbak khawatirkan tadi yaitu mempercayai agama mereka. kalau di tanya manfaat khusus itu dapat dilihat seperti apa yang telah ada pada keterangan hadits tadi yaitu kita dapat mengetahui apa yang belum di ketahui dalam arti menambah wawasan yang belum ada pada pendidikan yang kita dapat tetapi dalam mempelajari dari non muslim itu ada batasan tidak boleh yaitu menggabungkan akidah atau semacamnya. di samping itu manfaat mempelajari pengetahuan dari non muslim agar menghindarkan kita juga dari sifat terlalu fanatik dan cenderung menutup diri terhadap pemeluk agama lain sehingga menumbuhkan sifat toleransi yang besar pada dirikita

      Hapus
  16. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  17. Aminah Balgis Alatas
    2021 111 221

    Di makalah dicantumkan bahwasanya ilmu itu tidak hanya ilmu agama saja, melainkan terdapat ilmu umum.
    Berdasarkan realitanya tidak semua orang dapat menguasai semua ilmu tersebut, seringkali yang saya tahu menguasai ilmu tertentu saja, misal seperti orang yang ahli matematika, dia belum tentu tahu tentang mawaris (ilmu waris) Bagaimana menurut pemakalah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya tentu sangat menyayangkan hal tersebut. sebagai agen pergerakan pendobrak kebiasaaan yang kurang baik pembangun perubahan tentu kita harus meninggalkan hal tersebut, kita harus menguasai ilmu - ilmu tersebut, karena itu adalah ilmu islam kalau tidak umat islam sendiri yang mengamalkan ilmu itu, siapa lagi?.
      maka mari kita awali dari diri kita untuk memulainya dan kita sebarkan ilmu2 islam tersebut pada orang lain di sekitar kita.

      Hapus