Laman

Rabu, 06 Maret 2013

c4-2 : fitriasih: tanggung jawab panca indra

MAKALAH
Persepsi indera
(Pertanggung Jawaban Panca Indera)

  Disusun Guna Memenuhi Tugas
  Mata Kuliah           : Hadits Tarbawi II         
  Dosen Pengampu   : Muhammad Hufron, M.S.I

Description: Untitled


Disusun Oleh:
Fitriasih                                     (2021 111 099)

Kelas  C

TARBIYAH / PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN

Sebagaimana diketahui bahwa manusia adalah mahluk yang paling sempurna diciptakan Allah SWT di bandingkan dengan mahluk-mahluk ciptaan-Nya yang lain. Karena manusia tidak hanya dikaruniai dengan panca indera, seperti pendengaran dan penglihatan tetapi manusia juga dikaruniai nafsu dan akal, sehingga membedakannya dengan mahluk lain. Dan dengan akal yang telah dimilikinya, manusia dapat menggunakanya untuk berfikir, menuntut ilmu, berkreasi dan dapat mengetahui tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Disamping nikmat panca indera tersebut manusia di dalam kehidupannya juga diberikan banyak kenikmatan yang lain, seperti harta, hewan ternak dan hasil bumi yang bisa dimanfaatkan demi kesejahteraan hidup. Akan tetapi atas segala kenikmatan di dunia tersebut manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak dihadapan Allah SWT. Apakah mereka bersyukur atas semua itu atau bahkan sebaliknya. Apa yang dilakukannya dengan nikmat tersebut dan bagaimana ia memanfaatkan dan mengamalkannya dalam kehidupan.









BAB II
PEMBAHASAN
A.      Materi Hadits
Hadis 20 : Pertanggung Jawaban Panca Indera
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةً وً عًنْ أَبِي سَعِيدٍ قَالَ: قالَ رًسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلًيْه وَسَلًمً : يُؤتًى بِالْعَبْدِ يَوْمَ القِيَامَةِ فَيَقُولُ لَهُ: ألَمْ أجْعَلْ لَكَ سَمْعَا وَ بَصَرًا وَ مَالاً وَ وَلًدًا وَسَخَّرْتُ لكَ الأنْعَامَ وَ الْحرْثَ وَ تَرَكْتُكَ تَرْأسُ وَ تَرْبَعُ فكُنْتَ تطَنَّ أنَكَ مُلاَقِي يَومَكَ هَذَا؟ فَيَقُولُ لَا. فَيَقُولُ لهُ:الَيوْم اَنسَاكَ كَمَا نسِيتَنِي. هذَا حَدِيَثُ صَحِيحُ غَرِيبُ وَمَعْنَى قَولِهِ: الَيوْم اَنسَاكَ كَمَا نسِيتَنِي: اليُومَ اَتْرُكُكَ في الْعَذَابِ, وكذا فَسَّرَ بَعضُ أهْلِ الْعِلْمِ هَذِهِ الأيَتَ: (فَالْيوْمَ نَسَاهُمْ) قَالُوا إنَّمَا مَعْنَاهُ الْيوْمَ نَثْرُكُهُمْ ڤِي الْعَذَابِ .( رواه الترمذي فى الجامع،كتاب صفت القيامة و الرقائق َ الورع عن رسول الله )
B.       Terjemah Hadits

               Dari Abu Hurairah dan Abi Said berkata : Rasullah SAW bersabda : seorang hamba dihadapkan pada hari kiamat lalu Allah berfirman kepadanya :”Bukankah Aku berikan kepadamu pendengaran, penglihatan, harta benda dan anak dan menyerahkan kepadamu hewan ternak dan pertanian dan Aku biarkan kamu memimpin dan menunggu maka apakah kamu menyangka bahwa kamu akan menjumpaiKu pada hari ini ?” Dia menjawab “ tidak ” Allah berfirman kepadanya “ Hari ini Aku lupakan kamu seperti kamu melupankan-Ku.”.Ini hadits shahih gharib, adapun arti kata " hari ini Aku melupakanmu seperti kamu melupakanKu adalah pada hari ini Aku biarkan kamu dalam siksa. Dan demikian pula sebagian ahli tafsir menafsiri ayat " FAL YAUMA NANSAAHUM (maka pada hari ini  kami melupakan mereka) ". (Al A'raaf: 51) mereka berkata: Maknanya adalah  hari ini Kami membiarkanmu dalam siksan.( HR. Imam Tirmidzi ).[1]
C.       Makna Mufrodat

يُؤتًىِ       :  Dihadapkan
الْحرْثَ     :  Pertanian

أجْعَلْ       :  Aku ciptakan
تَرَكْتُك     : Biarkan kamu

سَمْعَا       :  Pendengaran

تَرْأسُ      :  Memimpin

بَصَرًا      :  Penglihatan

تَرْبَعُ        :  Menunggu

مَالاً         :  Harta benda

تطَنَّ        :  Menyangka

وَلًدًا         :  Anak/keturunan
مُلاَقِي      :  Menjumpai

سَخَّرْتُ    :  Menyerahkan
اَنسَاكَ      :  Aku melupakanmu

الأنْعَامَ      :  Hewan ternak

نسِيتَنِي     : Kamu melupakan-Ku


D.      Biografi
1.      Abu Hurairah
Nama lengkapnya Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi. Abu Hurairah memeluk Islam pada tahun 7H, tahun terjadinya perang Khaibar, dan meninggal di Aqiq pada tahun 57H. Pada masa Umar bin Khathab menjadi khalifah, Abu Hurairah menjadi pegawai di Bahrain. Kemudian Umar mencopotnya. Ada yang mengatakan, ketika Ali bin  Abi Thalib menjadi khalifah ia ingin mengangkatnya kembali. Namun tidak bersedia. Belakangan Mu’awiyah mengangkatnya menjadi gubernur di Madinah.[2] Abu hurairah adalah sahabat yang sangat di cintai. Ia adalah sahabat yang paling menjaga berkah doa Nabi Saw ketika dia mendoakannya. Nabi Saw memberi kesaksian atas semangatnya dalam mencari ilmu dan hadits. Hadits-hadits yang diriwayatkan darinya yang terdapat dalam kitab-kitab hadits adalah sebanyak 5374 hadits.[3]
2.      Imam Tirmidzi
Nama lengkap Imam at-Tirmidzi ialah Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Sawrah bin Musa bin al-Dahkhak al-zulami al-Bugi at-Tirmidzi. Ia di lahirkan di Turmuz pada tahun 209H, dan di kota ini wafat dalam usia 70 tahun. Sebagai sosok ulama, ia mendapat penilaian yang positif. Abu Ya’la al-Khalili menyatakan bahwa ia adalah seorang yang tsiqah atau terpercaya dan ketsiqahannya ini disepakati ulama. Ibnu Hibban al-Busti mengakui kemammpuan at-Tirmidzi dalam usahanya menghimpun, menyusun, menghafal, dan meneliti hadits sehingga ia menjadi sumber pengambilan hadits bagi ulama terkenal. Meski demikian ada komentar ganjil yang dikemukakan oleh Ibnu Hazm, bahwa at-Tirmidzi adalah sosok yang tidak dikenal ulama (Majhul). Tetapi sebagian ulama menyatakan bahwa anggapan Ibnu Hazm ini tidak mengpengaruhi pertokohan at-Tirrmitzi dalam bidang Hadits.
Kesungguhan at-Tirmdzi dalam menggali hadits, tampak dari sumber  yang digalinya, yakni guru (al-syaykh) yang dituju. Sumber yang digunakannya disamping banyak yang sama dengan sumber lima orang periwayat lainnya dari kutub al-Sittah, namun at-Tirmidzi juga banyak menggali dari sumber yang lebih tua dari berbagai syaykh al-Imam lainnya.
Dalam bidang hadits at-Tirmidzi merupakan murid al-Bukhari sehingga pendapat al-Bukhari tentang nilai hadits sering ditampilkan didalam sunannya. Karena itu sudah sewajarnyalah bila at-Tirmidzi dinilai sebagai tokoh penting dalm bidang hadits. Lebih jauh zaman dimana ia tampil memiliki perspektif baru karena ditandai dengan pemisahan antara hadits shahih dengan hadits hasan dalam istilah shahih, sehingga ia mengklasifikasikan hadits menjadi shahih, hasan, dan dha’if.[4]
E.       Keterangan Hadits

قوله : ( ترأس ) بوزن تفتح رأس القوم يرأسهم اذا صار رئيسهم ومقدمهم ( وتر بع ) أى تأخذ ربع الغنيمة, يقا ل ربعت القوم اذا أخذت ربع أموالهم أى الم أجعلك رئيسا مطاعا, لأن الملك كان يأ خذ ربع الغنيمة في الجاهلية دون أصحابه ويسمى ذلك الربع المرباع.[5]

Makna kata ترأس adalah kamu menjadi pemimpin dan tokoh di tengah-tengah kaummu. Sedangkan lafadz  تربع menurut Nawawi rahimahullahu Ta’ala makna lafadz ini adalah “ kamu bisa memiliki seperempat harta rampasan perang yang dulu dimiliki para pemimpin jahiliyah. Jadi kalau dalam Bahasa Arab disebutkan istilah raba’tuhum, maka artinya adalah aku telah mengambil seperempat harta mereka. Sedangkan makna klausa tersebut dalam konteks hadits ini adalah “ Bukankah Aku (Allah) telah menjadikanmu sebagai pemimpin yang ditaati?”.[6]







F.        Aspek Tarbawi

Dari hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi di atas, kita bisa mengetahui bahwa kelak akan adanya pertanggung jawaban panca indera dan semua nikmat yang telah Allah berikan ketika manusia hidup di dunia.
Panca indera dan akal sebagai instrumen penting ilmu pengetahuan bahkan sebagai kenikmatan karunia yang besar yang di anugerahkan Allah SWT kepada manusia agar dapat memahami dirinya dan alam sekitarnya. Dengan akal dan panca indera itu juga dapat mengkaji dan mengerti hukum alam dan rahasia yang terkandung didalamnya. Allah SWT yang telah memberikan segala-galanya kepada mahluk-Nya. Allah SWT berfirman :
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ  
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. ( Q.S. An Nahl ayat 78 )
Demikian pula akal dan panca indera adalah termasuk sarana terpenting yang dapat membantu manusia membangun peradaban di bumi dan melaksanakan tugas kekhalifahan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah SWT. Allah memberi petunjuk dalam bentuk indera-indera, indera yang paling penting adalah pendengaran dan penglihatan agar manusia dapat berinteraksi dengan alam dimana ia hidup, menghadapi masalahnya dan bergaul dengan para penghuni alam tersebut. Manusia juga dapat memanfaatkan kedua indera tersebut untuk mencapai tujuan dalam hidupnya.[7]
Akan tetapi sebagaimana riwayat hadits dari Abu Hurairah dan Abi Sa’id diatas, manusia cenderung tidak bersyukur dan melupakan Sang Maha Pencipta yang telah memberi  kenikmatan harta dan panca indera. Allah SWT  berfirman di dalam Q.S. al-Mulk ayat 23 :
ö@è% uqèd üÏ%©!$# ö/ä.r't±Sr& Ÿ@yèy_ur â/ä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur ( WxÎ=s% $¨B tbrãä3ô±n@ ÇËÌÈ  
Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.
 Padahal segala kenikmatan yang telah Allah berikan baik itu berupa harta, kedudukan, dan kenikmatan yang lain seperti panca indera, maka semua itu akan dimintai pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah SWT. Seperti yang telah disebutkan dalam firman Allah SWT, berikut :
¢OèO £`è=t«ó¡çFs9 >ͳtBöqtƒ Ç`tã ÉOŠÏè¨Z9$# ÇÑÈ  
Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu). (Q.S.at-Takasur ayat 8)
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Q.S.al-Isra ayat 36).
Dari ayat tersebut maksunya, masing-masing dari semua itu ditanya tentang apa yang dilakukannya. Hati ditanya tentang apa yang dia pikirkan dan dia yakini. Pendengaran dan penglihatan ditanya tentang apa yang dia lihat, dan pendengaran ditanya tentang apa yang ia dengar.  Nabi SAW bersabda :
 كُلُكُم رَاعٍ وَكُلُكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
Masing-masing kalian adalah pemimpin dan masing-masing kalian bertanggungjawab atas apa yang ia pimpin”. (HR.Bukhari)[8]
BAB III
PENUTUP

Dari hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi di atas, kita bisa mengetahui bahwa kelak akan adanya pertanggung jawaban panca indera dan semua nikmat yang telah Allah berikan ketika manusia hidup di dunia. Akan tetapi sebagaimana riwayat hadits dari Abu Hurairah dan Abi Sa’id diatas, manusia cenderung tidak bersyukur dan melupakan Sang Maha Pencipta yang telah memberi  kenikmatan harta dan panca indera. Seperti dalam firman Allah SWT  di dalam Q.S. al-Mulk ayat 23  yang artinya, Katakanlah: "Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati". (tetapi) Amat sedikit kamu bersyukur.

















DAFTAR PUSTAKA


Assa’idi , Sa’dullah. 1996.  Hadis-Hadis Sekte. Yogyakarta : Pustaka Pelajar offset.
Abdurrahman, Muhammad. 1979 . Tuhfathul al-Wadzi. Juz VII. Beirut : Darul Fikri.
Asmuni. 2008. Tafsir Al Qurthubi.  Jilid 10. Jakarta : Pustaka Azzam
Budi Untung , Setiawan. 1998.  As-Sunnah Sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.
Djunaedi Soffandi , Wawan. 2007.  Syarah Hadits Qudsi. cet 4. Jakarta : Pustaka Azzam.
Zuhri , Moh dkk. 1992.  Sunan At-Tirmidzi, cet 1, Juz IV. Semarang : CV.Asy-Syifa’.
Ash-Shalih, Subhi. 2009. Membahas Ilmu-Ilmu Hadis. cet 8. Jakarta : Pustaka Firdaus. 
Sulaiman, Imam. 2008. Al-Wafi :Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi.  cet 3. Jakarta : Pustaka Al-Kautsar.


[1] Drs.H. Moh. Zuhri. Dipl. TAFL,dkk, Sunan At-Tirmidzi, cet 1, Juz IV, (Semarang: CV.Asy-Syifa’, 1992), hal.71-72.
[2] DR. Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-Ilmu Hadis, cet 8, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2009), hal.332
[3] Imam Sulaiman,Lc, Al-Wafi :Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, cet 3, ( : Pustaka Al-Kautsar, 2008), hal.472.
[4] Sa’adullah Assa’idi, Hadis-hadis Sekte, cet.1, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996), hal. 49-50.
[5] Muhammad Abdur rahman, Tuhfathul al-Wadzi, Juz 7, (Beirut : Darul Fikri, 1979 ),hal.115
[6] Wawan Djunaedi Soffandi, Syarah Hadits Qudsi, cet 4, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), hal.733.
[7] Setiawan Budi Untung, As-Sunnah Sebagai Sumber IPTEK dan Peradaban, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,1998), hal.97-98.
[8] Asmuni, Tafsir Al Qurthubi, jilid 10, ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2008), hal.641.

51 komentar:

  1. Nama :siti rohmah
    nim :2021111090

    assalamu'alikum..
    mb fitri mau tanya ya..

    bagaimana cara kita agar bisa menjaga panca indera kita, biar terhindar dari hal-hal yang mengakibatkan kemaksiatan??
    terimaksih ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumssalam..

      terimakasih atas pertanyaannya,
      menjaga panca indera dari hal-hal maksiat pertama yaitu dari diri kita sendiri harus menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama(maksiat)yang mungkin bisa ditimbulkan melalui panca indera kita,dan selalu ingat bahwa kelak setiap panca indera akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat seperti yang sudah dijelaskan dalam hadist Nabi diatas dan di dalam Q.S al-Isra ayat 36.
      "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya".
      kemudian sebagai rasa syukur kita atas nikmat panca indera yang telah diberikan Allah SWT maka pergunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. terimakasih..

      Hapus
  2. Nama: Cristina Mustikawati
    NIM: 2021 111 095

    Assalamu'alaikum...
    saya mau tanya bahwa di makalah pada aspek tarbawi mengatakan, kita bisa mengetahui bahwa kelak akan adanya pertanggung jawaban panca indera dan semua nikmat yang telah Allah berikan ketika manusia hidup di dunia...
    lha yang saya tanyakan yaitu mengenai jika manusia itu tuli atau buta, Apakah orang tersebut (tuli atau buta) terkena atau mendapat seluruh kewajiban akan dimintai pertanggung jawaban seperti orang yang normal kelak di akhirat nanti??
    tolong jelaskan yaaa
    makasihhh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. waalaikumsalam...
      terimakasih atas pertanyaanya, mencoba menjawab..Kelak di hari pertanggung jawaban, di hari itu mulut kita di kunci dan yang berbicara adalah anggota tubuh kita termasuk sepasang mata kita ini, mereka akan mengatakan semuanya tanpa ada kebohongan sedikitpun, digunakan untuk apa saja panca indera dan anggota tubuhnya selama hidup, untuk kebaikankah atau kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.Yasin ayat 65,yang artinya :“ pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. Pendapat saya melihat dari ayat tersebut maka orang buta saya katakan beruntung,mengapa? karena selama hidup indera penglihatanya tidak berfungsi maka Insya Allah mata mereka tidak akan dimintai pertanggung jawaban, sehingga akan menjadikan mereka lebih ringan, demikian pula seseorang yang tuli, karena mereka terhindar dari pendengaran yang buruk atau maksiat. Tetapi lebih beruntung lagi orang yang panca inderanya normal dan digunakan untuk hal-hal yang baik. Wallahu a’lam bishowab..terima kasih

      Hapus
  3. Chabibah Illiyin (2021111117)

    Assalamualaikum..
    Pertanyaan:

    Apa yang akan terjadi jika manusia cenderung tidak bersyukur dan melupakan Sang Maha Pencipta yang telah memberi kenikmatan harta dan panca indera?

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaannya,,,
      Balasan bagi orang yang tidak mensyukuri nikmatNya adalah azab di akhirat kelak. Seperti yang dijelaskan dalam firman Allah SWT “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memberitahukan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Q.S.Ibrahim ayat 7),terima kasih..

      Hapus
    2. Terimakasih atas jawabannya, lalu adakah balasan di dunia yang akan di terimanya?

      Terimakasih

      Hapus
    3. balasan orang yang kufur nikmat ketika di dunia menurut pendapat saya adalah Allah SWT akan mengurangi nikmat yang telah diberikan kepada orang tersebut sehingga orang yang kufur nikmat akan merasakan penderitaan karena berkurangnya nikmat. terima kasih..

      Hapus
  4. ULFATUL MAULA ( 2021 111 089 )

    Asslamu'alaikum..
    mba pitri mau tanya nih, panca indera kita itu kan yang akan bertanggung jawab dg segala perbuatan yg kita lakukan, kelak nanti jika di akhirat seperti mulut, tangan, kaki, dll yang akan bersaksi dan bertannggung jawab atas segala apa yg kita lakukan.
    pertanyaannya, kenapa hati itu tidak ikut bertanggunng jawab, padahal egela perbuatan itu tergantung dari niatnnya ( innamal a'malu bin niat ) dan niat itu dari hati.
    bagaimana pendapat mb pitri tentang hal itu ?

    terimakasihh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam..
      terima kasih atas pertanyaannya...
      benar sekali apa yang dikatakan mba ulfa bahwa hati sangat mempengaruhi apapun yang ada pada diri kita.Rasulullah SAW sendiri pernah menegaskan melalui sabdanya,
      ألاوان في الجسد مضغة اذا صلحت صلح الجسد كله واذا فسد ت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
      “Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu bagus akan seluruh tubuh akan bagus,sebaliknya jika ia rusak maka rusak juga seluruh anggota tubuh. Segumpal daging itu adalah hati”.(HR.Bukhari no.52 dan Muslim no 1599, dari sahabat An-Nu’man bun Basyir r.a).
      Sebagimana panca indera pendengaran dan penglihatan, hati juga akan dimintai pertanggung jawaban. Sudah dijelaskan di makalah di atas dalam Q.S al-Isra ayat 36. Pada makalah ini, membahas hadis yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi mungkin lebih menekankan pada panca indera pendengaran, penglihatan dan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia seperti harta dan keturunan.
      terima kasih...

      Hapus
  5. anamil choir 2021 111 122

    assalamualaikum

    apa hubungannya keterangan di atas dengan pertanggung jawaban panca indra saya kok masih belum memahaminya

    wassalamualaikum
    maturnuwun

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam..
      terima kasih atas pertanyaannya..,kaitan keterangan hadis dengan pertanggung jawaban panca indera adalah di dalam syarah hadis tersebut dijelaskan lafadz تربع, yang makna klausa dalam konteks hadits ini adalah “ Bukankah Aku (Allah) telah menjadikanmu sebagai pemimpin yang ditaati?”. manusia dilahirkan di dunia dikaruniai panca indera sebagai alat potensial dalam rangka mendukung tugasnya sebagai khalifah dan manusia sebagai khalifah atau pemimpin maka mempunyai tanggung jawab atas kepemimpinannya. terima kasih..

      Hapus
  6. NAMA : Ana Lailya
    NIM : 2021 111 121
    Assalamu'alaikum....
    begini mbak kan pendengaran merupakan karunia dari Allah, begitupun mata, yang saya mau tanyakan bagaimana cara kita mengontrol pendengaran dan mata kita, yang pada kenyataannya apa yang kita dengar dan kita lihat sering kali tidak kita rencanakan sebelumnya ( secara spontan ) ? mohon penjelasannya....
    Terima kasih mbak....
    Wassalamu'alaikum.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaanya..
      Bagaimana cara mengontrol panca indera kita? Padahal seringkali apa yang kita lihat dan dengar itu tanpa kesengajaan atau direncanakan. Baik pertanyaanya menarik sekali.,
      mencoba menjawab, terkadang menjaga panca indera dari hal-hal yang dilarang itu sulit. Apalagi kita sering kali berinteraksi dengan banyak objek di dunia. Kadang tanpa sengaja kita melihat sesuatu yang dilarang ataupun maksiat, maka apabila itu terjadi segera kita berlindung kepada Allah dan memohon ampunanNya. Oleh karena itu kita dianjurkan untuk menundukan pandangan kita(ghadhdhul bashar).
      عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ جَرِيرٍ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ نَظْرَةِ الْفَجْأَةِ فَقَالَ اصْرِفْ بَصَرَكَ

      Dari Abu Zur’ah dari Jarir berkata, “saya pernah bertanya kepada Rasulullah Saw tentang pandangan yang tidak disengaja. Lalu Beliau memerintahkan agar aku mengalihkan pandanganku”.( HR Muslim, Abu Daud, dan Tirmidzi). Kemudian Rasulullah juga pernah berpesan kepada Ali r.a,
      يَا عَلِيُّ لَا تُتْبِعْ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الْآخِرَةُ
      ”wahai Ali janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya. Karena pandangan pertama untukmu (dimaafkan) dan pandangan kedua tidak untukmu (tidak dimaafkan).(HR.Abu Daud). Dari hadis tersebut beruntunglah karena pandangan pertama kali tanpa sengaja dimaafkan.terima kasih...

      Hapus
    2. terima kasih mbak atas jawabannya....

      Hapus
  7. Nama : Marlihatin
    NIM : 2021 111 123
    Assalamu'alaikum...
    Bagaimana cara kita agar menjadi makhluk yang bersyukur terhadap apa yang Tuhan anugrahi berupa akal dan panca indra sesuai dengan Q.S Al-mulk:23, yang didalamnya dijelaskan amat sedikit orang yang bersyukur....?
    Wassalamu'alaikum....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      Terimakasih atas pertanyaanya..dijelaskan dalam buku 40 Hadis karya Imam Khomerni (hal.422) bahwasanya mensyukuri anugerah lahiriyah dan batiniyah dari Allah SWT merupakan salah satu kewajiban hamba dan makhluk. Kemudian Cara kita bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita adalah Pertama, meyakini bahwa kenikmatan itu pemberian Allah, tanamkan dalam hati bahwa nikmat itu dari Allah semata. Kedua, Jika diberi nikmat, maka hakikatnya itu adalah nikmat dari Allah, maka pujilah Allah. Hasan al-Bashriy berujar, ”Perbanyaklah menyebut nikmat-nikmat Allah. Sesungguhnya itu adalah kesyukuran.” Dan yang Ketiga, Anggota tubuhnya melaksanakan ketaatan kepada Allah. Dalam hal ini anggota badan dijadikan sebagai sarana untuk taat kepada Allah dan mencegah dari maksiat kepada-Nya.Gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat, misalnya untuk menuntut ilmu dan beribadah kepada Allah SWT. terima kasih..

      Hapus
  8. Robiatul Adawiyah
    2021 111 107
    Ass,,,
    Melihat zaman sekarang ini banyak godaan yang menarik untuk ditonton, seperty misal orkes. sedangkan apabila kita tidak menontonnya kita di klaim sebagai manusia yang sok alim, lalu bagaimana agar kita tetap bisa menjaga panca indra kita..... mohon penjelasannya....
    Terima kasih....
    wass,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terimakasih atas pertanyaanya...Mungkin kita sudah mengetahui dan bisa membedakan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk. pendapat saya, Apabila ada orang atau mungkin teman mengajak kita dalam hal yang kita tidak berkenan untuk mengikutinya, karena mungkin perbuatan tersebut kurang sesuai dengan norma agama atau sesuatu yang dilarang maka untuk menolak ataupun menghindari hal tersebut kita bisa memberikan pengertian kepada mereka dengan bahasa yang bisa dimengerti bahwa hal tersebut dilarang, ataupun kita bisa menolak secara halus tanpa bermaksud menyinggung mereka. Terima kasih..

      Hapus
  9. Silfina Hayati
    2021111268
    C

    Assalamu’amalikum..
    Pertanyaan saya, bagaimana cara memaksimalkan potensi panca indera kita dalam menuntut ilmu? Karena dilain sisi kita sering kali merasa ngantuk ataupun jenuh bahkan bosan saat pelajaran berlangsung sehingga penggunaan panca indera untuk belajar pun kurang maksimal...
    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaannya...
      Cara mengoptimalkan panca indera yang telah Allah SWT berikan untuk menuntut ilmu adalah pertama, kita harus mengetahui bahwa sesungguhnya Allah SWT sangat menganjurkan agar manusia bisa menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya dalam rangka mencari ilmu dan karunia Allah yang lainnya.Kedua, sebagai rasa syukur atas karunia yang Allah berikan maka dengan begitu kita menggunakan segenap panca indera yang dikaruniakan kepada kita untuk bisa memahami dan merasakan kemahabesaran Allah SWT lewat segala yang ada di alam ini. Maka setelah kita menanamkan hal tersebut kita akan menyadari dan memanfaatkan secara maksimal panca indera yang telah Allah SWT berikan sehingga akan selalu termotivasi untuk bersemangat dalam menuntut ilmu. terima kasih...

      Hapus
  10. Qurrotul Aini (2021 111 098)

    Assalamualaikum Wr.Wb.
    di makalah dituliskan bhw, panca indera akan dimintai pertanggung jawaban kelak di hadapan Allah SWT, artinya nanti di akhirat akan dimintai pertanggung jawabannya.
    pertanyaannya, apakah panca indra juga ada pertanggung jawaban di dunia?? seperti apa, mohon penjelasannya??
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      Terima kasih pertanyaannya..
      Saya akan mencoba menjawab, panca indera pasti akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat sebagaimana telah dijelaskan, nah terus apakah ada pertanggung jawaban terhadap panca indera di dunia? firman Allah di dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan Allah sebagai pengemban amanat atau khalifah
      "ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."(Q.S Al Baqarah ayat 30). Menurut Ahmad Musthafa Al Maraghi, kata khalifah dalam ayat ini memiliki dua makna, Pertama, adalah Pengganti, yaitu pengganti Allah Swt untuk melaksanakan titah-Nya dimuka bumi. Kedua, manusia adalah pemimpin yang kepadanya diserahi tugas untuk memimpin diri dan makhluk lainnya serta memakmurkan dan mendayagunakan alam semesta bagi kepentingan manusia secara keseluruhan.
      Nah dari pernyataan tersebut menurut pendapat saya, pertanggung jawaban panca indera di dunia adalah manusia diberikan oleh Allah SWT panca indera berupa penglihatan, pendengaran, hati, akal dan sebagainya sebagai alat pendukung potensial dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pemimpin di muka bumi, yang mana pemimpin adalah sosok yang bertanggung jawab atas apa yang dipimpinya, baik terhadap dirinya sendiri, keluarganya, masyarakat, agama dan bangsanya dan pertanggung jawaban di akhirat adalah di hadapan Allah SWT ketika dia telah meninggalkan dunia.
      Terima kasih,

      Hapus
  11. Mus'aliyah
    2021 111 087
    yang saya pahami panca indra sekilas hanya terbatas dengan mata. Namun menurut pemakalah panca indra di atas meliputi apa saja??
    Dan apakah kelak yang di pertanggung jawab kan hanya bagian bagin panca indra saja, atau semuanya yang ada pada tubuh kita dimintain pertanggungjawaban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaanya..
      Panca indera meliputi apa saja? Baik mencoba menjawab, sedikit mengulang pelajaran SD gak apa2 ya mba, hehe..tentang pengenalan panca indera. Indera manusia ada 5 sehingga disebut panca indera. Panca indera itu meliputi mata (indera penglihatan), telinga ( indera pendengaran), lidah (indera pengecap/perasa), hidung ( indera penciuman), dan kulit (indera peraba). Semua anggota tubuh manusia akan dimintai pertanggung jawaban termasuk didalamnya panca indera seperti yang sudah dijelaskan dalam firman Allah Q.S. Yasin ayat 65 ( pertanggung jawaban anggota tubuh; mulut, tangan dan kaki) dan dalam Q.S al-Isra ayat 36 ( pertanggung jawaban panca indera dan hati). Sudah saya paparkan dalam jawaban pertanyaan sebelumnya. Terima kasih

      Hapus
  12. nama : Hasan basri
    kels : C
    Nim : 2021 111 241

    assalamu'alaikum

    jika seseorang mempergunakan alat inderanya dg tidak baik,sprt nntn film yg syuur, apa kah ada dmpt negatifnya?
    bagaimana tggpn anda?
    dan apa solusinya?

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      Terima kasih atas pertanyaanya..
      Mata adalah panglima hati menurut Imam al ghazali di dalam kitabnya Ihya’ ulumuddin dijelaskan bahwa hampir semua perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata. Bila mata dibiarkan memandang yang dibenci Allah maka pemiliknya akan dalam jurang bahaya. Mata berhubungan erat dengan hati, dimana bila mata rusak maka hati pun ikut rusak.
      Kadang kekalutan pikiran disebabkan pengaruh dari luar tubuh kita yang terbawa masuk melalui panca indera. Misalnya mata melihat film atau tayangan yang “syuur”, maka panca-indera dapat terpengaruh oleh keadaan, sehingga akan menimbulkan nafsu dan akibatnya akan menjerumuskan kita ke dalam jurang kekalutan dan kebodohan batin. Maka solusinya adalah menyadari pentingnya mengendalikan panca-indra dengan tujuan untuk melatih perbuatan, pikiran, dan perasaan kita, agar dapat dikuasai. hal-hal duniawi dapat menyebabkan kita menjadi penuh amarah (mata buta), menjadikan kita penuh kebodohan batin (tuli), dan menjadikan kita penuh nafsu keinginan (kehilangan rasa sejati). Dan hindari dari memandang atau melihat sesuatu yang dilarang ataupun diharamkan. Terima kasih

      Hapus
  13. hengki NF (2021 111 088)

    bagaimana cara kita memaksimalkan panca indra kita,..???
    apakah hikma dibalik makalah anda???

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaannya...Cara memaksimalkan panca indera yaitu dengan menggunakannya untuk sesuatu yang bermanfaat. Misalnya, menuntut ilmu dan digunakan untuk aktivitas dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.
      Hikmah dari adanya pembahsan makalah ini adalah pertama, kita jadi mengetahui tentang adanya pertanggung jawaban panca indera kelak di akhirat melalui hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id di atas, lalu kedua, dengan mengetahui adanya pertanggung jawaban atas semua nikmat yang Allah SWT berikan kelak dihadapanNya, maka kita sebagai hambaNya yang berfikir kita bisa memperbaiki apabila selama hidup kita belum menggunakan ataupun memanfaatkan dengan sebaik-baiknya semua nikmat tersebut. Terima kasih

      Hapus
  14. Nama : Dewi Suryani
    NIM : 2021111093

    Assalamu'alaikum wr. wb.
    Saya mau tanya Pertanggung jawaban panca indera manakah yang tidak disukai oleh Allah?... Jelaskan ya mb fitri dan mohon serta diberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
    Terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam....
      Maaf sebelumnya mba dewi,saya koq kurang menangkap maksud dari pertanyaan mba dewi, maksud dari pertanggung jawaban yang tidak disukai Allah SWT itu bagaimana? Mohon bisa di klarifikasi mungkin dengan bahasa yang lebih bisa dipahami.terima kasih..

      Hapus
    2. Maksud saya seperti mata, telinga dan mulut.
      mata untuk melihat hal-hal yang positive dan negatif tapi di zaman skrg ini kebanyakan untuk melihat hal yang negatif lha itu bagaimana?... telingan gunanya untuk mendengar lalu bagaimana jika telinga itu digunakan untuk mendengar gosip setiap harinya. sedangkan mulut kebanyakan para ibu2 yang pengangguran atau IBU RT yang suka menggosip orang lain.
      Lalu antara ke3nya itu yang paling tidak disukai oleh Allah untuk pertanggung jawaban diakhiratnya mb yang saya maksud seperti itu?...

      Hapus
    3. menurut pendapat saya mba dewi, semua Panca indera yang Allah SWT karuniakan kepada kita adalah nikmat yang harus kita syukuri, yaitu dengan cara mempergunakan dalam hal-hal yang bermanfaat. jadi apabila panca indera yang kita miliki dipergunakan seperti apa yang mba dewi sebutkan di atas maka perbuatan-perbuatan tersebut adalah perbuatan yang di benci Allah dan akan dimintai pertanggung jawaban kelak. terima kasih.

      Hapus
  15. Mirza Fajrian
    2021 111 110

    Assalamu'alaikum...

    Bagaimana ketika kita tidak bisa menjaga panca indra kita, apakah ada hukuman yang nyata didunia ini,,sebelum mendapatkan hukuman diakhirat kelak...

    trmksh

    Wassalamu'alaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaannya,menurut pendapat saya hukuman didunia bagi orang yang tidak bisa menjaga panca inderanya adalah sanksi-sanksi sosial berupa kucilan,cibiran atau sanksi lainnya yang diberikan oleh masyarakat atau bahkan sanksi hukum negara ditempat ia tinggal. terima kasih..

      Hapus
  16. AMILTUN ISTIQOMAH (2021111100)

    Assalamu'alaikum,,
    pertanyaan q,,, dari panca indra yang kita miliki manakah panca indra yang memilki tanggung jawab yang lebih besar dibanding panca indra yanga lain?? alasannya,

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaanya, semua panca indera kita mempunyai tanggung jawab sesuai fungsi masing-masing dan kelak juga akan dimintai pertanggung jawaban. menurut pendapat saya semua indera mempunyai tanggung jawab yang sama,,terima kasih..

      Hapus
  17. Nur Faizatul Khaeriyah
    2021111111
    C

    yang ingin saya tanyakan bagaimanakah pertanggungjawaban dari indra perasa (kulit)dan indra penciuman (hidung)dalam hal menuntut ilmu atau sesuatu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, karena disini kan kita sedang membahas tentang ilmu pengetahuan...thanx....

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaanya, kulit memainkan peranan paling penting dalam perbuatan-perbuatan manusia. Kulit bukan saja mencakup indera peraba , melainkan juga semua indera lainnya. Kalau dosa mata dan telinga terbatas pada penglihatan dan pendengaran saja maka dosa-dosa ”kulit” meluas ke segala anggota atau bagian tubuh manusia sehingga apabila kita tidak menggunakan kulit sebagai indera peraba dalam hal-hal yang baik semisal dalam menuntut ilmu maka pertanggung jawaban tidak hanya kulit tapi pada seluruh anggota tubuh. terima kasih..

      Hapus
  18. Aji triyono (2021 111 104)

    Berdasarkan surat An Nahl ayat 78, manusia dilahirkan dalam kondisi tidak tahu apa-apa, kemudia Allah memberikan tiga potensi yang meliputi: pendengaran,penglihatan dan hati, lalu pertanyaannya bagaimanakah cara memaksimalkan ketiga potensi tersebut dengan baik ?

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terimakasih atas pertanyaannya,cara memaksimalkan potensi panca indera sudah dipaparkan pada jawaban pertanyaan sebelumnya. terima kasih..

      Hapus
  19. Restu Noviani
    2021 111 091
    bagaimana cara kita menjaga panca indra kita agar terhindar dari hal-hal yg buruk trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terimakasih atas pertanyaannya,cara kita menjaga panca indra kita agar terhindar dari hal-hal yg buruk menurut pendapat saya,menjaga panca indera dari hal-hal maksiat pertama yaitu dari diri kita sendiri harus menghindari perbuatan-perbuatan yang dilarang agama(maksiat)yang mungkin bisa ditimbulkan melalui panca indera kita,dan selalu ingat bahwa kelak setiap panca indera akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat seperti yang sudah dijelaskan dalam hadist Nabi diatas dan di dalam Q.S al-Isra ayat 36.
      "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya".
      kemudian sebagai rasa syukur kita atas nikmat panca indera yang telah diberikan Allah SWT maka pergunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. terimakasih..

      Hapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Nama: Peni Puji Purwasih
    Nim: 2021 111 105

    Asskum...
    Dari aspek tarbawi di atas dijelas tentang adanya pertangung jawaban oleh indera kita, lalu bagaimanakah jika orang itu tidak mempunyai indera atau inderanya tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya?
    Apakah nanti juga dilakukan pertanggung jawaban tersebut...
    Terimakasih...:D
    Wassalam...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih atas pertanyaannya,,Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.Yasin ayat 65,yang artinya :“ pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan”. dari ayat tersebut bisa di simpulkan bahwa seluruh anggota tubuh akan dimintai pertanggung jawaban, bagaimana dengan orang yang memiliki indera yang kurang berfungsi sempurna?Pendapat saya misal orang tidak dapat melihat maka Insya Allah mata mereka tidak akan dimintai pertanggung jawaban, sehingga akan menjadikan mereka lebih ringan, demikian pula dengan indera yang lain. Wallahu a’lam bishowab..terima kasih

      Hapus
  22. ASEP ROKHMATUL YAHYA
    (2021 111 120). KLS C
    PERTANYAAN:
    1. Diantara panca indra yang di berikan Allah kepada manusia, ADAKAH INFORMASI BAHKAN DALILYANG MENUNJUKKAN MANAKAH YANG TERLEBIH DAHULU AKAN DI ADILI?
    2. BAGAIMANAKAH CARA/ AMAL PERBUATAN APAKAH YANG DAPAT MENGANTARKAN PANCA INDRA DIAMPUNI ALLAH SAAT DI ADILI?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannya,
      untuk dalil yang mengatakan atau menunjukkan indera mana yang akan di adili terlebih dahulu mohon maaf saya belum menemukan.
      kemudian perihal amal perbuatan yang mengantarkan panca indera di ampuni Allah SWT saat di adili mungkin iman dan amal-amal baik kita ketika didunia. sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 9.
      Artinya : “Allah Telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal saleh, (bahwa) untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”
      Wallahu a’lam bishowab..terima kasih

      Hapus
  23. jati diri 2021 111 109

    assalamualaikum


    panca indra yang mana yang lebih dominan apabila melakukan tindakan negatif dan yang sukar untuk di ampuni ????

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam...
      terima kasih pertanyaanya,,panca indera yang dominan melakukan tindakan negatif menurut pendapat saya semua panca indera berpotensi untuk berbuat negatif, tetapi secara umum semua perbuatan negatif disebabkan pertama-tama oleh pandangan mata kita, misal ketika mata melihat hal buruk seperti tindakan anarkis, mencuri, ataupun lainnya kemudian kita tergerak untuk melakukan hal yang sama dengan di dukung oleh indera yang lainnya maka dari situ mata bisa dijadikan faktor utama yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan tindakan negatif. tetapi semua kembali kepada individunya masing-masing, terima kasih.

      Hapus
  24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus