AKAL,
ILMU DAN AMAL
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu: Muhammad Ghufron,
M. S. I.
Oleh:
NURUL
AZIZAH
2021
111 142
KELAS
E
TARBIYAH/
PAI
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2013
BAB
I
PENDAHULUAN
Islam adalah syarat
keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan
ilmu. Tidak ada jalan untuk mengenal Allah SWT. dan sampai kepada-Nya kecuali
dengan ilmu.
Allah SWT. telah menganugerahkan panca
indra dan akal sebagai instrumen penting ilmu pengetahuan bahkan sebagai
kenikmatan karunia yang besar kepada manusia agar dapat memahami dirinya dan
alam sekitarnya. Dengan akalnya manusia dapat membedakan antara yang benar
dengan yang salah, yang baik dengan yang buruk, antara hayalan dengan
kenyataan.
Hanya seseorang yang dibimbing oleh ilmu
pengetahuan yang dapat berjalan di atas kebenaran, yang membawa kepada
kebutuhan tanpa syarat kepada Allah SWT. serta dengan iman dan kekuatan ilmu
pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tinggi.
.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Materi
Hadits
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ
يَارَسُوْلَ اللهِ بَأَيِّ شَيْئٍ يَتَفَاضَلَ النَّاسُ فِى الدُّنْيَا ؟ قَالَ:
بِالْعَقْلِ. قُلْتُ فَفِى اْلاَخِرَةِ ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ. فَقَالَتْ
عَائِشَةَ: اِنَّمَا يُجْزَوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ؟ قَالَ وَهَلْ عَمِلُوْا اِلاَّ
بِقَدْرِمَا اَعْطَاهُمُ اللهُ مِنَ اْلعَقْلِ فَبِقَدْرِمَا أَعْطُوْامِنَ
اْلعَقْلِ كَانْتِ أَعْمَا لُهُمْ وَبِقَدْرِ مَا عَمِلُوْا يُجْزَوْنَ ( رَاوَهُ الحَادِث فِى الْمُسْنَدِ 20 /805)
B. Terjemah
Hadits
“Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah, dengan
apakah manusia bisa utama di dunia. Rasulullah berkata: dengan akal. ‘Aisyah
bertanya lagi: kalau diakhirat?, Rasulullah menjawab: dengan akal. Maka ‘Aisyah
bertanya lagi : (bukankah) manusia sesungguhnya manusia itu dibalas hanya
karena amal-amalnya. Rasulullah menjawab: dan tidaklah manusia-manusia beramal
kecuali dengan sekedar yang Allah SWT. berikan yaitu akal. Maka dengan sekedar
apa yang telah diberikan kepada mereka (akal) itulah amal-amal mereka. Dan atas
sekedar apa yang mereka kerjakan, maka mereka mendapat balasan”.
C.
Mufrodat
Dengan apa
|
=
|
بَأَيِّ شَيْئٍ
|
|
Dari kadar
|
=
|
فَبِقَدْرِ
|
Kemuliaan
|
=
|
يَتفَاضَلَ
|
|
Jugalah
amal-amalnya
|
=
|
مَا اُعْطُوْا
|
Dengan sesuatu
|
=
|
بِقَدْرِ
|
|
Ada
|
=
|
كَانَتْ
|
Dari akal
|
=
|
مِنَ اْلعَقْلِ
|
|
Balasan
|
=
|
يُجْزَوْنَ
|
D.
Biografi
Perowi
Nama
lengkapnya ‘Aisyah As-Shiddiqiyah ialah ‘Aisyah binti Abi Bakar As-Shiddiq.
Ibunda beliau bernama Ummu Ruman binti Amr ibn Umaimir al-Kinaniyah. ‘Aisyah
dilahirkan sesudah Nabi SAW. diangkat menjadi Rasul. Menurut riwayat yang
masyhur, Nabi SAW. menikahi beliau di Makkah di waktu beliau berusia 6 tahun,
sesudah sebulan Nabi SAW. menikahi Saudah, yaitu 3 tahun sebelum hijrah. Pada
bulan Syawal sesudah 8 bulan Nabi SAW. berhijrah ke Madinah ketika itu ‘Aisyah
berusia 9 tahun, baru Nabi SAW. berumah tangga dengan beliau. ‘Aisyah adalah
satu-satunya gadis di antara istri-istri Rasul yang paling dicintai dan
disayangi sesudah Khadijah. ‘Aisyah meriwayatkan 2210 hadits,
174 hadits disepakati Bukhari dan Muslim. 54 hadits oleh Bukhari sendiri dan 68
hadits oleh Muslim.[1]
‘Aisyah
meriwayatkan hadits dari Nabi SAW., dari ayahnya Abu Bakar As-Shiddiq, dari
Umar bin Khathab, Hamzah Al-Aslami, Sa’id bin Abi Waqash dan dari Fatimah
Az-Zahraa. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah Abu Hurairah,
Abu Musal al-Asy’ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti Syabah dan
beberapa yang lain. Tabi’in yang mengutip dari beliau ialah Sa’id bin
al-Musayyab, Alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda’, Aisyah binti Thalhah, Amran
binti Abdurrahman dan Hafshah binti Sirin. Ketiga wanita yang disebutkan
terakhir adalah murid ‘Aisyah yang utama dalam ilmu fiqh.[2]
Menurut
Az-Zuhry, jika dibandingkan ilmu yang dimiliki oleh ‘Aisyah dengan seluruh ilmu
yang dipunyai oleh para permaisuri Rasul yang lain dan ilmu para sahabat, maka
ilmu yang dimiliki oleh ‘Aisyah masih lebih unggul. ‘Aisyah adalah orang yang
keempat di antara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau
wafat pada bulan Ramadhan sesudah melakukan sholat witir pada tahun 57 atau 58
H/ 688 M.[3]
E. Keterangan Hadits
Hadits Rasulullah
SAW. di atas menjelaskan tentang keterkaitan Akal, Ilmu dan Amal. Bahwasanya kedudukan
tertinggi manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah manusia yang berakal. Karna
itulah Allah SWT. menganugerahkan kepada manusia sebagai petunjuk yang tinggi
yaitu petunjuk akal. Akal
dapat digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat rasional murni, yang bukan
jangkauan indera lainnya. Akal inilah yang membedakan manusia dari semua
binatang. Dengan akal manusia dapat mengetahui dirinya sendiri, dunianya serta
Raabnya.[4]
Kedudukan akal dalam Islam adalah sangat penting
karena akallah tempat yang menampung akidah, syari’ah serta akhlak dan
menjelaskannya. Dengan mempergunakan akalnya secara baik dan benar, sesuai
dengan petunjuk Allah SWT. manusia akan merasa selalu terikat dan dengan
sukarela mengikatkan diri kepada Allah SWT. Karena posisinya demikian, dapat
dipahami dalam Islam ada ungkapan yang menyatakan bahwa akal adalah kehidupan,
hilang akal berarti kematian.[5]
Dengan menggunakan kekuatan intelegensi yang dibimbing
oleh hati nurani, manusia dapat menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun
hasilnya relatif. Kebenaran-kebenaran tersebut sebagai tonggak sejarah yang
pasti dilalui oleh semua manusia dalam perjalanan untuk mencapai kebenaran
mutlak (Allah SWT.). Hanya seseorang yang dibimbing oleh ilmu
pengetahuan yang dapat berjalan di atas kebenaran, yang membawa kepada
kebutuhan tanpa syarat kepada Allah SWT. serta dengan iman dan kekuatan ilmu
pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tinggi.[6]
Dengan ilmunya orang muslim akan menjadi jelas dan
tenang dalam urusannya. Setiap perbuatan atau amalan dapat dilakukan karena
adanya ilmu. Dengan adanya akal manusia akan mampu menyempurnakan
ilmu dan amalnya. Dan Allah SWT. akan membalas perbuatan manusia sesuai dengan
apa yang mereka kerjakan. Ilmu yang bermanfaat bagi agama yaitu ilmu yang
meneguhkan iman dan ketaqwaan.[7]
“Barangsiapa yang mencari ilmu, ia memuja Allah SWT., yang mengajarkan ilmu,
memberi sedekah. “Ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain,“ kata Nabi,
“akan mendatangkan pahala terus-menerus bagi yang mengajarkannya.”[8]
F. Aspek Tarbawi
Akal merupakan daya atau kekuatan yang dianugerahkan
oleh Allah SWT. kepada manusia sebagai alat berfikir dan alat untuk
mempertimbangkan serta memikirkan baik buruknya sesuatu. Akal adalah potensi
yang diberikan Allah SWT kepada manusia di samping nafsu. Akal mempunyai
peranan penting dalam kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat dan ilmu adalah kunci kehidupan yang
baik dan berjaya di dunia dan akhirat. Sebaik-baiknya pembantu ilmu adalah
akal.
Akal berfungsi menyempurnakan ilmu dan amal. Manusia tidak sebatas menggunakan akal
untuk kehidupannya, akan tetapi manusia juga harus mempunyai landasan dalam
pemikirannya yaitu sesuai Al-Qur’an dan Hadits. Ilmu juga menuntut amal. Islam menyuruh manusia untuk
menuntut ilmu untuk diamalkan dan untuk kebaikan agar seterusnya dapat memeberikan
kesejahteraan dan kebaikan umat manusia. Islam melalui Rasulullah SAW. menuntut manusia menggunakan
pertimbangan akal dalam mengamalkan ilmu. Ilmu yang bermanfaat dan yang diajarkan
kepada orang lain adalah amalan yang tidak putus hitungannya sampai hari
kiamat.
BAB III
PENUTUP
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah
SWT. yang paling sempurna. Kesempurnaannya karena dibekali potensi. Potensi
yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berpikir, dan hasil
pemikirannya itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
dasarnya Allah memberikan akal untuk manusia agar mampu berbuat sebaik-baiknya
dan mengamalkannnya dengan penyampaian yang baik pula agar senantiasa apa yang
telah diketahui dapat bermanfaat untuk dirinya ataupun untuk orang lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Mujib, Muhaimin. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar
Operasionalisasinya. Cet. Ke-1. Bandung: Trigenda Karya.
Al-Qardhawy,
Yusuf. 1998. As-Sunnah sebagai Sumber
Iptek dan Peradaban. Cet. Ke-1. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ali Fayyad, Mahmud. 1998. Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis. Cet. Ke-1. Bandung: Pustaka
Setia.
Ash-Shalih, Subhi. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadis. Cet. Ke-5. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Ash-Shiddieqy, Hasbi. 2009. Sejarah & Pengantar Imu Hadits. Semarang:
Pustaka Rizki Putra.
Daud Ali, Mohammad. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad Yusuf, Ahmad. 2009. Ensiklopedi Tematis Kiat Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Widya
Cahaya.
Assalamualaikum ...
BalasHapussaya Rahardyani Tyas Subekti 2021 111 298
sekarang ini orang-orang banyak yang sudah sadar akan ilmu, dengan ilmu seseorang itu dapat menggunakan akalnya dengan baik, dan kemudian dapat mengamalkannya. pada realitanya orang yang berilmu tidak semuanya baik, banyak yang memanfaatkan ilmunya untuk berbuat buruk,
yang saya tanyakan disini bagaimana caranya mengalahkan sebuah nafsu, sehingga ilmunya itu lebih banyak faedahnya dripada madharatnya ...??
terima kasih ...
wassalam ... ^_^
Wa'alaikumsalam....
HapusSebenarnya asas dari pemanfaatan ilmu itu sendiri adalah nilai yang diantaranya menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab manusia itu sendiri dalam mengemban ilmu yang dimilikinya untuk dimanfaatkan sebesar-besar bagi kemaslahatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk bersama yaitu dengan di amalkan, dengan kesadaran diri dan asas inilah seharusnya menjadi dasar bagi orang yang berilmu. Bahwasanya ilmu tanpa amal adalah suatu kegilaan dan amal tanpa ilmu adalah suatu kesia-siaan....
Terima kasih ,,,,
assalamualaikum ...
BalasHapusSiti Amalia Imani 2021111300
Jika ada soerang anak kecil yang sangat cerdas, sudah dapt menghafal hadits dan al-quran. otomatis secara ilmu dan akal dia sudah menguasai, akan tetapi dia belum bisa mengamalkan ilmunya tersebut. lantas bagaimana pendapat anda mengenai fenomena tersebut ??
terimakasih ,wassalam ..
Wa'alaikumsalam ...
HapusFenomena ini dapat terjadi karena disebabkan oleh dangkalnya pengetahuan tentang ilmu, mungkin dalam diri anak sejak kecil pengetahuan tentang ilmu tidak di tanamkan secara dalam dimana ilmu dicari bersandarkan matlamat-matlamat yang orientasinya kurang tepat yaitu untuk di amalkan. Memang pada dasarnya ilmu itu sebenarnya perlu dicari, dipelajari dan dihayati secara istiqamah. Bak kata pujangga, "gersang bumi tanpa hujan, gersang minda tanpa ilmu, gersang jiwa tanpa amal, gersang hati tanpa iman".sebenarnya sejak kecil, anak-anak perlu dididik bahawa ilmu pengetahuan bukan hanya untuk dicari dan dipelajari, bahkan ia diamal dan diniatkan kerana Allah SWT. Menurut perspektif Islam, dengan cara itu dapat meningkatkan darjat hidup manusia di dunia dan akhirat. dalam hal ini, peran Ibu bapa dan linkungan sekitar anak sebagai role model yang paling dekat dengan anak-anak wajar memberikan misalan terbaik dalam mendasari kaedah mengamalkan ilmu.Cara paling mudah adalah untuk menunjukkan minat dan sokongan padu terhadap anak-anak. Contohnya, mengambil berat keperluan dan perkembangan pelajaran mereka dengan meluangkan masa membantu atau bertanyakan kerja rumah yang diberikan guru. Selain itu, mereka juga boleh dinasihati agar memelihara kemurnian ilmu untuk kebaikan di dunia dan akhirat.Dalam hal beramal misalnya, ibu bapa boleh mengajak anak-anak mengerjakan solat pada awal waktu, tidak culas melaksanakan puasa sunat serta bertadarus bersama-sama. Ini merupakan contoh kaedah pengamalan ilmu yang diperoleh secara langsung.
terima kasih ,,,,
assalamu'alaikum..
BalasHapus2021 111 380
ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu yang bermanfaat jika orang yang memiliki ilmu bisa mengamalkan untuk dirinya sendiri maupun orang lain, namun tidak jarang pula ada seorang yang berilmu tapi dia tidak mampu memanfaatkan ilmunya untuk dirinya sendiri, ia hanya memberikan ilmu yang ia miliki untuk diajarkan kepada orang lain. bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal tersebut?
terima kasih...
Wa'alaikumsalam...
HapusDalam hal ini seharusnya kita ketahui terlebih dahulu apa pentingnya kita mencari ilmu. Pada dasarnya ilmu itu sebenarnya perlu dicari, dipelajari dan dihayati secara istiqamah bukan untuk kita sendiri melainkan untuk kemaslahatan yaitu agar di amalkan. Ilmu yang bermanfaat dari semua ilmu adalah mempelajari dengan benar ayat-ayat Al-Qur‘an dan hadits Nabi serta memahami maknanya tentang apa hakikat ilmu itu sendiri. Dan ciri-ciri Ilmu yang bermanfaat akan nampak pada seseorang dengan tanda-tandanya, yaitu:
1. Beramal dengannya.
2. Benci bila disanjung, dipuji, atau takabbur atas orang lain.
3. Semakin tawadhu’ ketika ilmunya semakin banyak.
4. Menghindar dari cinta kepemimpinan, ketenaran dan dunia.
5. Menghindar untuk mengaku berilmu.
6. Ber-su’uzhan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnuzhan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka menghindari celaan kepada orang lain.
jika melihat masalah tersebut, bukannya orang tersebut tidak mampu memanfaatkan ilmunya, melainkan belum mampu menggunakan ilmunya dengan sebaik-baiknya...
Firda Amalia 2021111138
BalasHapusAssalamu'alaikum wr.wb...
dizaman sekarang banyak orang yang berakal tetapi tidak berilmu,dan berilmu tetapi tidak beramal.mengenai hal ini,bagaimana caranya agar ketiga unsur tersebut(akal,ilmu,dan amal) tersebut bisa saling melengkapi dan seimbang?
terimakasih...
wassalamu'alaikum wr.wb...
wa'alaikumsalam
Hapushubungan akal ilmu dan amal ialah akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akalpun menyempurnakan ilmu dan amal. Akan tetapi akal tidak bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia memiliki insting dan kekuatan, sebagaimana penglihatan mata berfungsi jika ada cahaya. Apabila mendapati cahaya iman dan Al-Quran barulah akal seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendiri antanpa cahaya tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.begitu pula dg amal tanpa ilmu juga tidak sempurna.
jadi antara akl,ilmu dan aml saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu dg yg lainnya.
terima kasih.
Nurul Inayatissaniyyah
BalasHapus2021 111 141
menurut pemakalah, lebih utama manakah antara mencari ilmu dengan mengamalkan ilmunya? harus didahulukan yang mana? jelaskan alasannya
Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya dan Ilmu tanpa amalan adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah. Dalam hal ini keduanya sangatlah penting namun ketika di tanya penting manakah antara mencari dan mengamalkan ilmu,,, maka kita dapat merujuk pada wahyu nabi yang turun pertama yaitu iqro yang diartikan membaca dan dari sinilah kita mampu menggali berbagai ilmu. menurut saya dahulukan mancari ilmu terlebih dahulu kemudian di amalkan. bagaimana kita mengamalkan sesuatu tanpa tahu ilmunya terlebih dahulu, hal ini temasuk sebuah kesia-siaan...
HapusAssalamu,alaikum mba zizah. saya mau mengomentari tentang kalimat ini yang ada diketerangan hadits diatas "Bahwasanya kedudukan tertinggi manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah manusia yang berakal"
BalasHapusberarti iman bukan yang pertama ??
sedangkan kita tahu sendiri, dinegara kita banyak orang yang berakal (jenius) tetapi mereka-mereka pada korupsi, apakah salah orang nya... ataukah ilmunya..
katanya ilmu itu penting, dan menduduki kedudukan tertinggi didunia maupun diakhirat,, tetapi kenyataanya seperti itu...?? hehee mohon pendapat anda bagaimana.
Terimakasih
Dapat di ketahui bahwasanya kedudukan Akal sangat dijunjung tinggi dalam al-Quran yang belum pernah terjadi dalam syariat-syariat sebelumnya, sebab adanya akal adalah alasan manusia mendapatkan beban menjalankan syariat. saya : ibadah, khilafah dan imarah, Akal sebagai jalan menuju iman atas keesaan Allah, hal itu dikarenakan iman itu berlandaskan ilmu dan itu muncul dari hasil berfikir dan analisa sehingga sampai pada keyakinan.bahwa akal merupakan tangga awal untuk mencapai keyakinan, itu bermula dari hakekat awal manusia yang dilahirkan dalam keadaan bodoh kemudian Allah swt. memerintahkan untuk menggunakan akal agar belajar,
HapusBahwa salah satu ciri khas agama Islam adalah al-Rabbaniyah yang bermakna bahwa sumber yang benar selalu mengacu pada Rabbnya. jadi dalam hal ini kedudukan tertinggi memang akal, karena akallah akan menghantarkan manusia menuju kebenaran dan keyakinan akan Rabbnys....
terima kasih ....
ok makasih atas jawabannya, terus maksud kalimat ini "saya : ibadah, khilafah dan imarah,"
Hapusmaksudnya apa ya... hehe
Ibadah ('abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
Hapuskhilafah adalah tanggung jawab umum yang dikehendaki peraturan syariat untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat dengan merujuk kepadanya .
Imarah yang berarti keamiran yaitu pemerintahan, pengertian ini tidak jauh berbeda dengan imamah, hanya saja perbedaannya ditinjau dari segi penggunaannya. Imarah merupakan sebutan untuk jabatan amir dalam suatu Negara kecil yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahannya oleh seorang amir .
maaf itu salah ketik mbak habibh...
dimaksudkan disini dari ketiganya seperti: ibadah, khilafah dan imarah ini di tujukan untuk akal bahwasanya akal sebagai penuntun yang dapat digunakan untuk segala hal yang berkaitan dengan ibadah dan dijadikan sebagai khilafah dan imarah bagi segala tindakan manusia.
terima kasih...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMoh. Nasoikhul Ibad (2021 111 178)
BalasHapusBagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara akal, ilmu dan amal?
Antara akal, ilmu dan amal. Tentunya tidak bisa dipisahkan. Karena ilmu tanpa didasari pemikiran tidak akan dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Dan kalau kita Beramal tapi tidak didasari ilmu yang sesuai dengan tuntunan syariat yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Artinya dia beramal dengan aturan yang menyimpang dari Aturan Allah dan Rasul-Nya, maka beramal seperti ini sesat dan sudah keluar dari ketentuan syari’at. Dalam firman Allah dijelaskan:
Hapusوَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. [Al Furqan:23].
Dan gambaran orang tersebut seperti dijelaskan dalam Tafsir Jalalain ”Dan perbedaan Adalah kehilangan amal seperti orang Yahudi, sedangkan orang Nashrani kehilangan ilmu. Oleh karenanya, orang Yahudi memperoleh kemurkaan dan orang Nashrani memperoleh kesesatan. Barangsiapa mengetahui, kemudian tidak mengamalkannya, layak mendapat kemurkaan. Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui. Orang-orang Nashrani, ketika mempunyai maksud tertentu, tetapi mereka tidak memperoleh jalannya, karena mereka tidak masuk sesuai dengan pintunya. Yaitu mengikuti kebenaran. Maka, jatuhlah mereka ke dalam kesesatan.”
Muh. mertojoyo (2021 111 155)
BalasHapusbagaimana jika seseorang mempunyai ilmu dan akal tapi tidak mengamalkannya?
Ilmu dan amal ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisah satu sama lain. Orang berilmu tapi tidak beramal akan mendapat siksa karena ilmunya yang ia sia-siakan, sementara orang yang beramal tanpa ilmu akan tersesat karena amalnya yang sia-sia.Di akhir surat Al-Fatihah, Allah menegaskan bahwa jalan lurus adalah jalan para nabi dan rasul mulia yang telah Allah beri nikmat. Yaitu, mereka yang senantiasa berilmu dan beramal. Karena kemudian, Allah menegaskan bahwa jalan lurus itu bukanlah jalan orang yang Allah murkai, yaitu adalah orang-orang Yahudi, yang salah satu sifatnya adalah enggan beramal padahal mereka mengetahui kebenaran. Jalan lurus itu juga bukan jalan orang-orang yang tersesat. Yaitu jalan orang-orang Nashrani yang salah satu sifatnya adalah beramal tanpa ilmu.
HapusOleh karena itu, membangun tradisi beramal seyogianya berdasar pada ilmu dan pemahaman yang benar. Agar kita tidak terjatuh kepada kerja dan amal yang sia-sia (baca: bid’ah), berupaya mencari ilmu untuk amal yang akan kita lakukan adalah niscaya. Kebenaran amal tidak ditentukan oleh jumlahnya yang banyak, keikhlasan dan semangat pengamalnya saja. Tidak kalah pentingnya, amal juga harus mengacu kepada sumber yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan.
tria novianti 2021 111 164
BalasHapussaya mau tanya bagaimana anda mendefinisikan ilmu,akal,dan iman? perbedaan dan pertentangan apa yang terdapat diantara tiga hal ini?
tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. dari ketiganya saling terkait dan tidak dapt dipisahkan,Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar kita.Tanpa ketiga-tiga itu, maka hidup kita berada di dalam kerugian. Disebabkan kejahilan, keimanan kita lemah. Untuk memperkuatkan iman, maka kita memerlukan ilmu. Ilmu dan amal itu akan menjadikan kita disebut sebagai alim. Tetapi sekiranya kita ada ilmu, tetapi kita tidak beramal dengan ilmu yang kita ada, maka darjat kita juga tidak berubah. Kita sama sahaja dengan orang yang jahil kerana gagal memanfaatkan ilmu. Iman membuahkan amal dan kita beramal atas dasar keimanan kita kepada Allah S.W.T. dan insyaAllah, iman akan mendorong kita untuk sentiasa berbuat baik.
HapusWILDAN FAZA
BalasHapus2021111206
kels D
pertanya'an ;
Terkait dengan judul makalah akal, ilmu, dan amal, bagaimana pendapat pemakalah terkait dengan seseorang yang memiliki ilmu dan akal, akan tetapi dia tidak mengamalkan ilmunya tersebut?
Terimakasih
ilmu tidak dapat dikatakan ilmu jika ia tidak dihubungkan dengan amal perbuatan manusia. Rasulullah SAW mengibaratkan hubungan ilmu dan amal ini dengan pohon dan buahnya. Jika ilmu adalah sebatang pohon maka amal adalah buahnya. Jika ilmu tidak disertai dengan amal kebajikan maka ilmu tersebut tidak banyak berguna laksana pohon yang tak berbuah.
BalasHapusilmu dan amal memiliki kaitan yang erat yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Karena keduanya bagai dua keping mata uang, yang saling memberi arti. Inilah yang sejalan dengan ucapan Imam Ali Abi Thalib, “Iman dan amal adalah dua saudara yang senantiasa beriringan dan dua sahabat yang tidak berpisah. Allah tidak akan menerima salah satu dari keduanya kecuali disertai sahabatnya.”
inayah 2021 111 165
BalasHapussesorang belajar dengan giatnya dalam mencari ilmu tetapi ia susah dalam menyerap pelajaran tersebut, padahal ia sudah bersungguh-sungguh ingin bisa. menurut anda apakah yang terjadi dengan si dia sehingga ia susah dalam mendapatkan sebuah kefemahaman?
kadang memang kejadian tersebut sering trjadi, mungkin karena tidak konsen atau bhkan kurang paham dalam mendalami mata pelajaran yang di pelajarinya.Berikut ini adalah cara belajar efektif agar paham materi pelajaran.
Hapus1. Belajar memahami apa yang dipelajari
Belajar bukan hanya sekedar membaca materi. Belajar juga bukan hanya sekedar menghafal. Menghafal materi pelajaran masih kurang efektif. Hal ini karena menghafal belum tentu paham. Yang terjadi bisa saja hafal dengan materi pelajaran tertentu tapi tidak tahu maksudnya, yang penting asal hafal. Untuk itu, perlu adanya pemahaman pada materi pelajaran yang dipelajari. Dengan memahami, kita juga bisa lebih mudah untuk menghafal.
2. Banyak berlatih soal
3. Buat ringkasan
4. Belajar saat tubuh fit
5. Hindari belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)
6. Pilih tempat yang nyaman
Itulah beberapa cara belajar efektif agar paham materi pelajaran. Dari semua tips tersebut, yang tidak kalah penting adalah berdo’a. Jangan hanya berusaha tanpa berdo’a atau berdo’a saja tanpa berusaha.
bagamana dengan pejabat negara yg kebanyakan suka korupsi , padahal mereka berakal dan berilmu?
BalasHapusAkal yang cerdas dan brilian memang sebuah anugerah. Namun ia bukan merupakan peranti satu-satunya dalam membimbing manusia untuk meraih kesejatian. Bahkan tidak sedikit orang yang kebablasan, sehingga menuhankan akal dan melakukan tindakan korupsi tersebut. Dalam kaitan ini, maka agama dan akhlak mesti terus mengawali kemampuan akal ini, sebagaimana yang diujarkan oleh Umar bin Khaththab: “Modal seorang laki-laki adalah akalnya, kemuliaannya terletak pada agamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.” setidaknya ada empat akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu:
HapusPertama , tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: “Sesungguhnya ujub itu akan memakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu bakar.” Seorang ulama juga berujar: “Barangsiapa yang takabur dan merasa tinggi dengan ilmunya, Allah akan merendahkannya, dan barangsiapa yang tawadhu' (rendah hati) dengan ilmunya, Allah akan mengangkatnya.”
Kedua , mengamalkan ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abu Thalib mengingatkan: “Orang-orang tidak mau mencari ilmu tidak lain karena mereka melihat sedikitnya orang yang berilmu mengambil manfaat dari ilmunya.” Seorang ulama juga berucap: “Buah dari ilmu adalah pengamalan, sedang buah amal ialah balasan/pahala.”
Ketiga , tidak pelit dengan ilmu.Langkah yang perlu kita lakukan adalah berusaha mencari penawar kepada penyakit sosial untuk memulihkan sindrom yang menyerang generasi muda pada zaman ini. Salah satu cara terbaik adalah pembudayaan akhlak dalam kehidupan seharian.Keperibadian yang disulami dengan keimanan dan akhlak akan menerbitkan pekerti mulia dan menjamin kerukunan dan kesejahteraan sebuah masyarakat, negara dan antarabangsa. sehingga dengan demikian tidak akn danya tindkn-tindakn yang merugikan lgi seperti korupsi.
Dewi Lisetyawati
BalasHapus2021 111 139
bagaimana cara mempertajam akal kita sehingga dapat dengan cepat memahami ilmu yang diterimanya??? mohon jelaskan!!
terima kasih
berikut cara-cara mempertajam akal, diantaranya:
Hapus1. Senam Otak
Caranya, buat tantangan atau tebak-tebakkan untuk diri sendiri yang dapat mengasah ingatan.
2. Makanan bermanfaat menjaga kesehatan otak.
3. Air Putih
Fakta menunjukkan bahwa seluruh fungsi organ tubuh akan berjalan dengan baik ketika mendapat asupan air yang cukup. Tak terkecuali fungsi otak. Biasakan minum 6-8 gelas air putih sehari.
4. Tidur Cukup
Tidur dibutuhkan agar sel tubuh beristirahat dan beregenerasi. Termasuk sel otak. Sebab itu, usahakan bangun kerja sama fisik dan mental yang baik agar tercipta tidur sehat dan berkualitas.
5. Santai
6. Permainan Asah Otak
Kebiasaan mengisi teka-teki silang yang tersedia di koran atau memainkan sudoku di telepon genggam bermanfaat positif untuk meningkatkan daya ingat seseorang.
7. Berpikir
8. Bertamasya ke Masa Lalu
Melihat kembali hal-hal di masa lalu secara tidak langsung melatih ingatan jangka panjang.
9. Berpikir Lewat Gambar
10. Olahraga
Dan agar cepat memahami pelajaran, diantaranya:
-tumbuhkan mood, “suasana hati”
tumbuhkan semangat dan dipikiran anada, bahwa anda bisa.
-mulailah dengan konsentrasi dan pending masalah yang lain
-baca kembali apa yang telah anda pelajari
pahami dan coba di implementasikan baik dalam bentuk contoh atau yang lainnya.
-buat kesimpulan atau rangkuman dengan bahasa anda sendiri
-cari referensi untuk menegaskan pemahan anda
sering melakukan diskusi/ sharing dengan temannya
-jangan pernah merasa bosan untuk mencari tau, baik informasi atau lainnya.
sebenarnya ilmu itu letaknya di hati atau akal...
BalasHapusdan tolong jelaskan antara akal dan otak dan dimana letak masing masing
Rumah akal itu otak. Setiap saraf otak mempunyai fungsinya sendiri. Ada diantaranya memiliki fungsi sendiri,yakni nur yang menerima dan menangkap ilmu dengan cepat dan terang.Otak dan akal memang mempunyai hubungan yang sangat rapat .Akal adalah lebih merujuk kepada pemahaman,pengertian dan fikiran.Akal lah yang membedakan antara manusia dan binatang.Otak berkembang dan berfungsi mengikut fitrahnya.Akal dan hati ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Apa yang tidak dikuasai akal dapat dilakukan dengan hati, karena hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Dengan kata lain, ketajaman akal harus diimbangi dengan kecerdasan hati. Dalam menentukan sesuatu, keduanya harus terus berdialog tanpa putus. Jika salah satu tidak berfungsi, maka yang terjadi adalah ketersesatan hati dan keblingeran akal.
Hapuslebih utama mana ilmu dunia atau akhirat???
BalasHapustrims
Ilmu dunia adalah suatu yang nyata adanya di hidup dan kehidupan kita, hal ini merupakan suatu hal yang diperlukan untuk menjalani hidup karena manusia membutuhkan dunia dan mereka hidup di dunia sedangkan ilmu akhirat adalah sebagai bekal kita di akhirat kelak. harusnya keduanya harus berjalan secara seimbang.ilmu itu adalah harta yang sebenar dan berharga melebihi kekayaan dan kemewahan yang sementara. Ilmu adalah warisan para nabi. Para nabi membawa ilmu yang diilhamkan dari pemilik segala ilmu yaitu Allah S.W.T Biarpun para nabi membawa ilmu agama yang suci lagi mulia, tidaklah bermakna ilmu selain dari ilmu agama itu adalah sia-sia. Semua ilmu yang baik itu ada manfaatnya, tiada yang sia-sia. Cuma yang menjadikan ilmu itu sia-sia dan tiada harga apabila ilmu duniawi itu ditekankan lebih daripada ilmu Akhirat. Kadang-kala kita terlalu membanggakan ilmu dunia sehingga mengabaikan ilmu yang akan menentukan nasib kita di Akhirat nanti, dan ini tidaklah baik.
BalasHapussopi yudin
BalasHapus2021 111 134
assalamu'alaikum Wr. Wb... ???
bagaimana seseorang yang sudah mengatahui ilmu ny ! dan ilmu tersebut tidak di amalkan untuk dirinya sendiri akann tetapi di sam[aikan kepada orang lain ?
faktor2 apa akal tidak dapat menerima ilmu yang di sampaikan oleh guru padahal sudah berusa mungkin tidak untuk melakukan dosa atau maksiat !! ?