Laman

Rabu, 06 Maret 2013

e4-3 nurul azizah: akal, ilmu dan amal

AKAL, ILMU DAN AMAL

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Hadits Tarbawi II
Dosen Pengampu: Muhammad Ghufron, M. S. I.


Description: Untitled


Oleh:
NURUL AZIZAH
2021 111 142
KELAS E

TARBIYAH/ PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PEKALONGAN
2013









BAB I
PENDAHULUAN

Islam adalah syarat keselamatan di sisi Allah. Islam tidak tegak dan tidak akan ada kecuali dengan ilmu. Tidak ada jalan untuk mengenal Allah SWT. dan sampai kepada-Nya kecuali dengan ilmu.
Allah SWT. telah menganugerahkan panca indra dan akal sebagai instrumen penting ilmu pengetahuan bahkan sebagai kenikmatan karunia yang besar kepada manusia agar dapat memahami dirinya dan alam sekitarnya. Dengan akalnya manusia dapat membedakan antara yang benar dengan yang salah, yang baik dengan yang buruk, antara hayalan dengan kenyataan.
Hanya seseorang yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan yang dapat berjalan di atas kebenaran, yang membawa kepada kebutuhan tanpa syarat kepada Allah SWT. serta dengan iman dan kekuatan ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tinggi.
.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Materi Hadits
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ بَأَيِّ شَيْئٍ يَتَفَاضَلَ النَّاسُ فِى الدُّنْيَا ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ. قُلْتُ فَفِى اْلاَخِرَةِ ؟ قَالَ: بِالْعَقْلِ. فَقَالَتْ عَائِشَةَ: اِنَّمَا يُجْزَوْنَ بِأَعْمَالِهِمْ؟ قَالَ وَهَلْ عَمِلُوْا اِلاَّ بِقَدْرِمَا اَعْطَاهُمُ اللهُ مِنَ اْلعَقْلِ فَبِقَدْرِمَا أَعْطُوْامِنَ اْلعَقْلِ كَانْتِ أَعْمَا لُهُمْ وَبِقَدْرِ مَا عَمِلُوْا يُجْزَوْنَ ( رَاوَهُ الحَادِث فِى الْمُسْنَدِ 20 /805)

B.     Terjemah Hadits
“Dari ‘Aisyah ra. ia berkata: saya bertanya kepada Rasulullah, dengan apakah manusia bisa utama di dunia. Rasulullah berkata: dengan akal. ‘Aisyah bertanya lagi: kalau diakhirat?, Rasulullah menjawab: dengan akal. Maka ‘Aisyah bertanya lagi : (bukankah) manusia sesungguhnya manusia itu dibalas hanya karena amal-amalnya. Rasulullah menjawab: dan tidaklah manusia-manusia beramal kecuali dengan sekedar yang Allah SWT. berikan yaitu akal. Maka dengan sekedar apa yang telah diberikan kepada mereka (akal) itulah amal-amal mereka. Dan atas sekedar apa yang mereka kerjakan, maka mereka mendapat balasan”.

C.    Mufrodat
Dengan apa
=
 بَأَيِّ شَيْئٍ

Dari kadar
=
 فَبِقَدْرِ
Kemuliaan
=
 يَتفَاضَلَ

Jugalah amal-amalnya
=
 مَا اُعْطُوْا
Dengan sesuatu
=
 بِقَدْرِ

Ada
=
 كَانَتْ
Dari akal
=
 مِنَ اْلعَقْلِ

Balasan
=
 يُجْزَوْنَ

D.    Biografi Perowi
Nama lengkapnya ‘Aisyah As-Shiddiqiyah ialah ‘Aisyah binti Abi Bakar As-Shiddiq. Ibunda beliau bernama Ummu Ruman binti Amr ibn Umaimir al-Kinaniyah. ‘Aisyah dilahirkan sesudah Nabi SAW. diangkat menjadi Rasul. Menurut riwayat yang masyhur, Nabi SAW. menikahi beliau di Makkah di waktu beliau berusia 6 tahun, sesudah sebulan Nabi SAW. menikahi Saudah, yaitu 3 tahun sebelum hijrah. Pada bulan Syawal sesudah 8 bulan Nabi SAW. berhijrah ke Madinah ketika itu ‘Aisyah berusia 9 tahun, baru Nabi SAW. berumah tangga dengan beliau. ‘Aisyah adalah satu-satunya gadis di antara istri-istri Rasul yang paling dicintai dan disayangi sesudah Khadijah. ‘Aisyah meriwayatkan 2210 hadits, 174 hadits disepakati Bukhari dan Muslim. 54 hadits oleh Bukhari sendiri dan 68 hadits oleh Muslim.[1]
‘Aisyah meriwayatkan hadits dari Nabi SAW., dari ayahnya Abu Bakar As-Shiddiq, dari Umar bin Khathab, Hamzah Al-Aslami, Sa’id bin Abi Waqash dan dari Fatimah Az-Zahraa. Sedangkan sahabat yang meriwayatkan dari beliau ialah Abu Hurairah, Abu Musal al-Asy’ari, Zaid bin Khalid al-Juhniy, Syafiyah binti Syabah dan beberapa yang lain. Tabi’in yang mengutip dari beliau ialah Sa’id bin al-Musayyab, Alqamah bin Qais, Masruq bin al-Ajda’, Aisyah binti Thalhah, Amran binti Abdurrahman dan Hafshah binti Sirin. Ketiga wanita yang disebutkan terakhir adalah murid ‘Aisyah yang utama dalam ilmu fiqh.[2]
Menurut Az-Zuhry, jika dibandingkan ilmu yang dimiliki oleh ‘Aisyah dengan seluruh ilmu yang dipunyai oleh para permaisuri Rasul yang lain dan ilmu para sahabat, maka ilmu yang dimiliki oleh ‘Aisyah masih lebih unggul. ‘Aisyah adalah orang yang keempat di antara tujuh orang sahabat yang banyak meriwayatkan hadits. Beliau wafat pada bulan Ramadhan sesudah melakukan sholat witir pada tahun 57 atau 58 H/ 688 M.[3]


E.     Keterangan Hadits
Hadits Rasulullah SAW. di atas menjelaskan tentang keterkaitan Akal, Ilmu dan Amal. Bahwasanya kedudukan tertinggi manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah manusia yang berakal. Karna itulah Allah SWT. menganugerahkan kepada manusia sebagai petunjuk yang tinggi yaitu petunjuk akal. Akal dapat digunakan untuk memahami hal-hal yang bersifat rasional murni, yang bukan jangkauan indera lainnya. Akal inilah yang membedakan manusia dari semua binatang. Dengan akal manusia dapat mengetahui dirinya sendiri, dunianya serta Raabnya.[4]
Kedudukan akal dalam Islam adalah sangat penting karena akallah tempat yang menampung akidah, syari’ah serta akhlak dan menjelaskannya. Dengan mempergunakan akalnya secara baik dan benar, sesuai dengan petunjuk Allah SWT. manusia akan merasa selalu terikat dan dengan sukarela mengikatkan diri kepada Allah SWT. Karena posisinya demikian, dapat dipahami dalam Islam ada ungkapan yang menyatakan bahwa akal adalah kehidupan, hilang akal berarti kematian.[5]
Dengan menggunakan kekuatan intelegensi yang dibimbing oleh hati nurani, manusia dapat menemukan kebenaran-kebenaran dalam hidupnya, sekalipun hasilnya relatif. Kebenaran-kebenaran tersebut sebagai tonggak sejarah yang pasti dilalui oleh semua manusia dalam perjalanan untuk mencapai kebenaran mutlak (Allah SWT.). Hanya seseorang yang dibimbing oleh ilmu pengetahuan yang dapat berjalan di atas kebenaran, yang membawa kepada kebutuhan tanpa syarat kepada Allah SWT. serta dengan iman dan kekuatan ilmu pengetahuan manusia mencapai puncak kemanusiaan yang tinggi.[6]
Dengan ilmunya orang muslim akan menjadi jelas dan tenang dalam urusannya. Setiap perbuatan atau amalan dapat dilakukan karena adanya ilmu. Dengan adanya akal manusia akan mampu menyempurnakan ilmu dan amalnya. Dan Allah SWT. akan membalas perbuatan manusia sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Ilmu yang bermanfaat bagi agama yaitu ilmu yang meneguhkan iman dan ketaqwaan.[7] “Barangsiapa yang mencari ilmu, ia memuja Allah SWT., yang mengajarkan ilmu, memberi sedekah. “Ilmu yang bermanfaat yang diajarkan kepada orang lain,“ kata Nabi, “akan mendatangkan pahala terus-menerus bagi yang mengajarkannya.”[8]

F.     Aspek Tarbawi
Akal merupakan daya atau kekuatan yang dianugerahkan oleh Allah SWT. kepada manusia sebagai alat berfikir dan alat untuk mempertimbangkan serta memikirkan baik buruknya sesuatu. Akal adalah potensi yang diberikan Allah SWT kepada manusia di samping nafsu. Akal mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia baik di dunia maupun di akhirat dan ilmu adalah kunci kehidupan yang baik dan berjaya di dunia dan akhirat. Sebaik-baiknya pembantu ilmu adalah akal. Akal berfungsi menyempurnakan ilmu dan amal. Manusia tidak sebatas menggunakan akal untuk kehidupannya, akan tetapi manusia juga harus mempunyai landasan dalam pemikirannya yaitu sesuai Al-Qur’an dan Hadits. Ilmu juga menuntut amal. Islam menyuruh manusia untuk menuntut ilmu untuk diamalkan dan untuk kebaikan agar seterusnya dapat memeberikan kesejahteraan dan kebaikan umat manusia. Islam melalui Rasulullah SAW. menuntut manusia menggunakan pertimbangan akal dalam mengamalkan ilmu. Ilmu yang bermanfaat dan yang diajarkan kepada orang lain adalah amalan yang tidak putus hitungannya sampai hari kiamat.


BAB III
PENUTUP

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah SWT. yang paling sempurna. Kesempurnaannya karena dibekali potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berpikir, dan hasil pemikirannya itu adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada dasarnya Allah memberikan akal untuk manusia agar mampu berbuat sebaik-baiknya dan mengamalkannnya dengan penyampaian yang baik pula agar senantiasa apa yang telah diketahui dapat bermanfaat untuk dirinya ataupun untuk orang lain.





















DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mujib, Muhaimin. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya. Cet. Ke-1. Bandung: Trigenda Karya.
Al-Qardhawy, Yusuf. 1998. As-Sunnah  sebagai Sumber Iptek dan Peradaban. Cet. Ke-1. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Ali Fayyad, Mahmud. 1998. Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis. Cet. Ke-1. Bandung: Pustaka Setia.
Ash-Shalih, Subhi. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadis. Cet. Ke-5. Jakarta: Pustaka Firdaus.
Ash-Shiddieqy, Hasbi. 2009. Sejarah & Pengantar Imu Hadits. Semarang: Pustaka Rizki Putra.
Daud Ali, Mohammad. 2006. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad Yusuf, Ahmad. 2009. Ensiklopedi Tematis Kiat Al-Qur’an dan Hadits. Jakarta: Widya Cahaya.


       [1] Mahmud Ali Fayyad, Metodologi Penetapan Kesahihan Hadis, Cet. Ke- 1, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm. 114.
       [2] Subhi ash-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Hadis, Cet. Ke-5, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hlm. 338.
       [3] Hasbi ash-Shiddieqy, Sejarah & Pengantar Imu Hadits, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 224.
       [4] Yusuf Al-Qardhawy, As-Sunnah  sebagai Sumber Iptek dan Peradaban, Cet. Ke-1, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1998), hlm. 99.
       [5] Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 385-386.
       [6] Muhaimin, Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam; Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya, Cet. Ke- 1, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 81-82.
       [7] Ahmad Muhammad Yusuf, Ensiklopedi Tematis Kiat Al-Qur’an dan Hadits, (Jakarta: Widya Cahaya, 2009), hlm. 11.
       [8] Mohammad Daud Ali, Op. Cit., hlm. 406.

34 komentar:

  1. Assalamualaikum ...
    saya Rahardyani Tyas Subekti 2021 111 298

    sekarang ini orang-orang banyak yang sudah sadar akan ilmu, dengan ilmu seseorang itu dapat menggunakan akalnya dengan baik, dan kemudian dapat mengamalkannya. pada realitanya orang yang berilmu tidak semuanya baik, banyak yang memanfaatkan ilmunya untuk berbuat buruk,
    yang saya tanyakan disini bagaimana caranya mengalahkan sebuah nafsu, sehingga ilmunya itu lebih banyak faedahnya dripada madharatnya ...??

    terima kasih ...
    wassalam ... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam....
      Sebenarnya asas dari pemanfaatan ilmu itu sendiri adalah nilai yang diantaranya menyangkut etika, moral, dan tanggungjawab manusia itu sendiri dalam mengemban ilmu yang dimilikinya untuk dimanfaatkan sebesar-besar bagi kemaslahatan, bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi untuk bersama yaitu dengan di amalkan, dengan kesadaran diri dan asas inilah seharusnya menjadi dasar bagi orang yang berilmu. Bahwasanya ilmu tanpa amal adalah suatu kegilaan dan amal tanpa ilmu adalah suatu kesia-siaan....
      Terima kasih ,,,,

      Hapus
  2. assalamualaikum ...
    Siti Amalia Imani 2021111300

    Jika ada soerang anak kecil yang sangat cerdas, sudah dapt menghafal hadits dan al-quran. otomatis secara ilmu dan akal dia sudah menguasai, akan tetapi dia belum bisa mengamalkan ilmunya tersebut. lantas bagaimana pendapat anda mengenai fenomena tersebut ??

    terimakasih ,wassalam ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam ...
      Fenomena ini dapat terjadi karena disebabkan oleh dangkalnya pengetahuan tentang ilmu, mungkin dalam diri anak sejak kecil pengetahuan tentang ilmu tidak di tanamkan secara dalam dimana ilmu dicari bersandarkan matlamat-matlamat yang orientasinya kurang tepat yaitu untuk di amalkan. Memang pada dasarnya ilmu itu sebenarnya perlu dicari, dipelajari dan dihayati secara istiqamah. Bak kata pujangga, "gersang bumi tanpa hujan, gersang minda tanpa ilmu, gersang jiwa tanpa amal, gersang hati tanpa iman".sebenarnya sejak kecil, anak-anak perlu dididik bahawa ilmu pengetahuan bukan hanya untuk dicari dan dipelajari, bahkan ia diamal dan diniatkan kerana Allah SWT. Menurut perspektif Islam, dengan cara itu dapat meningkatkan darjat hidup manusia di dunia dan akhirat. dalam hal ini, peran Ibu bapa dan linkungan sekitar anak sebagai role model yang paling dekat dengan anak-anak wajar memberikan misalan terbaik dalam mendasari kaedah mengamalkan ilmu.Cara paling mudah adalah untuk menunjukkan minat dan sokongan padu terhadap anak-anak. Contohnya, mengambil berat keperluan dan perkembangan pelajaran mereka dengan meluangkan masa membantu atau bertanyakan kerja rumah yang diberikan guru. Selain itu, mereka juga boleh dinasihati agar memelihara kemurnian ilmu untuk kebaikan di dunia dan akhirat.Dalam hal beramal misalnya, ibu bapa boleh mengajak anak-anak mengerjakan solat pada awal waktu, tidak culas melaksanakan puasa sunat serta bertadarus bersama-sama. Ini merupakan contoh kaedah pengamalan ilmu yang diperoleh secara langsung.
      terima kasih ,,,,

      Hapus
  3. assalamu'alaikum..
    2021 111 380

    ilmu dapat dikatakan sebagai ilmu yang bermanfaat jika orang yang memiliki ilmu bisa mengamalkan untuk dirinya sendiri maupun orang lain, namun tidak jarang pula ada seorang yang berilmu tapi dia tidak mampu memanfaatkan ilmunya untuk dirinya sendiri, ia hanya memberikan ilmu yang ia miliki untuk diajarkan kepada orang lain. bagaimana menurut pendapat Anda tentang hal tersebut?

    terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumsalam...

      Dalam hal ini seharusnya kita ketahui terlebih dahulu apa pentingnya kita mencari ilmu. Pada dasarnya ilmu itu sebenarnya perlu dicari, dipelajari dan dihayati secara istiqamah bukan untuk kita sendiri melainkan untuk kemaslahatan yaitu agar di amalkan. Ilmu yang bermanfaat dari semua ilmu adalah mempelajari dengan benar ayat-ayat Al-Qur‘an dan hadits Nabi serta memahami maknanya tentang apa hakikat ilmu itu sendiri. Dan ciri-ciri Ilmu yang bermanfaat akan nampak pada seseorang dengan tanda-tandanya, yaitu:
      1. Beramal dengannya.
      2. Benci bila disanjung, dipuji, atau takabbur atas orang lain.
      3. Semakin tawadhu’ ketika ilmunya semakin banyak.
      4. Menghindar dari cinta kepemimpinan, ketenaran dan dunia.
      5. Menghindar untuk mengaku berilmu.
      6. Ber-su’uzhan (buruk sangka) kepada dirinya dan husnuzhan (baik sangka) kepada orang lain dalam rangka menghindari celaan kepada orang lain.
      jika melihat masalah tersebut, bukannya orang tersebut tidak mampu memanfaatkan ilmunya, melainkan belum mampu menggunakan ilmunya dengan sebaik-baiknya...

      Hapus
  4. Firda Amalia 2021111138
    Assalamu'alaikum wr.wb...
    dizaman sekarang banyak orang yang berakal tetapi tidak berilmu,dan berilmu tetapi tidak beramal.mengenai hal ini,bagaimana caranya agar ketiga unsur tersebut(akal,ilmu,dan amal) tersebut bisa saling melengkapi dan seimbang?
    terimakasih...

    wassalamu'alaikum wr.wb...

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikumsalam
      hubungan akal ilmu dan amal ialah akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akalpun menyempurnakan ilmu dan amal. Akan tetapi akal tidak bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia memiliki insting dan kekuatan, sebagaimana penglihatan mata berfungsi jika ada cahaya. Apabila mendapati cahaya iman dan Al-Quran barulah akal seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendiri antanpa cahaya tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.begitu pula dg amal tanpa ilmu juga tidak sempurna.
      jadi antara akl,ilmu dan aml saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu dg yg lainnya.
      terima kasih.

      Hapus
  5. Nurul Inayatissaniyyah
    2021 111 141

    menurut pemakalah, lebih utama manakah antara mencari ilmu dengan mengamalkan ilmunya? harus didahulukan yang mana? jelaskan alasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya dan Ilmu tanpa amalan adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah. Dalam hal ini keduanya sangatlah penting namun ketika di tanya penting manakah antara mencari dan mengamalkan ilmu,,, maka kita dapat merujuk pada wahyu nabi yang turun pertama yaitu iqro yang diartikan membaca dan dari sinilah kita mampu menggali berbagai ilmu. menurut saya dahulukan mancari ilmu terlebih dahulu kemudian di amalkan. bagaimana kita mengamalkan sesuatu tanpa tahu ilmunya terlebih dahulu, hal ini temasuk sebuah kesia-siaan...

      Hapus
  6. Assalamu,alaikum mba zizah. saya mau mengomentari tentang kalimat ini yang ada diketerangan hadits diatas "Bahwasanya kedudukan tertinggi manusia baik di dunia maupun di akhirat adalah manusia yang berakal"
    berarti iman bukan yang pertama ??
    sedangkan kita tahu sendiri, dinegara kita banyak orang yang berakal (jenius) tetapi mereka-mereka pada korupsi, apakah salah orang nya... ataukah ilmunya..
    katanya ilmu itu penting, dan menduduki kedudukan tertinggi didunia maupun diakhirat,, tetapi kenyataanya seperti itu...?? hehee mohon pendapat anda bagaimana.

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dapat di ketahui bahwasanya kedudukan Akal sangat dijunjung tinggi dalam al-Quran yang belum pernah terjadi dalam syariat-syariat sebelumnya, sebab adanya akal adalah alasan manusia mendapatkan beban menjalankan syariat. saya : ibadah, khilafah dan imarah, Akal sebagai jalan menuju iman atas keesaan Allah, hal itu dikarenakan iman itu berlandaskan ilmu dan itu muncul dari hasil berfikir dan analisa sehingga sampai pada keyakinan.bahwa akal merupakan tangga awal untuk mencapai keyakinan, itu bermula dari hakekat awal manusia yang dilahirkan dalam keadaan bodoh kemudian Allah swt. memerintahkan untuk menggunakan akal agar belajar,
      Bahwa salah satu ciri khas agama Islam adalah al-Rabbaniyah yang bermakna bahwa sumber yang benar selalu mengacu pada Rabbnya. jadi dalam hal ini kedudukan tertinggi memang akal, karena akallah akan menghantarkan manusia menuju kebenaran dan keyakinan akan Rabbnys....
      terima kasih ....

      Hapus
    2. ok makasih atas jawabannya, terus maksud kalimat ini "saya : ibadah, khilafah dan imarah,"
      maksudnya apa ya... hehe

      Hapus
    3. Ibadah ('abada : menyembah, mengabdi) merupakan bentuk penghambaan manusia sebagai makhluk kepada Allah Sang Pencipta. Karena penyembahan/pemujaan merupakan fitrah (naluri) manusia, maka ibadah kepada Allah membebaskan manusia dari pemujaan dan pemujaan yang salah dan sesat.
      khilafah adalah tanggung jawab umum yang dikehendaki peraturan syariat untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat bagi umat dengan merujuk kepadanya .
      Imarah yang berarti keamiran yaitu pemerintahan, pengertian ini tidak jauh berbeda dengan imamah, hanya saja perbedaannya ditinjau dari segi penggunaannya. Imarah merupakan sebutan untuk jabatan amir dalam suatu Negara kecil yang berdaulat untuk melaksanakan pemerintahannya oleh seorang amir .
      maaf itu salah ketik mbak habibh...
      dimaksudkan disini dari ketiganya seperti: ibadah, khilafah dan imarah ini di tujukan untuk akal bahwasanya akal sebagai penuntun yang dapat digunakan untuk segala hal yang berkaitan dengan ibadah dan dijadikan sebagai khilafah dan imarah bagi segala tindakan manusia.
      terima kasih...

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Moh. Nasoikhul Ibad (2021 111 178)

    Bagaimana caranya untuk menyeimbangkan antara akal, ilmu dan amal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Antara akal, ilmu dan amal. Tentunya tidak bisa dipisahkan. Karena ilmu tanpa didasari pemikiran tidak akan dapat membedakan antara yang benar dan yang salah. Dan kalau kita Beramal tapi tidak didasari ilmu yang sesuai dengan tuntunan syariat yang dibenarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Artinya dia beramal dengan aturan yang menyimpang dari Aturan Allah dan Rasul-Nya, maka beramal seperti ini sesat dan sudah keluar dari ketentuan syari’at. Dalam firman Allah dijelaskan:
      وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
      Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. [Al Furqan:23].
      Dan gambaran orang tersebut seperti dijelaskan dalam Tafsir Jalalain ”Dan perbedaan Adalah kehilangan amal seperti orang Yahudi, sedangkan orang Nashrani kehilangan ilmu. Oleh karenanya, orang Yahudi memperoleh kemurkaan dan orang Nashrani memperoleh kesesatan. Barangsiapa mengetahui, kemudian tidak mengamalkannya, layak mendapat kemurkaan. Berbeda dengan orang yang tidak mengetahui. Orang-orang Nashrani, ketika mempunyai maksud tertentu, tetapi mereka tidak memperoleh jalannya, karena mereka tidak masuk sesuai dengan pintunya. Yaitu mengikuti kebenaran. Maka, jatuhlah mereka ke dalam kesesatan.”

      Hapus
  9. Muh. mertojoyo (2021 111 155)

    bagaimana jika seseorang mempunyai ilmu dan akal tapi tidak mengamalkannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ilmu dan amal ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat terpisah satu sama lain. Orang berilmu tapi tidak beramal akan mendapat siksa karena ilmunya yang ia sia-siakan, sementara orang yang beramal tanpa ilmu akan tersesat karena amalnya yang sia-sia.Di akhir surat Al-Fatihah, Allah menegaskan bahwa jalan lurus adalah jalan para nabi dan rasul mulia yang telah Allah beri nikmat. Yaitu, mereka yang senantiasa berilmu dan beramal. Karena kemudian, Allah menegaskan bahwa jalan lurus itu bukanlah jalan orang yang Allah murkai, yaitu adalah orang-orang Yahudi, yang salah satu sifatnya adalah enggan beramal padahal mereka mengetahui kebenaran. Jalan lurus itu juga bukan jalan orang-orang yang tersesat. Yaitu jalan orang-orang Nashrani yang salah satu sifatnya adalah beramal tanpa ilmu.

      Oleh karena itu, membangun tradisi beramal seyogianya berdasar pada ilmu dan pemahaman yang benar. Agar kita tidak terjatuh kepada kerja dan amal yang sia-sia (baca: bid’ah), berupaya mencari ilmu untuk amal yang akan kita lakukan adalah niscaya. Kebenaran amal tidak ditentukan oleh jumlahnya yang banyak, keikhlasan dan semangat pengamalnya saja. Tidak kalah pentingnya, amal juga harus mengacu kepada sumber yang tepat dan bisa dipertanggungjawabkan.

      Hapus
  10. tria novianti 2021 111 164
    saya mau tanya bagaimana anda mendefinisikan ilmu,akal,dan iman? perbedaan dan pertentangan apa yang terdapat diantara tiga hal ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. tiga unsur utama yang harus ada di dalam sikap kita terhadap agama, yaitu iman, ilmu, dan amal. dari ketiganya saling terkait dan tidak dapt dipisahkan,Maka, akan tidak ada artinya keyakinan kalau tidak ada amal perbuatan, tidak ada artinya ilmu yang kita punya kalau tidak melahirkan amal-amal sholeh dalam kehidupan kita, bahkan naudzubillah ilmu yang tidak bermanfaat. Justru akan menjadi bumerang yang menghancurkan diri kita dan orang-orang lain di sekitar kita.Tanpa ketiga-tiga itu, maka hidup kita berada di dalam kerugian. Disebabkan kejahilan, keimanan kita lemah. Untuk memperkuatkan iman, maka kita memerlukan ilmu. Ilmu dan amal itu akan menjadikan kita disebut sebagai alim. Tetapi sekiranya kita ada ilmu, tetapi kita tidak beramal dengan ilmu yang kita ada, maka darjat kita juga tidak berubah. Kita sama sahaja dengan orang yang jahil kerana gagal memanfaatkan ilmu. Iman membuahkan amal dan kita beramal atas dasar keimanan kita kepada Allah S.W.T. dan insyaAllah, iman akan mendorong kita untuk sentiasa berbuat baik.

      Hapus
  11. WILDAN FAZA
    2021111206
    kels D

    pertanya'an ;
    Terkait dengan judul makalah akal, ilmu, dan amal, bagaimana pendapat pemakalah terkait dengan seseorang yang memiliki ilmu dan akal, akan tetapi dia tidak mengamalkan ilmunya tersebut?
    Terimakasih

    BalasHapus
  12. ilmu tidak dapat dikatakan ilmu jika ia tidak dihubungkan dengan amal perbuatan manusia. Rasulullah SAW mengibaratkan hubungan ilmu dan amal ini dengan pohon dan buahnya. Jika ilmu adalah sebatang pohon maka amal adalah buahnya. Jika ilmu tidak disertai dengan amal kebajikan maka ilmu tersebut tidak banyak berguna laksana pohon yang tak berbuah.
    ilmu dan amal memiliki kaitan yang erat yang tidak dapat dilepaskan satu sama lain. Karena keduanya bagai dua keping mata uang, yang saling memberi arti. Inilah yang sejalan dengan ucapan Imam Ali Abi Thalib, “Iman dan amal adalah dua saudara yang senantiasa beriringan dan dua sahabat yang tidak berpisah. Allah tidak akan menerima salah satu dari keduanya kecuali disertai sahabatnya.”

    BalasHapus
  13. inayah 2021 111 165
    sesorang belajar dengan giatnya dalam mencari ilmu tetapi ia susah dalam menyerap pelajaran tersebut, padahal ia sudah bersungguh-sungguh ingin bisa. menurut anda apakah yang terjadi dengan si dia sehingga ia susah dalam mendapatkan sebuah kefemahaman?

    BalasHapus
    Balasan
    1. kadang memang kejadian tersebut sering trjadi, mungkin karena tidak konsen atau bhkan kurang paham dalam mendalami mata pelajaran yang di pelajarinya.Berikut ini adalah cara belajar efektif agar paham materi pelajaran.
      1. Belajar memahami apa yang dipelajari
      Belajar bukan hanya sekedar membaca materi. Belajar juga bukan hanya sekedar menghafal. Menghafal materi pelajaran masih kurang efektif. Hal ini karena menghafal belum tentu paham. Yang terjadi bisa saja hafal dengan materi pelajaran tertentu tapi tidak tahu maksudnya, yang penting asal hafal. Untuk itu, perlu adanya pemahaman pada materi pelajaran yang dipelajari. Dengan memahami, kita juga bisa lebih mudah untuk menghafal.
      2. Banyak berlatih soal
      3. Buat ringkasan
      4. Belajar saat tubuh fit
      5. Hindari belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)
      6. Pilih tempat yang nyaman
      Itulah beberapa cara belajar efektif agar paham materi pelajaran. Dari semua tips tersebut, yang tidak kalah penting adalah berdo’a. Jangan hanya berusaha tanpa berdo’a atau berdo’a saja tanpa berusaha.

      Hapus
  14. bagamana dengan pejabat negara yg kebanyakan suka korupsi , padahal mereka berakal dan berilmu?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akal yang cerdas dan brilian memang sebuah anugerah. Namun ia bukan merupakan peranti satu-satunya dalam membimbing manusia untuk meraih kesejatian. Bahkan tidak sedikit orang yang kebablasan, sehingga menuhankan akal dan melakukan tindakan korupsi tersebut. Dalam kaitan ini, maka agama dan akhlak mesti terus mengawali kemampuan akal ini, sebagaimana yang diujarkan oleh Umar bin Khaththab: “Modal seorang laki-laki adalah akalnya, kemuliaannya terletak pada agamanya, dan harga dirinya ada pada akhlaknya.” setidaknya ada empat akhlak yang harus melekat dalam diri orang yang berilmu,yaitu:
      Pertama , tawadhu dan tidak ujub. Karena Nabi mengatakan: “Sesungguhnya ujub itu akan memakan hasanah (kebaikan) sebagaimana api melalap kayu bakar.” Seorang ulama juga berujar: “Barangsiapa yang takabur dan merasa tinggi dengan ilmunya, Allah akan merendahkannya, dan barangsiapa yang tawadhu' (rendah hati) dengan ilmunya, Allah akan mengangkatnya.”
      Kedua , mengamalkan ilmu. Dalam hal ini, Ali bin Abu Thalib mengingatkan: “Orang-orang tidak mau mencari ilmu tidak lain karena mereka melihat sedikitnya orang yang berilmu mengambil manfaat dari ilmunya.” Seorang ulama juga berucap: “Buah dari ilmu adalah pengamalan, sedang buah amal ialah balasan/pahala.”
      Ketiga , tidak pelit dengan ilmu.Langkah yang perlu kita lakukan adalah berusaha mencari penawar kepada penyakit sosial untuk memulihkan sindrom yang menyerang generasi muda pada zaman ini. Salah satu cara terbaik adalah pembudayaan akhlak dalam kehidupan seharian.Keperibadian yang disulami dengan keimanan dan akhlak akan menerbitkan pekerti mulia dan menjamin kerukunan dan kesejahteraan sebuah masyarakat, negara dan antarabangsa. sehingga dengan demikian tidak akn danya tindkn-tindakn yang merugikan lgi seperti korupsi.

      Hapus
  15. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139

    bagaimana cara mempertajam akal kita sehingga dapat dengan cepat memahami ilmu yang diterimanya??? mohon jelaskan!!

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. berikut cara-cara mempertajam akal, diantaranya:
      1. Senam Otak
      Caranya, buat tantangan atau tebak-tebakkan untuk diri sendiri yang dapat mengasah ingatan.
      2. Makanan bermanfaat menjaga kesehatan otak.
      3. Air Putih
      Fakta menunjukkan bahwa seluruh fungsi organ tubuh akan berjalan dengan baik ketika mendapat asupan air yang cukup. Tak terkecuali fungsi otak. Biasakan minum 6-8 gelas air putih sehari.
      4. Tidur Cukup
      Tidur dibutuhkan agar sel tubuh beristirahat dan beregenerasi. Termasuk sel otak. Sebab itu, usahakan bangun kerja sama fisik dan mental yang baik agar tercipta tidur sehat dan berkualitas.
      5. Santai
      6. Permainan Asah Otak
      Kebiasaan mengisi teka-teki silang yang tersedia di koran atau memainkan sudoku di telepon genggam bermanfaat positif untuk meningkatkan daya ingat seseorang.
      7. Berpikir
      8. Bertamasya ke Masa Lalu
      Melihat kembali hal-hal di masa lalu secara tidak langsung melatih ingatan jangka panjang.
      9. Berpikir Lewat Gambar
      10. Olahraga
      Dan agar cepat memahami pelajaran, diantaranya:
      -tumbuhkan mood, “suasana hati”
      tumbuhkan semangat dan dipikiran anada, bahwa anda bisa.
      -mulailah dengan konsentrasi dan pending masalah yang lain
      -baca kembali apa yang telah anda pelajari
      pahami dan coba di implementasikan baik dalam bentuk contoh atau yang lainnya.
      -buat kesimpulan atau rangkuman dengan bahasa anda sendiri
      -cari referensi untuk menegaskan pemahan anda
      sering melakukan diskusi/ sharing dengan temannya
      -jangan pernah merasa bosan untuk mencari tau, baik informasi atau lainnya.

      Hapus
  16. sebenarnya ilmu itu letaknya di hati atau akal...
    dan tolong jelaskan antara akal dan otak dan dimana letak masing masing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumah akal itu otak. Setiap saraf otak mempunyai fungsinya sendiri. Ada diantaranya memiliki fungsi sendiri,yakni nur yang menerima dan menangkap ilmu dengan cepat dan terang.Otak dan akal memang mempunyai hubungan yang sangat rapat .Akal adalah lebih merujuk kepada pemahaman,pengertian dan fikiran.Akal lah yang membedakan antara manusia dan binatang.Otak berkembang dan berfungsi mengikut fitrahnya.Akal dan hati ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi. Apa yang tidak dikuasai akal dapat dilakukan dengan hati, karena hati dapat mengetahui hal-hal yang tidak dapat dijangkau oleh akal. Dengan kata lain, ketajaman akal harus diimbangi dengan kecerdasan hati. Dalam menentukan sesuatu, keduanya harus terus berdialog tanpa putus. Jika salah satu tidak berfungsi, maka yang terjadi adalah ketersesatan hati dan keblingeran akal.

      Hapus
  17. lebih utama mana ilmu dunia atau akhirat???
    trims

    BalasHapus
  18. Ilmu dunia adalah suatu yang nyata adanya di hidup dan kehidupan kita, hal ini merupakan suatu hal yang diperlukan untuk menjalani hidup karena manusia membutuhkan dunia dan mereka hidup di dunia sedangkan ilmu akhirat adalah sebagai bekal kita di akhirat kelak. harusnya keduanya harus berjalan secara seimbang.ilmu itu adalah harta yang sebenar dan berharga melebihi kekayaan dan kemewahan yang sementara. Ilmu adalah warisan para nabi. Para nabi membawa ilmu yang diilhamkan dari pemilik segala ilmu yaitu Allah S.W.T Biarpun para nabi membawa ilmu agama yang suci lagi mulia, tidaklah bermakna ilmu selain dari ilmu agama itu adalah sia-sia. Semua ilmu yang baik itu ada manfaatnya, tiada yang sia-sia. Cuma yang menjadikan ilmu itu sia-sia dan tiada harga apabila ilmu duniawi itu ditekankan lebih daripada ilmu Akhirat. Kadang-kala kita terlalu membanggakan ilmu dunia sehingga mengabaikan ilmu yang akan menentukan nasib kita di Akhirat nanti, dan ini tidaklah baik.

    BalasHapus
  19. sopi yudin
    2021 111 134

    assalamu'alaikum Wr. Wb... ???
    bagaimana seseorang yang sudah mengatahui ilmu ny ! dan ilmu tersebut tidak di amalkan untuk dirinya sendiri akann tetapi di sam[aikan kepada orang lain ?

    faktor2 apa akal tidak dapat menerima ilmu yang di sampaikan oleh guru padahal sudah berusa mungkin tidak untuk melakukan dosa atau maksiat !! ?

    BalasHapus