Laman

Rabu, 27 Maret 2013

e7-1 titik dwiningsih : alam raya & astronomi



ALAM RAYA
HADITS 32 (PERINTAH MENGAMATI ALAM RAYA)
DAN 33 (ASTRONOMI)

Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah                : Hadis Tarbawi II
Dosen Pengampu        : Muhammad Hufron, M. S. I







Oleh:
Titik Dwiningsih
2021 111 167
PAI E






SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
TAHUN 2013
PENDAHULUAN

Alam raya adalah suatu ruang yang di dalamnya terdapat bermacam-macam ciptaan Allah SWT. Seperti air, udara, dan tanah. Maka dari itu di dalam makalah ini pada hadits yang pertama akan membahas hadits yang berhubungan dengan perintah untuk mengamati alam raya.
Sedangkan hadits yang kedua akan membahas tentang astronomi, di mana astronomi itu sendiri adalah membahas mengenai benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang.


PEMBAHASAN

A.  MATERI HADITS
1.  Hadits 32 : Perintah mengamati Alam Raya
32- عَنْ اَ بِيْ ذَرٍّ رَضِيَ ا للهُ عَنْهُ قَالَ :قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { تَفَكَّرُوا فِى خَلْقِ اللهِ,وَلاتَفَكَّرُوافِى اللهِ فَتُهْلِكُوا} . (رواه ابو الشيح في العظمة, باب الأمربالتفكرفي اياتالله عزوجل )
2.  Hadits 33 : Astronomi
33- عَنِ بْنِ اوفى قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { إِنَّ خِيَارَ عِبَادِ اللهِ الَّذِيْنَ يُرَاعُوْنَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُوْمَ وَالْأَظِلَةَ لِذِكْرِاللهِ عَزَّوَجَلَّ}.(رواه البيهقي في السنن الكبرى, باب مراعاة أدلةالمواقيت)


B.  TERJEMAH HADITS
1.  Hadits 32 : Perintah mengamati Alam Raya
Dari Abi dzar ra berkata: bahwa Rasulullah SAW bersabda: “berpikirlah kamu pada ciptaan Allah SWT dan jangan berpikir pada dzat Allah maka hancurlah”

2.  Hadits 33 : Astronomi
Diriwayatkan dari Ibnu Abi ‘Auf telah berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya hamba Allah yang terpilih yaitu orang-orang yang memperhatikan matahari, bulan, bintang, dan kegelapan untuk mengingat Allah.” (HR. Al-Baihaqi(.

C.  MUFRODAT
1.    Hadits 32: Perintah Mengamati Alam Raya
Berpikirlah
تَفَكَّرُوا
Pada ciptaan Allah SWT
فِى خَلْقِ اللهِ
Maka hancurlah!
فَتُهْلِكُوا

2.    Hadits 33: Astronomi
Terbaik/ terpilih
خِيَارَ
Hamba Allah SWT
عِبَادِ اللهِ
Orang yang memperhatikan
يُرَاعُوْنَ
Matahari
الشَّمْسَ
Bulan
وَالْقَمَرَ
Bintang
النُّجُوْمَ
Kegelapan
الْأَظِلَةَ
Untuk mengingat Allah SWT
لِذِكْرِاللهِ

D.  BIOGRAFI PERAWI
1.    Abu Dzar al-Ghifari
Nama aslinya adalah Jundab bin Junadah, dinisbatkan kepada kakeknya Junadah, yang berasal dari Ghifar.
Abu Dzar dikenal tekun beribadah sebelum Nabi s.a.w. diutus. Ia adalah Sahabat kelima yang lebih dulu masuk Islam. Ia baru bisa hijrah sesudah Perang Khandaq. Abu Dzar termasuk kelompok yang melakukan bai’at kepada Nabi s.a.w. dan berikrar tidak memperdulikan celaan orang dalam menegakkan kebenaran dan akan menyatakan perkara haq meskipun dengan paahit.
Abu Dzar seorang yang zuhud, tidak pernah mempunyai simpanan makanan untuk hari esok. Namun di masa pemerintahan Utsman, ia mengajak orang-orang mendirikan semacam pengkongsian harta. Hal ini didorong oleh perasaan kemanusiaannya yang halus dan wira’inya yang agung. Sayang, Utsman bin ‘Affan tidak tertarik akan gagasan itu, malahan mengasingkannya ke Rabadzah. Ia menetap di sana sampai wafat tahun 32 H, masih pada masa pemerintahan Utsman.
Abu Dzar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan lain-lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Al-Ahnaf bin Qais, Abdurrahman bin Ghanam dan ‘Atha’.
Sanad yang paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh penduduk Syam dari jalur Sa’id bin Abdil Azis, dari Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris al-Khaulani, dari Abu Dzar. Dari Abu Dzar diriwayatkan 281 hadits.[1]
2.    Imam al-Baihaqi
Nama lengkapnya adalah Abu Bakar Ahmad ibn al-Husain ibn ‘Aliy ibn ‘Abd Allah ibn Musa al-Baihaqi. Lahir pada bulan Sya’ban tahun 384 H, di Khasraujird, daerah Baihaq, Naisabur.
Al-Baihaqi belajar fiqih dari Nashir al-‘Umari dan  belajar ilmu kalam mazhab al-Asy’ari. Ia juga ahli hadits yang paling cakap yang mampu menyatukan perbedaan faham.
Al-Baihaqi memperoleh ilmu dari para ulama yang mumpuni di masanya. Hal itu terpantul dari karya-karyanya yang mencerminkan penguasaan dan kecintaannya kepada sunnah, kecenderungannya kepada kebenaran, dan pembelaannya terhadap mazhab Imam Syafi’i.
Menurut al-Zahabi, al-Baihaqi adalah orang pertama yang mengumpulkan teks-teks naskah Imam Syafi’i. Tetapi hal itu dibantah oleh al-Subkiy. Pendapat al-Subkiy ini dikuatkan oleh Sayyid Ahmad Shaqr yang menukilkan dari al-Baihaqi, bahwa ia telah menyebut tiga buah kitab yang telah ada sebelumnya yang mengumpulkan teks-teks naskah al-Syaafi’i.
Al-baihaqi berkelana pergi ke Irak, kota-kota sekitar Irak (al-jibal), dan ke Hijaz untuk belajar ilmu kepada paraa ulama. Diantara ilmu yang dikuasai oleh al-Baihaqi antara lain ilmu hadits, ‘ilal al-hadits, dan fiqih.[2]
E.  KETERANGAN HADITS
1.    Hadits 32: Perintah Mengamati Alam Raya
Syarah Hadits:
(تفكروافى خلق الله) أى مخلو قاته التى يعرف العبا د لى اصلها جملة لا تفصيلا, كا لسموات يكواكبها وحركتها ود ورانها فى طلوعها وغروبها, والآرض بها فيها من جبا لها ومعا د نها وانهارها وبحارها وحيوانها ونباتها وما بينهما, زهوالجوبغيومه وآمطاره وبرقه وصوعقه وما اشبه ذلك, فلا تتحرك ذرة منه إلا والله سبحانه آلوف من الحكمة فيه شاهدة له بالوحدانية, د ل على عظمته وكبريائه, والتفسيل يطول, والتفكر هو المخصوص با لقلب, والمقصود من الخلق. قال القا ضى: وهذا د ليل واضح على شرف علم الآصول وفضل اهله.
وفى كل شئ له آية             تدل على انه واحد
الاتر إلى نصبه السماء ذات الطرائق, ورفعه الفلك فوق رؤوس الخلائق, وإجرائه الماء بلا سائق, وإرساله الريح بلا عائق؟ فالسموات تدل على نعمته, والفلك يدل على حسن صنعته والرياح نشر من نسيم رحمته, والأرض تدل على تمام حكمته,والأنهار تفجرت بعذوبة كلمته, والأشجار تخبر بجميل صنعته (ولا تفكروا فى الله فتهلكوا) لأن العقول كما قال ابن عربى: حدّ اتفق عنده من حيث هى مفكر وآية منا سبة بين الحق الواجب الوجود لذاته, زبين الممكن وإن كان واجبا به عند من يقول به, وما أخذه الفكربه إنما يقوم صحيحه من البرهين الوجزدية, ولا بدبين الدليل زالمدلول والبرهن عليه من وجه به يكون التعلق له نسبة إلى لدليل, ونسبت إلى المدلول, فلا يصح أن يجتمع والخلق والحق في وجه أبدا من حيث الذات, بل من حيث إن هذه الذات منعوتة بالألوهية, فهذا حكم آخر يستقل العقول بإدراكه, وكم من عاقل يدعى العقل الرصين من العلماء النظار يقول: إنه حصل على مفرقة الذات من حيث النظر الفكرى, وهو غالط لتردده بفكره بين السلب والإثبات, راجع ألى الوجود والسلب ألى العدم, والنفى لايكون صفة ذاتية, لأن الصفات الذاتية للموجودات إنما هى ثبوتية, فما حصل هذا المفكر المتردد بينهما من العلم باالله على ضىء (أبو الضيخ) فى العظمة (عن أبى ذر) الغفارى. [3]
Penjelasan:
(تفكروا في خلق الله )  artinya “Berpikirlah kamu sekalian tentang yang di ciptakan Allah (makhluk-Nya Allah).
Maksudnya adalah bahwa kita sebagai makhluk Allah dianjurkan untuk berfikir tentang makhluk-makhluk Allah yang diketahui oleh hamba-hamba Allah secara global, bukan secara terperinci seperti langit dengan bintang-bintangnya, bumi dengan apa yang ada di dalamnya seperti gunung, sungai, hewan dan tumbuhan, laut, dan sebagainya, dan apa yang ada di antara bumi dan langit, seperti udara, hujan, dan lain sebagainya.
Alat untuk menyergap cara langit, dan mengangkat Astronomi di atas kepala makhluk, dan mengalirkan air tanpa sopir, dan mengirim angin tanpa hambatan?  menunjukkan kasih karunia, astronomi menunjukkan baik Dia menciptakan dan menyebarkan belas kasihan angin, dan bumi menunjukkan dengan tepat kebijaksanaan, dan sungai meledak manis berbicara, dan pohon memberitahu indah dia menciptakan (tidak berpikir tentang dzat Tuhan) karena pikiran seperti Ibnu Arabi: batas setuju dia dalam hal adalah seorang pemikir dan ayat kita rasio antara hak untuk kehadiran.
2.    Hadits 33: Astronomi
(إن خيار عبادالله) أى من خيارهم (الذين يراعون الشمس والفمر والنجوم والأظلة) أى يترصدون دخول الأوقات بها (لذكرالله) أى لأجل ذكره (تعالى) من الأذان للصلاة ثم لإقامتها, ولإيقاع الأوراد فى أوقاتها المحبوبة, وقال فى البرهان: فى المراعاة أمور ظاهرة وأمور باطنة, أما الظاهرة فالرؤية بحاسة البصر فى الطلوع والتوسط والغروب والحركة فإذا تأمله المتأمل ذكرالله وسبحه ومجده بتحقيق سيما إذا أطلعه الله على أسرار نتائجها وأفعالها, ومن اشتغل عنها مما يدل على أحكمام القدرة الأزلية فى المصنوعات المترتبة على الأسباب. وعن على أن رجلا أتاه فقال: أريد الخروج لتجارة, وكان فى محاق الشهر, فقال: تريد أن يمحق الله تجارتك؟ استقبل الشهر بالخروج (طب ك) فى الإيمان (عن ابن أبى أوفى) قال الحاكم: صحيح, وأقره الذهبى, وقال الهيثمى: رجل الطبرانى موثقون, وقال المنذرى: رواه ابن شاهين, وقال: تفرد به ابن عيينة عن مسعود, وهو حديث غريث صحيح.[4]
Penjelasan:
(sesungguhnya hamba-hamba Allah SWT yang terpilih) salah satu dari mereka (yang mengamati matahari dan bulan dan bintang dan) setiap kali masuk keluar (untuk mengingat Allah) urutan apapun disebutkan (SWT) dari panggilan untuk doa dan kemudian untuk mengatur, tapi irama wirid pada waktu tercinta.
F.   ASPEK TARBAWI
Nilai-nilai kependidikan yang dapat diambil dari kedua hadits di atas adalah sebagai berikut:
1.    Kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. hendaknya selalu berpikir tentang apa-apa yang diciptakan oleh Allah SWT., dan bukan memikirkan apa dan bagaimana dzat Allah SWT. itu sendiri, karena akan menghancurkan keimanan kita.
2.    Dengan berpikir tentang ciptaan Allah SWT. kita menjadi lebih mengagumi akan hebatnya kekuasaan Allah, sehingga dengan begitu akan menambah kepercayaan dan keimanan kita terhadap Allah SWT.
3.    Dengan kita melihat dan memperhatikan matahari, bulan, dan bintang, serta segala sesuatu yang ada di langit sana, yang dengan sangat teratur berada pada posisinya masing-masing sehingga tidak terjadi benturan atau apapun yang dapat mengacaukan mereka (matahari,dkk), kita dapat menyimpulkan bahwa Allah SWT. benar-benar berkuasa atas semua yang ada di alam raya ini.


PENUTUP

Pada hadits 32 yaitu tentang perintah untuk mengamati alam raya dapat disimpulkan bahwa kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. harus selalu berpikir mengenai ciptaan-ciptaan Allah SWT yang luar biasa. Dimana dengan kita berpikir mengenai ciptaan-Nya, dapat menumbuhkan keimanan dan ketakwaan kita terhadap Allah SWT. dan kita dilarang untuk memikirkan dzat Allah SWT, karena dapat menurunkan keimanan kita kepada-Nya.
Pada hadits 33, yaitu mengenai astronomi, dapat disimpulkan bahwa Allah SWT juga menciptakan sistem tata surya yang amat menakjubkan, dimana benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan bintang dapat secara teratur berada pada posisinya masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa (sekali lagi) ciptaan Allah SWT benar-benar luar biasa.
Dan pada akhirnya, dari uraian di atas, dapat kita lihat kekuasaan Allah SWT, yang semua itu bertujuan agar kita sebagai makhluk ciptaan-Nya semakin percaya dan semakin beriman kepada-Nya.


DAFTAR PUSTAKA

Manawi, Imam.2003.  Faidhul Qodir, Jilid II,.Maktabah Mashor.

   Danarta, Agung. 2009. Studi Kitab Hadis, Cet. II. Yogyakarta: TH Press.

   Manawi, Imam. 2003.  Faidhul Qodir, Jilid III. Maktabah Mashor.

   As-Shalih, Subhi. 2002. Membahas Ilmu-ilmu Hadis, Cet.V. Jakarta: Pustaka Firdaus.



       [1] Subhi as-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu Hadis, Cet.V, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002), hlm. 345-346.
       [2] Agung Danarta, Studi Kitab Hadis, Cet. II, (Yogyakarta: TH Press, 2009), hlm. 196-197.
       [3] Imam Manawi, Faidhul Qodir, Jilid III, (Maktabah Mashor, 2003), hlm. 338.
       [4] Imam Manawi, Faidhul Qodir, Jilid II, (Maktabah Mashor, 2003), hlm. 579.

52 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb.

    Ni'matul Chikmah 2021111296
    Diatas telah dijelaskan bahwa kita diperintah untuk memikirkan segala ciptaan Allah bukan memikirkan Allah (bagaiman Dzat Allah). Nah ketika memikirkan ciptaan2 Allah samapi2 kita memikirkan bagaimana Allah menciptakan makhluk2-Nya, menurut pemakalah apakah hal tsb diperbolehkan ?? Jelaskan beserta alasannya ??

    Terimakasiih ..
    Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wassalamu'alaikum wr. wb.

      terima kasih atas pertanyaannya,
      kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT harus bisa membatasi pemikiran kita, karena akal kita tidak akan bisa menjangkau tentan dzat Allah.
      Rasulullah saw. juga bersabda yang artinya, "Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah [1788]).
      Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya syaitan mendatangi salah seorang dari kamu, lalu berkata, 'Siapakah yang telah menciptakan ini? Siapakah yang telah menciptakan itu?' Hingga syaitan berkata kepadanya: 'Siapakah yang menciptakan Rabb-mu?' Jika sudah sampai demikian, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dengan mengucapkan isti'adzah dan berhenti." (HR Bukhari [3276] dan Muslim [134]).
      Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'Allah SWT berfirman, 'Sesungguhnya ummatku akan terus-menerus bertanya apa ini, apa itu?' Hingga mereka bertanya, 'Allah telah menciptakan ini dan itu lalu siapakah yang menciptakan Allah'" (HR Muslim [136]).
      Dalam riwayat lain ditambahkan, "Pada saat seperti itu mereka tersesat." (Shahih, HR Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah [647]).
      Dzat Allah tidak akan bisa terjangkau oleh akal pikiran dan tidak akan bisa dikira-kirakan. Allah SWT. berfirman, "Sedangkan ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya." (Thaahaa: 110). Karena Dzat Allah Mahaagung dan Mahatinggi dari kandungan permisalan dan qiyas.
      "Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan itu." (Al-An'aam: 103).
      Dan bagi al-Khaliq, tidak ada penyerupaan, tandingan dan juga permisalan, "Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlash: 4). Oleh sebab itulah melalui lisan Rasul-Nya, Allah Yang Mahabijaksana melarang berfikir tentang Dzat-Nya Yang Mahasuci.
      Berfikir tentang Dzat Allah akan menggiring pelakunya kepada keragu-raguan tentang Allah. Dan siapa saja yang ragu tentang Allah, pasti binasa. Sebab ia akan dicecar oleh pertanyaan-pertanyaan membingungkan yang lahir dari permikiran sesat, "Allah menciptakan ini dan itu lalu siapakah yang menciptakan Allah?" Pertanyaan itu pada hakikatnya sangat kontradiktif dan kabur maksudnya. Sebab Allah adalah Pencipta bukan makhluk! Allah SWT berfirman, "Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan." (Al-Ikhlash: 3).
      dari keterangan-keterangan di atas, sangat jelas bahwa kita dilarang untuk eikirkan dzat Allah dan memikirkan bagaimana Allah menciptakan makhluk-makhluknya.
      sekiranya demikian awaban dari saya,
      terima kasih:D

      Hapus
  2. tolong jelaskan mengapa dengan memikirkan dzat allah bisa menghancurkan iman kita? jelaskan ,.. makasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,

      Berfikir tentang Dzat Allah akan menggiring pelakunya kepada keragu-raguan tentang Allah. Dan siapa saja yang ragu tentang Allah, pasti binasa. Sebab ia akan dicecar oleh pertanyaan-pertanyaan membingungkan yang lahir dari permikiran sesat, "Allah menciptakan ini dan itu lalu siapakah yang menciptakan Allah?" Pertanyaan itu pada hakikatnya sangat kontradiktif dan kabur maksudnya. Sebab Allah adalah Pencipta bukan makhluk! Allah SWT berfirman, "Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan." (Al-Ikhlash: 3).

      Hapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. sebenarnya allah itu menciptakan alam itu yang pertama kali itu apa...?tolong jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,

      untuk penciptaan Allah pertama kali berupa apa saya sendiri juga belum tahu persisnya,,namun ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai hal tersebut,:
      1. Makhluk ini bukan dari golongan malaikat atau Iblis yang bertahun-tahun menghuni surga. Tapi, ia adalah instrumen yang menjadi cikal bakal skesta alam semesta berserta isinya. Ia adalah goresan tinta yang menuliskan takdir seluruh makhluk.
      Dalam buku Al-Fawâid, penjelasan tersebut saya dapatkan. Bahwa makhluk pertama kali yang diciptakan oleh Allah adalah al-qalam (pena). Kemudian, Allah mengakhiri semua ciptaan-Nya dengan menciptakan ‘maha karya’ makhluk yang bernama Nabi Adam.
      “Makhluk pertama Allah adalah pena,” kata Ibu Qayyim Al-Jauziyah, penulis buku itu. “Pena itulah yang menuliskan semua takdir makhluk Allah sebelum mereka diciptakan. Adapun Nabi Adam adalah makhluk terakhir yang diciptakan Allah.”(http://ladangimaji.blogspot.com/2012/04/pena-adalah-makhluk-pertama-ciptaan.html)
      2. Di bawah ini merupakan petikan dari Buku “Sirr al-Asrar” oleh As-Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, halaman 10 - 16.
      Makhluk yang pertama yang di ciptakan oleh Allah adalah Ruh Muhammad saw. Ia diciptakan dari cahaya ‘Jamal’ Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam hadis Qudsi, “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya Zat-Ku”.
      Nabi Muhammad saw juga bersabda: “Yang pertama diciptakan oleh Allah ialah ruhku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah cahayaku. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah qalam. Dan yang pertama diciptakan oleh Allah ialah akal”.
      Ruh, cahaya, qalam dan akal pada dasarnya adalah satu, yaitu hakikat Muhammad.(http://ikanlepu.blogspot.com/2012/06/awal-ciptaan-makhluk-manusia-dan-nur.html).
      jadi pada akhirnya, kembali lagi, saya belum mengetahui persis apa yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT.
      terima kasih,

      Hapus
  5. Dewi Lisetyawati
    2021 111 139

    biasanya kalau kita memikirkan ciptaan-ciptaan Allah maka kita juga akan memikirkan dzat Allah, sedangkan di atas di jelaskan kalau kita tidak boleh memikirkan dzat Allah. nah bagaimana caranya agar kita tidak sampai memikirkan dzat Allah???mohon penjelasannya!!
    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih,,,,
      agar tidak sampai memikirkan tentang dzat Allah sebaiknya kita membatasi piliran kita, dengan memikirkan hal-hal yang masih bisa di jangkau oleh pikiran kita, dengan Akal pikiran dan pandangan mata untuk MENYAKSIKAN tanda-tanda-Nya, sementara hati merasakan kehadirannya (Ihsan). Masing-masing dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. dengan begitu kita kita dapat mematasi diri untuk tidak memikirkan dzatNya,
      terima kasih

      Hapus
  6. assalamu'alaikum wr.wb.
    nama : ratna wahyuningsih
    nim : 2021 111 212
    dalam makalah anda kan ada penjelasan hadist seperti ini:
    "(sesungguhnya hamba-hamba Allah SWT yang terpilih) salah satu dari mereka (yang mengamati matahari dan bulan dan bintang dan) setiap kali masuk keluar (untuk mengingat Allah) urutan apapun disebutkan (SWT) dari panggilan untuk doa dan kemudian untuk mengatur, tapi irama wirid pada waktu tercinta."
    pertanyaannya... berarti kalau tidak mengamati bukan termasuk hamba terpilih.???
    dan tolong jelASkan maksud dari "mengamati" dalam keterangan hadist yang anda bahas,
    terima kasih,,,,
    wassalamu'alaikum.wr.wb

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,,
      maksud "mengamati" dalam hadits di atas yaitu tidak hanya sekedar melihat alam dengan mata biasa, tapi mengamati di sini yaitu melihat alam dan memikirkannya, bahwa di balik penciptaan alam yang sebesar ini terdapat pencipta yang begitu luar biasa yaitu Allah SWT.
      sesungguhnya hamba-hamba Allah yang terpilih salah satu diantara mereka adalah yang mengamati alam raya. jadi dari kata-kata itu dapat dipahami bahwa hamba-hamba Allah yang terpilih tidak hanya dengan mengamati alam ini, tapi juga dengan cara lain misalnya dalam surat Maryam:58, yang artinya Mereka itulah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah keatas diri mereka , yaitu dari antara Nabi-nabi , dari keturunan Adam dan dari ( keturunan orang-orang yang Kami angkut bersama Nuh , dan dari keturunan Ibrahim dan Israil , dan daripada ( keturunan ) orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan Yang telah Kami pilih. (Yang) apabila dibacakan kepada me­reka ayat-ayat Tuhan Yang Rahman (Pengasih), bertelutlah mereka itu dalam keadaan sujud dan menangis.
      terima kasih,,

      Hapus
  7. Assalamualaikum,,

    Nama Rahardyani Tyas S
    NIM 2021111298
    saya ingin bertanya apakah ilmu astronomi itu wajib dipelajari oleh semua umat muslim ? lalu mengapa dari dulu sampai sekarang masih sering terjadi perbedaan antara para ahli falaq tentang penentuan bulan, misalnya ramadhan ? faktor apa yang mempengaruhinya ?
    mohon jawabannya,,
    terimakasih

    wassalam

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih,,,,
      untuk pertanyaan pertama, kita ketahui dulu hakikat menuntut ilmu itu sendiri,Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan”. Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu dalam firman-Nya dalam Al-Qur`an surat Al-Mujaadilah ayat 11 : “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
      kemudian kita bahas ttg ilmu astronomi, ilmu astronomi atau Ilmu Falak adalah ilmu yang mempelajari lintasan benda-benda langit-khususnya bumi, bulan, dan matahari-pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.
      Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu Falak ini mempelajari 4 bidang, yakni:
      Arah Kiblat dan bayangan arah kiblat.
      Waktu-waktu Salat.
      Awal bulan.
      Gerhana.
      jadi dapat disimpulkan mempelajari ilmu falak hukumnya wajib.

      Hapus
    2. untuk pertanyaan kedua, mengapa terjadi perbedaan penentuan bulan ramadhan?
      perbedaan tersebut terjadi karena perbedaan penggunaan metode, yaitu menggunakan metode hisab dan rukyat.
      Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
      Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.
      itu saja dari saya, terima kasihhhh,,,,

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Firda Amalia 2021 111 138

    Assalamu'alaikum...
    Dalam makalah ini dijelaskan bahwa dengan mengamati alam raya tentang ciptaan Allah SWT dapat menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan. Yang ingin saya tanyakan bagaimana menurut pemakalah mengenai orang-orang barat yang selalu memikirkan dan meneliti semua ciptaan Allah SWT tapi tidak bisa mengenal Allah SWT?
    Terimakasih...
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wa'alaikum salam,,,,
      terima kasih mbk firda:)
      Banyak orang di muka bumi ini, terutama di dunia barat, yang menyakini dan mengimani adanya Tuhan. Tetapi keyakinan dan keimanan mereka ini di dasarkan pada suatu anggapan, bahwa Tuhan itu hayalah sekedar ide (pandangan) , bukan sesuatu yang real (yakni mempunyai pengaruh terhadap kehidupan).
      Orang–orang yang berpandangan semacam itu sangat mudah terjerumus kedalam atheisme; atau semu dari sesuatu yang mereka imani; pada saat akal mereka mulai berfikir dan mencoba menjangkau hakikat wujud Tuhan yang mereka khayalkan. Apabila akal belum mampu menjangkaunya, atau menjangkau pengaruh\tanda adanya Khaliq, mereka dengan segera mengingkari wujud Tuhan dan kufur terhadap ALLAH.
      > jadi dapat disimpulkan, sebagian besar orang barat meneliti tentang semua ciptaan Allah hanya untuk mendapatkan ilmu pengetahuan saja. tidak untuk mengimaninya sebagai ciptaan Allah SWT.
      trimakasih,,,

      Hapus
  10. siti amalia imani
    2021 111 300

    bagaimana cara mengamati alam semesta ini agar timbul kesadaran tentang keagungan Allah dan menjadikan kita sebagai makhluk yang selalu bersyukur??????????

    thnx ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,,
      pertama-tama kita lihat dulu firman Allah:"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis lapis, kamu sekali kali tidak melihat pada ciptaan Allah Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang ? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah." (QS Al Mulk : 3-4).
      dari firman Allah di atas dapat kita pahami bahwa betapa sempurnanya ciptaan Allah,semua berada pada tempatnya dan tidak terjadi misalnya tabrakan antar planet.
      jadi dengan memikirkan alam sebagai ciptaan Allah kita dapat menambah rasa syukur kita.
      terima kasih,,,

      Hapus
  11. dessy nur laily
    2021 111 140

    1.penjelasaan hadits : (sesungguhnya hamba-hamba Allah SWT yang terpilih) salah satu dari mereka (yang mengamati matahari dan bulan dan bintang dan) setiap kali masuk keluar (untuk mengingat Allah) urutan apapun disebutkan (SWT) dari panggilan untuk doa dan kemudian untuk mengatur, tapi irama wirid pada waktu tercinta.
    maksudnya bagaimana... ? mohon penjelasan yang lebih mendetail...
    2. masih terkait syarah hadits : Alat untuk menyergap cara langit, dan mengangkat Astronomi di atas kepala makhluk, dan mengalirkan air tanpa sopir, dan mengirim angin tanpa hambatan? menunjukkan kasih karunia, astronomi menunjukkan baik Dia menciptakan dan menyebarkan belas kasihan angin, dan bumi menunjukkan dengan tepat kebijaksanaan, dan sungai meledak manis berbicara, dan pohon memberitahu indah dia menciptakan (tidak berpikir tentang dzat Tuhan) karena pikiran seperti Ibnu Arabi: batas setuju dia dalam hal adalah seorang pemikir dan ayat kita rasio antara hak untuk kehadiran.
    dari penjelasan tersebut kurang dapat dipahami, mohon dijelaskan dengan bahasa yang komunikatif...
    3. “Sesungguhnya hamba Allah yang terpilih yaitu orang-orang yang memperhatikan matahari, bulan, bintang, dan kegelapan untuk mengingat Allah.” dari terjemah hadits tersebut, bagaimana jika orang yang mengamati ciptan Allah itu bukan orang yang beriman dan justru menimbulkan keyakinan baru, seperti konsep filsafat dari socrates atau plato, apakah mereka masih tergolong hamba yang terpilih,, ? menurut anda tentang hal tersebut..?

    terimakasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah bertanya,
      jawaban pertanyaan pertama,maksud dari kalimat itu yaitu setiap kali kita keluar dam ,melihat ciptaan Allah kita selalu mengingat Allah,dan kita juga dapat mengetahui kapan waktu untuk beribadah dan berdoa kepada Allah,,,

      Hapus
    2. untuk pertanyaan kedua, itu merupakan tanda" kekuasaan Allah yang mampu menciptakan alam ini dengan sempurma, sehingga dengan melihatnya kita semakin beriman kepada Allah SWT yang Maha Kuasa

      Hapus
    3. untuk pertanyaan ketiga, tentu saja orang tersebut tidak termasuk hamba Allah yang terpilih,
      yang pertama,dia tidak beriman kepada Alllah,yang kedua, dia memperhatikan Alam ini hanya untuk ilmu pengetahuan saja,
      Allah berfirman: “Dan barangsiapa mencari selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)
      itu saja dari saya,,,
      jika kurang memahamkan, bisa didiskusikan lagi besok,
      terima kasih,,,,kasuwoooonnnn,,,,>D

      Hapus
  12. Nama : Moh.Nashoikhul Ibad
    NIM : 2021 111 178

    Bagaimana cara yang baik supaya kita bisa mengamati alam raya ini, dan contohkan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. cara yang baik dalam mengamati alam yaitu kita tidak hanya sekedar mengamati lewat mata saja, tapi juga mengamati lewat hati dan perasaan kita,
      contohnya kita mengamati sistem tata surya, dari situ kita bisa melihat betapa besar kuasa Allah SWT yang mampu menciptakannya dengan rapi, tidak terjadi tabrakan-tabrakan antar planet,masing-masing berada pada posisinya.
      terima kasihhh,,,
      itu saja dari saya:D

      Hapus
  13. muh.mertojoyo
    2021 111 155
    asalamualaikum
    apa gunanya ilmu astronomi (ilmu alam)untuk kehidupan kita...sebutkan apa saja ?
    apakah dengan melihat matahari,bulan,bintang dll.
    kita dapat petunjuk ? kalau bisa jelaskan prosesnya bagaimana ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. jawaban pertanyaan pertama, Manfaat ilmu Astronomi
      1. Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.
      2. Manusia dapat menentukan awal bulan Puasa dan hari Lebaran.
      3. Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan.
      4. Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin.
      5. Manusia mengetahui terjadinya siang dan malam.
      6. Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi.

      Hapus
    2. untuk pertanyaan kedua, bisa, misalnya saja nelayan,Ada beberapa sebab nelayan lebih suka mencari ikan di malam hari, Antara lain:
      1> Faktor angin :
      Pada nelayan tradisiononal, berangkat malam berarti perahu layar mereka akan
      mendapat dorongan angin dari dara menuju lautan.
      Tapi nelayan modern menggunakan perahu motor, jadi tidak perlu angin darat
      untuk melaut, Tetapi tetap berangkat diwaktu malam karena suhu udara dimalam
      hari lebih nyaman untuk bekerja di udara yang terbuka
      2> Faktor sinar bulan dan cahaya
      Pada malam hari menangkap ikan besar yang baik adalah pada saat tidak ada bulan
      atau dengan kata lain pada saat tidak ada sinar., menjelang pagi hari, saat ikan bangun
      tidur untuk mencari makan

      Tapi dimalam hari karena air laut itu mengandung garam, adanya sinar atau
      cahaya dari atas permukaan air akan menarik sekali bagi ikan kecik2 mengumpul
      di permukaan laut. Makai bila tiada bulan para nelayan menghidupkan petromax
      atau lampu sorot untuk menarik ikan kecil2 yang mengumpul disekitar lampu itu,
      terutama ikan kecil, udang dan cumi

      Hapus
  14. dalam bertafakur diharapkan agar kita bisa lebih meningkatkan iman kita kepada Sang Kholiq,,,, namun mengapa jika orang yang imannya tipis, malah justru akan membuat dia tdk percaya kepada Allah, karena ia beranggapan bahwatidak mungkin alam raya ini dibuat oleh Dzat yang abstrak....
    menurut pemakalah, bagaimana tanggapan mengenai kasus tersebut & bagaimana cara untuk membuatnya mempercayai keagungan Allah....
    terima kasih...........

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannnya.,,,,,
      itulah orng yang imannya tipis, tidak mampu mnerima hal di luar logikanya,,,
      untuk itu orng tersebut harus mmpertebl keimanannya dengan cara, diantaranya:
      1. Perbanyaklah menyimak ayat-ayat Al-Quran.
      Al-Qur’an diturunkan Allah sebagai cahaya dan petunjuk, juga sebagai obat bagi hati manusia. “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Al-Isra’: 82).
      2. Rasakan keagungan Allah seperti yang digambarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
      Jangan sampai kita termasuk orang yang disebut ayat ini, “Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya, padahal bumi dan seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.” (Az-Zumar: 67)
      3. Carilah ilmu syar’i.
      Sebab, Al-Qur’an berkata, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya ialah orang-orang yang berilmu.” (Fathir: 28). Karenanya, dalamilah ilmu-ilmu yang mengantarkan kita pada rasa takut kepada Allah.
      4. Mengikutilah halaqah dzikir.
      Kata Rasulullah, “Demi jiwaku yang ada di dalam genggaman-Nya, andaikata kamu sekalian tetap seperti keadaanmu di sisiku dan di dalam dzikir, tentu para malaikat akan menyalami kamu di atas kasurmu dan tatkala kamu dalam perjalanan. Tetapi, wahai Hanzhalah, sa’atah, sa’atan, sa’atan.” (Shahih Muslim no. 2750)
      5. Perbanyaklah amal shalih.
      “Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam, dan pada akhir-akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan, pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.” (Adz-Dzariyat: 17-19)
      itu bberapa cara untuk meningkatkan keimanan dan meningkatkan keagungan kpda Allah SWT,,
      terima kasih,,,

      Hapus
  15. Inayah 2021 111 165
    Assalamu'alaikum....
    mw tanya, samapai mana batasan kita boleh memikirkan akan dzat ciptaan Alah???
    terimaksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyannya,,,,
      dalam memikirkan ciptaan Allah tidak ada batasnya,,,jutru kit iperintahkan untuk memikirkannya,hal itu untuk membuat kita semakin percaya bahwa betapa besar kekuasaan Allah SWT.seperti dalam firman Allah SWT: "Dan pada dirimu sendiri, maka apakah kamu tidak memperhatikan?" (Adz-Dzariyat 21).
      yang dilarang dalam hadit di atas yaitu memikirkan dzat Allah,Rasulullah saw. juga bersabda yang artinya, "Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah [1788]).berfikir tentang Dzat Allah akan membawa kpda kesesatan dan keragu-raguan akan Allah.

      Hapus
  16. nanik dwi astutik
    2021111062
    asalamualaikum
    apakah hadist diatas ada asbabul wurudnya ? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,
      untuk hal itu saya kurang tau mbk nani, karena sudah saya cari2 tapi tidak ketemu,,,
      untuk hal di atas, sebaiknya ditanyakan daalam forum diskusi besok,,,
      terima kasih,,,
      maaf atas kekurang tahuan saya,,,

      Hapus
  17. Assalamu'alaikum mbak titik
    hehe.. saya mau tanya ya.... :p
    maksud kalimat ini apa "setiap kali masuk keluar (untuk mengingat Allah) urutan apapun disebutkan (SWT) dari panggilan untuk doa dan kemudian untuk mengatur, tapi irama wirid pada waktu tercinta"
    dari kalimat awal sampai akhir, hehee mohon penjelasannya.. dalam keterangan hadits tentang astronomi

    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah bertanya y mbk bibah,,,,he

      maksud dari kalimat itu yaitu setiap kali kita keluar dam ,melihat ciptaan Allah kita selalu mengingat Allah,dan kita juga dapat mengetahui kapan waktu untuk beribadah dan berdoa kepada Allah,,,
      itu saja sepemahaman saya mbk,
      matur Thank you,,,:Dheheheee

      Hapus
  18. 2021 111 127
    assaLamu'alaikum..
    bagaimana menurut pemakalah untuk menyikapi mengenai pendidikan astronomi yang lebih berkiblat pada barat dibandingkan dengan pendidikan islam??
    terimakasih,
    wassalamu'alaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih sudah bertanya,,,:)
      menurut saya cara mengatasi hal tersebut yaitu dengan menyaring terlebih dahulu apa2 yang masuk ke dalam pikiran kita, kita boleh mengambil ilmunya tetapi tidak ikut untuk mempercayai apa yang mereka percayai,
      seperti sabda Rasul اُطْلُبُوْا العِلْمَ وَلَوْ في الصِّينِ
      “Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negeri China.” dan firman Allah لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
      “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku” (QS. Al Kafirun: 6).
      itu saja dari saya
      matur suwuuuuunnn,,,,,:D

      Hapus
  19. 2021 111 352
    ada tidak batasan memikirkan jagat raya? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,,
      jagat raya kan merupakan ciptaan Allah SWT, jadi tidak ada batasan untuk memikirkan ciptaam Allah,,,yang tidak boleh yaitu memikirkan Dzat Allah,,,,seperti yang sudah2 dijelaskan dalam pertanyaan di atas,,
      matur thankyou....:@

      Hapus
  20. 2021 111 142

    bagaimana caranya agar kita lebih giat untuk beribadah dengan bahan-bahan yang telah ada di alam raya ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannyaaaa,,,,,,,
      setelah kita mengamati ciptaan2 Allah terbersit di hati kita betapa besarnya kuasa Allah yang Merajai alam ini, dari situ kita menjadi lebih bersyukur dan lebih mendekatkan diri kpda Allah,,,
      kita mengucapkan syukur saja itu sudah termasuk beribadah kpda Allah,,,
      apalagi setiap saat kita mengucapkannya,kita menjadi giat dalam beribadah...
      itu saja dari saya,
      matur thank you,,,,,>D

      Hapus
  21. 2121 111 133
    adakah ilmu astronomi selain untuk membantu dalam hal ibadah yg jg dpt digunakan oleh masyarakat umum bukan hanya umat islam ?
    mohon jelaskan..
    trimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih pertanyaannya,,,,
      fungsi atau manfaat ilmu astronomi diantaranya:
      1. Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.
      3. Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan.
      4. Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin.
      5. Manusia mengetahui terjadinya siang dan malam.
      6. Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi.
      kalo kita lihat,manfaat diatas bukan hanya ditujukan untuk umat muslim,ttapi juga masyarakat umum,misalnya saja nelayan,tentu saja nelayan tidak semuanya beragama Islam bukan?dan dia dapat memanfaatkan angin atau sinar bulan untuk mencari ikan,,,,,
      itu saja dari saya,
      terima kasih....:D

      Hapus
  22. assalamu'alaikum..
    2021 111 380

    ketika kita berpikir tentang ciptaan Allah,, tidak kita pungkiri bahwa kita juga berangan-angan memikirkan tentang Dzat Allah. bagaimana kalau seperti itu apakah boleh? tanggapan menurut pemakalah bagaimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas pertanyaannyaa,,,,
      memang hal itu dapat saja terjadi,untuk itu sebisa mungkin kita harus membatasi pikiran kita,seperti yang sudah dijelaskan dalam pertanyaan sebelum2nya, bahwa memikirkan Dzat Allah itu dilarang, kenapa??
      karena berpikir ttg Dzat Allah akan membawa kpda kesesatan, untuk lebih jelasnya bisa anda lihat pada pertanyaan pertama,,,
      itu saja dari saya mbk inafa,,,
      terima kasih:D

      Hapus
  23. NAMA: ZAHRUL FITRIYAH
    NIM: 2021 111 156
    KELAS: E

    assalamu'alaikum
    mengenai alam raya dan astronomi, teori" mengenai ilmu pengetahuan tersebut kan sudah bnyak, seperti misal rotasi dan revolusi, menurut pemakalah, sudahkah teori" astronomi yang selama ini kita pelajari sudah sesuai dg Al-Qur'an dan Hadits??
    terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Al-Quran membantah teori evolusi yang menyatakan manusia berasal dari beruk (Teori Darwin). Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya : "Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7) "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26) Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29

      Hapus
  24. Nurul Inayatissaniyyah
    2021 111 141

    mengenai perintah untuk mengamati alam raya, selama ini sering terjadi fenomena bintang jatuh, hujan meteor di suatu daerah. apakah hal tersebut mengandung maksud tertentu dari Allah untuk kita sebagai hamba-Nya?
    dalam surat al Mulk ayat 5 "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala".
    ayat di atas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa meteor atau bintang jatuh, yang kita saksikan sebagai fenomena langit itu, sejatinya adalah benda langit yang digunakan untuk melempar setan, yang mencoba mencuri berita dari langit.

    mohon jelaskan maksud atau kaitannya dengan fenomena yang terjadi di suatu daerah tersebut??


    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih,,,,
      dalam buku dialog dengan jin muslim, diterangkan bahwa Allah menciptakan bola-bola api yang sangat besar untuk menghukum jin (syaitan) yang mencuri berita langit dari malaikat tetapi tidak dalam wujud fenomena alam yang disebutkan di atas.
      jadi antara meteor jatuh dan ayat di atas tidak ada kaitannya,
      meteor jatuh hanya sebagai pertanda kekuasaan Allah,,,
      itu saja sepemahaman saya,,
      terima kasih,,

      Hapus
  25. Al-Quran membantah teori evolusi yang menyatakan manusia berasal dari beruk (Teori Darwin). Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya : "Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7) "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26) Disamping itu Allah juga menjelaskan secara rinci tentang penciptaan manusia pertama itu dalam surat Al Hijr ayat 28 dan 29 .

    BalasHapus