Laman

Kamis, 04 April 2013

b8-1 dewi agustiani MANUSIA ASPEK FISIK – BIOLOGIS



 MAKALAH
MANUSIA  ASPEK FISIK – BIOLOGIS

Disusun guna memenuhi tugas  :
Mata kuliah                 : Hadits Tarbawi 2
Dosen pengampu        : Muhammad Ghufron, M.S.I


 
 

Disusun oleh :
Dewi Agus Tini
2021111075

Kelas B

JURUSAN TARBIYAH (PAI)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)  PEKALONGAN
2013







PENDAHULUAN

Keberadaan manusia di dunia merupakan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan karena manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling mulia, baik dilihat dari segi bentuk, kepribadian akal, pikiran, perasaan, dan sebagainya. 
Manusia berbeda dengan binatang dan makhluk-makhluk lainnya, karena dalam penciptaannya manusia mengalami beberapa tahapan. Diamana menurut pandangan islam tahapan-tahapan tersebut yang terdapat dalam alquran tidak ada pertentangan atau perbedaan dengan ilmu pengetahuan
  Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan tentang penciptaan manusia melalui proses yang begitu rumit yang telah dirancang oleh Allah melalui berbagai tahapan untuk memperoleh bentuk yang sempurna.






















PEMBAHASAN



A.    MATERI HADIST

عن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال : حدّثنا رسول الله صلّى عليه وسلّم وهو الصّادق المصدوق قال : { إنّ احدكم يجمع خلقه فى بطن امّه أربعين يومًا ثمّ يكون ععلقة مثل ذلك ثمّ يكون مضغة مثل ذلك ثمّ يبعث االله ملكًا  فيعمر  باربع كلمات ويقال له اكتب عمله ورزقه وأجله وشقيٌّ أو سعيد ثمّ  ينفخ فيه الرّوح فإنّ الرّجل منكم ليعمل حتّى ما يكون بينه وبين الجنّة  إلّا ذراعٌ فيسبق عليه كتابه فيعمل بعمل أههل النّار ويعمل حتّى  ما  يكون وبين النّار إلّا ذراعٌ فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل الجنّة } . (رواه البخارى فى الصحيح, كتاب بدء الخلق, باب ذكر الملائكة)

B.     TERJEMAHAN HADIST

“Dari zaid bin wahab, abdullah  bin Mas’ud berkata, rasulallah menceritakan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan, sesungguhnya salah seorang diantara kalian dikumpulkan penciptaanya diperut ibunya selama 40 hari. Kemudian ia menjadi segumpal darah kemudian menjadi daging sama seperti itu, kemudian Allah  mengutus malaikat dan diperintahkan menulis empat kalimat. Dikatakan kepadanya: tulislah amalnya, rizkinya, dia sengsara atau bahagia. Kemudian ditiupkan ruh kepadanya. Sesungguhnya salah seorang diantara kalian melakukan amalan hingga tidak ada lagi antara dirinya dengan surga kecuali satu jengkal, namun kitabnya telah telah mendahuluinya lalu ia melakukan amalan penghuni neraka. Dan sesungguhnya seseorang berbuat hingga tidak ada antara dirinya dan neraka kecuali satu jengkal. Namun kitab telah mendahuluinya maka dia melakukan amalan penghuni surga.” (HR. Bukhori)[1]







C.     MUFRODAT


Indonesia
عربيى
Yang benar dan dipercaya
الصَّادِقُ الْمَصْدُوق
Segumpal darah
عَلَقَةً
Segumpal daging
مُضْغَةً
Empat perkara
بِأَ رْبَعِ كَلِمَا ت
Dia berfirmannya
وَيُقَالُ لَهُ
Tulislah perbuatan-perbuatanya (amal)
اُكْتُبْ عَمَلَهُ
Rezekinya
وَرِزْقُهُ
Tanggal kematiannya (ajal)
وَأَجَلَهُ
Dan apakah termasuk orang yang disiksa atau orang yang bahagia
وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ
Sejengkal saja
ذِرَاعٌ
Penghuni neraka
أَهْل النَّار
Penghuni surge
أَهْلِ الجَنَّةِ


D.    BIOGRAFI PERAWI


Abdullah bin Mas’ud nama lengkapnya Abdullah bin Mas’ud bin Ghofil bin Habib al-Hadzaly. Ayahnya bernama Abdurrahman. Ibu beliau bernama Ummu ‘Abdillah binti Abu Daud ibn sau’ah.
Mengenai keislamannya, beliau masuk Islam sebelum Rasulullah datang ke rumah al-Arqom. Rumah inilah yang menjadi cikal bakal tempat pengajian ajaran Islam dimana para sahabat hadir di sana. Beliau termasuk enam orang pertama yang masuk Islam. beliau selalu mengikuti Rasulullah sejak usia belia, pendengarannya selalu dihiasi dengan ayat – ayat Al-qur’an sejak turun kepada Rasulullah. Kiprahnya dalam menjaga atau memelihara Al-quran tidak diduga lagi, beliau menjadi ulama yang paling tahu tentang Al-quran, beliau menerima langsung dari rasul sejumlah 70 surat Al-Qur’an. Selama berjuang bersama Rasulullah, beliau telah meriwayatkan kurang lebih 848 hadits.
Beliau juga ikut hijrah ke Habasyah, kemudian ke Madinah, ikut serta perang badar bersama Rasulullah SAW, perang Baitur Ridwan dan semua peperangan  pada masa Rasul.
Beliau wafat di Madinah pada tahun 32 H dan dikebumikan di Al-Baqi’, jenazah beliau disembahyangkan oleh Utsman.[2]

E.     KETERANGAN HADIST

Syarah hadist  ini dinukil dari kitab Syarah Al Imam An-nawawi ‘ala Shahih Muslim rahimahullah Ta’ala.
Hadist ini merupakan pangkal dalam bab taqdir, yaitu tatkala hadist tersebut menyebutkan bahwa taqdir janin meliputi 4 hal: rizqinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya.
Janin sebelum sempurna menjadi janin melalui 3 fase, yaitu: air mani (nutfah), segumpal darah, kemudian segumpal daging.
                  Janin sebelum berbentuk manusia sempurna juga mengalami 3 fase, yaitu:
            1. Taswir, yaitu digambar dalam bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari.
2. Al-Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya.
3. Al-Barú, yaitu penyempurnaan.[3]
Berikut adalah penjelasannya:
Yang dimaksud nutfah dalam hadist ini adalah telur yang telah dibuahi (janin) yang dihasilkan dari pertemuan antara sperma ayah dan ibu. Nutfah yang sudah bercampur ini berkembang dengan cara membelah diri dengan cepat menjadi sejumlah sel terkecil, lalu yang terkecil lagi hingga membentuk gumpalan bulat sel-sel yang disebut dengan nama morula, empat hari setelah proses pembuahan. Pada hari kelimanya, morula membelah dan membentuk kantong keturunan. Pada hari keenam kantong ini menanamkan diri di kantong rahim dan memakan waktu selama seminggu penuh hingga sperma tersebut benar-benar tertanam di dinding rahim. Lalu beralihlah dari masa sperma ke gumpalan darah (‘alaqah). Pada hari kelima belas dari umur janin, muncullah pita pertama di samping gumpalan darah yang kelak akan menjadi tali pusar. Janin mencapai akhir fase ‘alaqah sekitar hari kedua puluh empat hingga kedua puluh lima sejak awal pembuahan. Pada hari kedua puluh enam ‘alaqah berubah menjadi mudhghah (segumpal daging). Fase ini ditandai dengan mulai tampaknya bagian-bagian tubuh atau kelompok-kelompok anggota tubuh. Proses ini berlangsung hingga hari keempat puluh dua umur janin. Bersamaan dengan proses tersebut pada hari keempat puluh pertama rezeki, ajal, amal perbuatan, dan nasib celaka atau keberuntungannya ditetapkan oleh Allah SWT.
      Pada hari keempat puluh tiga hingga keempat puluh sembilan usia janin dimulailah fase pembentukkan tulang. Pada fase ini pula janin menunjukkan perawakan badannya dan menampakkan ujung-ujung jari, dan kantong otak. Pada fase ini akan ditiupkan pula ruh kehidupan pada embrio manusia. Setelah itu, dimulailah fase pertumbuhan akhir, Selama fase ini ciri-ciri kemanusiaan mulai tampak secara bertahap. Pembungkusan tulang dengan otot dan juga penutupan otot dengan daging pun telah selesai. Proses ini berjalan hingga mencapai awal minggu kedua belas. Ketika itulah proses pertumbuhan mulai berjalan cepat sampai hari kelahiran.[4] 
                  Dalam hadist ini juga terdapat kata  dziraa’ yang maksudnya adalah  perumpamaan untuk menyatakan betapa dekat nasib orang itu dengan surga ketika meninggal dunia. Begitu dekatnya dengan alam tempat tinggal keabadian itu, sampai akhirnya diungkapkan dengan kata dziraa’ yang artinya tinggal sejengkal. Karena orang tersebut telah diberi hidayah untuk mengerjakan kabaikan setelah sebelum-nya mempraktekkan keburukan. Sedangkan seseorang yang semula baik,diakhir hayatnya berbuat buruk atau melakukan kekufuran dan kemaksiatan (sebagaimana matan hadist di atas) maka ia akan dekat dengan  neraka hingga jarak yang sejemgkal pula.



F.      ASPEK TARBAWI

Dari uraian hadist ini dapat kita pahami bahwa proses penciptaan manusia melalui beberapa tahapan, ini merupakan penjelasan yang paling gamblang tentang kekuasaan Allah. Dengan pentahapan ini Allah mengajarkan kepada para hambaNya untuk bertindak tenang dan tidak tergesa – gesa dalam segala urusan. Ini juga merupakan pemberitahuan bahwa jiwa akan meraih kesempurnaan dengan cara bertahap sesuai dengan bertahapnya dalam penciptaan manusia yang melalui beberapa fase. Demikian pula yang semestinya berlaku pada pembinaan akhlak.
      Dapat diketahui pula dari penjelasan  hadist diatas bahwa kita harus beriman kepada Qadar (takdir), karena Allah telah mentakdirkan nasib manusia sejak di alam rahim. Tentang rezekinya, ajalnya yang juga tidak bisa diajukan atau diundurkan, amal perbuatannnya baik yang baik atau yang buruk dan juga celaka atau bahagianya. Beriman kepada takdir akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidupnya dan menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap khusnul khatimah.
Beriman kepada takdir bukanlah alasan untuk bermaksiat dan bermalas-malasan. Hati orang-orang yang shalih diantara dua keadaan, yaitu khawatir tentang apa yang telah ditulis baginya atau khawatir tentang apa yang akan terjadi pada akhir hidupnya.










PENUTUP

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa janin sebelum sempurna menjadi janin melalui 3 fase, yaitu: air mani (nutfah), segumpal darah, kemudian segumpal daging.
                  Janin sebelum berbentuk manusia sempurna juga mengalami 3 fase, yaitu:
            1. Taswir, yaitu digambar dalam bentuk garis-garis, waktunya setelah 42 hari.
2. Al-Khalq, yaitu dibuat bagian-bagian tubuhnya.
3. Al-Barú, yaitu penyempurnaan.
Proses penciptaan manusia yang begitu rumit, setidaknya bisa membuat kita meningkatkan rasa bersyukur kita kepada Allah SWT, dengan selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
                        Dapat disimpulkan  pula bahawa hadist ini merupakan pangkal dalam bab taqdir, yaitu tatkala hadist tersebut menyebutkan bahwa takdir janin meliputi 4 hal: rizqinya, ajalnya, amalnya, dan bahagia atau celakanya. kita harus beriman kepada Qadar (takdir), karena  Allah telah mentakdirkan nasib manusia sejak di alam rahim. Beriman kepada takdir akan menghasilkan rasa takut yang mendalam akan nasib akhir hidupnya dan menumbuhkan semangat yang tinggi untuk beramal dan istiqomah dalam ketaatan demi mengharap khusnul khatimah.











DAFATAR PUSTAKA

Al Maraghi, Abdullah Mustofa. 2001. Pakar – Pakar Fiqh Sepanjang Sejarah. Yogyakarta: LKPSM.

            An-Najjar, Zaghlul. 2011. Sains dalam Hadis (Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadist Nabi). Jakarta: Imprint Bumi Akasara.

            Zainuddin Ahmad, Al-Imam. 2004. Ringkasan Shahih Al-Bukhari. Bandung: PT Mizan Pustaka.

            HaditsWeb3.chm_compiledHTML ( Hadits –Shahih-Bukhari-Muslim.zip-WinRAR )

            http://www.2lisan.com/biografi/sastrawan/biografi-william-shakespeare/




[1] Al-Imam Zainuddin Ahmad,  Ringkasan Shahih Al-Bukhari, ( Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004),  h. 558-559
[2]  Abdullah Mustofa Al-Maraghi, Pakar – Pakar Fiqh Sepanjang Sejarah, ( Yogyakarta: LKPSM, 2001), h. 51
[3] HaditsWeb3.chm_compiledHTML ( Hadits –Shahih-Bukhari-Muslim.zip-WinRAR )
[4] Zaghlul An – Najjar, Sains dalam Hadis_Mengungkap Fakta Ilmiah dari Kemukjizatan Hadis Nabi, ( Jakarta: Imprint Bumi Aksara, 2011), h. 410-412

11 komentar:

  1. Assalamu'alaikum....
    khasan fauzi
    2021111067

    aspek biologis/fisik sangat berpengaruh terhadap aspek mental/jiwa manusia. kemudian bagaimana kaitan/hubungan kedua aspek tersebut dalam pendidikan? tolong jelaskan!
    mksih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas pertanyaannya.

      Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk melihat sistem jiwa manusia.
      Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :
      1. Pengalaman awal
      Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
      2. Kebutuhan
      Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.
      Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar. misalnya, Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.

      Hapus
  2. di dalam hadits tersebut kan diterangkan mengenai proses pembentukan manusia. yang saya mau tanyakan adalah apakah syarat2 nutfah yang baik, agar menjadi janin dan pada waktu kelahirannya anak tersebut menjadi orang yang pandai.

    terkadangkan ada anak yang lahir itu cacat.. bagaimana pendapat anda?

    BalasHapus
    Balasan
    1. dr beberapa referensi yg sya bc, untuk syrt2 nutfah yg baik agr mnjdi janin atau ank yg pintr bm sy tmukan namun jika bicara tentang kecerdasan, tentu saja tidak bisa lepas dari masalah kualitas otak, sedangkan kualitas otak itu dipengaruhi oleh sejumlah faktor. menurut Sudjatmiko, perkembangan positif kecerdasan sejak dalam kandungan itu bisa terjadi dengan memperhatikan banyak hal. Pertama, kebutuhan-kebutuhan biologis (fisik) berupa nutrisi bagi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi. Seorang ibu hamil, gizinya harus cukup. Artinya, asupan protein, karbohidrat, dan mineralnya terpenuhi dengan baik. Faktor kedua adalah kebutuhan kasih sayang. Seorang ibu harus menerima kehamilan itu, dalam arti kehamilan yang benar-benar dikehendaki. Tanpa kasih sayang, tumbuh kembangnya bayi tidak akan optimal. Faktor ketiga adalah adanya perhatian penuh dari si ibu hamil terhadap kandungannya. Ia dapat memberikan rangsangan dan sentuhan secara sengaja kepada bayi dalam kandungannya.
      mengenai ank yg terlahir cacat itu pada umumnya, terdapat banyak faktor yang berpengaruh selama ibu mengandung seperti halnya obat-obatan, kekurangan gizi, stres psikologik dan lahir prematur. Selama janin berproses dalam kandungan, dari tahap pertama ke tahap berikutnya telah diketahui ada masa-masa peka. Pada masa ini, terdapat tahap tertentu yang sangat membahayakan bagi perkembangan janin. Jika pada masa peka ini terjadi benturan dengan zat-zat tertentu akan menyebabkan keguguran atau bayi terlahir cacat. Demikian halnya, jika selama kehamilan si ibu mengalami stres berat maka akan berpeluang besar terhadap proses kelahiran dan anak mengalami kelainan.

      Hapus
  3. Erni Mun Holifah
    2021111064
    Assalamualaikum
    Apakah takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT tidak bisa diubah? dan apabila bisa diubah bagaimana cara mengubahnya? dan apakah orang yang cacat karena kecelakaan apa itu bisa disebut dengan takdir, jelaskan.....................
    trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. menurut saya takdir itu tidak dapat diubah. Yang bisa kita ubah, atau yang jadi hak kita adalah mengubah akibat dari sebuah takdir. misalnya, Jatuh ke bawah itu adalah takdir, sesuai hukum gravitasi tadi. Bagaimana caranya agar tidak jatuh, itu adalah hak kita untuk menentukan. Pekerja di bangunan tinggi menghadapi takdir jatuh tadi. Tapi ia bisa mengubah akibat takdir itu dengan memakai sabuk pengaman, kemudian rezeki, menurut saya tidak ditentukan. Yang ditentukan adalah hukum-hukum tentang pencarian rezeki. Yang berusaha keras, tentu dapat rezeki yang lebih baik,
      jadi Ketetapan Allah yang kita kenal sebagai TAKDIR digambarkan oleh dua kata yakni QADAR dan QADLA yang kedua-duanya bermakna ketetapan, tetapi memiliki nuansa yang berbeda. QADAR memberikan makna ketetapan yang ditentukan sepenuhnya oleh Allah sedangkan QADLA adalah ketetapan Allah yang ditentukan berdasarkan usaha tertentu.
      contoh ada bayi ditakdirkan lahir cacat...nah lahir cacatnya itu adalah QADAR....tetapi sebelum QADAR itu terjadi maka ada QADLA terlebih dahulu......misalkan pada waktu hamil si orang tua tidak memberikan gizi yang baik terhadap calon janin......sehingga ada sebab akibat
      contoh lain adanya kematian....ada yang baru lahir mati....mati karena kecelakaan...mati bunuh diri...., nah matinya itu adalah QADAR tetapi sebelum QADAR ditetapkan maka QADLA terlebih dahulu mengawali baru..... lahir meninggal mungkin kekurangan gizi.....mati kecelakaan karena tidak hati-hati....mati bunuh diri karena ada konflik batin si manusia terhadap realita hidup yang tidak bs dia terima.....

      Hapus
  4. Assalamu'alaikum,..
    punten mb, mau nanya...

    di makalah dijelaskan bahwasannya Allah sudah mentakdirkan semua manusia, baik itu lki2/pr baik ataupun buruk, trus bagaimana dg orang2 yang ditakdirkan oleh Allah beragama krtisten misalnya, merkapun beragama dari nenek moyang yg sudah berAbad2 lamanya sdg agama yg diRidhoi Allah hnya Agama ISLAM, ktika org sudh bragama kristen spt yg sy cntohkan brti scra otomtis t4'y di neraka "WEEL" neraka yg pling dasar. nah apakah itu bsa dikatakan sbg takdir Allah? dan dg takdir Allah itu apakah manusia bisa selamat dunia akhirat?

    terimkasih.
    Wassalamu'alaikum...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ketetapan Allah yang kita kenal sebagai TAKDIR digambarkan oleh dua kata yakni QADAR dan QADLA yang kedua-duanya bermakna ketetapan, tetapi memiliki nuansa yang berbeda. QADAR memberikan makna ketetapan yang ditentukan sepenuhnya oleh Allah sedangkan QADLA adalah ketetapan Allah yang ditentukan berdasarkan usaha tertentu.
      contoh ada bayi ditakdirkan lahir cacat...nah lahir cacatnya itu adalah QADAR....tetapi sebelum QADAR itu terjadi maka ada QADLA terlebih dahulu......misalkan pada waktu hamil si orang tua tidak memberikan gizi yang baik terhadap calon janin......sehingga ada sebab akibat. bgtu pula dlm beragama, jk lingkungan sekitar mempengaruhi untuk memeluk agama lain, bisa saja orang tsb berpindh agma, untuk kslmtn dunia akhrt itu tergantung amal ibadah seseorang, jika amal ibadahnya baik insya Allah slmt dunia dan akhirat, begitu pula sebaliknya,,seperti yang disinggung dalam hdist diatas.

      Hapus
  5. Anisa Amalia Zikrina
    2021111050
    Mengutip dari aspek tarbawi
    Allah telah mentakdirkan nasib manusia sejak di alam rahim. Tentang rezekinya, ajalnya yang juga tidak bisa diajukan atau diundurkan, amal perbuatannnya baik yang baik atau yang buruk dan juga celaka atau bahagianya.

    Yg sy tanyakn tentng amal perbuatannya, baik/buruk. Berarti itu sdh ditakdirkan sejak dlm rahim kan,kalo sepahaman sy amal perbuatan mnsiany itu tergantung pd mnsianya, mhon penjelasannya mengenai amal perbuatan diatas.
    mislnya ada seorang yg semasa hidupnya amal perbuatannya tu buruk trs, apkh memang dia sdh ditakdirkan amalanny buruk dan apkh bs diubah/tdk?
    Terima kasih,,,

    BalasHapus
  6. seperti konsep qadla dan qadar yg sudah saya jelaskan,,bahwa pada intinya qadla itu ketetapan ALLAH yang masih bisa dirubah dengan usaha kita. begitu pula dg perbuatan kita, meskipun kita ditakdirkan untuk berbuat buruk secara terus-menerus tetapi lingkungan sekitar kita mendukung dan mempengaruhi untuk berbuat baik,bisa saja kita berubah menjadi baik. jadi mengenai perbuatan manusia masih bisa dirubah.

    BalasHapus