Laman

Selasa, 08 Oktober 2013

SBM-I-6: Metode Inkonvensional



MAKALAH
PENDIDIKAN INKONVENSIONAL
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata kuliah                    : Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu           : M. Ghufron Dimyati

 


 
Disusun oleh:
Ana Khoirunifah         (2021 111 235)
Jihad Syar’i                  (2021 111 250)
Faisal Fahmi                (2021 111 255)
                                                         
Kelas I

TARBIAH/PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISALAM NEGERI
PEKALONGAN
2013




BAB 1
PENDAHULUAN

Sekolah merupakan sebuah gambaran masyarakat kecil. Di dalamnya terdapat beberapa peserta didik yang berbeda-beda. Dengan perbedaan itu seorang guru diharapkan dapat memberikn pelajaran yang sama namun dapat diterima oleh peserta didik yang berbeda-beda tersebut.
Seorang pendidik sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Seorang guru hendaknya dalam menyampaikan materi pelajaran tidak monoton cara penyampaiannya. Metode yang digunakan hendaknya bervariasi.
Untuk itulah para pendidik dituntut juga menguasai materi dengan baik sekaligus mampu menyampaikan materi tersebut dengan menggunakan metode yang baik pula yang ada dalam macam-acam metode inkonvensional, lebih jelasnya kami akan membahas lebih lanjut tentang metode-metode pembelajaran inkonvensional yang lainnya dalam makalah kami.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Metode Inkonvensional
Metode Inkonvensional adalah suatu teknik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan yang masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru ahli yang menanganinya.
Selain itu metode mengajar inkonvensional bisa juga diartikan sebagai suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, seperti : metode pengajaran modul, pengajaran berprogram, pengajaran unit, metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) dan metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).[1]

B.   Macam-Macam Metode Inkonvensional
a.         Metode Pengajaran Modul
Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu  satuan bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, opersional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru. Dalam formatnya, modul meliputi : pendahuluan, tujuan pembelajaran, tes awal, pengalaman belajar, sumber belajar dan tes akhir.
b.      Metode Pengajaran Berprogram
Metode pengajaran berprogram adalah metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi tertentu, terbagi atas bagian kecil yang dirangkaikan secara berurutan untuk mencapai tujuan tertentu pula.
Sebagai contoh metode ini adalah pengajaran dengan menggunakan alat tape recorder, film, radio, komputer, internet, dll.[2]
c.       Metode Pengajaran Unit
Metode ini juga disebut dengan metode proyek yang memberi makna bahwa metode pengajaran unit adalah suatu sistem pengajaran yang berpusat pada suatu masalah yang dipecahkan secara keseluruhan sehingga mempunyai arti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metode ini mempunyai kriteria : adanya tujuan yang luas dan menyeluruh, perencanaan bersama, berpusat pada suatu masalah, dan berpusat pada siswa.
d.      Metode CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Metode CBSA adalah metode pengajaran yang menuntut keaktifan dan partisipasi subyek didik seoptimal mungkin sehingga siswa mampu mengubah tingkah lakunya secara lebih efektif dan efisien. Dalam metode ini guru tidak boleh menganggap siswa sebgai anak kecil yang tidak bisa mandiri dalam belajar, akan tetapi guru sebagai mitra siswa untuk bersama-sama aktif dalam proses pembelajran.
Gibs (1972) diikuti E. Mulyasa menyatakan bahwa untuk merealisasikan peningkatan keaktifan belajar siswa perlu ditempuh langkah-langkah sebagai beriut:
1.     Dikembangkan rasa percaya diri kepada para peserta didik, dan mengurangi rasa takut.
2.     Memberi kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan terarah.
3.     Melibatkan peserta didik dalam menentukan tujuan belajar dan   evaluasinya.
4.     Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.
5.     Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara  keseluruhan.

e.       Metode KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi)
KBK adalah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan tugas-tugas dengan standar performance (kompetensi) sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Ada tiga landasan secara teoritis kurikulum berbasis kompetensi yaitu :
Pertama, adanya pergeseran pembelajaran kelompok, kearah pembelajaran individual. Kedua, pengembangan konsep belajar tuntas atau belajar penguasaan adalah suatu falsafah pembelajaran yang mengatakan bahwa dengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan hasil yang baik. Ketiga, pendefinisian kembali terhadap bakat.
f.       Metode KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
KTSP merupakan kkurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, terdiri dari guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan pendidikan. Untuk merealisasikan KTSP ini tentu disesuaikan dengan satuan pendidikan, potensi sekolah atau daerah, karakteristik peserta didik. Adapun tujuan KTSP adalah meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan insiatif sekolah, meningkatkan keperdulian warga sekolah dan masyarakat, meningkatkan kompetensi yang sehat anta satuan pendidikan tentang kualitas pndidikan yang akan dicapai.[3]
g.      Metode Audio Visual
Metode audio visual yaitu suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menggunakan alat-alat media pengajaran yang dapat diperdengarkan, atau memperagakan bahan-bahan tersebut, sehingga siswa/murid-murid dapat menyaksikan secara langsung dan mengamati secara cermat, memegang/merasakan bahan-bahan peragaan tersebut. Pada setiap kali penyajian bahan pelajaran semestinya guru menggunakan media pengajaran, seperti lembaran balik, papan planel, proyektor, dan lain sebagainya.

h.         Metode Pemecahan masalah (problem solving)
Problem solving, adalah suatu cara penyajan bahan pelajaran dengan jalan dimana siswa dihadapkan dengan kondisi masalah. Dari masalah yang sederhana, menuju kepada masalah yang sulit/muskil.
John Dewey (AS), sebagai tokoh pencipta metode problem solving ini menyarankan agar dalam pelaksanaan melalui metode ini siswa/siswi dibiasakan percaya pada diri sendiri untuk mengatasi kesulitan/masalah yang sedang dihadapinya. Baik mengenai dirinya sendiri, lingkungan maupun lingkungan dalam arti yang lebih luas, yakni masyarakat.

i.           Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
Metode lampiran (insersi) merupakan metode yang baru diperkenalkan belakangan ini. Sehingga metode ini belum begitu dikenal dan populer, tetapi telah sering terlaksana dalam berbagai media dan berdaya guna.
Metode lampiran (insersi) yaitu cara menyajikan bahan/materi pelajaran dengan cara inti sari ajaran-ajaran Islam atau jiwa agama/emosi religius diselipkan/disisipkan di dalam mata pelajaran umum (ilmu-ilmu yang bersifat sekuler).

j.           Metode Role Playing
Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.

k.      Cooperative Script
Cooperative Scrip adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Adapun langkah-langkahnya yaitu:
Ø  Guru membagi siswa untuk berpasangan.
Ø  Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
Ø  Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
Ø  Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat/menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Ø  Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan seperti di atas
Ø  Kesimpulan guru.
Ø  Penutup.
l.          Numbered Heads Together
Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.
m.    Metode Team Games Tournament (TGT)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement.
n.        Metode Menyelubung (Wrapping)
Metode menyelubung maksudnya ialah : cara menyajikan bahan/materi pelajaran agama atau hikmah keimanan dan sebagainya, sengaja dibungkus atau diselubungi dengan bentuk-bentuk lain, misalnya kisah cerita atau dengan ilmu-ilmu lain seperti sejarah, ilmu-ilmu sekuler yakni ilmu umum yang ada disekolah atau diperguruan tinggi. Yakni nilai norma agama diselubungi ilmu umum.



C.      Beberapa Contoh Metode Inkonvensional
1.       Kartu Sortir ( Card Sort)
Ini merupakan bagian kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek atau mengulangi informasi. Gerakan fisik yang di utamakan dapat membantu untuk memberikan energi kepada kelas yang telah letih.
Prosedur:
a.       Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori.
b.      Mintalah peserta didik  untuk mencarri temannya di ruang kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori ssama.
c.       Biarkan peserta didik dengan kartu kategori yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.
d.      Selain masing-masing kategori dipresentasikan,  buatlah beberapa unit mengajar yang anda (guru) rasa penting.
2.       Tim Quiz (Team Quiz)
Teknik ini meningkatkan kemampuan tanggung jawab peserta didik untuk apa yang mereka pelajari yang menyenangkan dan tidak menakutkan.
Prosedur:
a.       Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan dalam tiga bagian.
b.      Bagilah peserta didik menjadi 3 tim.
c.       Jelaskan bentuk sesinya dan mulailah presentasi.
d.      Minta tim A untuk menyiapkan quiz yang berjawaban singkat.
e.       Tim A menguji tim B. Jika tim B tidak  bisa menjawab beri  kesempattan tim C untuk menjawab.
f.       Ketika kuiz selesai lanjutkan dengan bagian kedua dimana dimulai dari tim B
g.      Setealh tim  B selesai, lanjutkan pada tim C untuk memberi quiz seperti tadi.
3.      Poin Kaunterpoin (Point- Counterpoint)
Kegiatan ini merupakan sebuah teknik hebat untuk merangsang diskusi dan mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang berbagai isu kompleks. Format tersebut mirip dengan sebuah perdebatan namun kurang formal dan berjalan dengan lebih cepat.
Prosedur:
a.       Pilihlah sebuah masalah yang mempunyai dua bidang atau lebih.
b.      Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok menurut jumlah bidang yang telah ditentukan, dan tiap minta kelompok untuk berargumen untuk mendukung materi yang didapatkan.
c.       Gabungkan kembali seluruh kelas, tetapi mintalah para anggota kelompok  untuk duduk bersama dengan jarak antara sub-sub kelomppok.
d.      Jelaskan bahwa  peserta didik bisa memulai perdebatan.
e.       Simpulkan kegiatan tersebut.
4.      Belajar Melalui Jigso (Jigsaw Learning)
Jigsaw learning merupakan sebuah teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “ pertukaran dengan kelompok ke kelompok”( group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting : setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Ini adalah alternatif menarik, ketika ada materi yang dipelajari dapat disingkat atau dipotong dan disaat tidak ada bagian yang harus diajarkan sebelum yang lain-lain. Setiap peserta didik mempelajari suatu yang dikombinasikan dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain, buatlah sebuah kumpulan pengetahuan yang bertalian atau keahlian.
Prosedur:
a.       Pilihlah materi belajar yang dapat dipisah menjadi bagian-bagian.
b.      Hitunglah jumlah bagian belajar dengan jumlah peserta didik.
c.       Bentuklah kelompok, berilah tugas pada tiap kelompok denganbagian tadi, kelompok satu dengan yang lainnya berbeda-beda.
d.      Mintalah anggota kelompok untuk mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.
e.       Kumpulkan kembali peserta didik untuk memberi usulan dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat.
5.      Peta Pikiran (Mind Maps)
Peta pikiran adalah cara kreatif bagi peserta didik secara individual untuk menghasilkan ide-ide, mencatat pelajaran atau merencanakan penelitian baru. Dengan memerintahkan peserta didik membuat peta pikiran memudahkan mereka untuk mengidentifikasi secara jelas dan kreatif apa yang telah mereka pelajari dan apa yang sedang mereka rencanakan.
Prosedur:
a.       Pilih topik untuk pemetaan pikiran.
b.      Konstruksikan bagi kelas peta pikiran yang sederhana yang menggunakan warns, simbol atau khayalan. Ajaklah peserta didik untuk menceritakan contoh-contoh sederhana dari kehidupan sehari-hari  yang dapat dipetakan.
c.       Berikanlah kertas, pen, dan sumber-sumber lain yang dapat membantu  peserta didik membuat peta pikiran.
d.      Berikanlah waktu yang cukup bagi peserat didik untuk mengembangkan peta  pikiran mereka.
e.       Perintahkan peserta didik untuk saling membagi peta pikirannya.[4]

D.   Variasi Metode Dalam Mengajar
1.      The power of two
·         Siswa dikelompokkan yang terdiri dari dua orang
·         Melemparkan masalah atau pertanyaan
·         Diperintahkan, masing-masing menjawab masalah
·         Mendiskusikan jawaban
·         Diambil jawaban yang paling tepat
·         Disaring, umtuk menemukan jawaban yang tepat



2.      Critical insident
·         Mengingat pengalaman masa lalu yang mengesankan
·         Menanyakan pendapat masing-masing tentang pengakuan dan mencari solusinya
·         Mengulas apa yang telah diceritakan
·         Mengambil pelajaran dari pengalaman itu
3.      Every one is teacher here
·         Memberikan bahan bacaaan
·         Menyuruh siswa membaca sebentar
·         Menyuruh setiap siswa membuat pertanyaan dari bacaan dalam kertas
·         Mengambil kertas yang berisi tulisan
·         Mengacak ketas dan membagikan lagi kepada siswa
·         Siswa diminta lagi untuk menjawab
4.      Snowballing
·         Melempar masalah
·         Masing-masing diminta berpendapat
·         Sharing dengan teman disebelahnya
·         Hasil 2 orang didiskusikan oleh 4 orang
·         Menjadi 2 kelompok besar
·         Presentasi masing-masing kelompok
5.      Card sort
·         Motivasi
·         Membagi tulisan berisi tulisan secara acak
·         Menempel induk tulisan di papan tulis
·         Mengelompokkan siswa sesuai kelompok
·         Menyesuaikan dengan induk kata
·         Presentasi



6.      Information search
·         Membentuk kelompok (individual)
·         Memberi bacaan
·         Memberikan pertanyaan untuk dijawab
·         Menjawab pertanyaan per kelompok
·         Presentasi
7.      Call on the next speaker
·         Siswa dibagikan kertas untuk membuat pertanyaan
·         Pertanyaan diambil dan dibagikan kembali secara acak
·         Menunjuk salah satu siswa untuk menjawab dengan waktu terbatas
·         Siswa tadi menunjuk siswa lain untuk melanjutkan
8.      Small group discussion
·         Siswa dibagi kedalam 4-5 kelompok
·         Memberi bacaan untuk masing-masing kelompok
·         Mendiskusikan bacaan
·         Menunjuk jubir
·         Jubir mempresentasikan didepan
·         Kelompok lain bertanya atau menanggapi
9.      Poster session
·         Siswa membuat permasalahan
·         Membentuk kelompok
·         Meminta kelompok untuk mencari solusi dari masalah tersebut
·         Solusinya dituangkan dalam gambar atau pester
·         Presentasi poster
10.  Index card match
·         Buatlah pertanyaan yang berpasangan atau jawabanya sebanyak jumlah siswa
·         Bagikan kepada setiap siswa secara acak
·         Siswa diminta untuk mencari pasanganya
·         Bagi yang sudah ketemu pasanganya duduk berdampingan
·         Masing-masing pasangan diminta untuk membacakan kertas yang dipegangnya
·         Siswa yang lain ikut menilai
·         Guru mengklasifikasi
11.  True of false
·         Guru memberikan pernyantaan yang benar dan pernyataan yang salah kepada sejumlah siswa
·         Setiap siswa diberi satu pernyataan
·         Siswa membaca dan menilaipernyataan tersebut
·         Guru membuat dua kelompok yakni, yang memegang pernyataan benar dan yang memegang pernyataan yang salah
·         Setiap siswa diminta untuk membacakan pernyataanya dan siswa yang lain menilai
·         Guru mengklasifikasi
12.  Pohon jawaban
·         Guru buat pernyataan yang berpasangan atau pernyataan dan jawaban
·         Satu pernyataan atau jawaban ditempel-tempelkan dipohon
·         Pernyataan atau jawaban yang lain dibagikan kepada setiap murid
·         Siswa diminta pernyataan atau pertanyaan
·         Siswa diminta mengambil pasanganya dipohon
·         Siswa diminta membacakan pertanyaan dan jawabanya, siswa lain menilai
·         Guru mengklarifikasi
13.  Learning smart with question
·         Memberikan bacaan baru atau asing
·         Membaca secara kelompok (minimal dua orang)
·         Mengutarakan bacaan sebatas pemahaman
·         Mempertanyakan yang belum dipahami
·         Siswa yang tahu presentasi
·         Guru mengklarifikasi
14.  Branstorming (inventarisasi pendapat dengan bebas tanpa diseleksi)
·         Menentukan topik
·         Mengajak siswa menyampaikan hal yang berhubungan dengan topik
·         Guru mencatat dipapan tulis
15.  Elisitasi (inventarisasi pendapat dengan selektif)
·         Menentukan topik
·         Mengajak siswa manyampaikan hal yang berhubungan dengan topik (presenter yang menyeleksi)
·         Menuliskan kata (pendapat) yang diseleksi
16.  Poster comment
·         Sediakan gambar
·         Siswa diminta mengamati gambar
·         Siswa diminta mengomentari dan menilai
17.  Reding guide
·         Membagikan bahan ajar (berisi daftar pertanyaan dan bacaan)
·         Diminta untuk membacakan bahan tersebut
·         Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut
·         Siswa diminta menyampaikan jawabanya
·         Guru klarifikasi
18.  Billboard ranking
·         Guru memberikan gambaran yang berisi beberapa karakteristik tentang sesuatu
·         Siswa meranking karakteristik tersebut sesuai dengan prioritas masing-masing
·         Ditempel dan ditampilkan di papan tulis
·         Siswa menjelaskan hasilnya
·         Siswa lain menanggapi[5]



BAB III
PENUTUP


Kesimpulan
            Metode inkonvensional adalah suatu metode mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Metode dalam pembelajaran inkonvensional juga dibagi menjadi beberapa macam metode diantaranya yaitu :
1.      Metode pengajaran modul
2.      Metode pengajaran berprogram
3.      Metode pengajaran unit
4.      Metode CBSA ( Cara belajar siswa aktif)
5.      Metode Kbk
6.      Metode KTSP
7.      Metode Audio Visual
8.      Metode Pemecahan masalah (problem solving)
9.      Metode Insersi (Sisipan, Lampiran)
10.  Metode Role Playing
Selain macam-macam juga ada bebrapa contoh metode inkonvensional diantaranya:
1.      Kartu Sortir
2.      Tim Quis
3.      Poin Kunterpoin
4.      Belajar melalui jigsaw

           

                       


DAFTAR PUSTAKA


Mustakim Zaenal. 2011. Strategi & Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Stain Press.
Thoifuri. 2008.Menjadi Guru Inisiator.Kudus: STAIN kudus press.


[1]Zaenal  Mustakim,  Strategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,  2009) hlm 134
[2]Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Kudus: STAIN kudus press, 2008) hlm.70-71
[3] Op cit, hlm 135-137
[4]Zaenal Mustakim, Straategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,  2009) hlm 137-143
[5]Zaenal Mustakim, Straategi Dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan:STAIN Pekalongan,  2011) hlm 249-253

3 komentar:

  1. assalamu'alaikum wr.wb
    wildan faza
    2021 111 206

    di dalam macam2 metode disebutkan ada kurikulum kbk dan ktsp,, apakah kurikulum termasuk metode ?? jelaskan

    BalasHapus
    Balasan
    1. wassalamu'alaikum
      langsung saja ya, kalau menurut saya, kurikulum kbk maupun ktsp itu bukan sebuah metode, namun di dalam kurikulum tersebut terdapat tata cara bagaimana seharusnya pembelajaran dilaksanakan. Kan di dalam kurikulum pasti terdapat konsep atau hal-hal yang mengatur bagaimana kegiatan belajar mengajar itu dilaksanakan. Jadi yang dikatakan sebagai metode itu adalah tatacara yang ada di dalam kurikulum, bukan nama dari kurikkulum tersebut.

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus